Anda di halaman 1dari 4

Surabaya, 4 Maret 2021

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara
Surabaya
di-
Jl. Raya Ir. H. Juanda No. 89, Sidoarjo

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :


Nama : Handoko ;
Kewarganegaraan : Indonesia ;
Tempat Tinggal : Jalan Dharmawangsa Nomor 68, Kota Surabaya ;
Pekerjaan : Wiraswasta ;

Berdasarkan surat kuasa khusus Nomor: 213/SK.Khs/PTUN/2021 tanggal 3 Maret 2021


memberikan kuasa kepada:
Nama : Hamdan Alif Darmawan, S.H., M.H. ;
Kewarganegaraan : Indonesia ;
Pekerjaan : Advokat, berkantor di SUDARIYANTO & PARTNERS yang
beralamat pada Perumahan Gunungsari Indah L/30, RT. 4, RW.
7. Kecamatan Karangpilang. Kota Surabaya, selanjutnya disebut
sebagai PENGGUGAT ;

Dengan ini Penggugat mengajukan gugatan terhadap Walikota Surabaya yang berkedudukan
di Jalan Walikota Mustajab Nomor 59, Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng, Kota
Surabaya, untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT ;

I. Objek Sengketa :
Surat Keputusan Walikota Surabaya Nomor: 123.45/3530/436.2.27/2021 tentang
Pencabutan Hak Guna Bangunan dan Pembongkaran dengan objek tanah di Jalan
Dharmawangsa, diterbitkan Tergugat pada tanggal 18 Februari 2021, selanjutnya disebut
OBJEK SENGKETA ;

II. Tenggang Waktu Gugatan :


- Bahwa Objek Sengketa diterbitkan Tergugat yakni pada tanggal 18 Februari 2021 ;
- Bahwa Objek Sengketa tersebut baru diterima/ diketahui oleh Penggugat yakni pada
tanggal 22 Februari 2021, setelah kumpulan Satuan Polisi Pamong Praja datang untuk
menemui pemilik dari masing-masing cafe yang ada di Jalan Dharmawangsa atas
terbitnya Objek Sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat ;
- Bahwa gugatan a quo diajukan pada tanggal 4 Maret 2021, karena tepat pada tanggal 2
Maret 2021 dilakukan pembongkaran paksa oleh Satuan Polisi Pamong Praja atas
bangunan/ gedung milik Penggugat ;
- Bahwa oleh karenanya Gugatan a quo diajukan masih dalam tenggang waktu sesuai
dengan Pasal 55 UU Nomor 5 Tahun 1986 jo. UU Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (UU PTUN) yang dalam hal ini menyebutkan bahwa,
“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari
terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat
Tata usaha Negara.” ;

III. Kepentingan Penggugat Yang Dirugikan :


Penggugat merasa dirugikan karena Penggugat adalah Pemilik dan/atau Penguasa yang
sah sesuai dengan alat bukti berupa Surat atau Tulisan Akta Otentik Hak Guna Bangunan
(HGB) dengan Nomor: 10.15.22.05.3.01234. Oleh karena itu, berdasarkan Pasal 53 Ayat
(2) UU PTUN, gugatan yang akan dilayangkan atas objek sengketa adalah karena telah
bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, yakni Pasal 40 UU
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan Pasal 46
PP Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah
Susun, dan Pendaftaran Tanah, serta karena telah bertentangan dengan Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik ;

IV. Posita/ Alasan Gugatan :


- Bahwa Penggugat telah melaksanakan Pendaftaran Tanah sebagaimana dalam
ketentuan Pasal 19 UUPA, yang dalam hal ini untuk menjamin kepastian hukum oleh
Pemerintah dengan diadakan pendaftaran tanah yang meliputi Pengukuran perpetaan
dan pembukuan tanah, Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut
dari Pemerintah kepada Penggugat serta Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang
berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat ;
- Bahwa Penggugat telah kooperatif dengan menjalankan seluruh ketentuan yang
mengikat pada eksistensi Sertipikat Hak Guna Bangunan yang ada, dan telah
melengkapi seluruh persyaratan administrasi atas Sertipikat Hak Guna Bangunan ;
- Bahwa atas pelaporan masyarakat terkait kendaraan konsumen yang parkir di sepanjang
Jalan Dharmawangsa, termasuk dengan bangunan/ gedung milik Penggugat di Jalan
Dharmawangsa No. 68, akhirnya terbitlah Objek Sengketa yang diterbitkan oleh
Tergugat pada 18 Februari 2021 ;
- Bahwa Objek Sengketa memuat pencabutan izin Hak Guna Bangunan serta
Pembongkaran atas bangunan/ gedung di Jalan Dharmawangsa dengan alasan karena
menyebabkan terhambatnya Jalur Transportasi Darat oleh kendaraan yang parkir di
depan cafe di sepanjang jalan ;
- Bahwa Objek Sengketa berdasarkan Pasal 53 Ayat (2) UU PTUN, telah bertentangan
dengan Peraturan Perundangan-undangan serta bertentangan dengan Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik ;
- Bahwa Objek Sengketa telah bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan
tersebut bila disandingkan dengan ketentuan pada Pasal 40 UUPA, yang menyebutkan
bahwa, “Hak Guna Bangunan hapus karena : a. jangka waktunya berakhir; b.
dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi; c.
dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir; d. dicabut untuk
kepentingan umum; e. diterlantarkan; f. tanahnya musnah; g. ketentuan dalam pasal
36 ayat (2).” ;
- Bahwa Objek Sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat tidak memiliki dasar hukum
apapun yang dijadikan pedoman termasuk tanpa mendasarkan ketentuan pada Pasal 40
UUPA, dan hanya berpegangteguh kepada ketentuan bahwasanya Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota dapat membuat Surat Keputusan serta meninjau adanya pelaporan
warga atas tidak berjalan lancarnya Jalur Transportasi Darat di Jalan Dharmawangsa ;
- Bahwa Objek Sengketa hanya berfokus pada pelaporan warga atas tidak berjalan
lancarnya Jalur Transportasi di Jalan Dharmawangsa yang disebabkan oleh kendaraan
yang parkir di depan cafe, yang dalam hal ini atas bangunan/ gedung yang beralamat
pada Jalan Dharmawangsa No. 68 milik Penggugat dalam Sertipikat Hak Guna
Bangunan tidak mencantumkan secara bersama-sama bahwa Jalan Dharmawangsa
yang melintas didepan bangunan/ gedung milik Penggugat adalah termasuk sebagai
penguasaan dari Penggugat ;
- Bahwa Sertipikat Hak Guna Bangunan yang dimiliki Penggugat tidak termasuk dalam
penguasaan Jalan Dharmawangsa, Penggugat demi hukum karena tidak diperjanjikan
dalam Sertipikat Hak Guna Bangunan merasa tidak memiliki kewenangan atas hal-hal
yang terjadi di Jalan Dharmawangsa serta parkiran yang dapat menghambat lancarnya
Jalur Transportasi Darat karena kendaraan yang parkir di depan cafe Janji Manis milik
Penggugat ;
- Bahwa Objek Sengketa ditinjau dengan ketentuan pada Pasal 46 huruf b PP No. 18
Tahun 2021, menyebutkan bahwa, “hak guna bangunan hapus karena dibatalkan
haknya oleh Menteri sebelum jangka waktunya berakhir karena : …”. Dalam hal ini
subjek yang disebutkan dalam PP tersebut adalah Menteri yang dalam hal ini ialah
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Agraria/ Pertanahan
dan Tata Ruang ;
- Bahwa Objek Sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat bila disandingkan dengan
ketentuan pada Pasal 46 huruf b PP No. 18 Tahun 2021, demi hukum dapat dianggap
sebagai pelampauan wewenang dan dianggap tidak berwenang sama sekali, karena
telah jelas diatur bahwasanya seorang Menteri yang menyelenggerakan urusan
pemerintahan di bidang Agraria/ Pertanahan dan Tata Ruang sajalah yang dapat
membatalkan Hak Guna Bangunan sebelum jangka waktunya berakhir ;
- Bahwa Objek Sengketa telah bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan
yang Baik, yakni telah melanggar Asas Kepastian Hukum, Asas Kemanfaatan, Asas
Kecermatan dan Asas Tidak Menyalahgunakan Kewenangan ;
- Bahwa Objek Sengketa telah bertentangan dengan Asas Kepastian Hukum ialah karena
dalam Objek Sengketa tidak memiliki dasar hukum ataupun tinjauan hukum yang pasti,
dan hanya mendasarkan pada pelaporan warga atas ramainya kendaraan yang parkir di
Jalan Dharmawangsa dan menyebabkan terhambatnya Jalur Transportasi Darat ;
- Bahwa Objek Sengketa telah bertentangan dengan Asas Kemanfaatan ialah karena
dalam Objek Sengketa hanya memperhatikan kepentingan individu saja atau warga
yang melaporkan, tanpa mempertimbangkan kepentingan Penggugat ataupun
pengusaha cafe yang lain atas Objek Sengketa yang terbit. Atas terbitnya Objek
Sengketa dapat membuat seluruh pekerja yang bekerja di cafe milik Penggugat menjadi
tidak memiliki pekerjaan serta Penggugat nantinya tidak memiliki penghasilan karena
dibongkarnya cafe milik Penggugat ;
- Bahwa Objek Sengketa telah bertentangan dengan Asas Kecermatan ialah karena dalam
Objek Sengketa tidak memuat informasi dan dokumen yang lengkap untuk mendukung
legalitas penetapan dan/atau pelaksanaan keputusan dan hanya mendasarkan pada
pelaporan warga untuk melaksanaan pembongkaran bangunan/ gedung di Jalan
Dharmawangsa ;
- Bahwa Objek Sengketa telah bertentangan dengan Asas Tidak Menyalahgunakan
Kewenangan ialah karena dalam Objek Sengketa yang terbit seharusnya tidak menjadi
kewenangan dari Walikota Kota Surabaya untuk Mencabut dan Membongkar
bangunan/ gedung atas kepemilikan dari Sertipikat Hak Guna Bangunan ;

V. Permohonan Penundaan :
- Bahwa Objek Sengketa ternyata dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2021, sehingga
terdapat keadaan mendesak yakni dalam rangka untuk menyelamatkan kepentingan
penggugat agar nantinya ketika telah diputus pokok sengketanya tidak menimbulkan
kerugian yang besar atas aset berupa cafe Janji Manis yang dimiliki Penggugat dengan
dilaksanakannya Objek Sengketa oleh Satuan Polisi Pamong Praja ;
- Bahwa apabila Surat Objek Sengketa dilaksanakan maka Penggugat akan sangat
dirugikan dan/atau terdapat keadaan yang sulit untuk dikembalikan dan/atau dipulihkan
kembali seperti keadaan semula ;
- Bahwa fakta-fakta diatas telah memuhi ketentuan pada Pasal 67 UU PTUN ;
- Bahwa oleh karenanya Penggugat memohon agar diterbitkan Penetapan yang berisi
perintah kepada Tergugat agar menunda Pelaksanaan Objek Sengketa, sampai perkara
a quo berkekuatan hukum tetap ;

VI. Petitum/ Tuntutan :


A. Dalam Penundaan
1. Mengabulkan Permohonan Penundaan yang diajukan Penggugat ;

B. Dalam Pokok Perkara/ Sengketa


1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Walikota Surabaya Nomor:
123.45/3530/436.2.27/2021 tentang Pencabutan Hak Guna Bangunan dan
Pembongkaran dengan objek tanah di Jalan Dharmawangsa, tertanggal 18 Februari
2021 ;
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Walikota Surabaya
Nomor: 123.45/3530/436.2.27/2021 tentang Pencabutan Hak Guna Bangunan dan
Pembongkaran dengan objek tanah di Jalan Dharmawangsa, tertanggal 18 Februari
2021 ;
4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk mengganti kerugian yang ditimbulkan atas
hilang dan/atau rusaknya aset milik Penggugat ;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ;

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et
bono).

Kuasa Hukum Penggugat Penggugat

Hamdan Alif Darmawan, S.H., M.H. Handoko

Anda mungkin juga menyukai