NANAS
OLEH
Matkul : Kewirausahaan
KENDARI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertambahan penduduk yang terus meningkat di Indonesia seiring dengan
perkembangan tersebut memicu pulabertambah besarnya kebutuhan konsumtif
dalam berbagai jenis kebutuhan baik konsumsi secara fisiologis maupun energi di
segala sektor kehidupan seperti transportasi, listrik, dan industri dll yang harus
terpenuhi. Sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan tersendiri untuk
lingkungan sosial tertentu.
Permasalahan lingkungan yang sering terjadi telah menjadi permasalahan
yang mengancam, tidak hanya kelangsungan hidup dari makhluk hidup yang ada
pada satu wilayah, tetapi juga mengancam kelangsungan hidup seluruh makhluk
hidup yang ada di bumi ini. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif dari seluruh
elemen masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan yang ada.
Sampah merupakan permasalahan lingkungan yang sangat komplek dalam
berbagai sisi aspek manapun karena akan berdampak pada permasalahan
ekonomi, politik dan sosial budaya. Dan dalam pengelolaannya saat ini menjadi
masalah yang semakin mendesak hampir di seluruh wilayah di Indonesia, sebab
apabila tidak dilakukan penanganan yang baik dan efektif akan mengakibatkan
terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang dapat merugikan dan
bahkan yang tidak diharapkan sekalipun sehingga dapat mencemari lingkungan
baik terhadap tanah, air dan udara. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah
pencemaran tersebut dibutuhkan penanganan dan pengendalian terhadap masalah
sampah.
Dalam upaya penanganannya pemerintah perlu memberikan sosialisasi
akan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan
sampah, karena pelestarian lingkungan adalah kewajiban kita semua yang berada
pada lingkungan sosialnya. contohnya adalah pemanfaatan barang bekas menjadi
berbagai berbagai macam produk sehari-hari seperti kertas bekas yang sudah tak
terpakai bisa kita olah dengan cara mendaur ulang menjadi sesuatu barang yang
mempunyai manfaat nilai ekonomi dan nilai belajar bagi anak bahkan bisa
menjadi media edukasi pada prosesnya.
Melalui program pembinaan kepada semua elemen masyarakat kamu ingin
memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi mereka untuk dapat melihat
berbagai peluang di sekitarnya, serta kreatif dalam memanfaatkan segala sesuatu
yang ada di sekitarnya tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar tapi bisa
menjadikan media pembelajaran pada pemanfaatannya. Sehingga dapat
menciptakan lingkungan yang kreatif dan cerdas dalam indikator pencapaiaannya.
B. Rumusan Masalah
Dapat dirumuskan permasalahan dari Latar belakang di atas adalah:
1. Bagaimana cara menanggulangi sampahyang terus meningkat di
lingkungan masyarakat?
2. Bagaimana cara membiasakan masyarakat agar terbiasa mengelola sampah
yang ada di sekitar lingkungan masyarakat?
3. Bagaimana Fungsi NaNaS (Nabung-Nabung Sampah) dalam
meningkatkan Ekonomi Masyarakat?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari program ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan diri berawal dari hal kecil, yaitu membuang sampah
pada tempatnya.
2. Menjaga gaya hidup yang lebih sehat dengan cara menjaga lingkungan
sekitarnya.
3. Melatih rasa tanggung jawab
4. Penambahan pengetahuan, pemahaman serta ketrampilan penerapan ilmu
mengenai pengelolaan sampah yang dapat diterapkan dalam lingkuangan
sehari – hari.
b. Kelompok
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA
1. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Desa Lapolea merupakan dusun yang terletak di Kecamatan Barangka
Kabupaten Muna Barat. Secara geografis, Desa Lapolea merupakan lingkungan
pedesaan yang cukup asri.
Masyarakat Desa Lapolea mayoritas bermata pencaharian petani, pekerja
swasta atau pekerja buruh. Tidak hanya itu, mayoritas warga juga biasanya
mempunyai hewan peliharaan ternak. Secara Demografis, jumlah kepala keluarga
yang tercatat di Desa Lapolea adalah 513 KK. Mayoritas anak yang bersekolah
pada Desa Lapoleasampai lulus SMA atau SMK. Oleh sebab itu banyak anak
yang telah lulus sekolah memilih untuk bekerja dan mayoritas pekerjaan mereka
adalah pekerja swasta seperti bekerja di toko sebagai pelayan ataupun bekerja
sebagai buruh pabrik.
Sasaran dalam program ini difokuskan pada ibu – ibu rumah tangga karna
secara keseharian ibu adalah pengendali utama dalm sistem pengaturan keuangan
dan kebersihan dalam keluarga. Secara kebiasaan yang terjadi dalam masyarakat
dusun sindon, sampah hasil rumah tangga hanya dikumpulkan lalu dibuang
dengan beberapa cara, antaranya langsung dibuang ke suangai atau kali dekat
rumah, dibakar atau dikubur dalam tanah. Melihat kebiasaan masyarakat yang
buruk akan pengelolaan sampah, sudah seharusnya pendidikan kesadaran
lingkuangan dan pengolahan sampah dilakukan.
2. Metode Pelaksanaan
1. Metode yang akan digunakan
Metode yang akan digunakan pada program ini adalah NaNaS (Nabung-
Nabung Sampah)
a. Dasar Pelaksanaan Bung-bung Pah (Nabung-nabung Sampah)
Dalam rangka menyiapkan sebuah kehidupan masyarakat yang sadar
lingkungan secara berkesinambungan dan menyeluruh pada seda semua anggota
masyarakat, dibutuhkan sebuah media yang menarik serta dianggap
menguntungkan bagi masyarakat. Hal ini dilihat dari sisi afeksi dari seorang ibu
yang akan tertarik pada suatu kegiatan yang bila dilakukan dapat menghasilkan
sebuah keuntngan bagi kehidupan rumah tangganya. Khususnya dalam hal ini
adalah kebersihan yang akan meningkatkan kesehatan serta pengolahan sampah
yang bisa memberi nilai lebih pada perekonomian keluarga.
b. Desain NaNaS (Nabung-nabung Sampah)
Desain Model NaNaS meliputi bagian bagian yang menjadikan satu
kesatuan. Bagian bagiannya antara lain adalah:
1. Buku Rekening Sampah
2. Tempat sampah untuk perrumah tangga
3. Tempat sampah untuk per RT
4. Tempat penampuang untuk setoran sampah per minggu
5. Peralatan lain yang mendukung
Tema besar dalam pembelajaran sosial ini mengenai
pengenalan pengelolaan sampah . Materi-materi yang akan disampaikan adalah:
1. Pengenalan tentang sistem pengelolaan NaNaS (Nabung-nabung Sampah).
2. Perubahan lingkungan dan kebiasaan yang akan terjadi sehingga tercipta
lingkungan yang sehat, bersih dan terbebas dari sampah.
3. Pelatihan mengenai peelolaan sampah sehingga menjadi produk lain yang
memiliki nilai jual yang tinggi
c. Tata Laksana NaNaS
1. Sosialaisasi terhadap ibu-ibu sebagai sasaran utama.
2. Penyediaan fasilitas dan pealatan yang mendukung, anatara lain tempat
sampah perrumah tangga, perRT, lokasi pengumpulan sampah serta
pembagian Buku Rekening untuk menabung Sampah.
3. Setiap hari mingu, ibu-ibu dibantu dengan Karang Taruna menyetorkan
sampah hasil rumah tangga yang bisa diolah kembali ke tempat
pengumpulan sampah (Bank Sampah).
4. Sampah hasil rumah tanggayang disetorkan ibu-ibu kemudian ditimbang
menurut jenis kemudian dicatat dalam buku Rekening Sampah.
5. Setelah 1 bulan, sampah hasil setoran yang bisa dijual kemudian dijual
kepada Pengepul sampah sesuai dengan jenis sampah.
6. Ung hasil penjualan 80% diberikan kepada ibu-ibu sesuai dengan Buku
Rekening sampah yang mereka miliki. Sedangkan 20% sebagai kas untu
Karang Taruna yang telah mengelola.
7. Sampah yang masih bisa diolah kemudian diolah menjadi barang lain yang
memiliki nilai tambah.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1. Langkah Pelaksanaan Program
Garis besar yang akan dilakukan dalam program ini adalah :
Persiapan
a. Asesstment Dasar Komunitas
Asesstment dasar meliputi proses wawancara dan observasi kepada
komunitas yang akan dijadikan sasaran. Tidak hanya ibu saja, harus di analisa
juga komponen lainnya yang berhubungan dengan ibu di komunitas tersebut,
antara lain keluarga, lingkungan dll. Tujuan dari asesstement ini adalah
mendapatkan data yang menyeluruh mengenai komunitas ibu di dusun sindon.
b. Perancangan dan Pembuatan Model Pelaksanaan
Model pelaksanaan yang akan digunakan menggunkan desain yang
diajukan sejak awal, namun dengan menyesuaikan keadaan setelah
Asesstmen Dasar Komunitas. Perencanaan Spesifik pada tahap ini meliputi
kepastian kerjasama yang akan dilakukan, cara sosialaisasi program,
keberlangsungan program serta Peralatan lain yang mendukung jalannya Program.
c. Peningkatan kapasitas fasilitator
Peningkatan Kapasitas Fasilitator sangat penting karena target dari
program ini berkaitan dengan kebiasaan masyarakat agar tercipta lingkuangan
yang sehat, bersih dan peduli akan lingkungan. Jadi tujuan dari peningkatan
kapasitas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara, kemampuan
tampil dalam pengelolan sampah serta pemberian makna agar program ini dapat
berkelanjutan.
Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program dilakukan oleh tim pelaksana yang telah dilatih
untuk menjadi fasilitator pelaksanaan program. Target jangka waktu yang
direncanakan dalam pelaksanaan program utama ini adalah selama enam kali
pertemuan, satu kali pertemuan setiap minggunya.
a.Kesiapan Alat
Kesiapan alat dilakukan untuk meyakinkan bahwa program ini dapat
berjalan denga baik dan benar, dengan adanya alat yang lengkap maka program
dapar berjalan dengan lancar
b. Pelaksanaan Bung-bung Pah
Pelaksanaan dilaksanakan secara bertahap dengan 6 kali pertunjukan
dalam rentan waktu 2 bulan.
c.Pembekalan Program Selanjutnya
Pembekalan program dalam hai ini mengenai pengilahan sampah menjadi
barang yang lebih memiliki nilai jual sehingga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga.
Evaluasi pelaksanaan Program
Evaluasi dilakukan dari data yang didapat dari dari asesstment yang
dilakukan. Hasil secara keseluruhan diperbandingkan dengan
kondisi lingkungan di lapangan. Evaluasi akan menentukan perbaikan terhadap
strategi yang akan dijadikan follow up program selanjutnya.
Pembuatan laporan dilaksanakan setelah adanya evaluasi dari tim.
Keberlanjutan Program
Point tambahan dari kemudahan dalam pembuatan dan pengaplikasian
model pembelajaran kebiasaan sosial berbasis pengelolaan sampah ini adalah
sehingga dapat dengan mudah ditansfer konsepnya ke berbagai wilayah
lainnya yang bermasalah dengan sampah dan perekonomian yang sulit. Hanya
butuh penyesuaian materi pengelolaan sampah yang akan disampaikan sesuai
dengan keadaan lingkungan di wilayah yang akan menggunakan.
Pengawasan secara berlanjut juga akan dilaksanakan di dusun sindon oleh
tim pelaksana dan jajaran fakultas psikologi universitas ahmad dahlan. Hal ini
dilakukan untuk memastikan optimalnya intervensi yang dilakukan kepada ibu-
ibu di dusunsindon. Sehingga dapat dijaga pola intervensi yang diberikan, baik di
tahap persiapan, pelaksanaan, evaluasi ataupun keberlanjutan program
BAB IV