Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PENGOLAHAN SAMPAH DAN LIMBAH

PENYUSUN :

NAMA : FITRI NURUL AIN


NIM : 2000029061

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2023
PERTEMUAN I
KUNJUNGAN KE BANK SAMPAH

A. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami konsep bank sampah
2. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengelolaan dan pendistribusian bank
sampah
3. Mahasiswa mampu melakukan praktik bank sampah di masyarakat

B. TINJAUAN PUSTAKA
Sampah adalah sesuatu yang tidak terpakai, tidak terpakai, tidak dihargai atau
dibuang, berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah
dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah anorganik merupakan sampah yang dihasilkan dari proses industri dan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat diregenerasi secara alami. Karena
memerlukan waktu yang relatif lama, sampah anorganik lama kelamaan akan semakin
menumpuk dan dapat mengganggu keberlangsungan organisme (Hamdani & Sudarso,
2022).
Permasalahan sampah merupakan permasalahan yang kompleks karena
melibatkan banyak pemangku kepentingan. Salah satu isu terpenting terkait sampah di
Indonesia adalah kesadaran dan kebiasaan masyarakat terhadap sampah. Sistem
pengelolaan yang komprehensif dan berkelanjutan harus diterapkan untuk mengurangi
dan menyelesaikan masalah sampah. Untuk mengklasifikasikan sampah dengan benar,
perlu dikembangkan perilaku ini sejak dini. Karena pada usia ini pembentukan perilaku
akan lebih mudah dan hasilnya akan terlihat pada usia berikutnya (Zuraidah et al.,
2022).
Langkah awal membentuk perilaku pengelolaan sampah yang baik dapat
dimulai dengan mengenalkan pengetahuan tentang sampah, membentuk kebiasaan
mengelompokkan dan membuang sampah pada tempatnya, serta menjadikan sampah
menjadi benda yang bermanfaat. Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan tersebut,
diharapkan kebiasaan baik dalam mengelola sampah dapat terus berlanjut hingga
dewasa. Oleh karena itu, pengelolaan sampah yang baik sangat diperlukan dan dapat
dimulai sejak dini (Siagian et al., 2022).
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi penghambat aktivitas
sehari-hari seperti menimbulkan bau tidak sedap, menimbulkan penyakit, menjadi
sarang hewan kotor dan menimbulkan kesan kumuh di lingkungan. Pemerintah
mempunyai keterbatasan dalam upaya pengelolaan sampah jika tidak didukung oleh
partisipasi masyarakat setempat (Nisa & Saputro, 2021).
Upaya yang harus dilakukan untuk mengelola sampah dengan baik dan secara
optimal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik dan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah
dengan membuat bank sampah. Selain mengurangi permasalahan yang timbul akibat
penumpukan sampah juga dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat, seperti
menukar dengan bahan baku dan peralatan sehari-hari (Linda, 2016).
Menghadapi dampak dan bencana akibat penumpukan sampah rumah tangga,
komunitas secara proaktif membentuk program bank sampah. Program ini meliputi
konsultasi, pendidikan, pelatihan dan implementasi. Mengubah perilaku masyarakat
Membiasakan diri mengelompokkan sampah menurut jenisnya. Hal ini memerlukan
sosialisasi ketegasan dan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dalam
hal ini (Nisa & Saputro, 2021).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat Tulis
2. Buku
3. Handphone

D. CARA KERJA
1. Berkunjung ke Bank Sampah Kelompok Wanita Tani (KWT) di Padukuhan
Ngalang, Desa Ngalang Kecamatan Gendangsari, Kabupaten Gunung Kidul
Bersama Dosen Pembimbing dan teman-teman.
2. Mendapatkan arahan serta informasi terkait bank sampah yang dikelola oleh
Kelompok Wanita Tani (KWT).
3. Melakukan pengamatan terkait bank sampah yang dikelola oleh Kelompok
Wanita Tani (KWT).

E. HASIL
Gambar 1. Mendapatkan arahan serta Gambar 2. Melakukan pengamatan
informasi terkait bank sampah yang terkait bank sampah yang dikelola oleh
dikelola oleh Kelompok Wanita Tani Kelompok Wanita Tani (KWT).
(KWT).

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum Pengolahan Sampah dan Limbah kali ini melakukan kunjungan
ke Bank Sampah Kelompok Wanita Tani (KWT) di Padukuhan Ngalang, Desa Ngalang
Kecamatan Gendangsari, Kabupaten Gunung Kidul. Pada hari Sabtu, 4 November
2023, Bersama Dosen Pembimbing dan teman-teman.
Kegiatan bank sampah oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) di Padukuhan
Ngalang, Desa Ngalang Kecamatan Gendangsari, Kabupaten Gunung Kidul sudah
berdiri sejak tahun 2009, namun saat wabah Covid-19 kegiatan behenti selama 2 tahun.
Pada kegiatan kali ini dilakukan di RT 01, karena tiap bulan ada agendanya, pada
kegiatan kali ini bergabung dengan 4 RT yang lain yaitu RT 01,02,03 dan RT 04,
masing-masing sudah ada perwakilan. Anggota bank sampah untuk RT 01 berjumlah
15 orang.
Adapun kesulitan pada kegiatan bank sampah oleh Kelompok Wanita Tani
(KWT) di Padukuhan Ngalang, Desa Ngalang Kecamatan Gendangsari, Kabupaten
Gunung Kidul yaitu biasannya pengumpulan sampah setiap 1 bulan 1 kali, namun
karena setiap rumah tangga dan kegiatan sehari-hari menghasilkan sampah setiap hari
maka banyak sampah yang menumpuk dirumah. Sehingga biasanya masyarakat juga
menjual sampah mereka ke pengepul dari luar dukuh, sehingga tidak sepenuhnya
sampahnya dijual di bank sampah ini. Selain itu, kesulitan keduannya adalah sulitnya
membuat masyarakat sadar akan pentingnya mengolah sampah sebelum dibuang
langsung ke lingkungan, apalagi jika sudah terjadi penumpukkan sampah terutama
sampah-sampah yang sulit terurai di alam, karena masih banyak masyarakat yang
sampahnya masih dibuang sembarangan, karena TPS nya jauh yaitu berada di
Kapanewon Wonosari, Gunung Kidul membuat Masyarakat kebanyakan sampahnya
dibakar atau dijual ke pengepul dari luar dukuh. Serta kurangnya SDM yang mengelola,
kebanyakan masyarakat terutama ibu-ibu juga banyak yang bekerja.
Untuk alur proses bank sampahnya pertama-tama sampah dari tiap rumah
tangga dikumpulkan didalam 1 karung, sampah ini merupakan sampah anorganik
seperti kaleng, kardus, botol, besi bekas dan lain-lain namun belum dipisah-pisahkan.
Selanjutnya akan ditimbang untuk diketahui berapa beratnya dan disesuaikan dengan
harganya, jika sudah maka uang yang didapat akan dicatat untuk masuk ke tabungan.
Setelah itu, sampah kembali dituangkan untuk dipisah per itemnya, pemisahan ini
dilakukan oleh ibu-ibu KWT agar lebih mudah untuk dijual ke pengepulnya.
Pemisahannya seperti pada botol bekas, tutup dan labelnya dipisahkan, bisa juga
dipisahkan berdasarkan warnanya. Berdasarkan informasi dari ibu-ibu pengelola harga
yang paling tinggi jika dijual ke pengepul adalah harga besi dan tembaga.
Jika sudah dijual kepengepul selanjutnya sampah-sampah tersebut akan didaur
ulang oleh pihak ke 3 dengan cara dihaluskan dan dicetak menjadi biji plastic, biji besi
dan sebagainya, sehingga lebih sehat bagi lingkungan daripada dibuang tanpa
pengolahan. Benefit yang bisa diperoleh bagi masyarakat yang ikut kegiatan bank
sampah ini tentu saja akan mendapatkan uang dari hasil jualnya biasanya bisa diambil
atau membuat acara piknik bagi masyarakat di pedukuhan tersebut.
Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
diatur jenis dan sumber sampah yang pertama yaitu, Sampah Rumah Tangga
merupakan sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-hari di
rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan dari proses alam yang
berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini bersumber dari rumah atau dari
komplek perumahan. Yang kedua Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga merupakan
sampah rumah tangga yang bersala bukan dari rumah tangga dan lingkungan rumah
tangga melainkan berasal dari sumber lain seperti pasar, pusat perdagangan, kantor,
sekolah, rumah sakit, rumah makan, hotel, terminal, pelabuhan, industri, taman kota,
dan lainnya. Dan yang ketiga yaitu Sampah Spesifik merupakan sampah rumah tangga
atau sampah sejenis rumah tangga yang karena sifat,konsentrasi dan/atau jumlahnya
memerlukan penanganan khusus, meliputi, sampah yang mengandung B3 (bahan
berbahaya dan beracun seperti batere bekas, bekas toner, dan sebagainya), sampah yang
mengandung limbah B3 (sampah medis), sampah akibat bencana, puing bongkaran,
sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, sampah yang timbul secara periode
(sampah hasil kerja bakti).
Bank sampah muncul sebagai inisiatif masyarakat lokal dengan tujuan untuk
ikut serta menyelesaikan permasalahan yang ada. Melalui strategi sampah 3R (Reduce,
Reuse, dan Recycle) yang dilakukan masyarakat mampu mengubah persepsi banyak
masyarakat bahwa sampah tidak memiliki nilai ekonomi. (Kemen LH, 2011)
Bank sampah merupakan kegiatan gerakan sosial teknis yang mengajarkan
masyarakat bagaimana mengklasifikasikan sampah dan mendorong pengembangan
masyarakat. meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara bijak
sehingga akan mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir). Membangun bank sampah merupakan motivasi awal untuk
menyadarkan masyarakat secara umum dalam memilah, mendaur ulang dan
memanfaatkan sampah, karena sampah memiliki nilai jual yang cukup baik sehingga
pengelolaan sampah ekologis menjadi budaya baru Indonesia (Kemen LH, 2013)

G. KESIMPULAN
Konsep bank sampah sendiri yaitu merupakan kegiatan gerakan sosial teknis
yang mengajarkan masyarakat bagaimana mengklasifikasikan sampah dan mendorong
pengembangan masyarakat. meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengelola
sampah secara bijak sehingga akan mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPA
(Tempat Pembuangan Akhir).
Proses pengelolaan dan pendistribusian bank sampah yaitu pertama-tama
sampah dari tiap rumah tangga dikumpulkan didalam 1 karung, sampah ini merupakan
sampah anorganik seperti kaleng, kardus, botol, besi bekas dan lain-lain namun belum
dipisah-pisahkan. Selanjutnya akan ditimbang untuk diketahui berapa beratnya dan
disesuaikan dengan harganya, jika sudah maka uang yang didapat akan dicatat untuk
masuk ke tabungan. Setelah itu, sampah kembali dituangkan untuk dipisah per itemnya,
pemisahan ini dilakukan oleh ibu-ibu KWT agar lebih mudah untuk dijual ke
pengepulnya. Kemudian sampah diolah oleh pihak ke 3 menjadi sampah daur ulang.
Praktik bank sampah di masyarakat perlu dilakukan sejak dini karena
merupakan motivasi awal untuk menyadarkan masyarakat secara umum dalam
memilah, mendaur ulang dan memanfaatkan sampah, karena sampah memiliki nilai
jual yang cukup baik sehingga pengelolaan sampah ekologis menjadi budaya baru
Indonesia.

H. DAFTAR PUSTAKA

Hamdani, B., & Sudarso, H. (2022). Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Tangan
Guna Meningkatkan Kreatifitas Warga Sekitar Dusun Kecik Desa Kertonegoro. Abdiku:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 41-56.

Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Diskusi Bulanan KLH dan SIEJ dalam
Rangka Hari Peduli Sampah. 2011. [Online]. [diakses 9 November 2023].
http://www.menlh.go.id/diskusi-bulanan-klh-dan-siej-da-lam-rangkahari-peduli-sampah/

Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Buku: Profil Bank Sampah Indonesia
2013. 2013. [Online]. [diakses 9 November 2023]. http://www.menlh.go.id/profil-bank-
sampah-indonesia-2013/

Linda, R. (2016). Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Melalui Daur Ulang Sampah Plastik (Studi
Kasus Bank Sampah Berlian Kelurahan Tangkerang Labuai). Jurnal Al-Iqtishad, 1(12), 2

Nisa, S. Z., & Saputro, D. R. (2021). Pemanfaatan Bank Sampah sebagai upaya Peningkatan
Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Kebonmanis Cilacap. Bantenese : Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 3(2), 89–103. https://doi.org/10.30656/ps2pm.v3i2.3899

Siagian, T. S., Sriyanto, D., Rasyid, M. A., Ningrum, D. A., & Yani, R. (2022). Pelatihan
Manajemen Bank Sampah Guna Pelestarian Lingkungan dan Meningkatkan Nilai
Ekonomis Masyarakat Di Kecamatan Namorambe Kabupaten Deliserdang. Jurnal Abdi
Mas Adzkia, 2(2), 99-107.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

Zuraidah, Z., Rosyidah, L. N., & Zulfi, R. F. (2022). Edukasi Pengelolaan Dan Pemanfaatan
Sampah Anorganik Di Mi Al Munir Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri.
Budimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 1–6.
https://doi.org/10.29040/budimas.v4i2.6547
I. DOKUMENTASI

Gambar 1. Kelompok Wanita Tani Gambar 2. Kelompok Wanita Tani


(KWT) (1) (KWT) (2)

Gambar 3. Kelompok Wanita Tani Gambar 4. Kelompok Wanita Tani


(KWT) sedang menimbang sampah RT (KWT) sedang memberikan informasi
terkait bank sampah
Gambar 5. Foto Bersama Dosen Gambar 6. Sambutan oleh Dosen
Pembimbing, Kelompok Wanita Tani Pembimbing bersama Kelompok
(KWT) dan Teman-teman Kesling 2020 Wanita Tani (KWT) dan Teman-teman
Kesling 2020

Anda mungkin juga menyukai