Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ini dibuat sebagai salah satu tugas akhir sekolah

PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK SEBAGAI PUPUK


KOMPOS DI LINGKUNGAN AL NAHDLAH

MUHAMAD ZAMZAM FIRDAUS

MADRASAH ALIYAH SWASTA AL-NAHDLAH ISLAMIC


BOARDING SCHOOLTAHUN AJARAN 2020 – 2021

JL. SERUA BULAK RAYA NO. 50 PONDOK PETIR, BOJONGSARI,


DEPOK, JAWA BARAT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia.
Permasalahan sampah tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di
negara-negara maju. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
menyampaikan jumlah timbunan  secara nasional sebesar 175.000 ton per
hari atau setara 64 juta ton per tahun jika menggunakan asumsi sampah yang
dihasilkan setiap orang per hari sebesar 0,7 kg (ekonomi.bisnis.com, 21 februari
2019). Sampah-sampah tersebut diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau
ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi.
Semakin hari semakin bertumpuk dan menjadi bukit bukit sampah yang sering
kita lihat di pusat pembuangan sampah atau yang biasa kita sebut TPA ( Tempat
Pembuangan Akhir).
Sampah yang menumpuk tersebut sudah tentu akan mengganggu penduduk di
sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat
yangdapat mendatangkan wabah penyakit. Hal ini membut perlunya kesadaran
diri pada masyarakat agar mengolah sampah dengan baik karena bila semakin
banyak oknum yang membuang sampah sembarang misalkan ke sungai atau ke
selokan itu akan menyebabkan bencana banjir yang pastinya akan merugikan
semua masyarakat yang terdampak bencana tersebut.
Pengolahan sampah yang baikpun belum dilakukan secara maksimal di
kawasan sekolah Al- Nahdlah.Pengolahan sampah yang dapat diolah dapat berupa
sampah organic dan anorganik. Pengolahan sampah yang kurang baik dapat
menimbulkan banyak kerugian yang di sebabkan oleh sampah tersebut mulai dari
tercemarnya lingkungan, dan berdampak juga bagi kesehatan warga Al- Nahdlah.
Untuk mengurangi terjadinya penumpukan sampah dan semakin banyak dampak
negatifnya lebih baik sampah tersebut dijadikan pupuk kompos agar lebih berguna
dan tidak terbuang sia-sia.Sampah yang banyak dihasilkan di lingkungan Al –
Nahdlah ini berasal dari sampah organik seperti: sisa makanan, sisa sayuran,
buah-buahan, ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun, dan ranting).
Sampah yang banyak dihasilkan di Al-Nahlah merupakan sampah organik
khususnya sampah sisa makanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa Santri
di Pondok Pesantren Al- Nahdlah ini ketika mereka tidak menghabisi makanan
lalu mereka dengan seenaknya membuang sisa makanan itu sembarang dan tidak
pada tempat sampah (Surya, 26 oktober 2020). Oleh sebab itu sangat penting
dilakukan penelitian yang dapat memanfaatkan limbah makanan sisa tersebut
menjadi bahan yang bermanfaat serta dapat meningkatkan kesadaran diri akan
manjaga lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara mengatasi sampah organik di sekitar lingkungan Al
Nahdlah ?
2. Bagaimana cara pengolahansampah organic di Al- Nahdlah dapat
dijadikan pupuk yang bermanfaat ?
3. Bagaimana agar pupuk hasil sampah organik di Al- Nahdlah dapat di
manfaatkan dalam kehidupan sehari hari ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak di capai dalam pedoman untuk
melakukan suatu kegiatan yang telah di rumuskan. Adapun tujuan di
adakannya penelitian ini adalah :
1. Mengetahui cara mengatasi sampah di sekitar lingkungan Al- Nahdlah.
2. Mengetahui cara pengolahan sampah di Al- Nahdlah agar dapat dijadikan
pupuk yang bermanfaat.
3. Mengetahui manfaat pupuk hasil sampah di Al- Nahdlah dalam kehidupan
sehari hari.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dapat membuka wawasan kita tentang kondisi lingkungan di


sekitar kita.
2. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca serta memperkenalkan
manfaat pengolahan sampah.
3. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi contoh untuk siswa
mengenai pengolahan sampah yang baik.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORITIK

A. Landasan Teori
1. Sampah
a. Pengertian Sampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar.Menurut kamus istilah lingkungan,sampah adalah bahan
yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama
dalam pembikinan atau pemkaian barang rusak atau bercatat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau di tolak atau buangan.
b. Jenis jenis Sampah
1.Sampah organik (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah
lebih lanjut menjadi kompos.
2.Sampah anorganik (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah
komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa
sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,
maupun karton.
2. Pemanfaatan Sampah

a. Pengolahan Sampah
Alternatif Pengelolaan Sampah :
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan
alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai,
karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan.
Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan
pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang
kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi
tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi
dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru.
Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah
yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan
atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah
yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain
ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk
tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari
material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat
mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-
ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai
tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk
sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu
dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan
penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat
agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama
program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja
mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju,
mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya.
Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu
komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan
peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem
penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah
zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan
daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah
yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk
penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari
suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya
dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan
makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini
menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi,
yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah.
Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah
dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang
dapat mensuplai industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara
alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah
mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan
terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk
akhirnya adalah kompos (compost).
Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami
proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau
ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain
sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur
menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal
lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara
alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah
mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan
terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk
akhirnya adalah kompos (compost).

3. Pupuk Kompos

a. Pengertian Kompos
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi kompos adalah
pupuk campuran yang terdiri atas bahan organik (seperti daun dan jerami yang
membusuk) dan kotoran hewan.
Pengertian kompos menurut Wield (2014) merupakan pupuk alami (organik)
yang dapat dibuat dari bahan-bahan hijau dan bahan organik lainnya yang
ditambahkan dengan sengaja sehingga proses pembusukan akan lebih cepat.
Hasil dekomposisi atau fermentasi bahan-bahan organik seperti sisa hewan,
tanaman, dan limbah organik lainnya dapat menghasilkan kompos yang
dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki kehidupan
mikroorganisme dalam tanah, menambah daya ikat air terhadap tanah, dan
memperbaiki sifat-sifat tanah lainnya.
Pupuk kompos mengandung unsur-unsur hara mineral yang baik untuk
tanaman serta meningkatkan bahan organik dalam tanah. Pembuatan pupuk ini
pun dapat dibuat sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang mudah
didapatkan dengan harga pembuatan yang relatif murah.
Pemanfaatan limbah-limbah pertanian atau sampah organik untuk bahan baku
pembuatan pupuk ini sangat menguntungkan dengan tidak adanya modal yang
besar untuk pembuatannya.
b. Jenis-Jenis Kompos
Kompos dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Berbagai jenis kompos yaitu
di antaranya kompos cacing, bagase, dan bokashi.
1) Kompos Cacing
Kompos cacing merupakan kompos yang dihasilkan melalui kerja sama antara
mikroorganisme dan cacing tanah dalam mekanisme proses penguraian bahan
organik. Kehadiran cacing tanah membantu proses penguraian bahan-bahan
organik yang kemudian akan diurai kembali oleh mikroorganisme.
Kompos cacing dikenal juga sebagai casting. Casting mengandung unsur-
unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman seperti fosfor, nitrogen, mineral, dan
vitamin. Selain itu, nilai C/N dari casting ini kurang dari 20 sehingga dapat
digunakan untuk pemupukan.
2) Kompos Bagase
Kompos bagase merupakan pupuk yang berasal dari ampas tebu hasil limbah
padat industri pabrik gula. Limbah bagase mempunyai potensi yang besar sebagai
bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Limbah bagase dapat diolah menjadi pupuk dan diaplikasikan kembali ke
tanah untuk menyuburkan tanah dan membantu proses pertumbuhan tanaman
tebu.
Namun dalam proses pembuatannya diperlukan waktu cukup lama dan
perlakuan yang khusus seperti penambahan mikroorganisme selulotik karena
nisbah C/N dari bagase yang tinggi sekitar 220.
3) Kompos Bokashi
Kompos bokashi adalah pupuk yang dihasilkan dari bahan organik yang
difermentasikan dengan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4). Jenis
mikroorganisme yang terdapat dalam EM4 antara lain Lactobacillus sp.,
Actinomycetes, Khamir, dan Streptomyces.
EM4 adalah suatu kultur campuran terdiri dari mikroorganisme dalam media
cair berfungsi untuk memfermentasikan bahan-bahan organik dalam tanah
dan sampah, sehingga menguntungkan bagi kesuburan tanah.
Selain itu, EM4 membantu dalam merangsang perkembangan mikroorganisme
dan bermanfaat bagi tanaman, seperti pengikat nitrogen, pelarut fosfat, dan
mikroorganisme yang bersifat merugikan dan menimbulkan penyakit
tanaman.EM4 juga mampu mempercepat proses dekomposisi sampah organik
sehingga cocok digunakan untuk pengomposan.
c. Manfaat Kompos
Kompos sebagai salah satu pupuk organik sangat baik dan bermanfaat untuk
segala jenis tanaman. Pupuk ini digunakan untuk tanaman pangan, tanaman
perkebunan, tanaman pertanian, dan bahkan tanaman hias.
Hanya dengan menaburkannya di permukaan tanah, maka sifat-sifat tanah
yang baik dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi.Apalagi untuk kondisi
tanah hasil pembukaan lahan baru, biasanya pada area tersebut kesuburan tanah
menurun karena pembukaan lahan identik dengan pembakaran atau penghilangan
top soil.Oleh karena itu, kesuburan tanah perlu dikembalikan dan dipercepat
dengan ditambahkan pupuk.
Manfaat kompos dapat dilihat dari aspek ekonomi, aspek lingkungan, serta
aspek bagi tanah dan tumbuhan.
1) Manfaat Ekonomi
Dari aspek ekonomi, pupuk ini memanfaatkan bahan-bahan organik yang
berasal dari limbah-limbah pertanian yang mudah didapatkan di sekitar kita,
sehingga pupuk ini tidak memerlukan biaya yang besar dalam pembuatannya.
2) Manfaat Lingkungan
Manfaat pupuk ini dari aspek lingkungan yaitu mengurangi pencemaran
lingkungan. Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah yang
merupakan sumber pencemaran lingkungan.Dengan banyaknya sampah yang
berserakan baik di sungai maupun sampah yang tercecer dan masuk ke selokan
akan mengakibatkan penyumbatan di selokan dan dapat menimbulkan banjir.
Banyaknya jumlah sampah akan mengakibatkan permasalahan baru yaitu
tempat pembuangan akhir sampah yang harus diperbanyak pula.Tempat yang
dijadikan pembuangan akhir sampah ini akan menjadi kumuh dan kotor jika
pengolahan sampah tidak diatasi dengan benar.Tempat tersebut juga akan
menimbulkan banyak penyakit karena sebagai sarang bertumbuh-kembangnya
organisme yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan semakin
menurunkan daya dukung lingkungan sebagai tempat pembuangan sampah.
Permasalahan sampah timbul karena tidak seimbangnya produksi sampah
dengan pengolahannya. Salah satu alternatif pengolahan sampah adalah dengan
memilih sampah organik dan memprosesnya menjadi pupuk.Selain dapat
mengurangi pencemaran lingkungan dengan pengurangan sampah organik yang
dapat dijadikan kompos, manfaat lainnya yaitu sebagai salah satu pupuk yang
ramah lingkungan baik dari bahan pembuatannya, proses pembuatannya dan
pengaplikasiannya dalam menyuburkan tanah.
3) Manfaat bagi Tumbuhan
Manfaat bagi tanah dan tumbuhan yaitu meningkatkan kesuburan tanah serta
menyediakan unsur-unsur hara mineral memadai dan seimbang yang bisa diserap
oleh tanaman.Produtivitas dari tanaman akan berkurang jika tanaman kekurangan
unsur hara dan mineral, terutama jika tanaman tersebut tumbuh pada tanah yang
bersifat terlalu asam maupun terlalu basa.
4) Manfaat bagi Tanah
Manfaat lainnya yaitu memperbaiki struktur, drainase dan tata udara dalam tanah,
memperbesar daya ikat air terhadap tanah, daya ikat tanah terhadap unsur hara,
membantu dalam proses pelapukan mineral, menjadi sumber bahan makanan bagi
mikroorganisme, dan menurunkan aktivitas mikroba yang merugikan.
d. Bahan Baku Kompos
Bahan organik berpengaruh terhadap sifat fisik, biologi, dan kimia tanah.Peran
bahan organik terhadap sifat fisik tanah yaitu memperbaiki aerasi tanah,
merangsang granulasi tanah, dan meningkatkan daya ikat air.Peran bahan organik
terhadap sifat biologi tanah yaitu aktivitas mikroorganisme yang berperan dalam
fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu akan meningkat.
Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah yaitu kapasitas tukar kation
meningkat sehingga dapat mempengaruhi serapan unsur hara tanaman.Bahan
organik yang umum dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk ini berasal dari
limbah-limbah pertanian meliputi:
 limbah dan residu tanaman,
 limbah dan residu ternak,
 pupuk hijau,
 penambat nitrogen seperti jerami,
 sekam padi,
 gulma,
 semua bagian vegetatif tumbuhan,
 kotoran padat hewan,
 limbah ternak cair,
 sisa pakan ternak,
 mikroorganisme, serta
 mikoriza dan rhizobium.
Bahan organik lainnya yang dapat dikomposkan adalah buah-buahan, sayuran,
limbah kebun termasuk rumput, dan dedaunan serta limbah dapur.
Selain itu, bahan lainnya yaitu bahan selulosa yang merupakan bahan yang
mempunyai struktur seluler yang sebagian besar terdiri dari lignin dan selulosa
yang mempunyai kadar air yang relatif rendah.
Contoh bahan selulosa adalah kertas, sisipan kayu, daun kering, jerami padi,
dan kulit pohon.Limbah protein yang termasuk ke dalam limbah dan residu ternak
sangat bagus sebagai bahan pembuatan kompos karena banyak mengandung
protein yang mempunyai kandungan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
B. Kerangka Teoritik

Sampah
Organik

Pemilahan
Sampah

Proses
Fermentasi

Pupuk
kompos
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Waktu dan Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di asrama putra, Al Nahdlah Islamic
Boarding School. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 sampai 27
desember 2020.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan
melalui pendekatan kualitatif, yaitu kegiatan melakukan percobaan atas teori
yang telah ada.

C. Teknik Pengumpulan Data


Mengidentifikasi melalui eksperimen dan observasi sederhana.

D. Sumber Data
Data yang diperoleh dari hasil eksperimen dan berbagai sumber
pendukung lainnya.

E. Alat dan Bahan


Alat
 Wadah berukuran besar dengan penutup
 Sarung tangan

Bahan
 Sampah sisa makanan dari Al-Nahdlah
 Air
 Tanah
F. Prosedur Kerja

1. Siapkan sampah sisa makanan yang akan diolah menjadi pupuk kompos.
2. Pisahkan sampah organik (sisa makanan/dedaunan) dengan sampah
plastik. Sampah organiklah yang nantinya akan digunakan sebagai pupuk kompos.
3. Siapkan wadah berukuran besar untuk membuat pupuk kompos. Jangan
lupa bahwa wadah harus dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak
akan terkontaminasi.
4. Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan
sampah organik. Ketebalannya bisa Anda sesuaikan dengan wadah dan banyaknya
sampah organik.
5. Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya.
6. Masukkan sampah organik yang sudah disiapkan ke dalam wadah.
7. Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan
sampah setara dengan ketebalan tanah
8. Masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Kali ini tanah berperan sebagai
penutup sampah.
9. Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar 7 hari
BAB IV

PEMBAHASAN

Kompos merupakan teknik pengelolaan sampah organikc yang


biodegradable, sampah tersebut dapat diuraikan oleh mikroorganisme atau cacing
(vermicomposting) sehingga terjadi proses pembusukan, kompos yang dihasilkan
sangat baik untuk memperbaiki struktur tanah karna kandungan unsur e hara dan
kemampuannya menahan air (Indriani, 2005). Hal ini yang mendasari penelitian
untuk memnafaatkan limbah organic menjadi kompos.

Kompos berguna untukmemiliki manfaat dalam memperbaiki struktur


tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada
dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan
tanaman. Tanah akan menjadi gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos
akan tumbuh lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi
asri dan teduh. Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh
tumbuhan (Musnamar, 2005). Hasil penelitian yang dilakukan untuk pemanfaatan
limbah organik dapat dilihat pada tabel berikut

Hasil Pengamatan

Setelah melakukan pengamatan kepada wadah perlakukan dan wadah kontrol


maka diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :

Hari Pengamatan Pupuk Kompos


1 Berbau sayuran, berwarna hijau
2 Berbau sayuran, berwarna hijau
3 Sedikit berbau, kekuning-kuningan
4 Berbau busuk, kuning dan layu
5 Berbau busuk, kuning dan layu
6 Berbau busuk, kuning dan mulai muncul serbuk putih
7 Berbau busuk, kuning dan serbuk putih
Hari pengamatan
A. Analisis Hasil Penelitian

Dari penelitian yang sudah dilakukan ternyata percobaan dengan jumlah


sampah yang lebih banyak daripada tanah menyebabkan kurang
sempurnanya proses fermentasi. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhinya adalah :

1. Ukuran bahan
2. Terlalu banyak menggunakan EM4
3. Waktu yang kurang
4. Suhu

1) Ukuran Bahan

Proses pengomposan akan lebih baik dan cepat bila bahan mentahnya
memiliki ukuran yang lebih kecil. Karena itu, bahan yang ukurannya besar
perlu dicacah atau digiling terlebih dulu sehingga ukurannya menjadi lebih
kecil.bahan yang lebih kecil akan mudah didekomposisi karena luas
permukaannya meningkat dan mempermudah aktivitas mikroorganisme
perombak. Namun, ukurannya bahan tersebut jangan terlalu kecil. Ukuran
bahan mentah yang terlalu kecil akan menyebabkan rongga udara
berkurang sehingga timbunan menjadi lebih mampat dan pasokan oksigen
kedalam timbunan akan semakin berkurang. Jika pasokan oksigen
berkurang mikroorganisme yang ada didalamnya tidak bisa bekerja secara
optimal.

2) Terlalu Banyak Menggunakan EM4

Pada proses pembuatan kompos adapun bahan-bahannya salah satunya


menggunakan EM4. Fungsi EM4 pada pembuatan pupuk kompos yaitu
untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus
tanahlactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik
menjadi asam amino. Namun untuk penggunaan yang berlebihan akan
mengakibatkan proses fermentasi pupuk kompos menjadi tidak efektif,
maka dari itu mengakibatkan tanah yang terlalu basah akibat EM4 yang
berlebihan sehingga bakteri pun sulit untuk menguraikan sampah.
3) Waktu yang kurang
Beberapa faktor yang menjadi penyebab kegagalan proses salah satunya
adalah waktu pengomposan. Oleh karena itu waktu sangatlah penting
terhadap proses pembuatan kompos, dikarenakan waktu yang kurang
untuk pembuatan kompos ini maka hasil dari pengomposan pun tidak
sempurna. Kendala untuk waktu yang kurang ini karena kurangnya
pengkajian peneliti terhadap pembuatan kompos.

4) Suhu

Suhu optimal untuk pengomposan sekitar 30—50° C. Suhu yang terlalu


tinggi akan mengakibatkan kematian mikroorganisme. Bila suhu relatif
rendah, mikroorganisme belum dapat bekerja atau berada dalam keadaan
dorman. Aktivitas mikroorganisme dalam proses pengomposan tersebut
juga menghasilkan panas sehingga untuk menjaga suhu tetap optimal
sering dilakukan pengadukan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan, maka penelitian ini dapat diambil
kesimpulan:
1. Pemanfaatan sampah sebagai pupuk kompos adalah salah satu upaya
dalam mengurangi jumlah sampah yang ada di lingkungan.
2. Faktor- factor yang mempengaruhi proses pengomposan sampah adalah:
 Ukuran bahan
 Terlalu banyak menggunakan EM4
 Jumlah sampah yang terlalu banyak dibandingkan tanah
 Temperatur pengomposan
3. Peranan sampah sebagai pupuk kompos pada lingkungan:

 Mengurangi polusi udara


 Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
 Mencegah pemanasan global.
 Menanggulangi lahan kritis atau degradasi lahan
 Meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman

B. Saran

Karya tulis yang dibuat tentu masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
kami menyarankan untuk:
1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi laju pengomposan beserta cara mengoptimalkan
pembuatan pupuk kompos agar diperoleh hasil yang besar dalam waktu
yang cepat.
2. Melakukan penelitian mengenai pemanfaatan sampah tidak sebatas
sampah organik tetapi juga sampah anorganik seperti pendaur ulangan
sampah atau teknologi alternatif pembuatan bahan bakar (retrieve
energy).
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kompos( 9 November 2020 )
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah( 25 November 2020 )
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan jumlah
timbunan  secara nasional sebesar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta
ton per tahun jika menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan setiap orang
per hari sebesar 0,7 kg (ekonomi.bisnis.com, 21 februari 2019)

Anda mungkin juga menyukai