Disusun Oleh:
M. Noor Irfansyah
NIM. 1910114210026
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
C. MANFAAT PENELITIAN
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dan dapat menjadi tambahan
pemberdaharaan pustaka.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempelajarinya dan diharapkan mengembangkan ilmu
dari penelitian ini.
c. Bagi Masyarakat
Sebagai ilmu pengetahuan pemanfaatan limbah juga menjaga kebersihan
lingkungan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Informal
B. Pemberdayaan Masyarakat
B. Aplikasi
a. Pengertian aplikasi
Menurut Irawan, Deni, (2013) dalam bukunya “Pendidikan Teknologi
Informasi dan komunikasi” menyatakan bahwa. Aplikasi atau bisa disebut juga
dengan perangkat lunak aplikasi sofware jadi yang siap untuk digunakan. Selain
pengertian diatas, ada pengertian dari kata “Aplikasi” yang dikemukan para ahli.
Berikut beberapa definid aplikasi menurut beberapa ahli yang cukup popular
menurut Ali zaki dan smitdev Community, aplikasi merupakan kompunen yang
bermanfaat sebagai media untuk menjalankan pengolahan data atau berbagai
kegiatan lainnya seperti pembuatan atau pengolahan dokumen dan file (Juzinar
Suhimarita, 2019).
Program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka
untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain. Aplikasi
juga diartikan sebagai penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi
pokok pembahasan atau sebagai program komputer yang dibuat untuk menolong
manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Nugroho, 2008).
Aplikasi software yang dirancang untuk penggunaan praktisi khusus,
klasifikasi luas ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Aplikasi software spesialis, program dengan dokumentasi tergabung yang
dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.
b. Aplikasi paket, suatu program dengan dokumentasi tergabung yang dirancang
untuk jenis masalah tertentu.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah
sekumpulan perintah atau kode yang disusun secara sistematik untuk menjalankan
suatu perintah yang diberikan oleh manusia melalui komponen atau hardware
komputer yang digunakan oleh manusia dalam menjalankan program aplikasi,
dengan demikian bisa membantu manusia untuk memberikan solusi dari apa yang
diinginkan (Nurcahyono, 2017).
Aplikasi perangkat lunak komputer dan Internet telah berkembang pesat
pada dewasa ini, demikian pula dengan aplikasi web dan browser internet yang
dapat di akses melalui jaringan. Internet merupakan salah satu sumber informasi
yang bersifat global. Dengan internet kita dapat mengakses informasi dari
berbagai belahan dunia dengan cepat dan mudah (Nurcahyono, 2017).
C. Lingkungan
a. Pengertian Lingkungan
Lingkungan hidup sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa
kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi kehidupan dalam
segala aspek dan matranya sesuai dengan wawasan nusantara. Dalam rangka
mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum
seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup, berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu
dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan
generasi masa depan. Untuk itu perlu dipandang untuk melaksanakan pengelolaan
lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang guna menunjang
terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.
Dalam penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam
rangka pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup, harus
memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan perkembangan lingkungan
global serta perangkat hukum Internasional yang berkaitan dengan lingkungan
hidup (Setiady, 2017).
Kesadaran dan kehidupan masyarakat dalam kaitannya dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup telah berkembang demikian rupa,
sehingga perlu disempurnakan untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Regulasi yang diatur dalam
UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
khususnya pada Bab VII bahwa pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta
limbah bahan berbahaya dan beracun wajib dilakukannya, guna meminimalisir
sistem pembuangan limbah dengan risiko yang amat kecil bagi lingkungan hidup,
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan menyadari hal
tersebut, bahan berbahaya dan beracun beserta limbahnya perlu dilindungi dan
dikelola dengan baik (Setiady, 2017).
Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup
mengalami perubahan sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun
fungsinya terganggu. Ketidakseimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi
karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia. Dalam abad modern ini
banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis dan
kebutuhan teknologi sehingga banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Dalam usaha merubah lingkungan hidup manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya dapat menimbulkan masalah yang disebut pencemaran
(Setiady, 2017).
b. Pelestarian Lingkungan
Pelestarian lingkungan hidup mempunyai konotasi bahwa lingkungan
hidup harus dipertahankan sebagaimana keadanya. sedangkan lingkungan hidup
itu justru di manfaatkan dalam kerangka pembangunan, hal ini berarti bahwa
lingkungan hidup mengalami proses perubahan. dalam proses perubahan ini perlu
di jaga agar ligkungan hidup itu tetap mampu menunjang kehidupan yang normal
(Wirasaputri, 2014).
Melestarikan lingkungan sangat menentukan kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya, namun sebaliknya manusia juga dapat menentukan
keadaan lingkungannya. Apakah lingkungan nanti dan sekarang selalu berada
pada kondisinya untuk menunjang kehidupannya. Jawabannya atas pertanyaan ini
ada pada sikap manusia dalam melestarikan lingkungan hidup tersebut. Masalah
lingkungan hidup sangat penting bagi kehidupan manusia yang saling berinteraksi
antara satu dengan yang lain. Dalam interaksi itu manusia selalu berusaha
menguasai lingkungannya dengan daya dan upaya Mereka miliki. Sejalan dengan
itu, Indonesia dewasa ini sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan
disegala bidang yang berarti turut serta dalam pembangunan (Anggreni, 2013).
Pembangunan lingkungan yang dimaksud adalah akibat dari adanya
ketimpangan atau kondisi tidak seimbang di dalam lingkungan manusia dengan
kondisi demikian maka menimbulkan kondisi yang selalu tidak stabil sehingga
terjadi pergeseran kearah perubahan. Perubahan ini terjadi akibat pola tindak
manusia itu sendiri yang selalu kurang peduli dan ceroboh terhadap
lingkungannya. Untuk melestarikan lingkungan hidup banyak terdapat
permasalahan, karena lingkungan merupakan tempat berdiamnya individu-
individu termasuk di dalamnya tumbuhan dan hewan. Untuk mengatasi adanya
permasalahan ini dibutuhkan daya, sikap, kesadaran dan dukungan sepenuhnya
dari segenap rakyat untuk dihayati dan dilaksanakan agar lingkungan hidup
semakin meningkat melalui pembangunan yang lebih maju (Mukhlisin dan
Suhendri, 2017).
Pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan tugas dan
wewenang pemerintah dan masyarakat itu sendiri sebagai penghuni dalam suatu
daerah. Termasuk di tingkat desa, pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup
merupakan tugas pemerintahan desa bersama masyarakatnya. Karena setiap orang
berhak untuk mendapat hak yang sama lingkungan hidup yang baik dan sehat
sebagian bagian dari hak asasi manusia. Tetapi dalam kenyataan pelestarian dan
pengelolaan lingkungan hidup jauh dari kata bersih. Di setiap daerah masih terjadi
yang namanya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Contoh pencemaran
lingkungan hidup melalui kegiatan manusia itu sendiri dengan membuang sampah
sembarangan. Partisipasi masyarakat atau peran serta masyarakat dan pemerintah
dalam hal menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan sangat
diperlukan. Termasuk desa yang dibutuhkan kinerja atau peran pemerintahan desa
untuk menumbuhkan peran serta atau partisipasi masyarakat dalam melestarikan
lingkungan hidup di desa tempat tinggal mereka. Karena masyarakat juga
memiliki hak untuk berperan serta dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Mukhlisin dan
Suhendri, 2017).
D. Limbah
a. Pengertian Limbah
Pengertian limbah menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah erat kaitannya dengan
pencemaran, karena limbah inilah yang menjadi subtansi pencemaran lingkungan.
Karena itu, pengolahan limbah sangat diperlukan agar tidak memncemari
lingkungan (Lismiatun, 2021).
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi.
Limbah tersebut dapat berupa limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas.
Jenis limbah ini bisa dikeluarkan oleh satu industri dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah dibedakan menjadi limbah yang
mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis.
Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dengan cara melalui unit
suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah, sedangkan limbah non-
ekonomis yaitu suatu limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara
apapun tidak akan memberi nilai tambah kecuali sekedar mempermudah sistem
pembuangan (Nasir, et al. 2016).
Salah satu kegiatan sektor ekonomi bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat adalah kegiatan industri. Kegiatan suatu industri adalah
mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput). Pengamatan sumber
pencemar industri dapat dilaksanakan pada masukan, proses maupun pada
keluarannya dengan melihat spesifikasi dan jenis limbah yang diproduksi.
Pencemaran yang ditimbulkan oleh industri diakibatkan adanya limbah yang
keluar dari pabrik dan mengandung bahan beracun dan berbahaya (B-3). Bahan
pencemar keluar bersama-sama dengan bahan buangan (limbah) melalui udara,
air, dan tanah yang merupakan komponen ekosistem alam. jenis aktivitas utama
yang menghasilkan limbah cair dan sifat pencemaran yang potensial ditimbulkan
dari empat belas jenis industri yang termasuk dalam kategori kelompok prioritas
pertama. Salah satu jenis industri yang termasuk dalam prioritas pertama tersebut
yaitu industri tekstil. Limbah tekstil yang dikeluarkan dalam hal ini adalah limbah
cair yang berasal dari buangan industri batik (Nasir, et al. 2016).
b. Pengelolaan Limbah
Jenis industri tekstil dalam prosesnya terdapat komponen limbah cair
seperti pada proses pengkajian, proses penghilangan kanji, pengelantangan,
merserisasi, pewarnaan, pencetakan, dan proses penyempurnaan. Dalam proses-
proses tersebut dapat berpotensi pencemaran fisik dan kimia. Industri batik dan
tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berasal dari proses
pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah industri batik dan
tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar
diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah cair yang
berwarna keruh dan pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada zat warna
yang digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini yang menyebabkan masalah
terhadap lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan dari industri tekstil
umumnya merupakan senyawa organik non-biodegradable, yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan terutama lingkungan perairan. Senyawa zat
warna di lingkungan perairan sebenarnya dapat mengalami dekomposisi secara
alami oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini berlangsung relatif lambat,
karena intensitas cahaya UV yang sampai ke permukaan bumi relatif rendah
sehingga akumulasi zat warna ke dasar perairan atau tanah lebih cepat daripada
fotodegradasinya (Sahwan, 2005).
Penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup wajib
dilaksanakan oleh setiap orang yang menghasilkan, pengumpul, pengangkut,
pemanfaat, pengolah, penimbun, yang melakukan pembuangan limbah B3 yang
melakukan pencemaran, perusakan lingkungan hidup. Upaya tersebut dilakukan
dengan berbagai cara yakni (Fitri, 2019):
1. Pemberian informasi mengenai peringatan adanya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat
2. Pengisolasian adanya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
3. Penghentian sumber adanya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
4. Cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Tempat Penelitian
C. Objek Penelitian
Sumber data yang dipilih peneliti yaitu bersifat secara purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau juga dia sebagai
penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi yang
diteliti. Kreteria informan yang di wawancarai yaitu :
1. Ketua atau kepala Ratikita CV. Urbandewan Meratus
2. Relawan Ratikita CV. Urbandewan Meratus
3. Masyarakat yang melakukan transaksi di Tempat Ratikita
Adapun data yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peniliti
langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini data primer didapatkan pertama
kali melalui wawncara dengan informan yang sudah ditentukan, yakni ketua,
relawan, dan masyarkata yang berkegiatan di dalam program Ratikita yang
bertempat di Kota Barabai, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Adapun data sekunder yaitu data yang diperolah secara tidak langsung dari subjek
atau objek yang diteliti seperti dokumen, buku-buku, bukti foto dan video, juga
jurnal yang mendukung data yang diperlukan dalam penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Arikunto (2006: 160) instrument penelitian adalahalat yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya
lebih baik. Adapun alat bantu yang digunkan peneliti sebagai pelengkap dan
penunjang dilapangan yaitu pedoman wawancara, alat perekam suara, handphone,
laptop, dan buku catatan yang digunakan untuk observasi dan wawancara secara
langsung. Hal tersebut sangat membantu peneliti dalam setiap proses
pengumpulan data maupun informasi yang bersangkutan dengan program Ratikita
oleh CV. UrbanDewan meratus di kota Barabai, Kecamatan Barabai, Kabupaten
Hulu sungai Tengah.
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan peneliti untuk mengetahui hal yang
berhubungan dengan informasan secara lebih mendalam. Tekbik ini berarti
peneliti melakukan interaksi komunikasi dengan informan, melakukan tanya
jawab dan bertukar informasi. Wawancara merupakan pertemuan dua orang yang
bertukar informasi dan ide melalui Tanya Jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara umumnya dilakukan ditempat
kerja, pada saat istirahat para relawan atau masyarakat. Wawanacara biasanya
mengikuti waktu jam kegiatan yang ada di CV. Urbandewan Meratus. Rata-rata
wawancara dilakukan saat pagi hingga sore hari ketika informan beraktifitas.
Seluruh waktu dan tempat tergantung kertesedian para informan.
Dalam penelitian ini wawancara difokuskan pada gambaran penelitian
program Ratikita oleh CV. Urbandewan Meratus sebagai pembelajaran atau
gerakan pemanfaatan limbah dan menjaga lingkungan bagi masyarakat Kota
Barabai, Kecamatan barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pemaparan tersebut
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini, penelitian melakukan wawancara
(pengumpulan data atau informasi) melalui tatap muka antara peneliti (pihak
penanya) dan informan (pihak yang ditanya) untuk memperoleh keterangan.
Keterangan yang dimaksud yaitu gambaran tentang program Ratikita CV.
Urbandewan Meratus sebagai pembelajaran atau gerakan pemanfaatan limbah dan
menjaga lingkungan bagi masyarakat Kota Barabai, Kecamatan Barabai,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
3. Dokumentasi
Studi dokumen merupakan perlengkapan dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2013:240).
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Pengumpulan data melalui dokumentasi dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan data secara rinci dan konkret. Peneliti melakukan
dokumentasi dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara teknik ini mengumpulkan dokumen-dokumen
berbentuk gambar dan dokumen berbentuk tulisan. Dokumen gambar diperoleh
pada saat melakukan wawancara dan observasi, sedangkan dokumen tertulis
berupa data profil. Dalam observasi lapangan penelitian diperbolehkan
mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Program Ratikita
oleh CV. Urbandewan Meratus. Dalam wawancara dengan informan peneliti
mendokumentasinya sebagai bukti wawancara. Sedangkan dokumen tertulis
peneliti mendapatkannya berupa data gambaran umum program Ratikita oleh CV.
Urbandewan Meratus sebagai pembelajaran atau gerakan pemanfaatan limbah dan
menjaga lingkungan bagi masyarakat.
2. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data maka langkah selanjutanya adalah
penyajian data. Tujuan dan penyajian data yaitu bertujuan agar data yang ada
menjadi terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan, sehingga data yang ada
semakin mudah untuk dipahami. Penelitian Program Ratikita oleh CV.
Urbandewan Meratus sebagai pembelajaran atau gerakan pemanfaatan limbah dan
menjaga lingkungan bagi masyaraka,t yang mana datanya telah peneliti
kumpulkan baik dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dari berbagai
sumber, disusun secara sitematik sehingga menjadi lebih sederhna dan selektif
serta dapat dipahami maknanya agar nantinya lebih mudah dalam hal penarikan
kesimpulan terhadap hasil penelitian. Dalam hal ini tentunya mengenai penelitian
program Ratikita Oleh CV. Urbandewan Meratus sebagai pembelajaran atau
gerakan pemanfaatan limbah dan menjaga lingkungan bagi masyarakat Kota
Barabai, kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu sungai Tengah.
3. Conclusion Drawing/Verification
Langkah yang terakhir dalam menganalisis data kualitatif yaknimenarik
kesimpulan. Pada awalnya kesimpulan itu masih kabur, tetapi lama-kelamaan
jelas karena data yang diperolah semakin banyak dan mendukung. Verifikasi
dilakukan dengan singkat yaitu dengan cara mengumpulkan data baru, kesimpulan
dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya tidak ernah
ada. Maka dari itu nantinya kesimpulan diperolah setelah menggabungkan data-
data yang telah didapat mengenai program Ratikita Oleh CV. Urbandewan
meratus sebagai pembelajaran atau gerakan pemanfaatan limbah dan menjaga
lingkungan bagi masyarakat Kota Barabai, Kecamatan Barabai, kabupaten Hulu
Sungai Tengah.
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini merupakan teknik
untuk menguji benar tidaknya data (menguji kebenaran data yang didapat
peneliti). Pengujian ini untuk menemukan data yang valid, yaitu data yang tidak
berbeda antara data yang didapat oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada subyek penelitian (informan yang diteliti). Pengujian keabsahan data
yang diambil oleh peneliti terhadap penelitian ini adalah uji credibility (validitas
internal). Uji kredebelitas data yang dipilih peneliti yaitu :
1. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjang pengamatan berati peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
maupun yang baru. Dalam perpanjang pengamatan peneliti tidak hanya sekali
saja melakukan penelitian ke lapangan, baik dalam hal pengamatan maupun dalam
bentuk pertemuan ataupun berkirim pesan singkat dengan informan untuk
melakukan wawancara. Dalam tulisan ini peneliti kembali menghubungi para
informan dan terjun ke lapangan untuk menanyakan lagi beberapa pertanyaan
dalam pedoman wawancara agar mendapatkan data yang diinginkan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan masih konsisten atau
tidak mengenai penelitian program Ratikita Oleh CV. Urbandewan meratus
sebagai pembelajaran atau gerakan pemanfaatan limbah dan menjaga lingkungan
bagi masyarakat Kota Barabai, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai
Tengah. Apabila data yang dikumpulkan selama penelitia masih belum lengkap
atau ada kekurangan , maka waktu pengamatan di lapangan diperpanjang dampai
data yang diinginkan terkumpul.
Dengan perpanjangan pengamatan berarti hubungan peneliti dengan
narasumber semakin akrab (tidak ada jarak lagi). Informan semakin terbuka,
saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi, dan
agar data yang didapat benar-benar mendapat kepastian dan tepat.
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekutan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat serta berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka data dan urutan
peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan itu,
maka peneliti memberiksn deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa
yang diamati. Pada penelitian ini, peneliti meningkatkan ketekunan penelitian
dengan menghubungi narasumber. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
mengkonfirmasi apakah benar informan memiliki gambaran penelitian Program
Ratikita oleh CV. Urbandewan Meratus sebagai pembelajaran atau gerakan
pemanfaatan limbah dan menjaga lingkungan bagi masyarakat Kota Barabai,
Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
3. Trangulasi
Teknik merupakan suatu langkah pengecekan data dari berbagai sumber
yang dilakukan oleh peneliti dengan berbagai cara dan berbagai waktu yang
beragam. Teknik ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber merupakan suatu cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk menguji kredibelitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui narasumber. Sumber yang dimaksud dari program Ratikita
oleh CV. Urbandewan Meratus sebagai pembelajaran atau gerakan pemanfaatan
limbah dan menjaga lingkungan bagi masyarakat Kota Barabai, Kecamatan
Barabai, kabupaten Hulu Sungai Tengah.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk mengujui krdibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Data yang
diperoleh dengan wawancara kemudian peneliti cek ulang atau cek kembali
dengan data observasi dan dokumentasi. Untuk menguji kredibilitas data dengan
triaungulasi teknik, setelah dilakukan denga teknik wawancara kepada
narasumber, kemudian dilakukan dengan teknin obervasi dengan cara mengati apa
saja yang dilakukan para narasumber serta mencek kembali hasil observasi
terdahulu yang peneliti lakukan. Hal ini merupakan salah satu teknik yang dapat
mengakuratkan data yang diperoleh dilapangan.
c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu yakni proses pengumpulan data berdasarkan pada
kondisi atau keadaan-keadaan yang dianggap sangat tepat untuk melakukan
pengumpulan data, baik dalam observasi, wawancara maupun dokumentasi,
sehingga waktu yang digunkan peneliti dalam pengumpulan data lebih
berdasarkan pada situasi dan kondisi terhadap, informan yang akan dimintai
keterangan, agar keberadaan peneliti tidak dianggap sebagai penggangu atau
menyita waktu mereka serta data yang diperoleh lebih kredibel atau akurat yaitu
baik pagi samapai dengan malam hari. Sebagai salah satu untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat, peneliti melakukan wawancara dengan memberikan
pertanyaan yang sama dan informan menjawab dengan jawaban yang sama
diwaktu berbeda. Adapun waktu wawancara yang dilakukan adalah pada saat
informasn isitirahat bekerja dan pulang kerja.
H. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini dilaksanakan dengan fase-fase sebagai beriku :
Bulan dan Tahun
Fase Kegiatan 2022 2023
7 8 9 10 11 12 2 3 4 5 6 7
1. Persiapan a. observasi
b. pembuatan
usulan proposal
c. pengajuan
usulan proposal
2. Menyusun a. bimbingan
proposal proposal
b. seminar
proposal
3. Pengumpulan a. observasi
data dan b. wawancara
pengolahan data c. dokumentasi
d. reduksi data
e. penyajian data
f. menarik
kesimpulan
4. Penulisan a. membuat draft
laporan laporan penelitian
b. diskusi draft
laporan
c. penyempurnaan
laporan
5. Penyelesaian a. seminar hasil
laporan b. perbaikan
6. Sidang a. sidang skripsi
b. penyerahan
skripsi
DAFTAR PUSTAKA