Anda di halaman 1dari 10

Peran Generasi Muda Dalam Pengelolaan Sampah Plastik

Afri Anggreni Br. Ambarita

210200008
Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Hukum, Universitas Sumatera Utara

Abstrak
Peran generasi muda dalam pengelolaan sampah plastik. Generasi muda dituntut untuk
kreatif di era globalisasi sekarang, dan menjadi harapan dalam pelestarian lingkungan hidup
dengan mengelola sampah-sampah yang tidak digunakan menjadi barang-barang yang
memiliki nilai jual. Ada berbagai hal yang bisa dilakukan dalam mengelola sampah tadi
menjadi nilai ekonomis, hanya saja dibutuhkan kekreativitasan generasi muda dalam
mengelolanya. Bagaimana peran yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam
pengelolaan sampah plastik? Apa saja kendala dalam pengelolaan sampah plastik? Adapun
tujuan dari penulisan ini ialah Untuk mengetahui peran apa saja yang dapat dilakukan oleh
generasi muda dalam pengelolaan sampah plastik.Untuk mengetahui apa saja yang menjadi
kendala dalam pengelolaan sampah plastik. Peran generasi muda haruslah menyalurkan ide-
idenya setiap mengikuti kegiatan dalam pengelolaan sampah plastik tidak hanya dalam tahap
perencanaan saja melainkan juga tahap pelaksanaan dan evaluasi program pengelolaan
sampah plastik yang dibuat sebelumnya. Kendala yang dihadapai dalam pengelolaan sampah
ialah; Sampah rumah tangga yang tidak dipilah; Saat pengangkutan sampah tidak dipisah
sesuai jenis sampahnya;Produsen tidak mencantumkan kode kemasan pada produk guna
memudahkan pemilahan; Produsen tidak menarik kembali sampah.

Kata Kunci: Generasi muda, Pengelolaan sampah, Kendala.

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan hidup akhir-akhir menjadi perbincangan masyarakat baik nasional maupun
internasional. Hal itu terjadi karena banyaknya bencana alam yang diakibatkan oleh ulah
manusia itu sendiri yang merusak lingkungan hidup. Dengan terjadinya bencana alam, secara
langsung membuat umat manusia sadar akan lingkungan hidup sekitar, walaupun dalam
kenyataanya masih banyak yang tidak peduli dengan kelestarian lingkungan hidup.
Permasalahan lingkungan hidup yang paling sering dijumpai pada masyarakat ialah sampah
plastik yang dibuang secara sembarangan. Di Era globalisasi saat ini persoalan
lingkungan dan sampah terutama sampah yang tidak bisa diuraikan seperti sampah plastik
menjadi isu global (mendunia), salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah sampah plastic yang dihasilkan oleh
manusia. Sampah plastik menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius dari
berbagai pihak di Indonesia. Bertambahnya sampah erat kaitannya dengan peningkatan
aktivitas manusia dan bertambahnya jumlah penduduk serta keanekaragaman kehidupan
manusia. Hal ini berakibat menumpuknya sampah, terutama sampah yang secara
otomatis tidak dapat diuraikan oleh alam, sehingga menimbulkan pencemaran
lingkungan. Manajemen sampah yang buruk, terutama di Negara-negara berkembang
menjadi salah satu pemicunya.1

Sampah itu sendiri adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. 2Sampah pada dasarnya suatu bahan yang terbuang atau dibuang hasil
aktivitas manusia maupun proses alam. Penanganan dan pengelolaan sampah akan semakin
kompleks dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun komposisi sampah. Undang-
undang Nomor 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah sudah diberlakukan. Setiap
rumah tangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan urusan sampahnya
dengan alasan sudah membayar iuran kebersihan dan untuk itu perlunya kesadaran dari dari
setiap pihak tidak saja rumah tangga. Walaupun Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah sudah diberlakukan, tetapi masih ada sampah-sampah yang

1
I Gusti Agung Ayu Yuliartika Dewi. Peran Generasi Milineal Dalam Pengelolaan Sampah Plastik Di Desa
Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar. Public Inspiration: Jurnal Administrasi
Publik. Vol. 3 No. 2 (2018). Hal. 84.
2
Pasal 1 Butir 1 UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

2
dikelola dengan tidak baik bahkan dibuang begitu saja karena dianggap sebagai barang yang
tidak berguna.
Pengelolaan sampah tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah dengan
mengumpulkan, mengangkut dan membuang sampah ke TPA saja, tetapi harus dilakukan
secara tesusun dan terpadu agar Prinsip-prinsip Pengelolaan Sampah memberikan manfaat
secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah
perilaku masyarakat. Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah
sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu
dimanfaatkan.3 Pengelolaan sampah kota di Indonesia menjadi masalah aktual seiring
dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk yang berdampak pada semakin
banyak jumlah sampah yang dihasilkan.4
Kelestarian lingkungan hidup bukan hanya tanggungjawab masyarakat dan pemerintah
saja, tetapi juga generasi muda untuk kelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan di
masa depan, karena yang akan merasakan dampak dari kerusakan lingkungan hidup itu
sendiri ialah anak, cucu dari generasi sekarang. Kurangnya kesadaran terhadap sampah akan
memperburuk tata kelola sampah maka dari itu pentingnya peran generasi muda sangat
diperlukan agar ikut berpartisipasi dan memikirkan bagaimana pengelolaan sampah di
lingkungannya dan nantinya menurunkan kebiasaan baik ini ke keluarga hingga ke
masyarakat sekitar.5 Generasi muda dituntut untuk kreatif di era globalisasi sekarang, dan
menjadi harapan dalam pelestarian lingkungan hidup dengan mengelola sampah-sampah
yang tidak digunakan menjadi barang-barang yang memiliki nilai jual. Ada berbagai hal yang
bisa dilakukan dalam mengelola sampah tadi menjadi nilai ekonomis, hanya saja dibutuhkan
kekreativitasan generasi muda dalam mengelolanya.

B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang di atas ditarik rumusan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana peran yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam pengelolaan
sampah plastik?
2. Apa saja kendala dalam pengelolaan sampah plastik?

3
Artikel Pengelolaan Sampah. https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article/2021/pengelolaan_sampah.pdf.
4
M. Chaerul dkk. Municipal Solid Waste Management in Indonesia: Status and The strategic Actions.
Journal of the Faculty of Environmental Sciene and Technology, Okayama University. 2007. Hal. 41-49.
5
Ni Putu Mega Yunita Kristina Dewi, I Putu Dharmawan Pradhana. Pengelolaan Sampah Anorganik
Menjadi Nilai Rupiah Pada Generasi Muda Di Desa Jungutbatu. Jurnal Pengabdian Nusantara, Vol. 6. No. 1.
(Januari, 2022) Hal. 252.

3
C. Tujuan:
1. Untuk mengetahui peran apa saja yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam
pengelolaan sampah plastik
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam pengelolaan sampah plastik

BAB II
METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian yuridis normatif.
Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum
utama dengan cara meneelah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain menggunakan
pendekatan yuridis normatif, penulis juga menggunakan Penelitian kajian pustaka
adalah hasil analisa berbagai informasi konseptual serta data- data kualitatif maupun
kuantitatif dari berbagai artikel ilmiah yang terpublikasi sebelumnya. Yang menjadi sumber-
sumber kajian pustaka kami adalah sumber dari buku-buku, jurnal,hasil-hasil penelitian, dan
juga sumber internet yang diakses melalui websites seperti https://www.google.com dengan
memasukkan kata kunci yang ingin dicari melalui kolom pencarian. Selanjutnya, sumber-
sumber tersebut dikumpulkan, kemudian dianalisis dan dikembangkan untuk memperoleh
hasil pembahasan dari pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini.

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Peran Generasi Muda Dalam Pengelolaan Sampah Plastik


Sampah adalah material sisa yang dibuang sebagai hasil dari proses produksi, baik itu
industri maupun rumah tangga. Adapun material sisa yang dimaksud adalah sesuatu yang
berasal dari manusia, hewan, ataupun dari tumbuhan yang sudah tidak terpakai. Wujud dari
sampah tersebut bisa dalam bentuk padat, cair, ataupun gas. Sampah dapat berasal dari
pemukiman penduduk, dari tempat-tempat umum dan perdagangan. Tempat-tempat umum
mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah, termasuk tempat
perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis-jenis sampah yang ada disekitar kita cukup
beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar,
sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah
institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya. Berdasarkan asalnya sampah padat dapat digolongan
menjadi 2 (dua) yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan
sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau
bersifat biodegradable, sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami
sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Sampah anorganik tidak dapat diurai oleh alam atau mikroorganisme secara keseluruhan
(unbiodegradable). Sampah plastik termasuk dalam sampah anorganik.6

Sampah dan limbah merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Masalah tersebut
disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang pesat, yaitu pada 2022 jumlahnya mencapai
275,77 juta orang.7 Selain itu, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan rumah
tangga menyebabkan semakin beranekaragam pola dan jenis konsumsi masyarakat yang
berdampak pada peningkatan jumlah, jenis, dan karakteristik sampah, serta timbulan sampah.
Di antara kota yang maju perkembangannya di dunia, beberapa negara sudah mengurangi dan
memisahkan sampah dari keseharian masyarakatnya karena sampah merupakan masalah yang
dapat membawa dampak negatif bagi kehidupan. Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun
2008 dijelaskan bahwa selain ketiga masalah di atas, pengelolaan sampah yang tidak

6
I Gusti Agung Ayu Yuliartika Dewi., Op.Cit, Hal. 88.
7
BPS: Jumlah Penduduk Indonesia Sebanyak 275,77 Juta pada 2022.
https://dataindonesia.id/ragam/detail/bps-jumlah-penduduk-indonesia-sebanyak-27577-juta-pada-2022. Diakses
Rabu, 04 Desember 2023, Pukul 08.20 WIB.

5
berwawasan lingkungan dan tidak sesuai dengan metode dan teknologi pengelolaan sampah
juga menjadi salah satu penyebab yang memperparah masalah sampah di Indonesia. Di antara
kota yang maju perkembangannya di dunia, beberapa negara sudah mengurangi dan
memisahkan sampah dari keseharian masyarakatnya karena sampah merupakan masalah yang
dapat membawa dampak negatif bagi kehidupan. Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun
2008 dijelaskan bahwa selain ketiga masalah di atas, pengelolaan sampah yang tidak
berwawasan lingkungan dan tidak sesuai dengan metode dan teknologi pengelolaan sampah
juga menjadi salah satu penyebab yang memperparah masalah sampah di Indonesia.8

Menurut Kozier Barbara peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Seseorang
melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan suatu peran. kita selalu
menulis kata peran tetapi kadang kita sulit mengartikan dan definisi peran tersebut.
Peran biasa juga disandingkan dengan fungsi. Peran dan status tidak dapat dipisahkan.
Tidak ada peran tanpa kedudukan atau status, begitu pula tidak ada status tanpa peran.
Setiap orang mempunyai bermacam-macam peran yang dijalankan dalam pergaulan
hidupnya di masyarakat. Peran menentukan apa yang diperbuat seseorang bagi
masyarakat. Peran juga menentukan kesempatan -kesempatan yang diberikan oleh
masyarakat kepadanya. Peran diatur oleh norma-norma yang berlaku. Selain Pemerintah,
masyarakat juga dapat berperan dalam pengelolaan sampah termasuk generasi muda.
“Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah. (2) Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan melalui: a. pemberian usul, pertimbangan, dan saran kepada Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah; b. perumusan kebijakan pengelolaan sampah; dan/atau c. pemberian saran
dan pendapat dalam penyelesaian sengketa persampahan.”9 Peran generasi muda dalam
pengelolaan sampah plastik pada dasarnya merupakan keterlibatan aktif generasi milenial
dalam proses pembuangan, pengangkutan, dan pengelolaan sampah plastik, atas dasar
rasa kesadaran dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama mewujudkan
lingkungan yang bersih dan sehat.10

8
Andree Salim. Inovasi Pengelolaan Sampah. https://news.detik.com/kolom/d-6115996/inovasi-pengelolaan-
sampah-plastik. Diakses Rabu, 04 Januari 2023, Pukul 10.09 WIB.
9
Pasal 28 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
10
Sastropoetro, Santoso R.A. 1988. Partisipasi, Komunilasi, Persuasi, dan Disiplin Dalam Pembangunan
Nasional”, Alumni Bandung. Hal. 37.

6
Dalam peran pemikiran ini, generasi muda haruslah menyalurkan ide-idenya setiap mengikuti
kegiatan dalam pengelolaan sampah plastik tidak hanya dalam tahap perencanaan saja
melainkan juga tahap pelaksanaan dan evaluasi program yang dibuat sebelumnya. Peran
tenaga dilihat dari generasi muda yang ikut serta di lapangan untuk membantu mulai dari
mengumpulkan,mengambil sampah plastik hingga mengelola sampah plastik. Selanjutnya
peran keahlian atau keterampilan dilihat dari bentuk usaha guna untuk mendorong aneka
ragam usaha yang dilakukan oleh generasi muda. Penulis menyimpulkan bahwa peran dapat
dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu jenis peran yang diberikan dalam bentuk nyata
(memiliki wujud) dan juga jenis peran yang diberikan dalam bentuk tidak nyata (abstrak).
Bentuk peran yang nyata misalnya tenaga, uang, keterampilan. Sedangkan peran tidak nyata
adalah hasil pemikiran, peran sosial.11

Bentuk peran serta yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam mengurangi plastik
sebagai berikut:

1) Membawa tas sendiri sebagai cara mengganti kantong plastik saat akan berbelanja baik
di pasar maupun swalayan Saat berbelanja ke pasar atau ke minimarket bawa sendiri tas
belanja..
2) Membawa botol minum sendiri kemanapun kamu pergi, selain mengurangi sampah kita
juga bisa lebih hemat. Dengan hal ini dapat mengurangi penggunaan sampah botol
plastik.
3) Memakai lap kain dan sapu tangan. Pakai lap kain sebagai pengganti tisu dapur dan
penggunaan tisu pada umumnya. Lap kain dan sapu tangan bisa dicuci dan digunakan
lagi. Sedangkan tisu hanya sekali pakai. Selain menimbulkan sampah juga boros. .
4) Tolak menggunakan sedotan plastik. Beralihlah menggunakan sedotan berbahan
stainless. Sekarang sudah banyak yang menjual sedotan berbahan stainless dengan
berbagai ukuran dan bermacam warna lengkap dengan alat pembersihnya. Sedotan
stainless tersebut bisa dicuci bersih sehingga bisa memakainya berulang kali. Dan hal itu
dapat mengurangi penggunaan sedotan.
5) Memakai pembalut kain. Untuk kaum perempuan bisa beralih dari penggunaan pembalut
sekali pakai ke pembalut kain. Pembalut sekali pakai sama seperti popok sekali pakai,
tidak bisa terurai. 12

11
I Gusti Agung AYu Yuliartika Dewi., Op.Cit, Hal. 90.
12
Ibid.

7
B. Kendala Dalam Pengelolaan Sampah Plastik

Beragam kampanye daur ulang, sustainable fashion, hingga yang terbaru


melarang penggunaan plastik sekali pakai tidak jua menyelesaikan
permasalahan sampah. Direktur Kemasan Direktur Kemasan Group, Wahyudi
Sulistya berpendapat semua upaya itu tidak akan menemui hasil, jika sengkarut
marut pengelolaan sampah tidak juga diperbaiki. Menurut Wahyudi pengelolaan
sampah harus diperbaiki dari mulai hulu ke hilir, sesuai dengan amanat undang-
undang tahun 2008 pasal 12, bahwa 'Setiap orang mengelola sampah dari rumah
tangga'. 13 Menurut lembaga AMPL, kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan
sampah mencakup:

1. Timbunan sampah makin besar.


a. Jumlah populasi terus bertambah (alami/urbanisasi);
b. Meningkatnya kemampuan ekonomi, produksi dan konsumtivitas;
c. Peran masyarakat dan dunia usaha sangat rendah dalam upaya minimalisasi
sampah
2. Kapasitas pelayanan terbatas
a. Paradigma lama pengelolaan sampah mengandalkan proses (kumpul-angkut-
buang);
b. Prioritas pendanaan sangat rendah dan tidak sebanding dengan kebutuhan
pelayanan;
c. Kapasitas kelembagaan belum memadai (status, kewenangan, perencanaan,
pengawasan, SDM, dll);
d. Kinerja operasional pelayanan belum memenuhi standar pelayanan minimal;
3. Kapasitas masyarakat dan swasta sebagai mitra belum dibangun dan dikembangkan;
a. Perhatian untuk sosialisasi, pembinaan, pendidikan, masyarakat sangat rendah;
b. Iklim dan birokrasi kemitraan belum kondusif dan menarik bagi swasta untuk
berinvestasi.14
Kendala lainnya yang dihadapai dalam pengelolaan sampah ialah;
a. Sampah rumah tangga yang tidak dipilah;
b. Saat pengangkutan sampah tidak dipisah sesuai jenis sampahnya;

13
https://www.suara.com/lifestyle/2020/09/30/032000/teranyata-ini-4-kendala-besar-pengelolaan-sampah-di-
indonesia?page=all. Diakses Rabu 04 Januari 2023, Pukul 18.42 WIB.
14
Kendala-kendala Dalam Pengelolaan Sampah. https://newberkeley.wordpress.com/2011/06/30/kendala-
kendala-dalam-pengelolaan-sampah/. Diakses Rabu, 04 Januari 2023, Pukul 18.02 WIB.

8
c. Produsen tidak mencantumkan kode kemasan pada produk guna memudahkan
pemilahan;
d. Produsen tidak menarik kembali sampah.15

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Peran generasi muda haruslah menyalurkan ide-idenya setiap mengikuti kegiatan
dalam pengelolaan sampah plastik tidak hanya dalam tahap perencanaan saja
melainkan juga tahap pelaksanaan dan evaluasi program pengelolaan sampah
plastik yang dibuat sebelumnya. Peran tenaga dilihat dari generasi muda yang ikut
serta di lapangan untuk membantu mulai dari mengumpulkan,mengambil sampah
plastik hingga mengelola sampah plastik. Selanjutnya peran keahlian atau
keterampilan dilihat dari bentuk usaha guna untuk mendorong aneka ragam usaha
yang dilakukan oleh generasi muda.
2. Kendala yang dihadapai dalam pengelolaan sampah ialah;
a. Sampah rumah tangga yang tidak dipilah;
b. Saat pengangkutan sampah tidak dipisah sesuai jenis sampahnya;
c. Produsen tidak mencantumkan kode kemasan pada produk guna memudahkan
pemilahan;
d. Produsen tidak menarik kembali sampah.
B. Saran
1. Selanjutnya generasi muda diharapkan peka terhadap isu lingkungan yang ada,
dan ikut serta berperan dalam pengelolaan sampah plastik, karena yang merasakan
akibat dari kerusakan lingkungan di masa depan itu sendiri adalah generasi muda
yang sekarang.
2. Semua pihak harus sadar dan ikut serta dalam pengelolaan sampah, dan khususnya
Pemerintah perlu tegas terhadap regulasi yang telah dibuat serta inovatif dalam
mencari bentuk pengelolaan sampah yang lebih terstruktur dan komprehensif.

15
Lihat Pasal 15 Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

9
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Chaerul. M dkk. 2007. Municipal Solid Waste Management in Indonesia: Status and The
strategic Actions. Journal of the Faculty of Environmental Sciene and Technology, Okayama
University.

Gusti, I Agung Ayu Yuliartika Dewi. 2018. Peran Generasi Milineal Dalam Pengelolaan
Sampah Plastik Di Desa Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar.
Public Inspiration: Jurnal Administrasi Publik. Vol. 3 (No. 2).

Putu, Ni Mega Yunita Kristina Dewi., dkk. 2022. Pengelolaan Sampah Anorganik Menjadi
Nilai Rupiah Pada Generasi Muda Di Desa Jungutbatu. Jurnal Pengabdian Nusantara.Vol.
6 (No. 1).

Sastropoetro, Santoso R.A. 1988. “Partisipasi, Komunilasi, Persuasi, dan Disiplin Dalam
Pembangunan Nasional”, Alumni Bandung.

Artikel Pengelolaan Sampah


https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article/2021/pengelolaan_sampah.pdf.

BPS: Jumlah Penduduk Indonesia Sebanyak 275,77 Juta pada 2022.


https://dataindonesia.id/ragam/detail/bps-jumlah-penduduk-indonesia-sebanyak-27577-juta-
pada-2022.

Andree Salim. Inovasi Pengelolaan Sampah.


https://news.detik.com/kolom/d-6115996/inovasi-pengelolaan-sampah-plastik.

https://www.suara.com/lifestyle/2020/09/30/032000/teranyata-ini-4-kendala-besar-
pengelolaan-sampah-di-indonesia?page=all.

Kendala-kendala Dalam Pengelolaan Sampah.


https://newberkeley.wordpress.com/2011/06/30/kendala-kendala-dalam-pengelolaan-
sampah/.

10

Anda mungkin juga menyukai