Anda di halaman 1dari 5

Tanjungpinang, 22 Januari 2019

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara Tanjungpinang.
di-.
Jl. Ir. Sutami, Tanjungpinang, Kepulauan Riau

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:


Nama : Ikhsan Wahyudi, S.Kom
Tempat/Tanggal Lahir : Pangkal Pinang, 10 Maret 1980
Kewarganegaraan : Indonesia
NIP : 003672123
Tempat tinggal : Perum Kuantan, Kecamatan Tanjungpinang Barat, Blok A.3,
Kepulauan Riau, Indonesia.
Pekerjaan : Mantan Pegawai Negeri Sipil
selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT

Berdasarkan surat kuasa khusus Nomor IX/SKK.TUN/II/2018 tanggal 15 Januari 2018


memberikan kuasa kepada:
Nama : Abigael Hosanna Siregar, S.H., M.H.
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Advokat yang berkantor di Jl. H. Agus Salim No.5, Kecamatan
Tanjungpinang Bukit Bestari, Kepulauan Riau, Indonesia.

Dengan ini mengajukan gugatan terhadap:


Nama Jabatan : Walikota Tanjungpinang berkedudukan di Tanjungpinang untuk
selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;

I. Objek Sengketa:
Surat Keputusan Nomor 30/ 220/ 222/ 2018 Pemberhentian Karena Melakukan
Tindak Pidana Kejahatan Jabatan atau Tindak Pidana Kejahatan Yang Ada
Hubungannya Dengan Jabatan No. VII/2014 Yang Diterbitkan Pada Tanggal 31
Desember 2018 (Pasal 1 angka 9 UU Peradilan TUN).

II. Tenggang Waktu Gugatan:


 Bahwa Objek Sengketa diterbitkan tergugat tanggal 31 Desember 2018;
 Bahwa Objek Sengketa tersebut diterima/diketahui Penggugat pada tanggal 02
Januari 2019;
 Bahwa Penggugat telah mengajukan upaya administratif berupa keberatan
kepada tergugat pada tanggal 03 Januari 2019 namun tidak mendapatkan
jawaban;
 Bahwa gugatan a quo diajukan pada tanggal 22 Januari 2019
 Bahwa oleh karenanya Gugatan a quo diajukan masih dalam tenggang waktu
90 hari terhitung mulai diterbitkannya gugatan sesuai dengan pasal 55 UU
Peradilan TUN (Pasal 55 UU Peradilan TUN).

III. Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara

Bahwa Keputusan a quo yang dikeluarkan oleh Tergugat, telah memenuhi Ketentuan Pasal
1 angka (9) dan angka (12) Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara untuk menjadi objek sengketa TUN, yaitu:

Keputusan a quo adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau
pejabat Tata Usaha Negara yang berisikan tindakan hukum Tata Usaha Negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkret, individual dan
final, sehingga menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata,
(Pasal 1 angka (9)).

 Bersifat Konkrit
Bahwa surat keputusan Tergugat a quo telah bersifat konkrit karena nyata dibuat
Tergugat tidak abstrak, tetapi berwujud surat keputusan berupa “Surat Keputusan
Nomor 30/ 220/ 222/ 2018 Pemberhentian Karena Melakukan Tindak Pidana
Kejahatan Jabatan atau Tindak Pidana Kejahatan Yang Ada Hubungannya Dengan
Jabatan No. VII/2014 Yang Diterbitkan Pada Tanggal 31 Desember 2018” yang
tertulis dan secara konkrit tela menyatakan Pemecatan Secara tidak terhormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil atas nama Ikhsan Wahyudi, S.Kom.

 Bersifat Individual
Bahwa surat keputusan Tergugat aquo bersifat individual karena ditujukan langsung
kepada Ikhsan Wahyudi, S.Kom.

 Bersifat Final
Bahwa surat keputusan Tergugat dalam perkara aquo telah bersifat final karena sudah
tidak memerlukan persetujuan dari instansi lainnya sehingga sudah bersifat defenitif
dan sudah menimbulkan akibat hukum.
Bahwa tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan keputusan
berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang digugat
oleh orang atau badan hukum perdata. (Pasal 1 angka (12)).

III. Kepentingan Penggugat Yang Dirugikan:


Bahwa berdasarkan pasal 53 ayat (1) UU Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara yang berbunyi sebagai berikut: “Orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan
gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar keputusan Tata
Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah,dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan atau/rehabilitasi”

Bahwa dengan adanya Keputusan Nomor 30/ 220/ 222/ 2018 Pemberhentian Karena
Melakukan Tindak Pidana Kejahatan Jabatan atau Tindak Pidana Kejahatan Yang Ada
Hubungannya Dengan Jabatan No. VII/2014 Tanggal 31 Desember 2018 (Pasal 1 angka 9 UU
Peradilan TUN) menimbulkan kerugian bagi penggugat, yaitu:

a. Bahwa dampak pemberhentian tidak dengan hormat tersebut Penggugat kehilangan


pekerjaan dan tidak lagi mendapatkan gaji sebagai Pegawai Negri Sipil sehingga sulit
memenuhi kebutuhan sehari-hari;
b. Bahwa tergugat telah menghilangkan hak-hak Penggugat sebagai Pegawai Negri Sipil
(PNS) Pangkat/Gol 1
c. Bahwa oleh karena itu maka gugatan ini sudah memenuhi ketentuan pasal 53 ayat (1)
Undang Undang Peradilan Tata Usaha Negara.

IV. Posita/Alasan Gugatan:


a. Bahwa Penggugat mulai diangkat/mulai bekerja menjadi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) berdasarkan SK No. 01/ 001/ 222/ 2000 pada tanggal 1 Januari 2000
b. Bahwa pada tahun 2010, Penggugat diangkat menjadi pejabat secara struktural
dengan SK No. 20.10/354.21/b2/BKD-2010;
c. Bahwa pada tahun 2013 Penggugat dinaikan pangkatnya menjadi Penata
Muda/IIId sebagai Bendahara Umum berdasarkan SK No.
823.3/14/BKPSOM-2017;
d. Bahwa pada tanggal 23 September 2013, salah satu rekan melaporkan tindakan
pidana korupsi yang telah dilakukan oleh Penggugat kepada atasan di instansi
tempat penggugat bekerja;
e. Bahwa pada tanggal 1 Oktober 2013, kasus tersebut dibawa ke Pengadilan
Negeri Tanjungpinang;
f. Bahwa berdasarkan putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada
Pengadilan Negeri Tanjungpinang Nomor 17/P.Sus/2014/Pn. Tpg dinyatakan
telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi,
yang merupakan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan
yang ada hubungannya dengan jabatan;
g. Bahwa Penggugat diberhentikan Tidak Dengan Hormat sebagai Pegawai
Negeri Sipil, berdasarkan Keputusan Nomor 30/ 220/ 222/ 2018 Pemberhentian
Karena Melakukan Tindak Pidana Kejahatan Jabatan atau Tindak Pidana
Kejahatan Yang Ada Hubungannya Dengan Jabatan No. VII/2014 yang
diterbitkan pada Tanggal 31 Desember 2018 (Pasal 1 angka 9 UU Peradilan
TUN) dengan alasan karena telah dijatuhkan pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

2. Bahwa alasan pengajuan gugatan tata usaha negara/gugatan sengketa administrasi


pemerintah diatur dalam ketentuan Pasal 53 ayat (2) Perubahan Pertama UU
Peradilan TUN yang menyatakan bahwa:
Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah:
(a) Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
(b) Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas
umum pemerintahan yang baik;

3. Bahwa alasan pengugat melakukan gugatan kepada Surat Keputusan Pemberhentian


karena Melakukan Tindak Pidana Kejahatan Jabatan atau Tindak Pidana Kejahatan
yang ada Hubungannya dengan Jabatan No. VII/2014 Tanggal 31 Desember 2018
atas pemberhentian secara tidak hormat sebagai pegawai negri sipil terhitung mulai
31 Oktober 2014;

4. Bahwa oleh karena keputusan TERGUGAT tersebut bertentangan dengan Undang-


Undang ……..,………….
Keputusan Objek Gugatan diterbitkan Tergugat melanggar UU, PP, Perda dll.
Dan/atau melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik).

(Diuraikan peraturan per UU an dan AUPB apa saja yang dilanggar dengan
diterbitkannya objek sengketa oleh Tergugat) yg di sk masukin cok

Bagian menimbang b,

Diakhiri dengan frasa:

“….Sehingga beralasan hukum Majelis Hakim pemeriksa perkara membatalkan


objek sengketa a quo”
V. Permohonan Penundaan

Bahwa Objek sengketa ternyata akan dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2018,
sehingga terdapat keadaan mendesak.

Bahwa apabila Objek Sengketa dilaksanakan maka Penggugat akan sangat


dirugikan/terdapat keadaan yang sulit untuk dikembalikan/dipulihkan seperti keadaan
semula. Bahwa fakta-fakta diatas telah memenuhi ketentuan Pasal 67 UU PTUN
(disebutkan bunyi pasal 67 UU Peratun)

Bahwa oleh karenanya Penggugat mohon agar diterbitkan Penetapan yang berisi
perintah kepada Tergugat agar menunda Pelaksanaan Objek Sengketa, sampai perkara
a quo berkekuatan hukum tetap. (Pasal 67 UU PTUN).

VI. Petitum/Tuntutan:
A. Dalam Pokok Perkara/Sengketa.
1. Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Pemberhentian karena Melakukan
Tindak Pidana Kejahatan Jabatan atau Tindak Pidana Kejahatan yang ada
Hubungannya dengan Jabatan No. VII/2014 tertanggal 31 Desember 2018;
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Pemberhentian karena
Melakukan Tindak Pidana Kejahatan Jabatan atau Tindak Pidana Kejahatan
yang ada Hubungannya dengan Jabatan No. VII/2014 tertanggal 31
Desember 2018;
4. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara sebesar-

Hormat Kami,
Penggugat/ Kuasa Hukum Penggugat,

Abigael Hosanna Siregar, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai