Anda di halaman 1dari 9

Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah (Studi Kasus di Bank Sampah

Bashari Desa Karangsari Kota Kendal)

Diah Farah Fauziah (14020119120008) – Pemberdayaan Sosial 02

Department of Public Administration, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas


Diponegoro, Semarang – Indonesia

1. Latar Belakang
Sampah saat ini masih menjadi permasalahan lingkungan yang tak kunjung selesai.
Pengelolaan sampah dengan metode kumpul-angkut-buang dirasa tidak efektif karena tidak
ada manfaat nyata yang diperoleh masyarakat dengan metode tersebut selain hilangnya
sampah-sampah mereka. Data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
menyampaikan jumlah timbunan sampah secara nasional sebesar 175.000 ton per hari. Di
Kabupaten Kendal sendiri menyumbang sampah sebesar 400.000 kubik sampah per tahun.
Sampah ini akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sampah
tersebut berasal dari sampah rumah tangga, pasar, industry dan yang lainnya. Dengan jumlah
sampah sebanyak itu, DLH Kabupaten Kendal mengakui hanya bisa mengelola 30% persen
sampah yang dihasilkan setiap tahunnya. Oleh karena itu, pemerintah daerah seharusnya
mensinergikan pengelolaan sampah kepada masyarakat untuk meringankan beban dinas
terkait.

Salah satu strategi pengelolaan sampah yang akhir-akhir ini dilakukan adalah dengan
menggandeng masyarakat melalui pemberdayaan bank sampah. Pemberdayaan pada dasarnya
adalah untuk membangun kemampuan masyarakat, dengan mendorong, membangkitkan
kesadaran terhadap potensi yang dimiliki melalui pembentukan program dengan dibantu oleh
pendamping atau fasilitator selama proses pemberdayaan. Tujuan adanya pemberdayaan
masyarakat antara lain untuk menumbuhkan kualitas dan taraf hidup pada masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dapat dikatakan berhasil apabila mereka sudah memiliki
keberdayaan dan partisipasi yang baik dalam program pemberdayaan dan tujuannya ialah
meningkatkan kapasitas serta kemandirian masyarakat serta memiliki kekuatan atau
pengetahuan dan kemampuan untuk menanggapinya

Bank sampah Bashari di Desa Karangsari dibentuk pada tahun 2021 dengan tujuan
untuk memberdayakan masyarakat terkait pengolahan sampah. Tujuan adanya bank sampah
ini adalah untuk mengedukasi masyarakat terkait pemilahan dan pengolahan sampah. Dari
awalnya masyarakat tidak tahu sama sekali tentang nilai jual sampah rumah tangga, hingga
mereka tahu akan nilai jualnya dan bisa dijadikan kerajinan yang bisa diproduksi. Bahkan
nasabah bank sampah Bashari terus meningkat setiap tahunnya. Penanggulangan sampah
tidak bisa dilakukan maksimal tanpa disertai kesadaran masyarakat dalam menekan produksi
dan pengelolan yang benar terkait sampah. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti akan
mengkaji bagaimana proses pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah Bashari di Desa
Karangsari, factor pendukung dan penghambat pemberdayaan masyarakat, serta dampak
yang diperoleh masyarakat Desa Karangsari dengan adanya bank sampah Bashari.

2. Tinjauan Pustaka
Pemberdayaan Masyarakat
Carver dan Clatter Back (dalam Putra, 2020) mendefinisikan pemberdayaan sebagai upaya
untuk memberdayakan individu dan memberdayakan mereka untuk mengambil tanggung
jawab individu untuk perbaikan diri dan untuk berkontribusi pada tujuan organisasi.
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses pemberian semangat kepada individu yang
belum memiliki akses ke sumber daya pembangunan untuk menjalani dan mengembangkan
kehidupannya (Irmawita, 2013). Jadi pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai upaya
untuk mengarahkan kelompok masyarakat untuk meningkatkan daya dan kekuatan dalam
menghadapi permasalahan social sehingga mampu memecahkan masalah secara mandiri atau
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.

Bank Sampah
Bank sampah merupakan suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan terhadap penabung
sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah (Muntazah, 2015). Keberadaan bank sampah
dalam pemberdayaan masyarakat adalah untuk membantu masyarakat mengelola, memilah
sampah, mendaur ulang sampah, masyarkat mampu mengidentifikasi masalah, dan
memecahkan masalah sampah dengan program bank sampah.

3. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini ialah studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif.
Pendekatan ini dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai
tulisan, perilaku serta kata- kata agar dapat diamati oleh kelompok, individu, masyarakat atau
organisasi di lingkungan tertentu. Teknik pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini
ialah: (1) Observasi; (2) Wawancara; dan (3) Dokumentasi. Data diperoleh melalui terjun
lapangan dengan wawancara kepada pengelola bank sampah Bashari serta nasabah bank
sampah. Teknik analisis dan interprestasi data yang diterapkan yaitu reduksi data, penyajian
data, dan menarik kesimpulan.

4. Hasil Penelitian
Gambaran Umum Bank Sampah Bashari
Sebagai agent of change, masyarakat dituntut untuk aktif, kreatif, dan peduli terhadap
lingkungan sekitar. Keberadaan bank sampah Bashari di Desa Karangsari didasari atas
kesadaran masyarakat yang menyadari bahwa lingkungan tempat tinggal mereka sudah
masuk dalam kategori kumuh. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus bank sampah,
berdirinya bank sampah ini tidak lepas dari peran pemerintah sebagai fasilitator. Dalam hal
ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kendal
menjadi fasilitator dengan memberdayakan masyarakat Desa Karangsari terutama di RW 05
untuk maju sebagai perwakilan dalam lomba Habitat di Provinsi Jawa Tengah 2022. Dalam
persiapannya, fasilitator berperan menjembatani masyarakat melalui program-program di
antaranya program lingkungan hijau dengan menanam sayur-sayuran di perkarangan rumah,
program pemilahan dan pengolahan sampah, serta program budi daya maggot.

Bank Sampah Bashari berdiri pada bulan November Tahun 2021. Awalnya didirikan
hanya sekedar untuk pemenuhan salah satu dari kriteria penilaian Lomba Habitat tingkat
Provinsi Jawa Tengah tahun 2021. Selama berdiri beberapa bulan ini kegiatan bank sampah
telah berjalan sesuai harapan dengan dukungan dari masyarakat sekitar. Melalui kegiatan
kerja bakti yang rutin diadakan setiap minggunya menjadi jembatan masyarakat untuk
berkomunikasi terkait pengelolaan lingkungan di sekitar mereka. Tidak jarang dinas terkait
pun ikut terjun untuk mengarahkan dan sebagai support financial masyarakat untuk
membangun sarana dan prasarana penunjang Bank Sampah Bashari.

Kini, Tiap-tiap rumah nasabah disiapkan dua jenis bank sampah. Satu untuk
menampung sampah organik, satunya lagi digunakan untuk menempatkan sampah anorganik.
Sampah-sampah tersebut dapat disetorkan kepada pengurus sebanyak dua kali dalam
seminggu. Nantinya sampah organic yang terkumpul dapat digunakan sebagai pakan maggot.
Sedangkan sampah anorganik dapat dijual kepada pengepul barang bekas karena tempat
pembuangan sampah milik Desa Karangsari saat ini sedang dalam proses pembangunan.
Hasil penjualan tersebut dibandingkan dengan jumlah pembelian dari nasabah. Selisih antara
pembelian dan penjualan merupakan keuntungan dari bank sampah. Setelah dikurangi biaya
operasional termasuk insentif petugas pemilah sampah maka akan diperoleh keuntungan
bersih. Keuntungan bersih ini dimasukkan buku kas, jika sudah terkumpul cukup besar
ditawarkan kepada nasabah digunakan untuk apa. Sebagian dari keuntungan yang merupakan
kegiatan rutin adalah untuk pengembangan bank sampah dan untuk kegiatan sosial
lingkungan misalnya untuk mengecat lingkungan dan lain-lain.

Bank Sampah Bashari dikelola oleh beberapa pengurus dengan dibantu ibu-ibu PKK.
Pembentukan pengurus tersebut sifatnya suka rela dengan memperhatikan keahlian calon
pengurus. Pengurus yang terbentuk tersebut tidak dibayar dan jam kerjanya pun fleksibel
dengan menyesuaikan kesibukan rumah tangga mereka. Pekerjaan ini hanya sebagai
pekerjaan sampingan. Namun sebagian besar pekerjaan di tangani oleh ketua bank sampah.

Pengelolaan Program Bank Sampah Bashari

Dari hasil observasi di lapangan, wawancara dan dokumentasi dengan para pengelola dan
nasabah Bank Sampah Bashari, peneliti menganalisis bahwa pengelolaan di lakukan sesuai
empat fungsi manajemen yaitu :

a. Perencanaan
Berdasarkan hasil wawancara, program Bank Sampah Bashari sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat, perencanaan ini dilakukan
dengan adanya kolaborasi dari pemerintah kabupaten yaitu Dinas Lingkungan
Hidup dan Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kendal. Pemerintah
desa sebagai pihak yang berwenang untuk memantau jalannya pemberdayaan.
Swasta yaitu PT Kayu Lapis Indonesia. Masyarakat Desa Karangasari sebagai
sasaran pemberdayaan masyarakat.
2. Adanya sosialisasi, Dalam perencanaan sosialasi sangat penting untu program
kedepannya. Kesuksesan sosialisasi akan berdampak untuk keberlangsungan
program. Sosialisasi dilakukan sebulan sekali oleh Dinas Dinas Lingkungan
Hidup dan Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kendal sebagai
fasilitator pemberdayaan.
b. Pengorganisasian
Proses pengorganisasian yang di jalankan dalam program bank sampah cukup
dilaksanakan dengan baik. Terlihat dari partisipasi aktif dari pegawai kelurahan
setempat, ketua RW dan kepala kelurahan bersinergi dalam pengorganisasian
masyarakat. Kerjasama antara bank sampah dan pihak terkait, Adanya pembagian
peran antar anggota pengelolah bank sampah
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan program bank sampah memperhatikan hal-hal seperti pendekatan secara
persuasif makro antara lain dengan sosialisasi, pelatihan teknis, jadwal operasional
bank sampah yang fleksibel. Mekanisme bank sampah, sarana prasarana, nasabah,
pengelolah, dan manfaat program bank sampah. Dari hasil wawancara dan
dokumentasi penulis dapat menganalisis bahwa mekanisme bank sampah di Bank
Sampah Bashari antara lain, pemilahan, penyetoran, penimbangan, pencatatan,
pengangkutan, dan daur ulang. Dalam pelaksanaan program bank sampah terdapat
sarana prasarana yang menunjang kegiatan operasional bank sampah, sarana
prasarana tersebut yaitu : bangunan bank sampah, banner, timbangan, alat transportasi
(Tossa), ATK, buku besar, buku data nasabah, dan karung besar. Karena masih dalam
awal perjalanan, Bank Sampah Bashari masih belum memiliki sarana dan prasarana
lengkap. Nasabah tidak hanya dari kalangan orang dewasa, iui-ibu rumah tangga,
nelayan, tetapi juga anak-anak. Karena desa karangsari terletak di daerah pesisir laut
jawa.
d. Pemantauan dan evaluasi
Evaluasi di lakukan untuk mengetahui sejauhmana perkembangan (progress) bank
sampah sehingga dapat di kembangkan lebih baik lagi. Evaluasi dilakukan oleh
pemerintah kabupaten maupun pemerintah desa. Evaluasi dan monitoring di lakukan
sangat konsisten yakni 1 bulan sekali.

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pemberadayaan Masyarakat Bank Sampah


Bashari

Dalam perjalanan program pemberdayaan masyarakat terdapat faktor pendukung dan


penghambat. Berdasarkan hasil observasi, dan wawancara factor pendukung dan penghambat
dalam pemberdayaan masyarakat Bank Sampah Bashari sebagai berikut :

a. Faktor Pendukung :
1. Kerjasama antar stakholder yang baik
2. Peran aktif nasabah
3. Komunikasi yang berjalan baik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas
b. Faktor Penghambat :
1. Akses jalan desa menuju RW 05 yang rusak apalagi jika hujan
2. Informasi yang sering mendadak
3. Tempat Pembangunan Sampah yang sedang dalam pembangunan, sehingga
sampah-sampah yang terkumpul saat ini diletakkan di rumah ketua bank sampah.

Dampak Adanya Pemberdayaan Masayarkat dengan Bank Sampah Bashari

Keberadaan Bank Sampah Bashari memberi dampak positif terhadap beberapa aspek,
yaitu lingkungan, dan sosial. Pada aspek lingkungan adanya bank sampah memberikan
dampak yang baik, yakni lingkungan menjadi bersih dan bebas dari sampah terutama sungai.
Berkurangnya pencemaran udara, hal ini dikarenakan sebelumnya sebagian besar masyarakat
masih menggunakan cara praktis dalam mengelola sampah seperti di bakar. Pada aspek sosial,
nilai-nilai sosial yang semakin terkikis oleh kemajuan zaman kini dengan adanya bank
sampah sedikit demi sedikit memupuk dan mengembalikan nilai-nilai sosial yang ada di
masyarakat, salah satunya dengan kegiatan-kegiatan perkumpulan yang diadakan Bank
Sampah Bashari. Interaksi yang terjadi menimbulkan kedekatan antar anggota bank sampah.

5. Penutup
Kesimpulan
Salah satu strategi pengelolaan sampah yang akhir-akhir ini dilakukan adalah dengan
menggandeng masyarakat melalui pemberdayaan bank sampah. Keberadaan bank sampah
Bashari di Desa Karangsari didasari atas kesadaran masyarakat yang menyadari bahwa
lingkungan tempat tinggal mereka sudah masuk dalam kategori kumuh. Adanya bank sampah
ini menjadikan masyarakat lebih termotivasi dan terpacu untuk menciptakan lingkungan
bersih, dan perilaku hidup warga yang peduli. Pengelolaan program bank sampah di Bank
Sampah Bashari sesuai dengan fungsi manajemen, yaitu perencanaan (Kolaborasi pemerintah
Swasta, dan masyarakat, adanya sosialisasi), pengorganisasian (Struktur organisasi yang jelas,
kerjasama dengan pihak terkait, pembagian peran yang jelas), pelaksananaan (strategi
pendekatan secara makro), evaluasi sehingga pelaksanaan program sangat efektif.

Ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung prorgam bank sampah antara lain
adalah kerjasama dengan stacholder yang baik, Peran aktif nasabah, dan Komunikasi yang
berjalan baik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Selain faktor pendukung
terdapat juga faktor penghambat program antara lain, Akses jalan desa menuju RW 05 yang
rusak apalagi jika hujan, informasi yang sering mendadak dan Tempat Pembangunan Sampah
yang sedang dalam pembangunan. Keberadaan Bank Sampah Bashari memberikan dampak
positif terutama dari aspek lingkungan dengan berkurangnya pencemaran sampah, serta aspek
sosial yang membuat semakin erat dalam membangun kedekatan antar anggota bank sampah.
Saran
Dari hasil penelitian pengelolaan program bank sampah di Bank Sampah Bintang
Bashari sesuai dengan fungsi manajemen, dan di laksanakan dengan efektif dan efisien, untuk
itu para pelaku pelaksana program Bank Sampah di bank sampah Bashari di harapkan tetap
mempertahankan pelaksanaan kegiatan ini dengan baik sesuai fungsi manajemen agar
masyarakat berdaya.

DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Irmawita. (2013). Model Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Kebutuhan Belajar.
Yogyakarta: PLS FIP UNY.
Muntazah, S. (2015). Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat
di Bank Sampah Bintang Mangrove Kelurahan Gunung Anyar Tambak Kecamatan
Gunung Anyar Surabaya. J+ Plus Unesa, 4(1).
Putra, W. T. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Di Bank
Sampah. Jambura Journal of Community Empowerment, 1-10.

Internet
Baqiroh, Nur Faizah. (2019). Timbunan Sampah Nasional Capai 64 Juta Ton Per Tahun.
Diakses melalui https://ekonomi.bisnis.com/read/20190221/99/891611/timbulan-
sampah-nasional-capai-64-juta-ton-per-tahun
Masum, Saiful. (2021). Sampah Masyarakat Kendal Capai 400.000 Kubik Per Tahun, DLH:
Kami Baru Bisa Proses 30 Persennya. Diakses melalui
https://pantura.tribunnews.com/2021/09/24/sampah-masyarakat-kendal-capai-
400000-kubik-per-tahun-dlh-kami-baru-bisa-proses-30-persennya?page=4

LAMPIRAN

1. Identitas Responden 1 (Pengelola Bank Sampah)


Nama : Kusmiati
Status : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Karangsari

FOTO

2. Identitas Responden 2 (Nasabah Bank Sampah)


Nama : Niken Ade Shofi
Status : Mahasiswa
Alamat : Desa Karangsari

DOKUMENTASI

Wawancara dengan narasumber

Lokasi TPS sementara Lokasi TPS yang akan dibangun


Sampah yang telah dikumpulkan

Tempat budi daya maggot maggot

Anda mungkin juga menyukai