Pendamping:
dr. Sri Kayati
NIP 19710820.20.0604.2.020
Oleh:
dr. Kiky Putri Anjany
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Sampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang
masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Panji
Nugroho, 2013).
Menurut definisi World Health Organization (WHO) “sampah
adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya”.
Dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang pengolahan
sampah dinyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat ataupun cair.
b. Berdasarkan sifatnya
1) Sampah organik (degradable)
Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti
sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah
ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
2) Sampah anorganik (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan,
botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini
dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat
dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas
bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,
maupun karton.
c. Berdasarkan Bentuknya
1) Sampah padat
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak
dipergunakan lagi dan dibuang. Sampah padat adalah segala bahan
buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa
sampah rumah tangga yaitu sampah dapur, sampah kebun, plastik,
metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan,
kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga,
potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun
dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability),
maka dapat dibagi lagi menjadi:
a) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara
sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti:
sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.
b) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi :
־ Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan
kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti
plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
־ Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi
dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra
packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2) Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
a) Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah
ini mengandung patogen yang berbahaya.
b) Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur,
kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin
mengandung patogen.
ulang
daur ulang
.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah:
Kenyataan yang ada saat ini, sampah menjadi sulit dikelola oleh karena
berbagai hal :
1. Pesatnya perkembangan teknologi, lebih cepat dari kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan memahami masalah persampahan.
2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan
keselarasan pengetahuan tentang persampahan.
3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan konstruksi di segala
bidang termasuk bidang persampahan.
4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar,
menimbulkan pencemaran air, udara dan tanah, sehingga juga
memperbanyak populasi vektor pembawa penyakit seperti lalat dan
tikus.
5. Kegagalan dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang
bekas juga ketidakmampuan masyarakat dalam memelihara
barangnya sehingga cepat rusak, ataupun produk manufaktur yang
sangat rendah mutunya, sehingga cepat menjadi sampah.
6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak
cocok bagi pembuangan sampah juga terjadi kompetisi yang
semakin rumit akan penggunaan tanah.
7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya
dipakai sebagai tempat pembuangan sampah.
8. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.
9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena
cuaca yang semakin panas.
10. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah
pada tempatnya dan memelihara kebersihan.
11. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini
kebanyakan sampah dikelola oleh pemerintah.
c. Dasar Hukum
1) Undang - Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
menjelaskan tentang prinsip dalam mengelola sampah adalah
reduce, reuse dan recycle yang berarti mengurangi, menggunakan
kembali, dan mengolah
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, tentang lingkungan hidup
3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesiatahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
d. Tujuan
1) Meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya kebersihan
lingkungan dan pemanfaatan peluang
2) Mengikut sertakan warga dalam usaha mewujudkan lingkungan
yang bersih dan sehat
3) Mempererat kerjasama dan interaksi antar warga masyarakat
agar menjadi komunitas pemuda yang kreatif, inovatif, produktif
serta peduli terhadap lingkungan sekitar, serta dapat terhindar dari
kegiatan-kegiatan yang negatif
4) Menanggulangi masalah limbah lokal dan mengurangi jumlah
sampah yang di angkut ke tempat pambuangan akhir (TPA)
5) Menciptakan produk daur ulang dengan aneka desain kerajinan
tangan yang memiliki nilai jual lebih di masyarakat
6) Menjadikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dari hasil bank
sampah
7) Meminimalisir timbulnya penyakit yeng diakibatkan oleh sampah
b) Pelatihan Teknis
Setelah sosialisasi awal, dilakukan pertemuan dengan
skala yang lebih kecil misal RT/RW. Pertemuan dengan skala
yang lebih kecil ini disebut pelatihan teknis karena disini akan
membahas hal-hal yang sangat teknis tentang tata cara
pembentukan sistem bank sampah. Pelatihan lebih seperti
menghadiri perkuliahan dimana ada satu orang sebagai ahli yang
akan mengajarkan para anggota yang mengikuti pelatihan teknis.
Pelatihan ini bisa dilakukan di rumah warga atau ruangan yang
disediakan RW setempat. Pada pertemuan ini diharapkan akan
mencapai kesepakatan dengan warga untuk menjalankan sistem
bank sampah serta terbentuknya pula kepengurusan bank
sampah, lokasi bank sampah (penetapan kantor pusat dan kantor
cabang). Lalu ada gambaran pengepul yang akan membeli
sampah, serta penetapan target pada bulan pertama untuk
komitmen menjalankan program bank sampah ini seperti jumlah
nasabah, omset (rupiah), dan reduksi sampah (kilogram), Jenis
sampah yang diterima, harga tiap jenis sampah per kilogram,
kondisi sampah yang diterima (kering), cara pengemasan
(sampah dimasukan ke plastik atau semacamnya), teknis
pengangkutan (diantar ke bank sampah atau dengan sistem
penjemputan), penimbangan, sistem pencatatan, bagi hasil, dan
teknis pencairan tabungan.
Tidak lupa, masyarakat harus diyakinkan lagi mengenai
pembagian dan pemilahan jenis sampah, antara lain perbedaan
sampah basah dan kering.
1) Sampah Kering / Anorganik
a) Sampah kering / anorganik yang telah disetorkan oleh
warga kemudian dipilah dengan lebih detail
berdasarkan kategori masing-masing sampah (plastik,
kertas, logam dan kaca)
b) Masing-masing kategori sampah kering / anorganik
tersebut kemudian dapat dimanfaatkan atau digunakan
kembali (Reuse) atau diolah kembali (Recycle) jika
bank sampah memiliki mesin pencacah plastik,
sebaiknya sampah jenis plastik dicacah terlebih dahulu
sebelum dijual ke industri daur ulang plastik.
c) Pengangkutan sampah kering / anorganik dari bank
sampah ke pelapak besar atau ke industry daur ulang.
d) Bank sampah mendapatkan keuntungan
i. Buku Registrasi
g) Pengembangan
.
D. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
UPAYA
N SASARA DAN TENAG INDIKATO
KESEHATA KEGIATAN WAKTU TUJUAN TARGET ALAT BIAYA
O N A A R
N
1 Study banding Study 13 Juli Belajar Bank Bank - Alat tulis, Kepala Terlaksananya -
Bank Sampah banding bank 2019 mengenai Sampah Sampah kamera Puskesm study banding
sampah pelaksanaan yang telah yang telah as, bank sampah
bank sampah berjalan di berjalan di Dokter
Boyolali Boyolali internsip,
Bidan
desa
2 Koordinasi Audiensi 19 Juli Memaparkan Kepala Kepala desa - Alat tulis, Dokter Bertemu -
dengan kepala dengan 2019 dan desa dan dan kamera internsip, dengan kepala
desa beserta kepala desa menyamakan perangkat perangkat Bidan desa beserta
perangkat Desa beserta presepsi desa desa desa perangkat dan
Bade perangkat mengenai terbentuk
Desa Bade program presepsi yang
bank sampah sama
mengenai
program bank
sampah
3 Sosialisasi Sosialisasi 19 Juli Menjelaskan Perangkat Perangkat - Alat tulis,
Kepala Perangkat Puskes
dengan dengan 2019 konsep bank desa, Ibu desa, Ibu kamera, Puskesm desa mengerti mas
perangkat Desa perangkat sampah kader dan kader dan proyektor as, mengenai
Bade Desa Bade kepada PKK PKK , laptop Dokter program bank
perangkat internsip, sampah
desa Bidan
desa
4 Koordinasi dan Koordinasi 19 Juli Melakukan Ibu kader Ibu kader - Laptop, Dokter Terdapat -
pembentukan dan 2019 koordinasi dan PKK dan PKK proyektor internsip, nama bank
pengurus pembentukan dan , alat bidan sampah,
dengan ibu-ibu pengurus membentuk tulis, desa terbentuk
kader dan PKK dengan ibu- pengurus kamera pengurus
ibu kader dan bank sampah bank sampah
PKK Bade, dan
terpilih
pengepul
sampah
5 Pelatihan Pelatihan Agustus Melatih Pengurus Pengurus - Laptop, Dokter Pengurus -
pengurus bank pengurus 2019 pelaksanaan bank bank proyektor internsip, bank sampah
sampah bade bank sampah bank sampah sampah sampah , alat bidan mengerti akan
Bade secara detail tulis, desa konsep bank
kepada kamera sampah,
pengurus mengerti cara
terpilih menimbang
sampah, cara
menulis
pembukuan
bank sampah
secara detail
7 Sosialisasi Sosialisasi Juli - Menjelaskan Ibu balita Ibu balita - Alat tulis, Dokter Mengetahui -
bank sampah bank sampah Agustus kepada posyandu posyandu kamera internsip, cara
kepada warga kepada 2019 warga dan warga dan warga bidan pengolahan
di dukuh warga di mengenai lainnya lainnya desa sampah
Wates Barat dukuh wates cara rumah tangga
saat posyandu barat saat pengolahan Tidak
posyandu sampah, membuang
detail sampah
pelaksanaan sembarangan
bank Tersedianya
sampah, tempat
menyampaik sampah
an bahwa organik dan
pertemuan anorganik di
depan untuk setiap rumah
mulai warga
membawa Mengerti
sampah konsep bank
anorganik sampah
8 Pelaksanaan Pelaksanaan 13 Mengumpulk Ibu balita Ibu balita Alat tulis, Dokter Membawa Mandiri
bank sampah bank sampah Septembe an sampah posyandu posyandu kamera, internsip, sampah yang
di posyandu di posyandu r 2019 anorganik dan warga dan warga timbanga bidan akan ditabung
Wates Barat Wates Barat warga, lainnya lainnya n, buku desa, di bank
melakukan tabungan, pengurus sampah
penimbangan buku bank
, pencatatan, rekapan, sampah
dan buku
penjualan register
kepada bank
pengepul sampah
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
Acara dibuka oleh Bidan Desa Bade sekaligus perkenalan dengan dokter
internsip yang bertugas di Puskesmas Klego I.
Audiensi dan Koordinasi dilakukan di Balai desa Bade yang turut dihadiri
oleh Kepala desa Bade, Perangkat desa Bade, Kepala Puskesmas Klego I
dan Dokter Internsip. Kegiatan audiensi dan koordinasi dilakukan dengan
cara pemberian materi penyuluhan mengenai Bank sampah guna
menyamakan persepsi mengenai program bank sampah.
iii. Pembentukan Pengurus Bank Sampah dan Terpilihnya Pengepul Sampah
1. Tahap Perencanaan
a. Terdapat beberapa kegiatan yang sudah direncanakan tidak terlaksana
karena bersamaan dengan kegiatan di desa lain.
b. Untuk pelaksanaan bank sampah Dukuh Wates Barat juga tidak berjalan
sesuai dengan perencanaan dikarenakan satu dan hal.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Kurangnya penyediaan alat untuk mendukung berjalannya program Bank
Sampah seperti kurangnya fasilitas alat untuk menimbang sampah.
b. Program Bank sampah juga terkendala dalam hal tempat untuk
menampung sampah yang akan dibawa oleh penabung bank sampah,
sehingga sampai saat ini masih menampung dirumah / ditempat yang akan
dilaksanakannya kegiatan posyandu.
c. Adanya warga yang mengeluhkan kesulitan untuk membawa sampahnya
jika kegiatan program bank sampah dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan posyandu, disisi lain jika waktu pelaksanaan bank sampah
dibedakan dengan kegiatan posyandu, warga juga akan kesulitan kembali
untuk menyesuaikan waktunya.
d. Pada dasarnya pelaksanaan program bank sampah ini akan berjalan baik
dan terarah apabila masyarakat benar-benar menjalankan program dengan
rutin dan dikelola dengan baik.
Tabel Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil
No Kegiatan Waktu Tempat Sasaran Hasil
1 Study banding Bank 13 Juli Bank Sampah Melati Puskesmas Telah berjala
Sampah 2019 (Surodadi, Boyolali) Klego 1 dengan lanca
dan Bank Sampah tempat bank
Sajensa Boyolali.yaitu
(Siswodipuran, SAJENSA. B
Boyolali) Bade diadops
2 Audiensi dengan 19 Juli Balai Desa Bade Kepala desa Telah berjalan
kepala desa beserta 2019 dan perangkat kepala desa d
perangkat Desa Bade dirasakan leb
desa juga sud
terbentuknya
mempermuda
sama mengen
3 Sosialisasi dengan 19 Juli Balai Desa Bade Perangkat desa Terbentuknya
perangkat Desa Bade 2019 sampah.
4 Koordinasi dan 19 Juli Balai Desa Bade Kader Telah terbent
pembentukan 2019 yang terdiri d
pengurus dengan ibu- tersebut terd
ibu kader dan PKK sebagai sekre
nama bank
sudah terpili
dukuh.
5 Pelatihan pengurus 14 Balai Desa Bade Kader Kegiatan pel
bank sampah September dengan lanca
2019 datang untuk
mengenai pe
penomoran
pembukuan b
6 Sosialisasi bank 13 Agutus Posyandu Warga Pada tahap s
sampah kepada warga 2019 sampah di
Dukuh Wates Barat masyarakat
Desa Bade mendengarka
sosialasi bank
posyandu bal
wates barat
menjadi tidak
7 Pelaksanaan bank September Posyandu Warga Telah berjalan
sampah Dukuh Wates 2019 wates barat pa
Barat bank sampah
perencanaan.
G. KESIMPULAN
1. Program bank sampah di dukuh Wates Barat sudah terlaksana dengan cukup baik
pada bulan September. Program bank sampah ini berjalan sebagai awalan
kegiatan pengelolaan sampah pada lingkungan dukuh Wates Barat untuk dapat
lebih menyadarkan dan memacu masyarakat kembali mengenai pentingnya
kebersihan lingkungan demi terwujudnya masyarakat yang lebih sehat.
2. Masih belum seluruhnya warga di dukuh Wates Barat yang telah ikut
mengumpulkan sampahnya ketika pertama kali program bank sampah berjalan.
3. Kurangnya SDM, sarana dan prasarana dalam program Bank Sampah sehingga
program ini berjalan kurang maksimal.
H. SARAN
1. Disarankan untuk kader desa, bidan desa, dan pemegang program di Puskesmas
Klego I untuk tetap meneruskan program bank sampah kedepannya.
2. Dibutuhkan peran serta dari seluruh masyarakat, tokoh agama dan perangkat
desa untuk meningkatkan antusisme masyarakat mengenai berjalannya program
bank sampah di Dukuh Wates Barat
3. Diperlukan dukungan lebih dari perangkat desa berupa kebijakan tertulis
mengenai kewajiban pengumpulan bank sampah pada masyarakat.
4. Disarankan untuk kedepannya agar dapat tersedianya tempat khusus untuk
menampung sampah dari para penabung.
5. Dilakukan sosialisasi lebih luas lagi kepada masyarakat, sehingga kedepannya
program bank sampah tidak hanya berjalan di tiap dukuhnya
6. Pengurus bank sampah beserta perangkat desa dapat mulai mengajukan
permohonan kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk pengadaan alat dan bahan
penunjang bank sampah
7. Apabila program bank sampah telah berjalan, dapat dilanjutkan dengan adanya
pelatihan kerajinan tangan dari sampah anorganik pada masyarakat untuk
meningkatkan produksi pada masyarakat di dukuh Wates Barat.
I. DOKUMENTASI
Study Banding di Bank Sampah Melati, Surodadi, Boyolali.
Study Banding di Bank Sampah Sajensa, Siswodipuran, Boyolali.
Sosialisasi kepada Perangkat dan Kader desa Bade oleh Dokter Internsip, Kepala
Puskesmas Klego I dan Kepala Desa Bade
Pelatihan Pengurus Bank Sampah
Penandatanganan MOU Bank Sampah bersama Kader & Pengepul Dukuh Wates
Barat
Barombo, A., Asrori, H., & BSEP, D. (2012). Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Koperasi Credit Union ( CU ) Studi Pada CU.Khatulistiwa Bakti Pontianak. Jurnal
Tesis , 1-17.
Carroll & Buchheltz. (2003). Business & Society: Ethics and Stakeholders
Management. (5th Edition). Ohio:Thomson South Western.
Imran, M. (2008). Peran Public Relations Pada Program CSR Dalam Rangka
Meningkatkan Citra Positif Perusahaan. Jurnal Universitas Islam 45 Bekasi , 127-139.
Kementrian Lingkungan Hidup RI, 2012, Kepmen LH no. 13 tahun 2012 tentang
pedoman pelaksanaan 3R melalui bank sampah.
Kotler, P., & Lee, N. (2005). Corporate Social Responsibility : Doing The Most For
Your Company And Your Cause. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.