ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Sampah merupakan suatu masalah penting yang harus diperhatikan
dengan serius karena dapat menyebabkan dampak yang besar terhadap
masyarakat yang disekitarnya, serta dapat menimbulkan berbgai macam
penyakit, seperi gatal-gatal diare dan lain-lain. Negara Indonesia
mempunyai masalah yang sangat besar mengenai sampah, terutama di
daerah yang padat penduduk seperti di daerah khusus ibukota Jakarta yang
menghasilkan milyaran tumpukan sampah. Jika sampah dibuang secara
sembarangan hingga tertumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka
akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius, juga
menimbulkan banjir, serta sampah plastik yang tertimbun di dalam tanah
tidak dapat terurai sehingga tanah menjadi tandus.
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah
dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada
berbagai sisi kehidupan. Upaya penanganan sampah perlu dilakukan
secara manajerial dengan benar serta melibatkan semua unsur baik
pemerintah, swasta maupun masyarakat yang diharapkan dapat
meminimalkan biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaannya. Pengolahan
sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau
merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat. Pengelolaan sampah
merupakan salah satu indikator output dari strategi nasional sanitasi total
berbasis masyarakat (STBM). STBM merupakan pendekatan untuk
merubah erilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan. Pengelolaan sampah telah diatur dalam undang-
undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah dengan
mengurangi dan menangani sampah menggunakan cara yang berwawasan
lingkungan. Kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan,
pengumpulan, penangkutan, pengolahan, dan pemrosesn akhir.
B. Rumusan masalah
1 Bagaimana upaya dalam pengelolaan sampah
2 Bagaimana hubungan lingkungan dan kesehatan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui upaya dalam pengelolaan sampah
2. Untuk mengetahui hubungan lingkungan dean kesehatan
1
BAB II
Pembahasan
A. Upaya Pengelolaan Sampah
2
3
Sampah yang telah terkumpul dapat diolah lebih lanjut, baik di lokasi
sumber sampah mapun setelah sampai di TPA. Tujuannya agar sampah
dapat dimanfaatkan kembali, sehingga dapat mengurangi tumpukan sampah
serta memperoleh nilai ekonomi dari sampah. Beberapa pengolahan sampah
yang biasanya dilakukan adalah:
1. Pengolahan sampah organik
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan.
II. Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling
ada 8, yaitu :
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
5. Sasaran Kesehatan Lingkungan
c) Faktor lingkungan
Sebagai faktor ekstrinsik yang terdiri dari lingkungan fisik,
kimia, biologi, dan sosial.
Pendekatan lain adalah model roda
Pendekatan segitiga epidemiologi
Kedua model diatas menyebutkan bahwa lingkungan fisik,
biologi, dan sosial dapat menyebabkan penyakit.
7. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
a. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b) Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l)
c) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100
ml air)
bagi kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat makan, misalnya
; diare, Cholera, Typoid, dan Dysentri Basiler.
d) Water Related Insect Vectors, vektor-vektor insektisida yang
berhubungan dengan air, yaitu penyakit yang vektornya berkembang
biak dalam air, misalnya : malaria, demam berdarah, Yellow Fever,
Tryponosomiasis.
b. Pembuangan Kotoran dan Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat
sebagai berikut:
a) Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b) Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c) Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d) Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e) Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-
benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f) Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal.
c. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b) Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
c) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar
penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan
limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan
hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
16
out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis
data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak
pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota
dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih
besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih
buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian
atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya
infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual
penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
3
Ibid, Hlm. 8-13
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
1. Upaya Pengelolaan Sampah
Upaya pertama dalam pengelolaan sampah secara terpadu adalah
pemilahan yang dilakukan mulai dari sumber penghasil sampah, baik dari
rumah tangga, pasar, industri, fasilitas umum, daerah komersial dan
sumber lainnya. Sampah organik (sisa makanan, daun, dan lain-lain)
dipisah dengan sampah anorganik (plastik, kaca dan lain-lain). Sampah
yang telah dipilah dapat didaur ulang di tempat sumber sampah atau dapat
dibawa atau dijual untuk dilakukan proses daur ulang di industri daur
ulang. Sampah tersebut dapat pula dipakai ulang sebelum diangkut ke TPS
atau dibuat kompos untuk digunakan di lokasi sumber sampah.
a. Pengolahan sampah organik
1) Sampah organik untuk pakan ternak
2) Kompos
b. Pengolahan sampah anorganik
Untuk mengatasi masalah sampah anorganik, dapat dilakukan cara-
cara berikut ini.
1). Reduce (Mengurangi penggunaan)
2). Reycle (daur ulang)
2. Hubungan lingkungan dan kesehatan
a. Pengertian kesehatan
b. Pengertian lingkungan
c. Pengertian kesehatan lingkungan
d. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
e. Sasaran kesehatan lingkungan
f. Faktor yang mempengaruhi kesehatan
g. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
h. Penyebab Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
i. Hubungan dan Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Kesehatan
Masyarakat di Perkotaan dan Pemukiman.
19
20
B. Saran
Demikian yang bisa kami sampaikan dan tulisan pada makalah ini,
berhubung karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak yang harus diperbaiki untuk itulah kami minta maaf dan saran dari
pembaca sangat bermanfaat untuk kesuksesan kami dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka
21