PENDAHULUAN
1
2
diperoleh masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah menjadi kerajinan yang
dapat dijual. Seperti tas, dompet, bantal dan lain sebagainya.11
Pembangunan masyarakat akan berhasil dengan baik apabila warga
masyarakat suatu negara turut berpartisipasi dalam mencapai tujuan pembangunan
dengan mendayagunakan potensi-potensi yang dimiliki baik potensi fisik maupun
non fisik. Potensi dalam diri masyarakat sangatlah penting untuk diaktualisasikan dan
dikembangkan karena masyarakat merupakan subjek pembangunan.Pemberdayaan
masyarakat diarahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki individu dan
masyarakat serta mewujudkan kemandirian masyarakat sehingga memungkinkan
masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembangunan.Pemberdayaan masyarakat
adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya
untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.Pemberdayaan masyarakat telah banyak dilaksanakan oleh
pemerintah maupun swasta yang ditujukan untuk individu atau sekelompok
masyarakat miskin, salah satunya melalui program-program kecakapan hidup (life
skills). Dengan diberikannya program-program kecakapan hidup, diharapkan dapat
mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan memandirikan masyarakat sehingga
masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bergantung lagi pada
pemerintah maupun pihak lain. Namun pada kenyataannya, usaha pengentasan
kemiskinan bukanlah hal yang mudah. Banyak program pemerintah untuk
mengentaskan kemiskinan yang belum tepat sasaran sehingga angka kemiskinan di
Indonesia tidak turun secara signifikan.2
Manusia sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat mempunyai
kebutuhan yang bersifat individual maupun kolektif, sehingga selalu ada upaya untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Aktivitas manusia dalam upaya mengelola sumber
daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya semakin beragam seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi. Setiap aktivitas manusia
1
Prof.Enri Damanhuri dan Dr. Tri Padmi, Pengelolaan Sampah, Bandung Tahun 2010, h. 8-9.
2
Eka Sri Hastuti, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah, 2015 h.1.
3
baik secara pribadi maupun kelompok, baik di rumah, kantor, pasar, sekolah, maupun
dimana saja pasti menghasilkan sampah.
Sampah didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak
dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Sampah
sebagai hasil sampingan kegiatan manusia kini jumlah dan variasinya semakin
meningkat yang menimbulkan permasalahan yang sangat kompleks. Kuantitas
sampah semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan
semakin bervariasinya sampah disebabkan oleh semakin beragamnya aktivitas
penduduk. Apabila sampah tidak ditangani secara tepat, eksistensi sampah di alam
akan berdampak negatif bagi lingkungan di sekitarnya. Dampak negatif sampah
berpengaruh pada penurunan nilai estetika lingkungan, polusi udara, kontaminasi dan
penyumbatan saluran air, serta 3 menjadi sumber penyakit. Oleh karena itu perlu
adanya pengelolaan sampah yang tepat untuk mengantisipasi dampak negatif
sampah.3
Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya pasti tidak terlepas dengan
adanya sampah, karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas
manusia, hasil-hasil dari organisme ataupun hasil proses alamiah. Seiring
berkembangnya waktu, populasi manusia semakin bertambah dan perkembangan
teknologi pun semakin canggih sehinggabanyak menghasilkan sampah dalam
berbagai macam, seperti hasil-hasil produksi dari berupa sampah rumah tangga
maupun sampah berupa limbah pabrik yang mengandung zat-zat kimia berbahaya
bagi kesehatan manusia maupun lingkungan sekitar. Apalagi jika sampah-sampah
tersebut tidak terkelola dengan baik dapat mencemari lingkungan, mengganggu dan
merusak ekosistem, dan akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Meningkatnya aktivitas masyarakat seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi
yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan semakin
terasa dampaknya terhadap lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan secara terus
3
Eka Sri Hastuti, pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah, 2015 h.1-
3.
4
4
Adiasa, M. dkk 2009. Manajemen Pengangkutan Sampah Di Kota Amlapura.Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil, h.120-135.
5
Wati Hermawati, dkk 2015. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah di Perkotaan, h. 38
5
kendaraan karena jalan yang menghubungkan antara desa ini dengan ibu kota
kecamatan seluruhnya jalan aspal. Demikian pula jalan yang menghubungkan antara
satu dusun dengan dusun yang lainnya pada desa ini adalah jalan aspal. Mudahnya
dijangkau desa ini, selain karena dukungan sarana dan prasarana trasportasi yang
memang memadai juga karena lokasinya relatif dekat dari Ibu Kota Kabupaten Gowa.
Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa
yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang
sehat. Dari aspek persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang
akan dapat dicapai bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari
lingkungan permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya. Persoalan
lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah perkotaan adalah
masalah sampah Salah satu bentuk usaha penanganan masalah peningkatan volume
sampah di Desa Mulyoagung dilakukan melalui Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST).
Upaya pembangunan desa yang di tujukan untuk mengoptimalkan potensi
desa dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan, salah
satu langkah yang dapat di jalankan dalam mengoptimalkan pembangunan desa
adalah memalui upaya pemberdayaan masyarakat desa. Melalui proses
pemberdayaan, masyarakat di latih untuk mengembangkan diri dan lingkungannya.
Kalaupun ada bantuan pihak dari luar dala proses pemberdayaan, makah pihak
tersebut merupakan fasilitator yang membantu mengantarkan masyarakat yang
kurang berdayah menjadi lebih berdayah.Pendampingan merupakan salah satu
langkah penting yang perlu dilakukan untuk percepatan pencapaian kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat. Kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dapat dicapai
diantaranya melalui peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,
kemampuan, kesadaranPserta memanfaatkan sumber daya sesuai dengan esensi
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.6
6
Yogi Pasca Pratama, SE., ME dkk 2018, Pemberdayaan dan pembangunan desa h.
41-42
6
c. Pengelolaan Sampah
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang
hasil aktifitas manusia maupun proses alam. Keberadaan sampah di masyarakat
menjadi permasalahan klasik yang tidak mendapatkan perhatian, baik dari masyarakat
maupun pemerintah. Maka perlu adanya pengelolahan sampah sehingga sampah-
sampah dapat digunakan Kembali atau dapat memiliki harga, sehingga penting
adanya pengelolahan sampah karena memliki dampak yang baik masyarakat dan juga
lingkungan. Oleh karena itu demi meningkatkan proses pengelolahan sampah maka
perlu inovasi pengelolahan sampah. Supaya masyarakat dapat mengelolah sampah
dengan baik dan maksimal. Masyarakat memiliki peranan penting dalam pengelolaan
sampah rumah tangga, karena pada hakikatnya sampah dihasilkan oleh masyarakat itu
sendiri.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian yang telah dipaparkan, Pokok permasalahan ini
akan dibahas secara terperinci ke dalam beberapa sub permasalahan :
1) Bagaimana bentuk inovasi pengelolahan sampah dalam pemberdayaan
masyarakat di desa Panciro?
2) Apa saja faktor penghambat dan Faktor pendukung dalam inovasi
pengelolahan sampah di desa Panciro?
D. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu dapat digunakan oleh peneliti sebagai bahan acuan dan
perbandingan. Selain itu juga dapat menghindari anggapan kesamaan dengan
penelitian ini. Peneliti dicantumkan oleh penulis adalah pemberdayaan masyarakat
berbasis inovasi dalam pengelolaan sampah di desa Panciro kecematan Bajeng. Dan
masalah ini memang sudah banyak dikaji oleh peneliti-peneliti lainnya seperti skripsi
yang berjudul:
1. Ahmad Bagus Arjuna, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Inovasi Pengelolaan
Sampah(Studi Di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Pakusari Kabupaten Jember)
8
9
Pitri Nurhidayah Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah di Dusun Serut,
Desa Palbapang, Kecematan Bantul, Kabupaten Bantul, skripsi: program Studi Ilmu Pengetahuan
Sosial, Universitas Negri Yogyakarta, tahun 2017.
10
11
12
percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain transfer daya dari
lingkungan.10
2. Tujuan dan Fungsi Pemberdayaan
Sebagai suatu kegiatan yang berproses, maka seharusnya program/kegiatan
pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat mengangkat kehidupan masyarakat
sebagai kelompok sasaran menjadi lebih sejahtera, berdaya atau mempunyai kekuatan
dalam memenuhi kebutuhan hidup yang utama, dan pada akhirnyamenciptakan
kemandirian dalam masyarakat. Tentunya kemandirian yang dimaksud tidak hanya
dari aspek ekonomi saja, tetapi juga secara sosial, budaya, hak bersuara/berpendapat,
bahkan sampai pada kemandirian masyarakat dalam menentuan hak-hak politiknya.
Masyarakat sudah dapat memahami dan menentukan sendiri hak politiknya dalam
memilih calon pemimpin (level daerah dan nasional) yang terbaik, maupun dalam
memilih calon anggota legislatif sebagai wakil rakyat. Masyarakat tidak lagi merasa
takut karena adanya tekanan dari pihak-pihak tertentu dalam menetukan pilihan,
maupun karena adanya iming-iming/janji-janji yang hanya bersifat lip service atau
sekedar retorika, atau menentukan pilihan karena adanya sogokan dalam bentuk
apapun (sembako, uang, sandang dll). Pada akhirnya tujuan akhir yang diharapkan
dari suatu program/kegiatan pemberdayaan adalah terciptanya kemandirian
masyarakat dalam menentukan pilihan yang terbaik bagi mereka.
Tujuan utama Pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat,
khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi
internal (persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (ditindas oleh
struktur sosial yang tidak berlaku adil). Untuk melengkapi pemahaman tentang
pemberdayaan perlu diketahui tentang konsep kelompok lemah dan penyebab
ketidakberdayaan yang mereka alami. Beberapa kelompok yang dapat dikategorikan
sebagai kelompok lemah atau tidak berdaya, seperti kelompok: Lemah secara
struktural, yaitu lemah secara kelas (masyarakat yang kelas sosial ekonominya
10
Ruth Roselin E. Nainggolan dan Dedeh Maryani, Pemberdayaan masyarakat, 2019.h.1
13
11
Roza Linda, Jurnal Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Melalui Daur Ulang Sampah Plastik,
Vol 12, No 1 2016.
14
13
Eka Sri Hastuti, Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah sayuti melik,
Dusun Kadilobo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Paken, Kabupaten Sleman, Tahun 2015, h. 16-17
16
14
Ir. Hendrawati Hamid, M.Si, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat, 2018, h.17-18
17
Salah satu aspek permasalahan yang dihadapi masyarakat tuna daya adalah
permodalan. Lambannya akumulasi kapital di kalangan pengusaha mikro, kecil, dan
menengah, merupakan salah satu penyebab lambannya laju perkembangan usaha dan
rendahnya surplus usaha di sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Usaha
pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi melalui aspek permodalan ini adalah
dengan pemberian bantuan modal dengan tujuan tidak menimbulkan ketergantungan
masyarakat. Pemecahan aspek modal ini dilakukan melalui penciptaan sistem yang
kondusif baru usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah untuk mendapatkan
akses di lembaga keuangan
b. Bantuan pembangunan prasarana
Usaha mendorong produktivitas dan tumbuhnya usaha, tidak akan memiliki arti
penting bagi masyarakat, kalau hasil produksinya tidak dapat dipasarkan, atau dapat
dijual hanya dengan harga yang sangat rendah. Oleh sebab, itu komponen penting
dalam usaha pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi adalah pembangunan
prasarana produksi dan pemasaran. Tersedianya prasarana pemasaran dan atau
transportasi dari lokasi produksi ke Pasar, akan mengurangi rantai pemasaran dan
pada akhirnya akan meningkatkan penerimaan petani dan pengusaha mikro,
pengusaha kecil, dan pengusaha menengah. Artinya, dari sisi pemberdayaan ekonomi,
maka proyek pembangunan prasarana pendukung Desa tertinggal, memang strategis.
c. Bantuan pendampingan
Pendampingan masyarakat tunadaya memang perlu dan penting. Tugas utama
pendampingan ini adalah memfasilitasi proses belajar atau refleksi dan menjadi
mediator untuk penguatan kemitraan baik antara usaha mikro, usaha kecil, maupun
usaha menengah dengan usaha besar.
d. Penguatan kelembagaan
Pemberdayaan ekonomi pada masyarakat lemah, pada mulanya dilakukan
melalui pendekatan individual. Pendekatan individual ini tidak memberikan hasil
18
yang memuaskan. Oleh sebab itu pendekatan yang dilakukan sebaiknya dengan
pendekatan kelompok. Alasannya adalah, akumulasi kapital akan sulit dicapai di
kalangan orang miskin, oleh sebab itu akumulasi kapital harus dilakukan bersama-
sama dalam wadah kelompok atau usaha bersama. Demikian pula dengan masalah
distribusi, orang miskin mustahil dapat mengendalikan distribusi hasil produksi dan
input produksi, secara individual. Melalui kelompok, mereka dapat membangun
kekuatan untuk ikut menentukan distribusi.15
B. Konsep Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan
istilah ilmiah, saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai
prasarana agar warganya dapat saling berinteraksi. Negara modern misalnya,
merupakan kesatuan manusia dengan berbagai macam prasarana, yang memungkinkan
para warganya untuk berinteraksi secara intensif, dan dengan frekuensi yang tinggi.
Suatu negara moderen mempunyai suatu jaringan komunikasi berupa jaringan jalan
raya, jaringan jalan kereta api, jaringan perhubungan udara, jaringan telekomunikasi,
sistem radio dan televisi, berbagai macam surat kabar di tingkat nasional, suatu
sistem upacara pada hari-hari raya nasional dan sebagainya. Negara dengan wilayah
geografis yang lebih kecil berpotensi untuk berinteraksi secara intensif daripada
negara dengan wilayah geografis yang sangat luas. Tambahan pula bila negara
tersebut berupa kepulauan, seperti halnya negara kita.
Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat adalah
pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas
kesatuan itu. Lagi pula, pola itu harus bersifat mantap dan kontinyu, dengan perkataan
lain, pola khas itu harus sudah menjadi adat istiadat yang khas. Dengan demikian,
suatu asrama pelajar, suatu akademi kedinasan, atau suatu sekolah, tidak dapat kita
sebut masyarakat, karena meskipun kesatuan manusia yang terdiri dari murid, guru,
15
Dr. Sri Handini. Mm dkk, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Surabaya, 12 November 2019,
h. 8-9
19
pegawai administrasi, serta para karyawan lain itu terikat dan diatur tingkah lakunya
oleh berbagai norma dan aturan sekolah dan lain-lain, tetapi sitem normanya hanya
meliputi beberapa sektor kehidupan yang terbatas saja. Sedangkan sebagai kesatuan
manusia, suatu asrama atau sekolah itu hanya bersifat sementara, artinya tidak ada
kontinuitasnya.
Istilah masyarakat adalah istilah umum bagi suatu keatuan hidup manusia, dan
karena itulah bersifat luas daripada istilah komunitas. Masyarakat adalah semua
kesatuan hidup manusia yang bersifat mantap dan terikat oleh satuan adat-istiadat dan
rasa identitas bersama, tetapi komunitas bersifat khusus karena ciri tambahan ikatan
lokasi dan kesadaran wilayah tadi.16
2. Masyarakat Sebagai Kategori Sosial
Kategori Sosial masyarakat sebagai suatu kelompok manusia yang sangat
umum sifatnya, mengandung kesatuan-kesatuan yang sifatnya lebih khusus, tetapi
belum tentu mempunyai syarat pengukat yang sama dengan suatu masyarakat.
Kesatuan sosial yang tidak mempunyai syarat pengikat itu serupa dengan
“kerumunan” atau crowd yang telah kita pelajari pada sebelumnya, tidak mempunyai
sifat-sifat masyarakat. Kesatuan sosial itu adalah kategori sosial.
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu
ciri atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia-
manusia itu. Ciri-ciri objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak dari luar kategori
sosial itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan, dengan suatu maksud praktis
tertentu. Dengan demikian, tidak hanya pemerintah suatu negara atau pemerintah
suatu kota saja yang dapat mengadakan berbagai macam penggolongan seperti itu
terhadap warga masyarakat, tetapi seorang peneliti untuk keperluan analisisnya dapat
juga misalnya mengadakan berbagai macam penggolongan terhadap penduduk dari
masyarakat yang menjadi objek penelitiannya tanpa disadari oleh mereka yang
bersangkutan.17
16
Eko Handoyo dkk, Studi Masyarakat Indonesia 2015, h. 1-3
17
Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd. Jurnal, Manusia sebagai mahluk sosial 2017, h. 1
20
C. Konsep Inovasi
1. Pengertian Inovasi
Dalam hidup, tentu kita menginginkan sesuatu yang berkembang. Sebab hidup
yang stagnan dan itu-itu saja akan membosankan. Maka dari itu, ada kalanya kita
butuh sesuatu yang baru dan menantang. Sesuatu yang baru tersebut bisa kita sebut
dengan inovasi. Dalam kehidupan, ada banyak sekali inovasi yang bisa diterapkan.
Baik dalam hal pendidikan, bisnis, bermasyarakat, atau dalam bidang lainnya. Inovasi
akan sangat dibutuhkan demi memperoleh sesuatu yang baru dan lebih baik. Jika
ingin mempelajari pengertian inovasi lebih banyak, maka dalam artikel ini akan
dijelaskan tentang hal tersebut. Jadi, simak artikelnya sampai selesai supaya
mendapatkan insight tentang apa itu inovasinya. Inovasi merupakan sesuatu yang
baru dan belum ada secara umum. Inovasi ini sendiri sangat identik dengan anak
muda. Sebab jiwa muda masih menyimpan banyak energi dan pemikiran. Dengan
begitu, banyak hal baru dan unik yang lahir dari para pemuda. Di masa sekarang ini
para pemuda ini lebih dikenal dengan yang namanya generasi milenial.
2. Manfaat Inovasi
Sebagai sesuatu yang dikembangkan dan dibuat baru, inovasi mempunyai
manfaat dan juga tujuan. Seperti pengertian inovasi yang telah dijelaskan di atas,
inovasi merupakan gagasan atau ide yang membutuhkan proses dalam realisasinya.
Dengan begitu, tujuan juga menjadi ciri dari sebuah inovasi. Nah, berikut ini adalah
beberapa manfaat yang didapatkan dari adanya inovasi:
a. Memberikan solusi untuk memecahkan masalah
Salah satu manfaat adanya inovasi adalah mampu menyelesaikan masalah.
Sesuatu yang baru bisa menggantikan hal lama yang dirasa penuh masalah.
Kehadiran ide dan gagasan baru membuat setiap permasalahan yang ada dapat
dipecahkan dengan baik. Apalagi untuk masalah produk, jika ada produk lama yang
sudah tak bisa dipasarkan, inovasi harus dilakukan guna menarik kembali minat
masyarakat terhadap produk tersebut di pasaran.
b. Meningkatkan produktivitas seseorang
21
3. Bentuk-bentuk Inovasi
Ada beberapa bentuk inovasi yang terdapat dalam berbagai bidang,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Bentuk Inovasi Produk Inovasi yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, baik berupa primer maupun sekunder. Adapun contohnya adalah
18
Prof. Dr. Safaruddin, M.Pd, dkk, Inovasi Pendidikan (suatu analisis terhadap kebijakan
baru pendidikan) September 2012. h. 22-23
22
sisa yang dihasilkan oleh manusia, hewan, bahkan tumbuhan semuanya berpotensi
dianggap sebagai sampah selama tidak digunakan lagi.Sampah juga bisa didefinisikan
sebagai material sisa dari rumah tangga dan produksi industri yang dibuang. Material
sisa tersebut dapat berwujud zat padat, cair, hingga gas. Tidak jarang material seperti
itu adalah bahan utama penyebab pencemaran lingkungan.19
2. Sumber Sampah
a. Permukiman penduduk
Pada permukiman penduduk, sampah dihasilkan oleh beberapa keluarga yang
tinggal di suatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya
cenderung sampah organik, seperti sisa makanan atau jenis sampah lainnya yang
dapat bersifat basah, kering, abu plastik, dan lainnya. Sampah dari permukiman
penduduk disebut juga sampah rumah tangga.
b. Tempat umum dan melakukan kegiatan.
Tempat tersebut mempunyai potensi cukup besar dalam memproduksi sampah,
termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang
dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan, sampah kering, abu, plastik, kertas,
kaleng, dan jenis sampah lainnya. perdagangan Tempat umum adalah tempat yang
dimungkinkan banyaknya orang berkumpul.
c. Sarana pelayanan masyarakat milik, misalnya tempat hiburan umum, pantai,
masjid, rumah sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang
menghasilkan sampah kering dan sampah basah.
d. Industri
Dalam pengertian ini termasuk pabrik-pabrik atau perusahaan dalam melakukan
kegiatan industri yang menghasilkan sampah, baik yang termasuk distribusi ataupun
proses suatu bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari industri biasanya berupa
sampah basah, sampah kering, abu, dan sisa bahan bangunan.
e. Pertanian
19
Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag, pengelolaan sampah dan pengembangan ekonomi kreatif di
kawasan destinasi wisatah pesisir pantai selatan tulungagung Tahun 2020, h. 11
24
Sampah dihasilkan dari daerah pertanian, misalnya sampah dari kebun, kandang,
ladang atau sawah yang berupa bahan makanan pupuk maupun bahan pembasmi
serangga tanaman.20
3. Pengertian Sampah Menurut Aturan yang Berlaku
Pengertian sampah diatur di dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, sampah yang dimaksud yaitu sisa kegiatan sehari-hari manusia
atau sisa proses alam yang dapat berbentuk padat atau semi padat, dapat berupa zat
organik atau organik, dan bersifat bisa terurai atau tidak bisa terurai yang dianggap
tidak berguna dan dibuang ke lingkungan. Sampah atau barang yang dihasilkan dari
kegiatan manusia dan sudah tidak digunakan lagi dalam artian tidak disenangi, tidak
dipakai, ataupun memang ingin dibuang. Sederhananya, benda yang tidak disenangi
dan dibuang ke alam adalah sampah.21
4. Dampak Buruk Sampah
Sampah merupakan permasalahan serius yang sedang dihadapi oleh manusia.
Pasalnya tidak semua sampah bisa terurai secara cepat, bahkan ada yang butuh
ratusan tahun untuk hancur. Sementara itu jumlah sampah terus bertambah setiap
harinya, sehingga ada ketidakseimbangan antara pertambahan dan penguraian.
Apabila dibiarkan terus menerus tanpa tindak lanjut, sampah akan berdampak buruk
bagi kehidupan. Contohnya adalah sampah yang bertumpuk akan mengeluarkan bau
busuk akibat tidak mengalami degradasi. Bau tersebut sangat mengganggu dan bisa
berakibat fatal bagi lingkungan hingga kesehatan makhluk hidup.
5. Dampak Bagi Kesehatan
Sampah yang sudah bertumpuk dalam waktu lama akan menjadi sarang
perkembangbiakan organisme penyebab penyakit berbahaya. Tidak hanya itu,
makhluk hidup lain yang menyukai tempat kotor juga akan tertarik untuk mendatangi
tumpukan sampah, seperti virus, bakteri, lalat, belatung, bahkan anjing dan kucing.
20
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/abdimas
21
Jovlius Dobiki, Analisis ketersediaan prasarana persampahhan di pulau kumodan pulau
kakara di kabupaten halmahera utara. Jurnal spasial volume 5 nomor 2, 2018. h. 220-221
25
22
Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag, pengelolaan sampah dan pengembangan ekonomi kreatif di
kawasan destinasi wisatah pesisir pantai selatan tulungagung Tahun 2020, h. 12-15
26
25
Nilam S.P. (2016). Analisis Pengelolaan Sampah Padat di Kecamatan Banuhampu
Kabupaten Agam. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas volume 10 nomor 2: h.157-165.
28
26
Faizah (2008), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat, Universitas
Diponegoro, Yogyakarta. Karo, Yessi (2009), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan
Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan, USU, Medan. Murtadho, Djuli, dkk
(1997), Prinsipprinsip Pengelolaan Sampah.
29
demikian, maka sampah dapat diartikan sebagai benda yang tidak disenangi yang
berbentuk padat sebagai hasil dari aktivitas manusia yang secara ekonomi tidak
mempunyai harga atau tidak mempunyai manfaat.27
2. Tujuan Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah yang baik antara sampah organik dan sampah anorganik perlu
digalakkan dan ditaati oleh setiap orang. Selain untuk membuat sisa barang untuk
menjadi kembali berguna dan bermanfaat, tujuan pengelolaan sampah yang teratur
dapat pula mengurangi jumlah sampah yang terus bertambah. Berikut beberapa
manfaat lainnya jika pengelolaan sampah dilakukan dengan baik:
a. Proses daur ulang menjadi lebih mudah
Sampah jenis anorganik yang sulit terurai dapat didaur ulang menjadi benda
yang kembali bermanfaat. Daur ulang sampah ini sebenarnya tidak sulit untuk
dilakukan, namun prosesnya seringkali terhambat karena pemilahan atau pengelolaan
sampah yang dilakukan belum tepat. Oleh karena itu, pengelolaan sampah yang benar
yang dimulai dari setiap rumah tangga dapat betul-betul membantu mempermudah
jalannya proses daur ulang.
b. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat
Sampah yang telah didaur ulang biasanya dapat dijual kembali menjadi bentuk
dan fungsi benda yang berbeda dari sebelumnya. Contohnya sampah sachet kopi
instan yang dapat disulap menjadi tas belanja atau dompet cantik. Masyarakat yang
melakukan proses daur ulang ini secara langsung akan memperoleh keuntungan dari
pengelolaan sampah yang baik hingga proses daur ulang yang mudah dilakukan.
c. Mengubah hidup dan lingkungan menjadi lebih sehat
Hidup dengan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan hal yang penting
dan utama. Pengelolaan sampah yang tepat dengan mengetahui setiap jenis sampah
dan bagaimana cara memilah dan membuangnya dapat memberikan kontribusi yang
27
Faizah (2008), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat, Universitas
Diponegoro, Yogyakarta. Karo, Yessi (2009), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan
Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan, USU, Medan. Murtadho, Djuli, dkk
(1997), Prinsipprinsip Pengelolaan Sampah.
30
positif untuk lingkungan sekitar. Lingkungan yang bersih nantinya akan menjauhkan
kita dari segala jenis penyakit berbahaya, sehingga hidup menjadi lebih sehat dan
terjaga kualitasnya.28
F. Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Al-quran
Konsep pemberdayaan masyarakat sangat sejalan dengan ajaran Islam.Selain
mengajarkan tentang kepatuhan kepada Tuhan, Islam pun mengajarkan agar setiap
manusia memiliki perhatian kepada sesama. Artinya, pemberdayaan masyarakat
merupakan bentuk aktualisasi nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam ajaran
Islam.Pemberdayaan merupakan gerakan tanpa henti sebagai bagian dari perubahan.
Melalui pemberdayaan perubahan masyarakat menuju pada kehidupan yang lebih
baik dapat diaktualisasikan.29
Prinsip perubahan dalam Islam terlukis dalam QS. Ar-Ra’d 13: 11
ت ِّم ۢن َبِنۡي َيَد ۡيِه َو ِم ۡن َخ ۡلِفِه ۦ ۡحَيَفُظ وَنُهۥ ِم ۡن َأۡم ِر ٱِۗهَّلل َّن ٱَهَّلل اَلٞ ُهَلۥ ُم َع ِّقَٰب
َفِإ
ُيَغُرِّي َم ا ِبَقۡو ٍم َح ٰىَّت ُيَغُرِّي وْا َم ا ِبَأنُفِس ِهۗۡم َو َذ ٓا َأَر اَد ٱُهَّلل ِبَقۡو ٖم ُس ٓو ٗء ا َم َر َّد
اَل
ِإ ُهَل ۚۥ َو َم ا َلُهم ِّم ن ُد وِنِه ۦ ِم ن َو اٍل
Terjemahnya:
di malam hari dan yang tampak di siang hari, Allah swt, melalui para malaikat-Nya,
juga mengawasi dengan cermat dan teliti.
Bagi manusia, ada malaikat-malaikat yang selalu menjaga dan mengawasi-
Nya secara bergiliran, dari depan dan dari belakangnya. Mereka menjaga dan
mengawasinya atas perintah Allah swt. Sesungguhnya Allah swt yang Maha Kuasa
tidak akan mengubah keadaan suatu kaum dari suatu kondisi ke kondisi yang lain,
sebelum mereka mengubah keadaan diri menyangkut sikap mental dan pemikiran
mereka sendiri.
Islam memandang masyarakat sebagai sebuah sistem yang individunya saling
membutuhkan dan saling mendukung. Antar individu masyarakat mempunyai
hubungan yang idealnya saling menguntungkan. Kesenjangan dalam hal pendapatan
ekonomi merupakan sebuah potensi yang dapat dimanfaatkan guna memupuk
kerukunan dan silaturahim antar sesama. Islam mendorong pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat dengan berpegang pada 3 prinsip utama; ketiga prinsip itu
adalah Prinsip ukhuwwah, Prinsip ta’awun, dan Prinsip persamaan derajat, Prinsip-
prinsip tersebut akan dijelaskan di bawah ini. Pertama, prinsip ukhuwwah. Ukhuwwah
dalam bahasa arab berarti persaudaraan.31 Prinsip ini menegaskan bahwa tiap-tiap
muslim saling bersaudara, walaupun tidak ada pertalian darah antara mereka. Rasa
persaudaraan menjamin adanya rasa empati dan merekatkan silaturahim dalam
masyarakat.
Rasulullah mengumpamakan umat Islam sebagai sebuah bangunan yang
saling menguatkan satu sama lain.32 Di ayat lain Allah swt berpesan bahwa umat
Islam itu bersaudara hendaknya bersikap saling mencintai, mengasihi dan
menyayangi terhadap sesama layaknya sebuah tubuh, di mana jika ada satu bagian
yang merasa sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur dan merasakan
demam. Prinsip ini berdasarkan pada firman Allah swt QS. Al-Hujurat 49:10
31
Ulfi Putra Sany, Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Al
Qur’an. Jurnal Jurnal Ilmu Dakwah Volume 39 No 1 (2019) h. 34-35
32
Ulfi Putra Sany, Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Al
Qur’an. Jurnal Jurnal Ilmu Dakwah Volume 39 No 1 (2019) h. 35
32
اَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُن ْو َن ِا ْخ َو ٌة َفَاْص ِلُح ْو ا َبَنْي َاَخ َو ْيْمُك َو اَّتُق وا اَهّٰلل َلَع َّلْمُك
ُتْر ُمَح ْو َن
Terjemahannya:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar
kamu mendapat rahmat.” 33
َمْن َنَّفَس َع ْن ُم ْؤ ِم ٍن ُكْر َب ًة ِم ْن ُك َر اِب اُّدل ْنيَا َنْفَس ُهللا َع ْن ُه ُكْر َب ًة ِم ْن
ُك َر اِب َي ْو ِم ْا لِقَياَم ِة َو َمْن َيَرَّس َعىَل ُمْعٍرِس َيَرَّس ُهللا َعَلْي ِه ىِف اُّدل ْنَيا
َو اَاْلِخ َر ِة َو َمْن َس َرَت ُم ْس ِلًم ا َس َرَت ُه ُهللا ىِف اُّدل ْنَيا َو اَاْلِخ َر ِة َو ُهللا ىِف َع ْو ِن
َر َو اُه ُم ْس ٌمِل َعْن َاىِب ُه َر ْيَر. اْلَع ْب ِد َم ا اَك َن ْا لَع ْب ُد ىِف َع ْو ِن َاِخ يِه
“Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah
akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa
meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya
di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan
menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba
selama hamba itu mau menolong saudaranya." (HR. Muslim).
33
Surat Al-Hujurat Ayat 10, orang-orang mukmin itu bersaudara. https://tafsirweb.com/9780-
surat-al-hujurat-ayat-10.
33
dan meneladani sifat Nabi untuk saling tolong menolong terhadap sesama dalam
kehidupan kita.”34
Islam merupakan agama yang menanamkan kepedulian dalam diri
pemeluknya. Kedua, prinsip ta’awun. Allah swt mendorong manusia untuk saling
tolong menolong sesamanya. Allah swt berfirman Kemiskinan merupakan masalah
yang harus diatasi dan menjadi tantangan bagi setiap negara dan masyarakat. Islam
juga memandang kemiskinan sebagai penyakit yang harus disembuhkan. Karena
kemiskinan dekat dengan kekufuran. Salah satu instrumen pengentasan kemiskinan
yang efektif adalah dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Yang dimaksud
dengan pemberdayaan masyarakat adalah cara dan metode yang digunakan individu,
kelompok dan komunitas sehingga mereka menjadi mampu mengelola lingkungan
dan mencapai tujuan mereka sendiri, dan dengan demikian mampu bekerja dan
membantu satu sama lain untuk memaksimalkan kualitas hidup mereka. Dalam Al
Quran terdapat banyak ayat yang membicarakan tema pemberdayaan
masyarakat. Langkah-langkah pemberdayaan sebagaimana disebutkan Al Qur’an
antara lain pengembangan diri yang kontinyu, mendorong program zakat dan infaq,
melakukan pembinaan dan pendidikan ketrampilan bagi masyarakat, dan tidak
melakukan perilaku ekonomi yang dilarang oleh agama seperti menimbun harta
(hoarding) dan monopoli (ihtikar).
Kedua, prinsip ta’awun. Allah SWT mendorong manusia untuk saling
tolongmenolong sesamanya. Prinsip ta’awun atau tolong-menolong ini merupakan
prinsip yang utama dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. Karena
sesungguhnya program pemberdayaan itu adalah sebuah upaya menolong individu
dan masyarakat yang membutuhkan bantuan dan bimbingan. Upaya pemberdayaan
harus dimulai dari rasa kepedulian dan niat menolong individu dan masyarakat yang
membutuhkan. Hal ini berasal dari rasa persaudaraan yang tumbuh dari ikatan
ukhuwwah.
34
Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim No. 4873
34
Prinsip ta’awun atau tolong-menolong ini juga dapat diartikan sebagai sebuah
sinergi antara berbagai pihak yang berkepentingan demi terwujudnya pemberdayaan
yang optimal. Pemberdayaan masyarakat adalah proses kolaboratif, maka hendaknya
seluruh pihak saling membantu demi terwujudnya tujuan bersama. Pemberdayaan
bukanlah tanggung jawab pihak tertentu saja, melainkan tanggung jawab seluruh
pihak terkait. Pemerintah tidak akan mampu menyelesaikan masalah sendiri tanpa
bersinergi dengan pihak lain. Dengan ta’awun, pemerintah, lembaga zakat, para
ulama, organisasi Islam dan berbagai LSM dapat bahu-membahu memadukan
kekuatan finansial, manajemen, sumber daya manusia, metodologi, dan penentuan
kebijakan sehingga tercipta sinergi yang efektif dalam melaksanakan pemberdayaan
dan mengentaskan kemiskinan.35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (prespektif subyek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta dilapangan.36
Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjajahan terbuka
berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara
mendalam. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan menentukan
persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang dibahas dan untuk
menentukan arah penelitian. Kualitas hasil temuan dari penelitian kualitatif secara
35
Ulfi Putra Sany, Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Al
Qur’an. Jurnal Jurnal Ilmu Dakwah Volume 39 No 1 (2019) h.35-36
36
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2018),
h. 11
35
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis pendekatan
komunikasi dan pendekatan kesejahtreaan sosial dalam menjelaskan perspektik
untuk membahas objek penelitian.37
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dimana data diperoleh dan kriteria
38
dalam penelitian kualitatif merupakan data yang pasti. Data yang pasti adalah data
yang sebenarnya sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap,
tetapi data yang mengandung makna balik yang terlihat dan terucap tersebut. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data hasil penelitian yang didapatkan
melalui dua sumber data, yaitu primer dan skunder.
1. Data primer
37
Hasan Shadly, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, (Cet. IX; Jakarta: Bina Aksara,
2012), h. 1
38
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Riineka
Ciipta,2006), h. 129.
36
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh penulis dari lapangan
Data primer/sumber pertama dilapangan dalam penelitian ini adalah bersumber dari
informan yang di anggap relevan di jadikan kunci yaitu masyarakat pengelolah
sampah yang berjumlah lima (5) orang yaitu Dg Tumu, Mansyur, Dg Muntu, Randi,
Muhammad Ahidin Dg Soa, dan Pemerintah Desa selaku pelaksana inovasi
pengelolahan sampah satu (1) Sekretaris Desa Panciro yaitu Ibu Ratna.
3. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber data primer.
merupakan data penunjang yang diperoleh dari literatur, mediamassa, laporan
penelitian, data yang diperoleh dari buku-buku atau referensidan jurnal, koran atau
surat kabar yang memiliki keabsahan dan kevalidan data yang berkaitan dengan
pembahasan yang di jadikan sebagai obyek yang ditelitian.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala, fenomena atau objek yang diteliti. Dalam hal ini objek yang diteliti
pemberdayaan masyrakat berbasis inovasi dalam pengelolaan sampah di Desa
Panciro Kecematan Bajeng. Secara psikologis, observasi disebut pula pengamatan
yang meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat
indra. Penelitian ini menggunaka observasi sistematis yaitu dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan. Cara ini dilakukan penulis berdasarkan
pertimbangan tentang kemampuan penulis dengan objek yang diteliti. Disamping itu
pula dalam melakukan observasi penulis menggunakan alat pendukung guna
mempermudah dan memperlancar kegiatan observasi. Adapun alat yang menunjang
penulis diantaranya pulpen, buku, dan alat perekam guna mempermudah dalam
melakukan kegiatan observasi.
2. Instrumen Wawancara
39
Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Cet IV, Jakarta :
PT. Bumi Aksara, 2001), h. 73
38
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Desa Panciro. Letak dan Luas Wilayah Desa Panciro
terletak 5 Km ke arah Utara dari Kecamatan Bajeng. Desa ini memiliki luas wilayah
seluas ± 1.940 Hektar 795 Meter. Dengan jumlah penduduk Desa Panciro + 6.087
Jiwa.40
Barombong
Desa panciro merupakan hasil pemekaran yang terdiri atas empat dusun yaitu
Bontoramba Selatan. Untuk mencapai desa ini dapat ditempuh dengan menggunakan
berbagai kendaraan karena jalan yang menghubungkan antara desa ini dengan ibu
kota kecamatan seluruhnya jalan aspal. Demikian pula jalan yang menghubungkan
antara satu dusun dengan dusun yang lainnya pada desa ini adalah jalan aspal.
40
Ratna, wawancara, Data Desa Panciro, 11 Juli 2023
40
41
Mudahnya dijangkau desa ini, selain karena dukungan sarana dan prasarana
trasportasi yang memang memadai juga karena lokasinya relatif dekat dari Ibu Kota
Kabupaten Gowa.
Secara geografis Desa Panciro merupakan dataran rendah yang subur, maka
wajarlah jika penggunaan tanah di Desa Panciro didominasi areal persawahan dan
sekolah, pasar dan sebagainya, serta kebun campuran. Iklim Desa Panciro
langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Panciro Kecamatan Bajeng.
2. Keadaan Penduduk
Data pada buku profil Desa Panciro pada tahun 2021 menunjukka bahwa
penduduk Desa Panciro berjumlah + 6.087 Jiwa dengan perincian sebagai berikut:
Jenis Kelamin
No. Nama Dusun Jumlah
Laki-laki Perempuan
Dengan melihat tabel diatas maka dapat diketahui jumlah penduduk Desa
Panciro pada tahun 2021 menunjukkan bahwa berjumlah 6.087 jiwa yang terdiri atas
3.022 jiwa laki-laki dan 3.065 jiwa perempuan yang tersebar pada dusun yang ada di
perempuan adalah 622 sehingga jumlahya 1.231 jiwa. Di Dusun Kampung Parang
jumlah laki-laki adalah 783 sementara perempuan 810 sehingga jumlahnya 1.593
jiwa. Di Dusun Bontoramba jumlah laki-laki adalah 932 sementara perempuan adalah
981 sehingga jumlahnya 1.913 jiwa. Di Dusun Bontoramba Selatan jumlah laki-laki
adalah 698 sementara perempuan adalah 652 sehingga jumlahnya 1.350 jiwa.41
oleh suatu wilayah. Disektor ini, pendidikan tidak hanya diarahkan untuk mencetak
manusia pintar saja, tetapi yang tak kalah pentingnya adalah peningkatan mutu moral
bagi manusia yang bersangkutan seperti keteguhan dan rasa tanggung jawab.
Desa Panciro yang berpenduduk 6.087 jiwa memiliki tingkat pendidikan yang
sangat bervariasi. Mulai dari SD sampai tamat perguruan tinggi. Untuk lebih jelasnya
41
Ratna, wawancara data Penduduk Desa Panciro, 11 Juli 2023
43
Dengan melihat tabel diatas maka dapat diketahui penduduk Desa Panciro
yang berpenduduk 6.087 jiwa memiliki tingkat pendidikan yang sangat bervariasi.
Mulai dari tamat SD, sampai tamat perguruan tinggi. Masyarakat yang tidak sekolah
ataupun tidak tamat SD berjumlah 1.191 orang, masyarakat yang tamat SD 415
orang, yang tamat SLTP 1.624 orang, masyarakat yang tamat SLTA 2.532 orang,
masyarakat yang tamat Diploma 143 orang, masyarakat yang tamat Sarjana 182
orang.42
kurangnya kesadaran masyarakat terutama pihak orang tua pada jenjang pendidikan
anak. Adapun potensi Desa Panciro yang bersifat Sarana Prasarana adalah sebagai
berikut:
b. Pustu = 1 Unit
c. Masjid/Mushalla = 13 Unit
42
Ratna, wawancar, Data Desa Panciro, 11 Juli 2023
44
beragam, ada yang pegawai negeri, pegawai swasta, ABRI, petani dan buruh tani
serta pedagang. Mata Pencaharian Desa Panciro merupakan Desa Pertanian, di Desa
Panciro itu sendiri terdapat banyak lahan sawah sehingga besar kemungkinan
sebagai berikut:
3. Pensiunan/Purnawirawan 70 orang
43
Ratna, wawancara Data Desa Panciro, 11 Juli 2023
45
5. Pedagang/Wiraswasta 50 orang
Dengan melihat tabel diatas maka dapat diketahui penduduk yang bekerja
sebagai petani berjumlah 350 orang, yang bekerja sebagai karyawan, PNS/ABRI
rotan, pot
Desa Panciro
inovasi sangat ditekankan untuk inovasi swasta atau disector Industry. Sedangkan,
44
Ratna, wawancara Data Desa Panciro, 11 Juli 2023
46
inovasi pada sektor public lebih ditekankan pada aspek perbaikan yang dihasilkan
Kemudian seperti yang kita ketahui bahwa inovasi adalah suatu hal yang
sekarang ini sedang memasuki trend, sedangkan inovasi sendiri memiliki pengertian
sebagai kemampuan pemerintah daerah untuk membuat sebuah terobosan baru dalam
kepentingan banyak pihak yang tidak terbatas pada pemeritahan saja, pelaksanaan
perlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan. Hal ini dimaksudkan agar program
tersebut.
Inovasi ini tidak sekedar sebagai sesuatu yang baru, tetapi lebih luas dari itu,
yakni sesuatu yang dinilai baru atau dapat mendorong terjadinya pembaruan dalam
masyarakat atau pada lokalitas tersebut. Pengertian “baru” di sini mengandung makna
bukan sekedar “baru diketahuai” oleh pikiran (cognitive), akan tetapi juga baru
karena belum diterima secara luas oleh seluruh warga masyarakat dalam arti sikap
47
beda dari hasil pemberdayaan yang di lakukan oleh pemerintah setempat, yang akan
yang berbeda, berdasarkan hasil yang dirasakan, berdasarkan apa yang telah apa yang
tertera di atas maka peneliti akan menempatkan informan sesuai apa yang di
dalam mengelolah sampah. Untuk memperkuat teori diatas maka peneliti melakukan
sampah.
Inti dari kegiatan dari pengelolahan sampah, yang dimana kegiatan pelatihan
pengelolahan sampah tersebut ditujukan kepada masyarakat baik itu secara kelompok
atau individu agar mereka dapat memanfaatkan dan mengelolah sampah secara baik
dengan tujuan agar hasilnya terpakai kembali, dapat menghasilakan harga dan bisa
menyatakan bahwa:
45
Ibu Ratna 35 tahun, Sekretaris Desa Panciro, wawancara, Desa Panciro Kabupaten Gowa, 11
Juli 2023
46
Dg Tunru 45 tahun, pengelolah sampah, wawancara, Desa Panciro Kabupaten Gowa 11 Juli
2023.
49
oleh ketua RW, dan Sebagian masyarakat antusias mengikuti pelatihan tersebut.
ulang sampah sehingga dia mendapatkan pengetahuan dalam mendaur ulang sampah
pengumpulan sampah yang berbagai macam sampah lalu dipisahkan sesuai jenis
terhadap informan dalam hal ini ibu ratna terkait pembangunan tempat pengelolahan
47
Dg Muntu, pengelolah sampah, wawancara, Desa Panciro Kabupaten Gowa, 11 Juli 2023
50
“Sejak adanya tempat pengolahan sampah di Desa ini sudah dikatakan sangat
bermanfaat bagi saya dan masyarakat yang lain karna saya dapat melakukan
pengelolahan sampah di tempat ini, sehingga sampah dapat digunakan
kembali atau diuangkan”49
dalam hal ini bapak Dg Muntu 40 tahun dengan adanya bentuk-bentuk pemberdayaan
“Dengan adanya program ini saya punya keterampilan dalam mengelolah atau
daur ulang sampah dan punya penghasilan tambahan dari penjualan sampah
bekas dan kerajinan, awalnya pemerintah memberikan pelatihan daur ulang,
48
Ratna, pemerintah Desa, wawancara, Desa Panciro Kabupaten Gowa, 11 Juli 2023
49
Mansyur (30 tahun), pengelolah sampah, wawancara, Desa Panciro Kabupaten Gowa, 11 Juli
2023
51
3. Pengadaan alat
Alat pres sampah adalah salah satu mesin pengolah sampah plastik yang
berfungsi untuk mengepress berbagai jenis sampah plastik agar menjadi lebih padat
sehingga lebih efisien. Alat press sampah ini dapat digunakan untuk mengepress
beberapa produk seperti sabut kelapa, kardus, kaleng, sampah plastik, dan bahan
lainnya.
50
Dg Muntu (40 tahun), pengelolah sampah, wawancara, Desa panciro Kabupaten Gowa, 11
Juli 2023.
52
alat pres samapah adapun pernyataan dari informan, sebagaimana dikemukakan pihak
“sejak saya bekerja di sarana pengelolahan sampah ini sudah dikatakan sangat
bermanfaat bagi saya karena saya mendapatkan tambahaan pekerjaan dan juga
dan saya sangat bersyukur dengan adanya inovasi pengelolahan sampah yang
dilakukan pemerintah sehingga pemerintah memberikan saya alat atau mesin
pres yang sangat berguna bagi saya dalam mengelolah sampah”.51
sampah dan lebih mudah dalam mengelolah sampah, dan membuat sampah lebih
mudah untuk diangkut atau di pindahkan dengan itu bisa membantu perekonomian
keluarga.
masyarakat lebih berdaya dengan adanya program ini, dan dengan adanya program
51
Dg Muntu (40), Pengelolah sampah, wawancara, Desa Panciro Kabupaten gowa, 11 Juli
2023.
52
Randi, Pengalolah sampah, wawancara, Desa Panciro Kabupaten Gowa, 11 Juli 2023
53
kesehariannya.
terhadap kepala tempat pengolahan sampah (tps) 3r Desa Panciro yakni bapak
“Di TPS 3R di sini telah dilakukan inovasi dari membangun Tempat pengolahan
sampah yang lebih luas dan juga menghadirkan mesin pres sehingga sampah
yang dikumpulkan dari masyarakat bisa dipres dan mudah diangkut ke penjualan
terakhir”.53
Desa Panciro
tindakan, di mana dalam hal ini faktor yang mempengaruhi hasil dari pemberdayaan
53
Muhammad Ahidin Dg Soa, pengelolah sampah, Wawancara, Desa Panciro Kabupaten
Gowa, 11 Juli 2023
54
1. Faktor Penghambat
panciro tidak selalunya berjalan dengan mulus. Tentunya terdapat berbagai hal
masyarakat atau kurang masyarakat ikut serta dalam melaksanakannya sehingga itu
menjadi hambatan dalam melaksanakan kegiatan, maka dari itu sumber daya manusia
yang dirasakan pemerintah dalam inovasi pengelolaan sampah di desa Panciro, adalah
sebagian masyarakat masih kurang peduli terhadap kebijakan pemerintah dalam hal
54
Ibu Ratna, Sekretaris Desa Panciro, wawancara, Desa Panciro Kabupaten Gowa, 11 Juli 2023
55
Batasan dalam anggaran maka dari itu dalam melaksanakan inovasi pengelolahan
terhadap sekretaris desa panciro untuk memperkuat apa yang di kemukakan diatas
maka dari itu peneliti melakukan wawancara kepada ibu Ratna selaku sekretaris desa
pemahaman terhadap kegiatan yang dilakukan namun ketika pemahaman kurang atau
55
Ibu Ratna, Sekertaris Desa Panciro, wawancara, Desa Panciro Kbupaten Gowa, 11 Juli 2023
56
tidak ada pastinya hal itu menjadi suatu hambatan terhadap suksesnya suatu kegiatan.
hambatan dalam memberdayakan masyarakat berbasis inovasi maka dari itu dalam
2. Faktor Pendukung
terlepas dari faktor yang mendukung. Berdasarkan hasil wawancara dapat dijelaskan
dari pihak internal. Adanya dukungan dan partisipasi yang aktif dari para pihak
pemerintah dalam suatu program ini. Adapun faktor yang mendukung kegitatan ini
antara lain adalah dukungan dari kepala dusun, RT, RW, yang senantiasa melakukan
56
Randi, Masyarakat pengelolah sampah, wawancara, Desa Panciro Kabupaten Gowa, 11 Juli
2023
57
sosialisasi terhadap masyarakat, dan juga adanya dukungan dari pihak pemerintah
daerah Gowa.
Tak lepas dari apa yang dipaparkan di atas sebagaimana dari apa yang
diungkapkan ibu sekretaris Desa Panciro dalam hal ini Ibu Ratna menyatakan bahwa:
“Faktor pendukung nya iyalah karena adanya partisipasi dari berbagai pihak
diantaranya dinas lingkungan hidup, kepala Dusun, RT, RW, dan juga
pastinya partisipasi masyarakat desa panciro yang sangat antusias dalam
mengelolah sampah”.57
Tidak hanya dukungan dari pihak pemerintah masyarakat juga ikut serata
hasil yang di dapat. Hal ini di ungkapkan oleh bapak Muhammad Ahidin Dg Soa
57
Ibu Ratna, Sekertaris panciro, wawncara, Desa Panciro Kabupaten Gowa, 11 Juli 2023
58
Muhammad Ahidin Dg Soa, pengelolah sampah, Wawancara, Desa Panciro Kabupaten Gowa,
11 Juli 2023
58
3R Desa Panciro ikut serta dalam sosialisasi kepada masyarakat terkait pelatihan
dibidang pengelolahan sampah dan juga sosialisasi mengenai dampak positif bagi
keluarganya.
Banyaknya volume sampah juga menjadi salah satu faktor pendukung dalam
juga sampah yang bisa dikelolah dan di jual. Maka hal itu mempengaruhi tingkatan
dengan banyaknya volume sampah itu menjadi hal yang meningkatkan pendapatan
59
Muhammad Ahidin Dg Soa, pengelolah sampah, Wawancara, Desa Panciro Kabupaten Gowa,
11 Juli 2023
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas tentang pemberdayaan masyarakat
berbasis inovasi dalam pengelolaan sampah di Desa Panciro. Maka dapat ditarik
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang dijelaskan diatas dapat diusulkan saran yang diharap
59
60
ini.
pengelolahan sampah lebih meningkat lagi. Supaya pengelolah sampah lebih efektif
mendapatkan nilai yang lebih dan berkembang dengan baik, dan juga semua
sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA
Enri Damanhuri dan Dr. Tri Padmi, Pengelolaan Sampah, Bandung Tahun 2010, h.
8-9.
Heidt, V. dan Neef, M. Benefits of Urban Green Space for Improving Urban Climate.
Dalam Ecology, Planning, and Management of Urban Forests International
Perspectives, ed. Margaret M. Carreiro, Yong-Chang Song and Jianguo Wu.
New York: Springer Science+Business Media, LLC, 84-96. (2008).
Hermawati, Pengelolaan Dan Pemanfaatan Sampah di Perkotaan, Yogyakarta:
Plantaxia, 2015.
Ikhsandri. Kajian Infrastuktur Pengolahan Sampah di Kawasan Berkembang
Jakabaring Kelurahan 15 Ulu Kota Palembang.Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan Volume 2 nomor 1, Maret 2014. ISSN: 2355-374X Novrizal,
Muhammad. 2009Soekanto, Soerjono, 2002, Teori Peranan, Jakarta, Bumi
Aksara. (2014).
Kartasasmitha,Ginandjar, Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan
dan Pemerataan, (Jakarta: PT Pusaka Cisendo,1996),
Munandar, M. Soelaiman, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial,
(Bandung: Eresco, t.th).
Ningsih, Shofiati, “Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat”, Studi di Bank
Sampah Gemah Ripah Dusun Badegan, Bantul, Yogyakarta, Skripsi
SarjanaUIN Sunan Kalijaga, 2012.
Noor, Munawar (2011). Pemberdayaan Masyarakat . Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I,
No 2, 2011.
Nur Alhidayatillah, Pemberdayaan Masyarakat Wujud Aktualisasi Dakwah,
http://uin-suka.ac.id/2017/10/19/pemberdayaan-masyarakat-wujud-
aktualisasidakwah-nur-alhidayati, di akses 24 Mei 2023.
Pahlevi, Rezi, pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan Sampah di Dusun
Gambiran Baru oleh WALHI DIY, Skripsi Sarjana UIN Sunan Kalijaga,
2007.
Pahlevi, Rezi, Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan Sampah di Dusun
Gambiran Baru oleh WALHI DIY, Skripsi Sarjana UIN Sunan Kalijaga,
2007.
Pembangun Alternatif: Ragam Prespektif Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat, (Jakarta: Ar Ruzz Media,2007), h 42.
61
62
berbasis inovasi dalam pengelolahan sampah dan faktor yang mempengaruhi dalam
di Desa panciro.
pemerintah desa?
DAFTAR INFORMAN
Nama Pekerjaan
Lampiran-lampiran
68