Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 2

Afri Anggreni Br. Ambarita 210200008


Fredy Vanesh 210200355
Alaika Valzana 210200360

Nomor Putusan: Nomor 119/Pdt.G/2021/PN.Jkt.Utr

Penggugat

1. PT. BANGUNGRAHA MITRA KHARISMA UTAMA, sebagai Perseroan Terbatas


berstatus Badan Hukum (Rechts Persoon)
2. ANDREW JOSEPH, sebagai mantan Direktur dari Penggugat I dengan masa jabatan
tahun 2004-2020 yang diangkat berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham

Tergugat

1. NIKANDER MARSOLUS, sebagai individu/manusia (Natuurlijk Persoon) yang


menandatangani perjanjian yang bertindak sebagai pejabat untuk dan atas nama
Tergugat II sebagaimana tertuang dalam Surat Kontrak
2. PT. MAJU PERDANA PERKASA, sebagai Perseroan Terbatas berstatus Badan
Hukum (Rechts Persoon)
3. DULHADI, Jabatan Direktur Utama PT. MAJU PERDANA PERKASA, sebagai
Direktur asli dari Tergugat II

Kenapa?

Bahwa Perjanjian Surat Kontrak Kerja Permbangunan Rumah Angel Residence No.
001/Kontrak/BGMKU/VI/2016 memenuhi unsur kebohongan (stellionat) sehingga dengan
demikian juga memenuhi unsur penipuan sebagaimana tertuang dalam Pasal 1321
KUHPerdata dikarenakan Tergugat I menggunakan nama Tergugat II tanpa seizinnya hal
mana diakui oleh Turut Tergugat III.

Bagaimana?

1. Penggugat I diwakili Penggugat II dalam jabatannya saat itu dan Tergugat I,


menandatangani Surat Kontrak tentang Pembangunan 3 Unit Rumah Type Ariel 1
pada Proyek Angel Residence Blok G-10, G-12, G-16
2. Namun berdasarkan pengakuan Tergugat III, bahwa Tergugat I bukan merupakan
Direktur atau karyawan di perusahaan Tergugat II dan Tergugat I menggunakan nama
Tergugat II tanpa seizinnya hal mana diakui oleh Turut Tergugat III, sehingga
tindakan Tergugat I yang melakukan perjanjian antara Penggugat dan Tergugat I tidak
sah dan melanggar hukum.
3. Dengan demikian bahwa Surat Kontrak a quo memenuhi unsur kebohongan
(stellionat) sehingga juga memenuhi unsur penipuan sebagaimana tertuang dalam
Pasal 1321 KUHPerdata yang menyatakan ”tiada suatu persetujuan pun mempunyai
kekuatan jika diberikan karena kekhilafan atau diperoleh dengan paksaan atau
penipuan.”
4. Dengan berdasar pada ketentuan Pasal 1321 KUHPerdata tersebut, berarti bahwa
”oleh karena kesepakatan sebagaimana tertuang dalam surat kontrak a quo didasarkan
pada adanya kebohongan(stellionat) dan penipuan, maka kesepakatan yang tertuang
dalam surat kontrak a quo adalah tidak sah”.

Akibat

Dari kasus ini dapat dilihat bahwasannya penggugat I dan penggugat II banyak dirugikan dari
berbagai sisi, seperti halnya kerugian materiil yang mereka alami senilai Rp5.299.961.000,-
(lima milyar dua ratus sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus enam puluh satu
ribuRupiah) Yang dikarenakan adanya biaya proyek pembangunan yang sudah dikeluarkan ,
denda keterlambatan atas pembangunan, harga pekerjaan pembongkaran sendiri atas
pekerjaan Para Tergugat yang miring dan tidak layak huni. Adapun kerugian imateriil yang
dialami oleh para penggugat yaitu dikarenakan rasa malu yang dialami penggugat I atas
pencemaran nama baiknya, Penggugat II mendapat rasa malu akibat batalnya penjualan 03
(tiga) unit rumah yang gagal dalam masa pembangunannya, Penggugat II mengalami depresi
berat sebagai seorang Direktur untuk bertanggung jawab kepada Penggugat I, Pengaruh
depresi berat tersebut membuat Penggugat II terjatuh dalam konsumsi obat-obatan terlarang
hingga berujung pada proseshukum;Keadaan tersebut juga berpengaruh ke dalam
keharmonisan keluarga Penggugat II.

Dapat dilihat bahwasannya penggugat I dan penggugat II mengalami kerugian sebesar :


Penggugat I dan Penggugat II
mengalami kerugian sebesar Rp15.299.961.000,- (lima belas miliar dua ratus sembilan puluh
sembilan juta sembilan ratus enam puluh satu ribu
Rupiah) yang rinciannya sebagai berikut:
a. Kerugian materiil sebesar Rp5.299.961.000,- (lima milyar dua ratus
sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus enam puluh satu ribu Rupiah).
(1) Biaya proyek pembangunan 03 (tiga) Unit Rumah Type Ariel 1 Angel Residence yang
telah dibayarkan Para Penggugat senilai Rp1.407.862.950,- (satu milyar empat ratus tujuh
juta delapan ratus enam puluh dua ribu sembilan ratus lima puluh Rupiah) setelah dikurangi
dengan Retensi 5% sebesar Rp74.098.050,- (tujuh puluh empat juta sembilan puluh delapan
ribu lima puluh Rupiah) dari nilai proyek sesuai Surat Kontrak a quo senilai
Rp1.481.961.000,- (satu milyar empat ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus enam
puluh satu ribu rupiah);-
(2) Denda keterlambatan sesuai Pasal 7.1 Surat Kontrak a quo terhitung Surat Peringatan
Ketiga tanggal 15 Januari 2018 sampai dengan gugatan a quo diajukan dalam rincian: 1.131
hari x Rp3.000.000,- = Rp3.393.000.000,- (tiga milyar tigaratus sembilan puluh tiga juta
Rupiah);
(3) Denda keterlambatan sesuai Pasal 7.2 Surat Kontrak a quo sebesar 0,1%/mil (nol koma
satu persen per mil) dalam rincian: Rp1.481.961.000,- x 5% = Rp74.098.050,-(tujuh puluh
empat juta sembilan puluh delapan ribu lima puluh Rupiah);
(4) Denda keterlambatan sesuai Pasal 7.4 akibat bangunan tidak sesuai Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis yang mengakibatkan bangunan rumah miring karena kelalaian Para
Tergugat (defect pemborong) sebesar Rp10.000.000,- (sepuluh juta Rupiah)
(5) Harga pekerjaan pembongkaran sendiri atas pekerjaan Para Tergugat yang miring
dan tidak layak huni sebesar Rp414.999.999,-
~ Rp415.000.000,- (empat ratus lima belas juta Rupiah) untuk pembangunan 3 Unit Rumah
Angel Residence dalam Rincian sebagai berikut: 5.1. 2 Unit Rumah Blok G.10 dan G.12 :
Rp276.666.666,- (dua ratus tujuh puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu enam
ratus enam puluh enam Rupiah)
5.2. 1 Unit Rumah Blok G.16 :Rp138.333.333,- (seratus tiga puluh delapan juta tiga ratus tiga
puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh
tiga Rupiah)

b. Kerugian imateriil sebesar Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah)


yang dengan rincian sebagai berikut:
(1) Bahwa nama baik Penggugat I tercemar dikalangan masyarakat khususnya konsumen
property sehingga berimplikasi terhadap penurunan omzet penjualan;
(2) Penggugat II mendapat rasa malu akibat batalnya penjualan 03 (tiga) unit rumah yang
gagal dalam masa pembangunannya terhadap calon-calon pembeli yang awalnya berminat
lalu membatalkan perjanjian jual beli dan kehilangan keuntungan yang seharusnya didapati
setelah proyek pembangunan selesai pada waktunya;
(3) Penggugat II mengalami depresi berat sebagai seorang Direktur untuk bertanggung jawab
kepada Penggugat I beserta dengan seluruh pemegang saham akibat perbuatan yang
dilakukan Para Tergugat, yang berujung dengan dicopotnya jabatan Penggugat sebagai
Direktur;
(4) Pengaruh depresi berat tersebut membuat Penggugat II terjatuh dalam konsumsi obat-
obatan terlarang hingga berujung pada proses hukum;
(5) Keadaan tersebut juga berpengaruh ke dalam keharmonisan keluarga Penggugat II dengan
istrinya yang berujung kepadaperceraian, Penggugat II tidak pernah bertemu dengan anak
anaknya semenjak ia ditahan di Rutan Polda Metrojaya yang membuat dirinya semakin
tertekan dan tidak mampu mengendalikan mentalnya;

Kaitannya dengan pasal 1321 KUHPERDATA

Pasal 1321 KUHPerdata memberikan penegasan bahwa sebuah perjanjian tidak memenuhi
syarat kesepakatan apabila kesepakatan tersebut diberikan karena kekhilafan, paksaan, atau
penipuan. Selanjutnya terpenuhi atau subjek perjanjian. Dengan demikian, syarat kesepakatan
ini disebut juga dengan syarat subjektif. Dalam kasus ini unsur yang termasuk ialah unsur
penipuan yang mana perjanjian dibuat bukani kewenangan dari tergugat I. Akibat dari hal
tersebut ialah perjanjian dapat dibatalkan.

Anda mungkin juga menyukai