Anda di halaman 1dari 12

Pengembangan Smart Environment Pada Pengelolaan Bank Sampah

Berbasis Peran Serta Masyarakat Desa Welahan


Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo

Erina Latri Rahayu


Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Email : erinalrahayu@gmail.com,

Abstrak

Permasalahan sampah menjadi permasalahan yang sudah mengglobal yang dihadapi


oleh semua masyarakat. Desa Welahan terdapat suatu organisasi KWT (Kelompok
Wanita Tani) yang melakukan pengelolaan sampah yang memiliki nilai jual yang
mengandalakan peran serta dan kreatifitas masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga.
Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan digital marketing pada
pemasaran produk yang dihasilkan. Metode yang digunakan pada jurnal ini yaitu
deskriptif kualitatif dengan wawancara,observasi dan dokumentasi. Jurnal ini
menunjukan bahwa pengolalan sampah yang baik dan tepat dapat memberikan dampak
yang luar biasa bagi lingkungan terutama dalam hal kebersihan dan kenyamanan,
apalagi pengelolaan sampah memiliki nilai jual. Dan pemanfaatan digital marketing
sangat penting dalam hal ini karena dapat memasarkan hasil produk dengan luas dan
praktis.

Kata Kunci : Pengolahan Sampah, Pemanfaatan Internet, Digital Marketing


1. PENDAHULUAN

Permasalahan sampah saat ini tidak terjadi pada wilayah perkotaan dan wilayah
pedesaan tetapi sudah menjadi masalah kompleks pada kehidupan sehari-hari. Salah satunya
pada wilayah di Desa Welahan, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo. Limbah
rumah tangga yang semakin hari semakin menumpuk dan pembuangan sampah yang
tergolong masih sembarangan yang membuat lingkungan di desa Wonoroto menjadi kotor.

Dengan jumlah penduduk di Desa Welahan sebanyak 3.356 dan menghasilkan


sampah sekitar 1.250kg sampah setiap hari. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan banyak masalah seperti timbulnya berbagai penyait seperti diare, penyakit kulit
gangguan pernapasan dan juga pemicu terjadinya banjir. Oleh karena itu perlunya mengkaji
pengelolaan sampah dengan mengubah sampah menjadi barang yang dapat dipakai atau
bermanfaat dan tentunya dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Kreatifitas pengelolaan sampah menjadi kerajinan tangan menjadikan solusi yang


tepat untuk mengubah sampah menjadi barang yang dapat di pakai kembali bahkan memiliki
nilai jual. Kreatifitas seseorang dapat di ukur dan di kembangkan memlaui berbagai cara,
misalnya dengan membuat kerajinan tangan. Sampah plastik dapat dibuat kerajinan tangan
seperti tas, keranjang, hiasan kamar, aksesoris, vas bunga, dll. Sedangkan sampah kardus bisa
dibuat kerajinan tangan seperti tempat pensil, boneka, tempat tisu, mainan, bingkai foto, dll.
Oleh karena itu jika sampah-sampah di biarkan dan tidak ada pengolaan akan menjadi
masalah besar. Kemudian menjual sampah ke pengepul sampah untuk di daur ulang ke pabrik
daur ulang untuk di olah kembali menjadi bahan baku plastik / kardus.

2. TINJUAKAN PUSTAKA

a) Pengertian Sampah
Sampah adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat
(Soemirat, 1996). Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008,tentang Pengelolaan sampah
menyatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatansehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat. Dari pengertian dia dapat diserderhanakan, pengertian sampah
merupakan material yang sudah tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang
kembali dan bisa menjadi barang yang bernilai.
b) Klasifikasi Sampah
Secara umum, jenis sampah berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi 2 (dua) yiatu
sampah organik anorganik (Mallongi dan Saleh : 2015)
1. Sampah Organik
Sampah organik ini terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Sampah organik ini mudah terurai dengan proses alami.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam yang tak terbaharui, misalnya
seperti minyak bumi, mineral atau yang melalui proses insdustri. Zat yang terkadung
dalam sampah anorganik ksebgain besar tidak dapat terurai oleh alam, sedangkan
sebagaian kainya bisa terurai oleh alam tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama.
Contoh sampah anorganik ini yaitu botol plastic, botol kaca, kaleng dll.

c) Sumber-Sumber Sampah
Sampah yang dikelola olah pemeritah kota yang ada di Indonesia dikatagorikan menjadi
beberapa kelompik yaitu :
1. Sampah rumah tangga
Sampah ini merupakan sampah yang dihasilkan dari lingkungan rumah tangga.
Sampah yang dihasilkan dari sumber ini misalnya berupa sisa makanan, plastik,
kertas, kain, kayu, kaca, dll.
2. Sampah dari daerah komersil
Sampah ini berasal dari pasar, pertokoan , pusat perdagangan, perkantoran, dll.
Sampah yang dihasilkan berupa sampah kertas, sampah kayu, sampah plastik,
sampah kaca, dan sisa makanan yang sudah membusuk.

3. Sampah jalanan / tempat umum


Sampah ini berasal dari jalanan / tempat umum . Sampah yang dihasilkan berupa
daun /dahan pohon, pasir, sampah plastik dll.

d) Pengelolaan Sampah
Menurut PP No. 81 tahun 2012 , tentang pengelolaan sampah sejenis sampah rumah
tangga, pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematsis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan
sampah dimulai dari sumber, penempatan pengumpulan, pemindahan, pengangkatan ,
pengelolahan dan yang terakhir pembuangan akhir. Dalam perencanaan pengelolaan sampah
dalam suatu kota perlu adanya data awal berupa timbulan, komposisi dan karaktersitik
sampah. Dengan begitu pengelolaan sampah akan lebih optimal.
Ada beberapa kajian teoritis sistem pengelolaan sampah (Suwerda, 2012). Analisisnya
seperti terlihat pada Tabel 1. Pada tabel terlihat perbandingan antara sistem pengelolaan
sampah konvensional/tradisional, kumpul-angkut buang, mandiri dan proaktif, serta bank
sampah.
Tabel 1

(Sumber : Suwerda, 2012)


e) Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan pengelolaan sampah yang
melibatkan partisipasi yang aktif dari masyarakat untuk mengatasi sampah secara terorganisir
mulai dari tahapan pengumpulan, pengelohan sampai tahap akhir yaitu pemrosesan sampah
yang dihasilkan. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini dilakukan dengan memilah
sampah kemudian dijual ke pengepul untuk jenis sampah yang laku dijual.

f) Pengertian dan Fungsi Bank Sampah


Menurut permen LH RI No 13 Tahun 2012 Bank Sampah adalah tempat pemilihan
dan pengumpulan sampah yang dapat di duar ulang dan atau digunakan ulang yang memiliki
nilai ekonomi. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir sama dengan cara kerja bank
lainnya, ada nasabah, pembukuan dan manajemen pengelolaan. Pengelolaan bank sampah
harus dengan kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa kewirausahaan agar dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Gambar 1.

Posisi Bank Sampah Dalam Program Pengelolaan Sampah


g) Proses Pengelolaan Sampah di Bank Sampah
Untuk mengetahui pengelolaan sampah pada bank sampah dapat dilihat pada digram
alur berikut ini :

Gambar 2.

Diagram Alur Sistem Opererasional Bank Sampah


3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang
bermaksud mendeskripsikan suatu fenomena. Pengumpulan datanya menggunakan teknik
wawancara, observasi, kelompok diskusi terfokus, dan studi dokumentasi. Lokasi penelitian
di Desa Welahan, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses Pengolahan Sampah


Desa Welahan merupakan desa yang memiliki sistem pengelolaan sampah yang sudah
cukup optimal. Terdapat organisasi KWT (Kelompok Wanita Tani) Srikandi untuk mengelola
sampah menjadi kerajinan tangan. Proses pengolahan sampah yang dilakukan pada bank
sampah ini pertama kali disetorkan oleh nasabah kemudian ditimbang dan di pilah
berdasarkan jenis sampahnya, kemudian sampah-sampah tersebut dicuci bersih, dikeringan
dan terakhir dibuat kerajinan.
Kegiatan pengolahan sampah ini dikerjakan oleh 5-7 orang atau tergantung
banyaknya yang datang. Ide-ide yang didapat dalam pengelolaan sampah hingga menjadi
kerjaninan ini didapatkan dari berbagai sumber seperti internet dan diajarkan langsung oleh
pengurus KWT. Motivasi masyarakat untuk bergabung kedalam bank sampah yaitu untuk
mengurangi limbah sampah, menjaga kebersihan lingkungan, menciptakan kesibukan dan
kreatiitas tetapi menghasilkan uang. Kerajinan dari bahan plastik dan kardus ini dapat
menghasilkan kerjinan tangan seperti bunga plastik, vas bunga, boneka, bros jilbab, mainan,
tempat tisu dan lain-lain.

Gambar 3. Pengumpulan Sampah


Gambar 4. Pemilahan Sampah

Manfaat Setelah Bergabung dan Melakukan Kegiatan Pengolahan Sampah


Kegiatan pengelolahan sampah pada bank sampah dapat meningkatkan pendapatan
pada nasabah. Kegiatan ini juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan yaitu
perkembangan komunitas. Manfaat yang dirasakan oleh semua pengurus KWT Srikandi yaitu
kegiatan pengolahan sampah dapat menambah penghasilan dikarenakan kebanyakan anggota
KWT Srikandi merupakan ibu rumah tangga dan juga dapat menambah pengetahuan tentang
sampah. Kerajinan tangan yang sudah jadi siap ditipkan ke warung-warung dan tidak ada
penggunaan teknologi digital marketing untuk pemasarannya.

Gambar 5. Hasil Produksi Gambar 6. Hasil Produksi

Kendala dan Harapan dalam Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik


Disamping terdapat manfaat pada pengelolaan sampah pada bank sampah ternyata
masih terdapat juga kendala yang harus dihadapai, seperti banyaknya program-program yang
telah dibuat dan disosialisasikan kepada masyarakat, tetapi masih banyak masyarakat yang
kurang antusias dan cenderung masih kurang peduli tentang pengelolaan sampah.
Permasalahan mengenai sampah saat ini merupakan hal yang membutuhkan perhatian karena
mengakibatkan dampak yang mengglobal. Kegagalan pada pengelolahan sampah akan
berakibat pada menurunya kualitas kesehatan, merusak keindahan lingkungan dan kota.
Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah juga masih belum optimal, karena masih
banyak masyarakat yang cenderunga acuh, sehingga hal tersebut banyak menimbulkan
banyak masalah seperti banjir, penurunan kesehatan dan bahkan tanah longsor.
Selain itu kurangnya pemanfaatan digital marketing pada pemasaran barang produksi
yang dihasilkan. Jadi hanya mengandalkan pemasaran manual yang dititipakn pada warung/
toko yang ada di pasar. Secara detail dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1. Permasalahan Pemasaran
Permasalahan Keterangan
Promosi melalui internet Tidak ada
Kemampuan menggunaan teknologi internet Belum bisa

Sesuai pada permasalahan pemasaran tabel 1 maka akan dibuat alur seperti gambar 7
tentang metode pelatihan untuk memudahkan pengimplementasian mengenai digital
marketing.
Gambar 7. Metode Pelatihan

Kemudian Tabel 2 merupakan penggambaran teknologi yang digunakan. Proses dari


mulai foto produk, hingga produk terjual.
Tabel 2 Rencana Pelatihan
Pelatihan Tema Pelatihan Keterangan
Pelatihan 1
Pentingnya Internet untuk Pelatihan ini memberi
mendukung penjualan wawasan mengenai
bagaimana pelaku usaha
kecil dapat memanfaatkan
internet untuk mendukung
penjualan produk mereka.

Pelatihan 2 Memulai Beriklan dan Pelatihan ini memberi cara


membuat konten di teknis penggunaan aplikasi
marketplace khususnya Shopee dan
(Shopee, Tokped) tokopedia untuk dapat
membantu promosi. Peserta
diajarkan untuk membuat
iklan baris secara gratis di
aplikasi Shopee dan
tokopedia.

Pelatihan 3 Pada pelatihan ini, mitra


Memulai Beriklan dan diajarkan untuk
membuat konten di sosial menggunakan social media
media sebagai alat untuk
membantu promosi. Dan
diajarkan untuk membuat
konten softselling, yang
tidak secara langsung
berjualan
KWT Srikandi di Desa Welahan, Kecamatan Watumalang ini para pengurus semakin
berusaha lebih keras untuk melakukan pendekatan dengan sosialisasi dengan mengubah
selogan dari “kumpul-angkut-buang” menjadi “kumpul-angkut-manfaat”. Dengan adanya
partisipasi dan keterbukaan dari masyarakat maka suatu tujuan kegiatan pemberdayaan akan
terwujud dan dapat menciptakan masyarakat yang berdikari, yaitu masyarakat yang mandiri.
Apalagi dengan pemanfaatan digital marketing memberikan manfaat lebih praktis dan efisien.

5. Kesimpulan
Pengelolaan sampah / barang bekas dengan baik dan tepat dapat memberikan dampak
yang luar biasa bagi lingkungan seperti lingkungan menjadi bersih, tertata dan indah selain
itu dapat menghasilkan pendapatan dari hasil pengolahan sampah yang memiliki nilai jual.
Proses pembuatanya tidak memperlukan modal yang banyak karena hanya memanfaatkan
barang bekas dan kreatifitas. Pendekatan peran serta masyarakat dengan melakukan
sosialisasi dapat mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan sampah. Bentuk
peran serta masyarakat ini dari pengumpulan sampah, pemilahan sampah, pembuatan
kerjinan dan pemasaran produk.
Pemanfaatan digital marketing juga sangat berpengaruh dalam hal ini, karena dapat
menambah peluang pada produk untuk lebih di kenal dengan luas secara praktis dan efisien,
dan juga dengan adanya digital marketing masyarakat bisa memahami pemanfaatan internet,
pemanfaatan marketplace dan pemanfaatan sosial media. Akan tetapi pemanfaatan tersebut
harus diimbangi dengan pemahaman mengenai resiko agar masyarakat dapat bijak
memahami teknologi.
Daftar Pustaka

Aisyah. 2013. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat di RT 50 Kelurahan


Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Samarinda Utara. Jurnal Baraja Niti, ISSN:2337-
4608, Volume 2, Nomor 12, Tahun 2013.

Artiningsih, N A K, Hadi, S P, danSyafrudin. 2012. Peran Serta Masyarakat Dalam


Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Serat Acitya Jurnal Ilmiah Universitas 17
Agustus 1945 Semarang, Volume 1 Nomor 2

Badan Standarisasi Nasional. 2002. SNI.19-2454-2002: Tata Cara Teknik Operasional


Pengelolaan Sampah Perkotaan.

Depatemen Pekerjaan Umum. 2007. Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai


Wilayah Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Cipta Karya.

Dwiyanto, B M. 2011. Model Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Penguatan Sinergi


dalam Pengelolaan Sampah Perkotaan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 12
Nomor 2, Tahun 2011.

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Jakarta: Sekretariat Negara.

Setiadi A. 2015. Studi Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas pada Kawasan Permukiman
Perkotaan di Yogyakarta. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, Volume 3 Nomor 1, April,
Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai