Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 3. No.

3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

PENANGANAN SAMPAH BERBASIS DESA MELALUI PERAN PEMUDA

Didin Septa Rahmadi¹, Tuty Alawiyah²


Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Abstrak. Pemuda Desa atau Karang taruna sebagai peran sentral dalam penanganan. Studi
pengabdian ini bertujuan untuk memberi stimulus terhadap masyarakat khususnya Karang taruna
sebagai pelaku utama dalam pelestarian lingkungan melalui pengeloaan timbulan sampah pada
masyarakat desa. Dalam proses kegiatan pengabdian kepada masyarakat digunakan metode (1)
Pelaksanaan Focus Group Discussion; (2) pembentukan kader bebas sampah (3) Pemberikan
Pendidikan Pengelolaan Sampah; (4) sosialisasi terhadap kader bebas sampah kemasyarakat. Kegiatan
ini menyimpulkan bahwa Kerjasama seluruh unsur seperti Pemerintah Desa, Badan Perwakilan Desa
dalam penyusunan kebijakan yang bijaksana tentang pengelolaan sampah. Respon masyarakat dalam
aplikasi penanganan timbulan sampah sangat baik, seiring dengan dukungan pemerintah desa terhadap
karang taruna sebagi kader melalui proses sosialisasi yang dilakukan oleh karang taruna dalam tahap
ini berhasil dilaksanakan yang dijalankan secara terbuka berbasis partisipasi masyarakat. Program
tersebut berhasil menciptakan lingkungan yang bersih oleh peran aktif komunitas masyarkat dan para
kader bebas sampah dan merencanakan program pengelolaan sampah yang berkelanjutan melalui bank
sampah.

Kata Kunci: Karang taruna, Desa, Sampah

PENDAHULUAN lingkungan yang bebasis masyarakat dengan


Persoalan lingkungan belakangan ini mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan
tidak bisa lagi terlupakan dalam pelaksanaan kesadaran dan tanggung jawab dalam
pembangunan daerah. Minimnya perhatian pengendalian terhadap kebersihan lingkungan.
terhadap masalah lingkungan dapat menjadi Hal ini dilakukan untuk mewujudkan
penyebab bencana yang memberi dampak keseimbangan dan kelestarian lingkungan
secara langsung dan tidak langsung dalam sebagai salah satu faktor terwujudnya
kurun waktu yang singkat dan panjang. pembangunan berkelanjutan. Partisipasi
Malapetaka bencana yang disebabkan oleh masyarakat dalam mewujudkan tercapainya
sampah, limbah dan lain sebagainya sudah pembangunan yang berkelanjutan, menjadi
sangat sering menjadi pebincangan dalam semakin krusial dikarenakan masyarakat adalah
media, bahkan dapat menjadi perbincangan pelaku utama dalam kegiatan pengelolaan
setiap hari di sekeliling kita. Sebuah sumber daya lingkungan. Oleh karena itu,
keniscayaan hubungan manusia dan lingkungan pembangunan yang berbasis pemberdayaan
yang seimbang merupakan salah satu sumber masyarakat merupakan titik sentral dan salah
kaharmonisan manusia dengan manusia lainnya satu syarat utama bagi keberhasilan upaya
dan dengan penciptaNYA. Semangat perhatian pembangunan lingkungan hidup yang
terhadap lingkungan dapat memberikan berkelanjutan.
sumbangan terhadap isu pembangunan Saat ini, agenda perubahan yang
berkelanjutan yang berhubungan dengan dilakukan pemerintah dan menjadi pusat
pelestarian lingkungan. perhatian adalah pembangunan desa.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan Pembangunan merupakan suatu upaya
lingkungan yang disebabkan oleh sampah yang perubahan yang dilakukakan dengan sengaja
menjadi ancaman terhadap potensi sumber daya untuk mencapai kondisi dan situasi yang lebih
alam, diupayakan sebuah strategi pembangunan baik, dilaksanakan secara sistematis dan

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 131


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 3. No. 3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

bertahap di semua bidang (Ali, 2007:08). Oleh volume sampah akan semakin meningkat setiap
sebab itu, peran serta atau partisipasi harinya.
masyarakat menjadi kunci dalam suksesnya Program pengabdian kepada masyarakat
dalam pelestarian lingkungan. Dengan adalah salah satu upaya dari pemerintah yang
membudayakan semangat kolektivitas atau ke- dilaksanakan oleh perguruan tinggi Universitas
gotong royongan dibutuhkan pula peran aktif Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat untuk
dari perangkat desa, Badan Perwakilan Desa memberi stimulus terhadap masyarakat dalam
(BPD) serta lembaga lainnya di tingkat desa penanganan sampah. Program ini juga,
yang tidak hanya sebatas formalitas, melainkan berperan untuk membiasakan masyarakat agar
kesungguhan dalam menjalankan peran dan setiap saat hidup dalam kebersihan yang salah
fungsinya sebagai actor domokrasi di desa. satunya adalah menangani sampah yang
Kokohnya kedaulatan politik masyarakat desa diproduksinya. Melalui perlibatan steakholders,
sangat bergantung pada kemampuan dan masyarakat, pemuda dan pemangku
kemandirian BPD, karena BPD-lah yang kepentingan lainnya diharapkan program ini
merupakan refresentatif masyarakat desa untuk memberi dampak yang berkelanjutan terutama
berperan sebagai control terhadap pemerintahan dalam pelestarian lingkungan melalui
di desa. Untuk itu, BPD harus menjadi lembaga penanganan sampah dan pengeloahannya
yang independen dan bebas dari intervensi sehingga dapat memberi nilai guna bagi
kekuasaan eksekutif di desa dalam masyarakat sendiri.
melaksanakan komitmen dalam pelestarian Sebagai sasaran dalam program ini adalah
lingkungan. Keberadaan Desa menjadi tumpu Desa yang berada di wilayah Kabupaten.
dalam diskursus tentang lingkungan salah Melalui komitmen bersama antara unsur
satunya adalah sampah. perangkat desa, BPD, Karang Taruna berserta
Sampah merupakan masalah yang rumit steakholders lainnya merupakan salah satu desa
dan tidak bisa terlepas dari kehidupan. Setiap yang optimal dalam menangani sampah.
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan manusia Kegiatan diawali dengan menggali
pasti akan menghasilkan sampah. Proses permasalahan lingkungan, penyusunan
penanganan dan pengelolaan sampah masih peraturan desa tentang pengelolaan, pemberian
menjadi permasalahan yang membutuhkan bimbingan teknis terhadap kader pemuda
keseriusan, biaya dan sumberdaya manusia tentang penanganan sampah, hingga penangan
serta teknologi dalam meminimalisir masalah yang dilakukan pemuda terhadap sampah yang
sampah masih menjadi hambatan. Indonesia berlanjut. Dengan itu, masyarakat Desa
merupakan negara penghasil sampah terbesar berperan aktif pula mendukung program ini
ke 4 (empat), hal ini terkait dengan jumlah bahkan dapat menjadi primadona bagi
penduduk yang banyak menyebabkan aktivitas masyarakat desa.
yang menghasilkan sampah juga meningkat. Dengan terlaksananya program
Semakin besar jumlah penduduk suatu negara penanganan sampah ini dapat mendorong
maka jumlah sampah yang dihasilkan akan perubahan prilaku masyarakat yang peka
semakin meningkat, karena produksi sampah terhadap pelestarian lingkungan. Apalagi
yang dihasilkan setiap individu akan menjadi masyarakat saat ini dapat menikmati hasil dari
besar serta akibat dari proses penanganan yang program kemitraan yang dilakukan pemerintah
masih sangat kurang. Menurut asumsi desa dengan stakholders dalam memelihara
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap lingkungan yang telah memberikan
hari penduduk indonesia menghasilkan sampah kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat
sebesar 0,8 kg/orang atau secara total sebesar desa. Saat ini, perubahan perilaku masyarakat
189 ribu ton sampah/hari (2). Sehingga jika untuk sadar lingkungan secara kolektif telah
tidak dilakukan pengolahan sampah maka memberikan kontribusi yang baik dalam

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 132


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 3. No. 3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

kegiatan pengelolaan lingkungan yang menjadi Kader Bebas Sampah. Dalam


berkelanjutan. Untuk itulah diperlukan kajian pelaksanaannya melibatkan beberapa
yang spesifik melihat aspek perubahan yang narasumber dinas terkait seperti Dinas
dihasilkan program tersebut dari sudut pandang Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Timur,
pemahaman kader muda h dan respon Praktisi Lingkungan yang memiliki Bank
masyarakat terhadap sosialisasi kader bebas Sampah. Pelaksanaan pendidikan ini dilakukan
sampah serta mengikuti proses secara intensif yaitu selama 2 (dua) kali dalam
berkelanjutannya pembangunan yang berbasis seminggu selama 2 (dua) minggu. Pada tahap
masyarakat terhadap lingkungan melalui ini akan diberikan sertifikat kepada Kader
pemberdayaan masyarakat di lokasi studi. Bebas Sampah; (4) Kader Bebas Sampah
METODE PENELITIAN melakukan Sosialisasi ke Masyarakat tujuan
Adapun metode pelaksanaan kegiatan dari tahapan ini adalah untuk memperkenalkan
pengabdian masyarakat di Desa Suralaga kader bebas sampah pada masyarakat sehingga
adalah sebagai berikut : (1) Mengadakan Forum tidak menjadi awam terhadap sampah sampai
Group Discussion (FGD) tujuan diadakannya pada metode pengelolaan sampah. Ketua
FGD diawal kegiatan adalah untuk mengetahui Pengabdian melakukan pendampingan
permasalahan utama tidak adanya pengelolaan sosialisasi terhadap kader bebas sampah
sampah di Desa Suralaga, dan untuk kemasyarakat untuk mengetahui tingkat
mengetahahui keinginan dari masing-masing kemampuan kader bebas sampah terkait dengan
perwakilan masyarakat terkait penanganan pengelolaan sampah. Luaran yang dihasilkan
pengelolaan sampah. Kegiatan ini akan pada tahap ini adalah pamflet yang isinya
melibatkan Dinas pemerintah terkait dalam hal terkait sampah yang akan dibagikan
ini Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala kemasyarakat disetiap dusunnya. Pembagian
Desa Suralaga, Kepala Dusun, Ketua RT/RW, tim sosialisasi dilakukan oleh perwakilan dari
Kepala Lingkungan. Kegiatan ini berlangsung masing-masing dusun akan melakukan
kurang lebih selama 4 jam, output yang sosialisasi sesuai dengan asal dusun. Tahap
dihasilkan adalah kebijakan dan kesepakatan ketiga ini dilaksanakan dalam jangka waktu 2
dalam pengelolaan sampah; (2) Pembentukan (dua) minggu untuk 6 (enam) Dusun. (4)
Kader Bebas Sampah tujuan pembentukan Perlombaan Lingkungan Bebas Sampah tujuan
kader bebas sampah agar kegiatan pengelolaan dari tahapan ini adalah sebagai bahan evaluasi
sampah di Desa Suralaga dapat berjalan efektif, untuk kegiatan pengabdian masyarakat serta
sehingga ada yang bertanggung jawab terhadap tolok ukur komitmen kader bebas sampah Desa
pelaksanaan kegiatan tersebut. Tahap ini Suralaga terhadap kegiatan yang dilakukan
dilakukan dengan menunjuk masing-masing serta apresiasi terhadap masyarakat yang sadar
perwakilan disetiap dusun Desa Suralaga yaitu terhadap lingkungan bebas sampah. Pada tahap
setiap dusun 3 orang dengan jumlah 6 (Enam) ini setiap dusun akan bertanding dengan
dusun yaitu Telaga Tampat, Timba Ekek, kategori dan penilaian khusus dari tim panitia
Kepah, Gelumpang, Gubuk Puntik, Lauk Kul- kegiatan. Tim Dusun mempersiapkan kegiatan
kul; (3) Memberikan Pendidikan Tentang perlombaan selama 1 (satu) minggu sebelum
Pengelolaan Sampah tujuan dari tahapan ini penilaian dilakukan. Tim Dusun yang
adalah untuk meningkatkan pengetahuan bertanggung jawab disini adalah perwakilan
pemuda yang terhimpun dalam organisasi Kader Bebas Sampah dari Dusun asal. Dusun
Karang Taruna Desa terkait dengan sampah, yang berhasil memenangkan lomba ini akan
dampak sampah terhadap manusia dan diberikan hadiah dan penghargaan.
lingkungan, serta manajemen pengelolaan HASIL DAN PEMBAHASAN
sampah yang tepat. Setelah mengikuti kegiatan Desa Suralaga merupakan salah satu
ini diharapkan karang taruna Desa Suralaga desa yang berada di Kecamatan Suralaga

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 133


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 3. No. 3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

Kabupaten Lombok Timur. Luas wilayah Desa pengelolaan sampah diberikan tanggungjawab
Suralaga adalah 0,4 km2, dengan jumlah di bawah struktur Badan Usaha Milik Desa
penduduk sebesar 5.454 Jiwa, dengan jumlah (BUMDes) berkoordinasi dengan Karang
penduduk yang sudah berumah tangga sebesar Taruna Desa Suralaga.
1648. Desa Suralaga tergolong wilayah padat Peran strategisnya Karang taruna desa
penduduk yaitu dengan kepadatan 4008 Suralaga memberi sumbangsih terhadapa
Jiwa/km2. Jumlah bangunan tempat tinggal pengelolaan sampah desa Suralaga melalui
sebesar 5869 buah. Desa suralaga berada 244 perencanaan tahap awal yaitu penanganan
meter diatas permukaan laut. Dari segi timbulan sampah di Desa Suralaga. Maksud
kesehatan di Desa Suralaga terdapat 1 (satu) dari penanganan sampah yaitu, tidak
puskesmas pembantu, 1 poskesdes/polindes, 1 memberikan perlakuan terhadap timbulan
praktek dokter, 1 buah apotek dan 2 bidan. sampah terkait pengolahan sampah. Teknis ini
Jumlah dusun yang terdapat di Desa Suralaga dilakukan bertujuan untuk semua jenis timbulan
adalah 6 dusun yaitu Telaga Tampat, Kepah, sampah akan di proses pada tempat
Gubuk Puntik, Gelumpang, Timba Ekek, Lauk pembuangan akhir (TPA) milik pemerintah
Kul-Kul (1). Jika mengacu pada jumlah daerah Kabupaten Lombok Timur. Mekanisme
penduduk dan kepadatan yang besar, secara itulah, yang di rencanakan dengan
langsung akan berdampak pada jumlah volume pertimbangan keterbatasan anggaran dan
sampah yang dihasilkan setiap harinya. Jumlah diawali dengan proses sosialisasi terhadap
penduduk yang tinggi akan menunjang aktivitas masyarakat di Desa Suralaga.
yang menghasilkan sampah setiap harinya juga Pemahaman pengelolaan sampah karang
tinggi. Apalagi ditunjang dengan tidak adanya taruna desa Suralaga sebagai kader bebas
pengelolaan sampah baik secara pribadi sampah masih kurang, oleh karena itu
maupun dari pemerintah desa. Dampak yang dilakukan bimbingan teknis tentang
dapat ditimbulkan adalah gangguan kesehatan pengelolaan sampah dengan peserta berjumlah
baik pada manusia maupun lingkungan. 12 Orang calon Kader bebas sampah dengan
Aplikasi pengelolaan sampah di Desa evaluasi dilakukan oleh masyarakat sendiri
Suralaga di dasari oleh munculnya Peraturan yang berjumlah 150 peserta yang tersebar pada
Desa Suralaga Nomor 3 Tahun 2019 Tentang masing-masing Dusun saat pelaksanaan
Pengelolaan Sampah yang di awali dengan sosialisasi yang dilakukan kader berbas sampah
proses perencanaan dengan kegiatan FGD dari dengan hasil sebagai berikut:
hasil kemitraan dengan Universitas Nahdlatul
Ulama Nusa Tenggara Barat. Pengelolaan
sampah di Desa Suralaga merupakan program
prioritas pemerintah desa di dasari hasil FGD
yang di hadiri oleh semua unsur lembaga Desa
yaitu Badan Perwakilan Desa, Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa, perangkat desa,
seluruh kepala wilayah/kepala dusun di desa
Suralaga yang menjadi pembahasan tentang
permasalahan atau isu kondisi timbulan sampah
yang mencemari lingkungan penduduk dan area
persawahan warga masyarakat. Oleh Karena Gambar 1.
itu, rekomendasi dari hasil FGD tersebut yaitu Tingkat Respon Masyarakat Terhadap
pengadaan armada pengangkut sampah berupa Kualifikasi Kader Bebas Sampah
kendaraan pengangkut sampah, pemberian Keberterimaan masyarakat terhadap
lahan sebagai lokasi pengeloaan sampah, dan kader bebas sampah menunjukkan nilai positif

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 134


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 3. No. 3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

dalam proses pelaksanaan program pengelolaan dilakukan oleh Pemerintah Desa Suralaga. Saat
sampah di Desa Suralaga. Pengetahuan dari ini kebiasaan masyarakat sudah tumbuh,
kader dan pengetahuan masyarakat telah timbulan sampah pada masing-masih rumah
terbentuk pada diri masyarakat desa Suralaga, tangga tertangani dengan baik. Setiap pagi,
yang pada hakikatnya masyarakat sangat masyarakat mengeluarkan timbulan sampah
mencintai kebersihan dan keindahan. Jadi, masing-masing yang selanjutnya akan di angkut
Program pengelolaan sampah di Desa Suralaga oleh kader muda bebas sampah ke tempat
merupakan program yang diharapkan pembuangan akhir. Pemerintah Desa Suralaga
masyarakat dalam pengendalian timbulan pun memberikan reward terhadap kader muda
sampah yang diproduksi setiap harinya. Sebagai bebas sampah dengan menganggarkan insentif
penguatan dalam sosialisasi yang dilakukan atau honorarium. Jadi, Program PKMS ini
kader bebas sampah di Desa Suralaga adalah bertransformasi menjadi program berkelanjutan
dengan mengukur media sosialisasi yang yang dapat membuka lowongan kerja terhadap
digunakan dalam penyampaian informasi ke para kader muda bebas sampah.
masyarakat.
RESPON MASYARAKAT SIMPULAN
TERHADAP MATERI Pengabdian kepada Masyarkat (PkM)
SOSIALISASI yang berbasis pemberdayaan masyarakat
muncul tengah-tengah masyarakat Desa
20
Suralaga. Melalui peran aktif karang taruna
0
Desa Suralaga menunjukkan bahwa pemuda
memiliki kapasitas kompetensi dan kemampuan
dalam merencanakan kegiatan yang berbasis
TIDAK BAIK CUKUP BAIK BAIK SANGAT BAIK pada lingkungan. Pemberdayaan yang
dilaksanakan bertujuan menanamkan moral
Gambar 2. terhadap masyarakat sehingga menjadi
Tingkat Respon Masyarakat terhadap pembiasaan yang berlangsung terus menerus.
Materi Sosialisasi Dengan kesadaran itulah, masyarakat dengan
Adanya program kemitraan masyarakat sendiri akan menjalankan pengelolaan
stimulus (PKMS) yang berlangsung di Desa lingkungan yang efektif. Namun, tidak dapat
Suralaga memberi kontribusi terhadap pola lepas pula pengawasan dari pemerintah desa,
piker masyarakat Desa Suralaga. Apalagi dan lembaga lainnya pada struktur desa
mengingat peran sentral karang taruna sebagai Suralaga yang dilakukan secara transparan dan
agen perubahan di tengah masyarakat menjadi terbuka sehingga kepercayaan masyarakat
primadona bagi masyarakat Desa Suralaga, terhadap pemerintah desa dengan sendiri
memberika pemahaman terhadap masyarakat tumbuh sebagai solidaritas social yang
tentang pentingnya hidup bersih dan cinta berdampak pada keberlanjutan pembangunan di
terhadap lingkungan. Sebelum dilaksanakan Desa Suralaga pada umumnya, dan khususnya
PKMS ini masyarakat Desa Suralaga masih dalam upaya memelihara lingkungan yang
membuang sampah di sembarang tempat bersih, nyaman, dan indah.
dengan cara membuang ke selokan, membakar
yang akhirnya menggangu lingkungan, dan DAFTAR PUSTAKA
menjadi sorotan adalah pencemaran pada area Badan Pusat Statistik, 2018, Kecamatan
persawahan yang sebagai besar masyarakat Suralaga dalam Angka 2018,
desa Suralaga bermata pencharian sebagai Kabupaten Lombok Timur
petani. Di Tahun 2019 ini, penanganan sampah
dilakukan yang sebelumnya tidak pernah
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 135
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 3. No. 3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

Budi, U.S., Ismanto, 2016, Pengolahan Sampah


Plastik Jenis PP, PET, dan PE menjadi
Bahan Bakar Minyak dan
Karakteristiknya, J.Mek.Sist.Termal
Vol.1(1): 32-27
Chandra, R.W., 2016, Gambaran Program
Pengolahan Sampah di Desa
Tanggungan Kecamatan Ngraho
Bojonegoro, Jurnal Keperawatan dan
Kebidanan
Firmansyah, Adi. 2016, Inovasi Pengelolaan
Sampah Berbasis Masyarakat,
Prosiding Seminar Nasional Hasil-
hasil PPM IPB, Hal:184-197
Jumarianta, 2017, Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga (Studi Penelitian Didesa
Karang Intan Kecamatan Karang Intan
Kabupaten Banjar), As Siyasah,
Volume 2 No 2
Ali, Madekhan. 2007. “Orang Desa: Anak Tiri
Perubahan”. Jawa Timur: Averros
Prees

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 136

Anda mungkin juga menyukai