Disusun Oleh :
Desti Wijayanti, dr
Muhammad Zikri, dr
Puteri Fadillah Zahra, dr
Tiara Azhariadne, dr
Wulandari Ramadiyani, dR
Pendamping :
Wiwit Yuliawati Enden Wulung, dr
PUSKESMAS DAGO
KECAMATAN COBLONG, JAWA BARAT
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui adakah hubungan permasalahan sampah dengan
pengetahuan masyarakat tentang pemilahan dan pengelolaan sampah
organik dan anorganik di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota
Bandung
2. Tujuan Khusus
a. Menjadikan pemilahan dan pengelolaan sampah organik dan
anorganik sebagai salah satu pemecahan masalah sampah di
Kelurahan Dago.
b. Memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pemilahan dan pengelolaan sampah organik dan anorganik,
sehingga kedepannya masyarakat dapat memanfaatkan sampah
sebagai barang yang bernilai ekonomis.
1.3 Manfaat
1. Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat serta meningkatkan
kesadaran akan pentingnya perilaku masyarakat yang dapat menurunkan
permasalahan sampah di Kelurahan Dago.
2. Puskesmas
Mengurangi angka kejadian penyakit yang timbul akibat
permasalahan sampah di wilayah kerja puskesmas Dago dan peningkatan
perilaku masyarakat yang dapat memilah dan mengelola sampah organik
dan anorganik
3. Pribadi
Meningkatkan pengetahuan mengenai pemilahan dan pengelolaan
sampah organik dan anorganik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Sampah institusional
Sampah ini terdiri atas sampah hasil aktivitas institusi seperti sekolah,
rumah sakit, pusat pemerintahan, universitas, penjara, kantor polisi dan
sebagainya. Umumnya jenis sampah yang dihasilkan seperti pada daerah
komersial.
7. Sampah industri
Sampah ini terdiri dari sampah hasil aktivitas pabrik, konstruksi, industri
berat, industri ringan, instalasi kimia, pusat pembangkit tenaga listrik, dan
sebagainya yang menghasilkan limbah industri yang telah diproses. Selain itu,
sampah non industri hasil aktivitas manusia dalam kawasan industri yang
sampahnya sama dengan sampah permukiman juga termasuk ke dalam sampah
yang bersumber dari industri.
2. Minimasi
Minimasi sampah dapat dilakukan dengan cara menggunakan produk
dengan kemasan yang dapat digunakan ulang, menggunakan produk sistem refill
dan memilah sampah daur ulang.
6. Pembuangan akhir
Tingkat hirarki terendah dalam penanganan sampah konvensional adalah
pembuangan akhir. Pada hirarki ini, sampah dianggap tidak memiliki nilai dan
harus dibuang atau dimusnahkan. Apabila kegiatan pengelolaan sampah berfokus
pada hirarki yang lebih tinggi, maka biaya yang dibutuhkan akan semakin rendah.
Jumlah sampah yang setiap tahun semakin meningkat membuat pengolahan
sampah perlu difokuskan pada hirarki yang lebih tinggi, yaitu pada kegiatan 3R
(reduce, reuse, recycle).
2.3 Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah merupakan salah satu proses penanganan sampah
mulai dari sumber atau tempat pewadahan penampungan sampah sampai ke
Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS yang digunakan biasanya container
kapasitas 10 m3, 6 m3, 1 m3, transfer depo, bak pasangan batu bata, drum bekas
volume 200 liter dan lain-lain. Pengambilan sampah dilakukan tiap periodisasi
tertentu berdasarkan waktu pembusukan yaitu kurang lebih setelah berumur 2
hingga 3 hari sehingga pengumpulan sampah dilakukan maksimal 3 hari sekali.
Secara operasional, pengumpulan sampah dapat dilakukan secara langsung
maupun secara tidak langsung.
2. Sistem langsung
a. Pengumpulan individu langsung
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan menurut Newcomb, sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sehingga berdasarkan pengertian diatas, sikap bersifat
tertutup dan merupakan predisposisi perilaku seseorang terhadap suatu stimulus.
Terdapat beberapa tingkatan sikap yakni:
1) Menerima. Menerima diartikan bahwa seorang mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan.
2) Menanggapi. Menanggapi diartikan apabila seseorang memberikan
jawaban atau tanggapan terhadap obyek yang dihadapkan.
3) Menghargai. Menghargai diartikan seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap suatu objek seperti mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah.
4) Bertanggung jawab. Seseorang pada tingkatan ini harus berani mengambil
risiko apabila ada orang lain yang mencemooh ataupun risiko lainnya.
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati dari luar.
BAB III
METODE PENELITIAN
Rendahnya
MAN ketaatan MONEY METHOD
masyarakat
terhadap PHBS
Keterangan:
E : Efektivitas
B : Biaya yang diperlukan
KU : Keuntungan
KR : Kerugian
O : Onset yang diharapkan
D : Durasi yang diharapkan
PS : Penerimaan sosial
KP : Komitmen politis
Kriteria: 1 = Sangat rendah, 2 = Rendah, 3 = sedang, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi
Jumlah peserta yang diikutkan dalam penelitian ini adalah 24 orang, dengan
kriteria sebagai berikut:
Jumlah peserta wanita lebih banyak karena kuesioner dibagikan kepada kader
perwakilan setiap RW.
22 0 2
0 0 0 0 24
Tabel 4.9. Yang tidak termasuk cara mengelola sampah dengan cara
memanfaatkan
Memanfaatkan gelas Menghindari
Baju bekas bisa
plastik untuk tempat tas plastik pada
diberikan orang lain
pembibitan tanaman saat berbelanja
0 8 16
Tabel 4.10 Cara mengelola sampah dengan teknik daur ulang
Mengelola sampah
Memperbaiki
organik menjadi Vulkanisir ban
sepatu yang rusak
kompos
23 1 0
Tabel 4.11 Tidak termasuk cara mengelola sampah dengan teknik daur ulang
Mengolah gabus Styrofoam Mengolah/memanfaatkan Baju bekas bisa
menjadi pot tanaman, kaca menjadi aneka diberikan kepada
batako bentuk benda seni orang lain
1 0 23
Tabel 4.12 Distribusi sikap mengubur barang-barang dan kaleng bekas jika
keberadaannya sudah sangat mengganggu kebersihan lingkungan
Kurang Tidak
Setuju
setuju Setuju
17 1 6
Tabel 4.13 Distribusi sikap Setiap rumah tangga tidak harus mempunyai tempat
untuk pembuangan sampah
Kurang Tidak
Setuju
setuju Setuju
1 0 23
Tabel 4.14 Distribusi sikap Sampah yang masih bisa dipakai tidak dibuang akan
tetapi memanfaatkan kembali
Kurang Tidak
Setuju
setuju Setuju
23 2 0
Tabel 4.15 Distribusi sikap Setiap rumah tangga tidak harus melakukan
pemisahan sampah
Kurang Tidak
Setuju
setuju Setuju
1 4 19
24 0 0
A. Tujuan
1. Mengetahui adakah hubungan permasalahan sampah dengan
pengetahuan masyarakat tentang pemilahan dan pengelolaan sampah
organik dan anorganik di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota
Bandung
2. Menjadikan pemilahan dan pengelolaan sampah organik dan anorganik
sebagai salah satu pemecahan masalah sampah di Kelurahan Dago.
3. Memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pemilahan dan pengelolaan sampah organik dan anorganik,
sehingga kedepannya masyarakat dapat memanfaatkan sampah sebagai
barang yang bernilai ekonomis.
B. Sasaran
Masyarakat di Kelurahan Dago yang berdasarkan hasil MMD memiliki
permasalahan utama yaitu masalah sampah.
C. Metode
1. Penyuluhan tentang pemilahan dan pengelolaan sampah dalam bentuk:
a. Presentasi secara langsung dengan LCD.
b. Pembagian print-out berisi tentang cara pemilahan dan pengelolaan
sampah serta cara bercocok tanam secara organik.
2. Evaluasi hasil penyuluhan
a. Evaluasi tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat sebelum dan
sesudah penyuluhan dengan pengisian kuisioner..
b. Evaluasi berkala mengenai PHBS melalui kegiatan SWD-MMD.
D. Materi
1. Memberikan penyuluhan kepada kader-kader dan tokoh masyarakat
mengenai cara pemilahan dan pengolaan sampah serta cara bercocok
tanam secara organik.
E. Pelaksana
1. Petugas Puskesmas Dago yang bekerja sama dengan program lain,
seperti Promkes, Kesling dan lain-lain.
2. Petugas puskesmas yang bekerja sama dengan kader dan tokoh
masyarakat desa.
G. Biaya
Biaya diperoleh dari Biaya Operasional Kesehatan.
BAB VI
HASIL KEGIATAN
A. Persiapan
Sebelum melakukan penyuluhan, selain berkoordinasi dengan team
puskesmas, dilakukan pula koordinasi dengan kader dan perwakilan karang
taruna Kelurahan Dago mengenai rencana pelaksanaan penyuluhan mengenai
permasalahan sampah. Kegiatan penyuluhan ini merupakan tindak lanjut dari
hasil SMD dan MMD Kelurahan Dago yang dilaksanakan pada tanggal 6
Februari 2018. Persiapan lain yang dilakukan yaitu menyiapkan materi
presentasi berupa power point, dan menyiapkan tempat.
B. Pelaksanaan
Acara penyuluhan mengenai Pemilahan dan Pengolahan sampah organik
dan anorganik dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 September 2018
bertempat di Aula Kantor Kelurahan Dago. Acara ini dimulai pukul 09.00
hingga 11.30 diikuti oleh ± 24 perwakilan kader dan karang taruna di
Kelurahan Dago.
Kegiatan penyuluhan dibuka oleh dr. Desti (Dokter Internsip Puskesmas
Dago) dan penyuluhan disampaikan oleh perwakilan dari Komunitas 1000
kebun. Dilakukan juga pembagian kuesioner pre-penyuluhan ke kader dan
perwakilan karang taruna untuk menilai sejauh mana pengetahuan warga
mengenai pemilahan dan pengolahan sampah organik dan anorganik, yang
nantinya digunakan juga untuk evaluasi hasil dalam menilai tingkat
pengetahuan mengenai pemilahan dan pengolahan sampah organik dan
anorganik post penyuluhan.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian isi penyuluhan menggunakan
media power point dan LCD, yang isinya antara lain :
1. Pengertian sampah
2. Jenis-jenis sampah
3. Pemilahan dan pengolahan sampah organik
4. Cara bertanam secara organik
Selama proses penyuluhan, seluruh peserta tampak antusias dan
kooperatif. Dibuktikan pula setelah penyuluhan, beberapa peserta penyuluhan
mengajukan pertanyaan mengenai pemilahan dan pengolahan sampah organik
dan anorganik serta cara bertanam organik. Setelah selesai penyuluhan,
dibagian lagi kuesioner untuk mengevaluasi hasil penyuluhan terhadap
tingkat pengetahuan warga mengenai pemilahan dan pengolahan sampah
organik dan anorganik.
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir dalam penyuluhan berjumlah ± 24 orang dari total 26
orang yang diundang pada acara ini. Hal ini membuktikan bahwa
tidak semua peserta yang diundang mengikuti penyuluhan,
disebabkan karena beberapa peserta memiliki kesibukan lain yang
tidak bisa ditinggalkan. Namun untuk menyiasati hal tersebut,
setelah selesai melakukan penyuluhan, kami juga memberikan
informasi bahwa print-out materi penyuluhan dapat diambil di
Puskesmas untuk kemudian disebarkan kepada warga disekitar
tempat tinggalnya.
b. Peran team Puskesmas Dago dan Dokter Internsip Puskesmas Dago
sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran dan tugas masing-
masing
c. Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang direncanakan, yaitu presentasi power point, LCD,
pengeras suara dan laptop. Penggunaan bahasa dan cara
penyampaian materi telah disesuaikan sehingga lebih mudah
dipahami oleh peserta
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung hari Sabtu tanggal 15
September 2018, dimulai tepat waktu pukul 09.00 dan berakhir
pukul 11.30
b. Kegiatan berjalan lancar sesuai dengan recana dan kontrak yang
telah disepakati
c. Seluruh peserta penyuluhan tampak antusias selama kegiatan, penuh
perhatian dan aktif mengajukan pertanyaan
d. Seluruh peserta mengikuti rangkaian acara penyuluhan hingga akhir
acara ditutup
3. Evaluasi Hasil
Pengetahuan warga mengenai pemilahan dan pengolahan sampah
meningkat. Hal ini dibuktikan dengan kuesioner pre dan post
penyuluhan, didapatkan peningkatan hasil.
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
Kelurahan Dago merupakan salah satu kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Dago yang memiliki permasalahan utama berupa masalah sampah
yang menumpuk di sekitar lingkungan warga. Oleh karena itu, dilakukan
identifikasi penyebab masalah dengan metode diagram tulang ikan.
Berdasarkan daftar penyebab masalah, dilakukan scoring dengan metode
matrikulasi untuk menentukan prioritas masalah. Dari scoring tersebut, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pemberian penyuluhan mengenai cara pemilahan
dan pengelolaan sampah kepada masyarakat merupakan prioritas utama
dalam alternatif pemecahan masalah untuk menambah pengetahuan dan
menggerakkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah
yang dapat dimulai dari skala rumah tangga.
Dengan adanya alternatif pemecahan masalah di atas, diharapkan mampu
mengurai masalah sampah di Kelurahan Dago.
B. Saran
1. Memaksimalkan peran kader dan tokoh masyarakat dalam rangka
memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Misalnya dengan
melakukan penyuluhan secara rutin pada kegiatan kemasyarakatan
(arisan, posyandu, kumpulan remaja, dan lain-lain)
2. Menggandeng tokoh masyarakat dan perangkat desa dalam rangka
melakukan pemeriksaan dan penilaian berkala terhadap ketaatan warga
kepada PHBS.
3. Menggerakkan partisipasi masyarakat. Sebagai contoh kegiatan Gerakan
Pungutan Sampah untuk mengurangi timbunan sampah di sekitar
lingkungan masyarakat Kelurahan Dago.
4. Puskesmas sebaiknya bekerjasama dengan lintas sektor seperti aparat
kelurahan, tokoh masyarakat dan LSM agar program pengelolaan sampah
dapat terus berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA