Anda di halaman 1dari 6

Nomor :

Hal : Surat Gugatan


Lampiran : -

KEPADA YTH.
KETUA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SURABAYA
JALAN RAYA IR. H. JUANDA NO.89, GEDANGAN, SEMAMBUNG, KABUPATEN
SIDOARJO, JAWA TIMUR

Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Khoirul Anam, S.H., M.M.
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jalan Rambutan RT.03/RW.10, Desa Seduri, Kecamatan Mojosari,
Kabupaten Mojokerto
Dalam hal ini memilih tempat kedudukan hukum/domisili di kantor kuasanya tersebut di
bawah ini, dengan ini menerangkan memberikan kuasanya kepada:
1.

Advokat dan Konsultan Hukum di P.ELFRAN AGUNG. S, S.H.,MBA SURABAYA yang


beralamat kantor di Jalan Griya Kebraon Utama 5/DB 19, Surabaya. Berdasarkan Surat
Kuasa Khusus Nomor …………………… tertanggal ………… selanjutnya disebut sebagai
-------------------------------------------------------------------------PENGGUGAT.

Dengan ini hendak mengajukan gugatan terhadap:


Nama :
Kewarganegaraan : Indonesia
Jabatan : Bupati Mojokerto
Alamat : Jalan Ahmad Yani No. 16, Mojokerto
Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------------------TERGUGAT.
Adapun yang menjadi obyek gugatan dalam perkara ini adalah Surat Keputusan
Bupati Mojokerto Nomor : 888/161/HK/416-012/2018, tentang Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil tanggal 15 Oktober 2018 atas nama
KHOIRUL ANAM, S.H., M.M.
TENGGANG WAKTU MENGAJUKAN GUGATAN BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 DAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG
NOMOR 6 TAHUN 2018
- Bahwa Objek Sengketa yang telah merugikan Penggugat menurut Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara pada Pasal 53 ayat (2), jelas disebutkan
bahwa Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara itu bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik yaitu Asas Kepastian Hukum dan
Asas Kecermatan, dan objek sengketa itu jelas ditujukan pada Penggugat yang konkret dan
berwujud, individual dan final, yang substansinya adalah memberhentikan tidak dengan
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil kepada Penggugat, dan menurut Penggugat telah
menyalahi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(disingkat UUAP) pada Pasal 6 tentang Hak dan Kewajiban Pejabat Pemerintahan;
-----------------------------------

- Bahwa karena Penggugat yang diputuskan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH)
secara semena-mena, tanpa ada pemeriksaan lebih dahulu oleh Pemerintah Kabupaten
(padahal ada keterangan Berita Acara Pemeriksaan dalam Objek Sengketa) atau oleh Komisi
Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengenai adanya pelanggaran disiplin
Pegawai Negeri Sipil, menjelaskan secara nyata bahwa Tergugat bertindak main hakim
sendiri dalam menerbitkan objek sengketa. Selanjutnya Penggugat mengajukan Keberatan
atas diterbitkannya Objek Sengketa dan minta diaktifkan kembali sebagai Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mojokerto pada tanggal 17 Desember 2018, sesuai
Pasal 77 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, dan
Tergugat menjawab dengan suratnya No. 800/3626/416-204/2018 tanggal 31 Desember 2018
bahwa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat kepada Penggugat telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Surat Jawaban Tergugat diterima Penggugat per pos tanggal
02-02-2019; ------------------

- Bahwa karena Penggugat tidak puas atas Jawaban Tergugat, maka Penggugat mengajukan
Banding kepada atasan Tergugat yaitu Gubernur Jawa Timur dengan Surat Penggugat tanggal
02-01-2019, dan telah dijawab dalam Surat Pemerintah Provinsi Jawa Timur Nomor
181.4/755/013.2/2019, pada tanggal 15 Januari 2019, dan substansi Surat Jawaban atas
Banding Penggugat kepada Gubernur Jawa Timur adalah:
------------------------------------------------------------------------------------

1. Gubernur Jawa Timur bukanlah pejabat yang dapat dikualifikasi sebagai Atasan Pejabat
yang menerbitkan Keputusan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 ;--------------

2. Gubernur tidak berwewenang memeriksa dan/atau menilai Keputusan Bupati Mojokerto


tanggal 15-10-2018 Nomor 888/161/HK/ 416-012/2018;
-----------------------------------------------------------------------Surat Jawaban atas Banding
terhadap Gubernur Jawa Timur diterima Penggugat per pos tanggal 17-01-2019;
-----------------------------------------
--- ALASAN MENGGUGAT ---
1. Bahwa sumber utama dari timbulnya objek sengketa adalah karena Penggugat terkena
hukuman Tindak Pidana Korupsi karena Pemberian Suap tentang Pengurusan Ijin HO,
IMB, Ijin Perubahan Pemanfaatan Tanah (IPPT) yang dilaporkan oleh Pengusaha
bernama Bagoes terhadap Penggugat sesuai Pasal 11 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pembertantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP sebagaimana
dalam dakwaan Subsidair, ditahan sejak tanggal 06-03-2017 hingga diputuskan bersalah
dalam perkara Nomor 283/Pid.sus/TPK/ 2017/PN.Sby diputus tanggal 22-03-2018,
dengan Amar Putusan antara lain:
--------------------------------------------------------------------------------------------- -
- Menyatakan terdakwa Khoirul Anam, S.H., M.M. bin Sardi terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama
sebagaimana dalam dakwaan Subsidair ;
- Menghukum ia karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan denda
sebesar Rp. 50.000.000,- dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, maka
diganti dengan pidana kurungan selama 1(satu ) bulan ; dst
2. Bahwa setelah Penggugat bebas dari menjalani hukuman penjara di Lembaga
Pemasyarakatan Mojokerto di bulan September 2018 sejak ditahan tanggal 06-03-2017
lalu, dimana Penggugat dihukum 1 tahun Penjara dan mengganti kerugian Negara Rp.
50.000.000,00. Pada tanggal 15 Nopember 2018 Penggugat diundang Tergugat untuk
datang ke Kantor Kabupaten Mojokerto, dengan pemikiran bahwa Penggugat akan
ditempatkan lagi sebagai pejabat baru dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten
Mojokerto, dan dalam kehadiran Penggugat di Kantor Pemerintah Kabupaten Mojokerto
tidak ada upacara atau pembicaraan apapun, namun dalam pertemuan di ruang Badan
Kepegawaian Daerah Penggugat diberikan sebuah amplop surat dan ternyata adalah objek
sengketa yang menyatakan bahwa Penggugat dinyatakan Diberhentikan Tidak Dengan
Hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Objek Sengketa telah dibuat dan ditandatangani
Tergugat tanggal 15-10-2018, dan diserahkan ke Penggugat pada tanggal 15-11-2018;-----
3. Bahwa dengan adanya Objek Sengketa itu, Penggugat merasakan ketidakadilan atas
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (disingkat PTDH) tersebut. Hal mana PTDH itu
telah mencabut hak-hak Penggugat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dengan pengajuan
gugatan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya ini Penggugat mengharapkan
dikembalikan lagi hak-hak sebagai Pegawai Negeri Sipil karena sanksi Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat (PTDH) itu terlalu berat dirasakan Penggugat, dimana Penggugat
telah menjalani karir tanpa cacat sedikitpun sebagai Pengawai Negeri Sipil atau Aparatur
Sipil Negara yang telah dijalani selama 28 tahun sejak tahun 1990, dibandingkan dengan
tingkat kesalahan disiplin yang dilakukan oleh Penggugat. Dan menurut Penggugat,
Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa itu bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil, sehingga objek
sengketa haruslah dinyatakan batal dan dinyatakan tidak sah, sesuai Pasal 53 ayat (1) dan
(2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang perubahan UndangUndang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;----
4. Bahwa terbitnya objek sengketa tidak melalui prosedur Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat yang semestinya sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana yang dijadikan dasar hukum Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
oleh Tergugat kepada Penggugat ;-----------------------------
5. Bahwa kepentingan Penggugat dalam mengajukan gugatan a quo melalui Pengadilan Tata
Usaha Negara Surabaya agar objek sengketa dimaksud dinyatakan Batal atau Tidak
Sah ;---------------------------------------
6. Bahwa kerugian Penggugat atas terbitnya objek sengketa yang tidak sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 adalah Penggugat telah dihentikan gaji dan tunjangan
lain yang seharusnya diterima setiap bulan melalui rekening Penggugat di PT. BANK
JATIM sebagai rekening penampung gaji Penggugat, dimana sejak bulan Januari 2019,
Penggugat sudah tidak mendapatkan hak gaji dan tunjangan lainnya, dimana PT. BANK
JATIM, yang selama Penggugat bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil melakukan
potongan gaji atas pinjaman Penggugat dan sejak Januari 2019, PT. BANK JATIM
menagih secara langsung kepada Penggugat. Dengan demikian Tergugat secara sepihak
telah menghentikan gaji Penggugat mulai bulan Januari hingga saat ini; ---------
7. Bahwa Objek Sengketa itu jelas ditujukan pada Penggugat yang konkret dan berwujud,
individual dan final, yang substansinya adalah memberhentikan tidak dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil kepada Penggugat, dan menurut Penggugat telah menyalahi
UndangUndang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (disingkat
UUAP), mengenai sahnya suatu keputusan ;------------------------
8. Halaman - Bahwa Tergugat tidak memperhitungkan jasa-jasa Penggugat yang telah
mengabdi selama 18 tahun dan diberikan berbagai jabatan sesuai surat keputusan
perpindahan jabatan di Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebanyak 34 kali, dan
pemberian Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) itu tidak
sesuai dengan kesalahan disiplin yang terjadi yaitu Pemberian uang suap itu bukan untuk
dipergunakan pribadi, namun untuk merenovasi Kantor Kecamatan Pungging, Mojokerto,
dan keterangan dalam persidangan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) Nomor
283/Pid.sus/TPK/2017/PN.SBY. menjelaskan semua itu untuk apa uang yang diberikan
Pelapor itu nantinya dipergunakan, sehingga hukuman kesalahan disiplin yang diderita
Penggugat seharusnya bukanlah Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
(PTDH) sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu Pasal 7 ayat (4) huruf e, tentang Hukuman Diplin
Berat, namun seharusnya Hukuman Disiplin yang diterapkan adalah Pasal 8 ayat (3) yang
berbunyi Hukuman disiplin ringan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
dijatuhkan Pelanggaran terhadap kewajiban melaksanakan tugas kedinasan yang
dipercayakan kepada Pegawai Negeri Sipil dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan
tanggung jawab, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 5, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja”. Penggugat sudah menjalankan tugas kedinasan untuk
merenovasi Gedung Kecamatan, tanpa ada biaya dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto,
atas perintah Kepala Dinas Cipta Karya kepada Penggugat, yang menyebutkan harus
merenovasi Kantor Kecamatan, namun biaya dicari sendiri, bagaimanapun caranya.
Karena ada kesalahan cara pencaharian dana renovasi yang didapat sebesar Rp.
6.000.000,00 dari Bagoes sebagai Pelapor, maka Penggugat dan Sekretaris Wilayah
Kecamatan, yaitu Bpk. Trianto Gandhi menjadi pesakitan sebagai Terpidana Tindak
Pidana Korupsi dan kedua-duanya di berhentikan Tidak Dengan Hormat oleh Bupati
Mojokerto; ------------------------------------
---PETITUM---
Bahwa berdasarkan alasan-alasan serta segala uraian di atas, dengan disertai bukti-bukti yang
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya sesuai dengan asas kepatutan dan asas-asas
umum pemerintahan yang baik serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
maka Penggugat dengan hormat memohon kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta Cq. Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo agar
berkenan menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan batal Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
58/PL.01.1-Kpt/03/KPU/II/2018, tanggal 17 Februari 2018 Tentang Penetapan Partai
Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Tahun
2019, sepanjang pada Diktum Kedua huruf b yang pada pokoknya menetapkan Partai
Keadilan dan Persatuan Indonesia tidak memenuhi syarat sebagai Peserta Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Tahun 2019;
3. Memerintahkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia Nomor 58/PL.01.1-Kpt/03/ KPU/II/2018, tanggal 17 Februari 2018
Tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota Tahun 2019, sepanjang pada Diktum Kedua huruf b yang pada
pokoknya menetapkan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia tidak memenuhi syarat
sebagai Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Tahun
2019;
4. Memerintahkan Tergugat untuk menerbitkan Surat keputusan tentang penetapan
Penggugat cq. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia sebagai Partai Politik Peserta
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
Propinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Tahun 2019;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka PENGGUGAT mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex equo et bono).
Jakarta, 1 Maret 2018
Hormat Kami,
KUASA HUKUM PENGGUGAT
D&M LEMBAYUNG LAW FIRM

DITA TRI, S.H., M.H.

MULIANA, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai