Anda di halaman 1dari 6

Mataram, 5 Oktober 2023

Perihal : Jawaban Terhadap Gugatan Penggugat

Kepada Yth.

Majelis Hakim dalam Perkara Nomor : 162/G/2023/PTUN.MTR

Pada Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram

Di-

Kota Mataram

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Rafiqah Azzahra, S.H., M.Hum.

2. Inayah Sherina Sunardi, S.H., M.H.

3. Leoni Sierra Regina, S.H., M.H.

Para advokat/Pengacara yang berkantor di Jl. Langko No. 18 MATARAM, dalam hal ini
berdasarkan surat kuasa khusus No. 12900/25/10/2023 tanggal 30 September 2023 bertindak
untuk dan atas nama :

WALIKOTA MATARAM

Berkedudukan di JL. Pejanggik No.16 KOTA MATARAM-------------------------------------

Selanjutnya disebut sebagai:

--------------------------------------------------TERGUGAT----------------------------------------------

MELAWAN

---------------------------------- RIDHO KURNIAWAN ---------------------------


Pekerjaan Wiraswasta, Umur 34 Tahun, Agama islam, Alamat: Jembatan Kembar No 2
Kecematan Lembar Kabupaten Lombok Barat.

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: MIPTAH.ADV/09/VIII/2023 tanggal 27 Oktober


2023.

Dalam hal ini diwakili oleh Kuasa Hukumnya, yaitu :

1. Miptahul Jannah, S.H., M.H.

2. Mala Apriana, S.H., M.Hum.

3. Anita Yulindasari, S.H., M.H.,

Ketiganya advokat yang berkantor di Law Office – Miptah & Partners beralamat di Jl.
Soromandi Mataram No.25, Dasan Agung Baru, Selaparang, Kota Mataram.

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.

Sebagai kuasa Tergugat dalam perkara Nomor : 162/G/2023/PTUN.MTR– bersama ini


disampaikan jawaban sebagai berikut :

1. Gugatan Kabur (obscuurlibel)


a. Bahwa oleh karena yang menjadi obyek dalam gugatan Tata Usaha adalah
keputusan Badan dan atau Pejabat Tata Usaha Negara, maka posita gugatan
Penggugat seharusnya menguraikan tentang bentuk-bentuk perbuatan yang
menyalahkan kewenangan (detoumement de pouvoir), melawan hukum oleh
pejabat (onrechtmatig overheidsdaad), perbuatan yang tanpa kewenangan
(onbevoegd) dan perbuatan sewenang-wenang (willekeur) yang dilakukan Badan
dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara (in casu oleh Tergugat) akan tetapi gugatan
Penggugat menguraikan dalil-dalil yang berkenaan dengan melawan hukum
secara perdata (ex pasal 1365 KUH Perdata);
b. Bahwa ternyata posita gugatan Penggugat menguraikan hal-hal yang berkenaan
dengan perbuatan melawan hukum perdata (ex pasal 1365 KUH Perdata) seperti
yang diuraikan dalam posita angka 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan dalam proses
posita berikutnya menguraikan tentang pelanggaran terhadap asas-asas umum
pemerintahan yang baik, dengan demikian gugatan Penggugat menjadi tidak jelas
atau kabur (obscuurlibel).
2. Obyek Sengketa Tidak Jelas
a. Bahwa yang dikeluarkan oleh Tergugat adalah Keputusan Walikota Mataram
Nomor : 503/1661/HK/2023 tentang Pencabutan Izin Usaha Minuman Beralkohol
Nomor : 503-22/013/IUB/KPT/2021, bukan "Surat Keputusan" Walikota
Mataram tanggal 14 Agustus 2023 tentang Pencabutan Izin Usaha Minuman
Beralkohol Nomor : 503-22/013/IUB/KPT/2021.
b. Bahwa baik dalam posita maupun dalam petitum gugatan Penggugat menyebutnya
dengan ‘’Surat Keputusan” Walikota Mataram Nomor : 503/1661/HK/2023
tentang Pencabutan Izin Usaha Minuman Beralkohol Nomor : 503-
22/013/IUB/KPT/2021 pada tanggal 14 Agustus 2023, dengan demikian yang
dijadikan obyek sengketa bertentangan dengan Pasal 1 Angka 3 Jo Pasal 53 UU
No. 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 5 Tahun 1986;
c. Bahwa terminology “Surat Keputusan” berbeda dengan “Keputusan”. Bahwa “Surat
Keputusan” tidak mempunyai implikasi hukum sedangkan “ Keputusan”
mempunyai implikasi hukum. Bahwa oleh karena yang dijadikan obyek sengketa
adalah “Surat Keputusan” maka gugatan Penggugat menjadi salah obyek atau
obyek sengketa dalam gugatan ini tidak jelas.
2. Bahwa oleh karena Dalil dan posita gugatan bercampur aduk posita satu dan yang
lainnya tidak saling mendukung dan obyek sengketa tidak jelas, gugatan semacam ini
dalam praktek Hukum Acara Tata Usaha Negara disebut gugatan yang tidak jelas atau
kabur (obscuurlibel), maka sudah sepatutnya gugatan Penggugat dinyatakan tidak
dapat diterima (niet onvanklik verklaard).

DALAM POKOK PERKARA :

1. Bahwa Tergugat menolak dalil-dalil gugatan Penggugat kecuali hal-hal yang diakui
dan dibenarkan;
2. Bahwa perbuatan Tergugat menerbitkan Keputusan Walikota Mataram Nomor :
503/1661/HK/2023 tentang Pencabutan Izin Usaha Minuman Beralkohol Nomor : 503-
22/013/IUB/KPT/2021 tanggal 14 Agustus, adalah telah mengedepankan dan sesuai
dengan asas legalitas atau wetmatigheid van bestuur yaitu perbuatan tersebut sebagai
perbuatan hukum administrasi yang sudah berdasarkan atas hukum dasar yang tertuang
dalam Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pengendalian
Dan Pengawasan Dan Minuman Beralkohol;
3. Bahwa dalil Penggugat yang mengatakan obyek sengketa bertentangan dengan
Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2015, akan tetapi Penggugat tidak
menjelaskan adanya perbuatan penyalahgunaan wewenang (de toumement de pouvoir)
atau perbuatan sewenang-wenang (willekeur) yaitu pasal mana dari Peraturan Daerah
tersebut yang dilanggar oleh Tergugat;
4. Bahwa ternyata obyek sengketa yang dikeluarkan oleh Tergugat tidak menyimpang
dari tujuan diberikannya wewenang dan juga tidak sewenang-wenang sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan dasarnya yaitu Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2
Tahun 2015 tentang Pengendalian Dan Pengawasan Dan Minuman Beralkohol, serta
tidak bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintah Yang Baik, khususnya
larangan penyalahguanaan wewenang dan asas larangan sewenang-wenang;
5. Bahwa unsur penyalagunaan wewenang (de tourmement de pouvior) diuji dengan asas
spesialitas (specialiteitsbeginsel). Asas ini mengandung arti bahwa wewenang itu
diberikan kepada organ pemerintah dengan tujuan tertentu. Menyimpang dari tujuan
diberikannya wewenang akan dianggap sebagai penyalahguanaan wewenang. Adapun
unsur sewenang-wenang (willekeur) diuji dengan asas rationalitas
(nationaliteitbeginsel) atau kepantasan (redelijk). Sesuatu keputusan (obyek sengketa)
dikategorikan mengandung unsur sewenang-wenang jika obyek sengketa itu nyata-
nyata tidak masuk akal atau tidak beralasan (kennelijk onredelijk);
6. Bahwa obyek sengketa dikatakan oleh Penggugat bertentangan dengan Peraturan
Daerah Kota Mataram No. 2 Tahun 2015 tentang Pengendalian Dan Pengawasan Dan
Minuman Beralkohol, akan tetapi Penggugat tidak mampu menunjukkan salah satu
pasal dalam Peraturan Daerah tersebut (sebagai Peraturan dasar) yang dilanggar oleh
Tergugat;
7. Bahwa atas perbuatan Penggugat tersebut, menyebabkan terganggunya ketertiban
umum yang dirasakan oleh pengusaha di sekitarnya dan kemudian menyampaikan
surat tertanggal 1 Juli 2023 yang diajukan kepada Walikota Mataram (Tergugat) yang
isinya bahwa Do karaoke menjual minuman beralkohol mengganggu ketertiban umum;
8. Bahwa Tergugat mengeluarkan teguran tertulis hanya sebanyak dua kali karena
penggugat tidak segera megindahkan teguran tersebut sehingga dikhawatirkan jika
penjualan minuman beralkohol tersebut dibiarkan terlalu lama sampai dikeluarkannya
teguran ketiga akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat sekitar.
9. Bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan sebagaimana disebutkan dalam
Keputusan tersebut, maka adalah cukup beralasan dan sah bagi Tergugat untuk
menerbitkan Keputusan Walikota Mataram No.503/1661/HK/2023 tanggal 14 Agustus
tentang Pencabutan Izin Usaha Minuman Beralkohol Nomor :
503-22/013/IUB/KPT/2021;
10. Bahwa Tergugat yang mengeluarkan obyek sengketa adalah sebagai Badan atau
pejabat Tata Usaha Negara yang berwenang. Karena Peraturan dasarnya (Peraturan
Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2015) telah menunjuk Tergugat sebagai
Walikota Mataram yang berwenang untuk mengeluarkan Keputusan Walikota
Mataram No. 503-22/013/IUB/KPT/2023 tanggal 14 Agustus tentang Pencabutan Izin
Usaha Minuman Beralkohol Nomor 503-22/013/IUB/KPT/2021 tersebut maka
Keputusan Tergugat (obyek sengketa) tersebut adalah sah dan mengikat;
11. Bahwa dengan adanya Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2015 tersebut
yang mengikat Tergugat sehingga Tergugat sabagai pejabat Tata Usaha Negara tinggal
melaksanakannya secara harfiah. Dalam Pemerintahan yang terikat pada Peraturan
Perundang-Undangan maka Walikota sebagai Pejabat Tata Usaha Negara bertugas
mengumpulkan fakta yang relevan dan menerapkan ketentuan Peraturan Daerah
tersebut sebagai peraturan dasarnya secara otomatis;
12. Bahwa oleh karena obyek sengketa tidak bertentangan atau tidak menyimpang dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak menyimpang atau tidak
bertentangan dengan asas-asas umum pemerintah yang baik, maka Keputusan
Walikota Mataram503/1661/HK/2023 tanggal 14 Agustus, tentang pencabutan Izin
Usaha Minuman Beralkohol Nomor : 503-22/013/IUB/KPT/2021 adalah sah dan oleh
karena itu gugatan Penggugat harus ditolak secara keseluruhan.

Bahwa berdasarkan uraian di atas, kami Tergugat memohon agar Majelis Hakim
Pengadilan Tata Usaha Negera Mataram yang memeriksa dan mengadili perkara (gugatan)
ini, berkenan menjatuhkan putusan.

EKSEPSI

1. Menerima Eksepsi Tergugat


2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvanklijk verklaard)

POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Penggugat secara keseluruhan
2. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini.
HORMAT KAMI,

KUASA HUKUM TERGUGAT,

1. Rafiqah Azzahra, S.H., M.Hum. (-------------------------)

2. Inayah Sherina Sunardi, S.H., M.H. (-------------------------)

3. Leoni Sierra Regina, S.H., M.H. (-------------------------)

Anda mungkin juga menyukai