Anda di halaman 1dari 3

contoh surat gugatan perlawanan perkara perdata

KANTOR HUKUM DAN ADVOKAT HERJUNO DARPITO S.H. & ASSOCIATES Jalan Puri Tirta Kencana No. 62
Bandung Telephone (022) 7219388 / e-mail: konsultasi@herjunoassociates.com Bandung, 8 Agustus
2017 Kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Bandung Di tempat Dengan hormat, Yang bertanda tangan
dibawah ini, saya: Herjuno Darpito, S.H, M.H., Advokat yang berkantor di Jalan Puri Tirta Kencana No. 62
Bandung

berdasarkan surat kuasa tanggal 2 Agustus 2017, terlampir, bertindak untuk dan atas nama H. Ashori
yang bertempat tinggal di Jalan Soka No. 66, Bandung, dalam hal ini telah memilih tempat kediaman
hukum (domisili) di kantor kuasanya tersebut diatas, hendak menandatangani dan memajukan surat
perlawanan pihak ketiga ini,

selanjutnya akan disebut PELAWAN.

Dengan ini pelawan hendak mengajukan perlawanan terhadap:

1. Alfian Hidayat, bertempat tinggal di Jalan Leuwi Gajah No. 187, Kabupaten Bandung Barat,
selanjutnya akan disebut TERLAWAN PENYITA;

2. Tn. Yafi Laksono, sebagai Direktur Utama PT. Maju Mundur, bertempat tinggal di Jalan Dr. Setiabudi
Nomor 645, Bandung, selanjutnya akan disebut TERLAWAN TERSITA.

Adapun mengenai duduk perkaranya adalah sebagai berikut:

1. Bahwa Pelawan tidak pernah mengetahui adanya sengketa keperdataan antara Terlawan Penyita
dengan Terlawan Tersita dalam perkawa perdata tersebut diatas;

2. Bahwa Pelawan juga tidak pernah digugat atau diikutsertakan sebagai Turut Tergugat oleh Terlawan
dalam perkara Perdata Nomor 92/Pdt/G/2012/PNBdg;

3. Bahwa sebagai pihak dalam perkara perdata tersebut, secara yuridis tetap berhak mengajukan
Perlawanan sesuai dengan Yurisprudensi MARI Nomor 510 K/Pdt/2000 tanggal 27 Pebruari 2001 yang
menyatakan bahwa “….yang dapat mengajukan gugatan Perlawanan (Verzet) atas sita jaminan bukan
hanya pihak ketiga saja melainkan pihak Tergugat, pemilik atau derden verzet.”;

4. Bahwa Tanah dan rumah yang telah diletakkan sita jaminan tersebut bukan milik Terlawan Penyita
melainkan adalah milik Pelawan sesuai dengan Akta Sewa Menyewa antara Pelawan dan Terlawan
Penyita tertanggal 22 Januari 2016 (terlampir).

5. Bahwa Pelawan juga memiliki Akta Jual Beli tanah tertanggal 14 Maret 1992 dan Sertipikat Hak Milik
Tanah bertanggal 8 Mei 1992 yang telah terdaftar di Badan Pertanahan Nasional sebagai bukti bahwa
Pelawan adalah pemilik sah dari tanah dan rumah yang diletakkan sita jaminan tersebut.

6. Bahwa ketentuan hukum penyitaan tidak dapat dilakukan terhadap harta milik pihak ketiga
sebagaimana ktentuan Pasal 195 ayat (6) HIR jo. Pasal 207 HIR jo. Pasal 208 HIR. Berdasarkan Huku II
Mahkamah Agung pada halaman 145, disebutkan bahwa: “Perlawanan pihak ketiga terhadap sita
jaminan maupun sita eksekusi dapat diajukan berdasarkan ketentuan Pasal 195 ayat (6) HIR jo. Pasal 206
ayat (6) RBg”;

7. Bahwa berdasarkan interpretasi Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 476 K/Sip/1974, tanggal 14
November 1974: “Sita jaminan tidak dapat dilakukan terhadap barang milik pihak ketiga”. Oleh karena
itu, dengan alasan ini saja Pelawan mohon untuk diangkatnya sita jaminan terhadap barang milik
pelawan;

8. Bahwa Pelawan dan keluarganya tidak tinggal di bangunan tersebut, beberapa orang yang tidak
dikenal Pelawan, memancangkan papan pengumuman di halaman bangunan terperkara, Jalan
Cihanjuang Nomor 387, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, yang menyatakan tanah dan rumah
terperkara telah diletakkan sita jaminan dalam perkara Nomor 92/Pdt/G/2012/PNBdg;

9. Bahwa oleh karena gugatan perlawanan pihak ketiga (derden verzet) ini diajukan dengan alas hak
milik dengan alat bukti yang otentik, maka Pelawan selain mohon dinyatakan sebagai Pelawan yang baik
dan benar (allgoed opposant), Pelawan juga mohon agar putusan dalam perkara ini dapat dijatuhkan
dengan amar dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaarbijvoorraad), walaupun para Terlawan
melakukan upaya hukum banding atau kasasi ;

10. Bahwa lagi pula sewa menyewa atas tanah beserta bangunan diatasnya tersebut diatas telah
dilakukan jauh sebelum jurusita dari Pengadilan Negeri di Bandung meletakkan sita jaminan, sehingga
pelawan selaku orang yang menyewakan dan beritikad baik menurut hukum harus dilindungi;

11. Bahwa menurut hukum mengenai sengketa perdata Nomor 92/Pdt/G/2012/PNBdg di Pengadilan
Negeri Bandung antara terlawan penyita sebagai penggugat dengan terlawan tersita sebagai tergugat
diatas merupakan persoalan mereka sendiri dan tidak boleh membawa akibat kerugian kepada pelawan
selaku pihak ketiga;

12. Bahwa pelawan sebagai pemilik sah atas tanah beserta bangunan diatasnya yang terletak di Jalan
Cihanjuang Nomor 387, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (sertipikat-sertipikat tanah hak milik
Nomor 82/HM/5/1992) sangat dirugikan sekali untuk diletakan sita jaminan terhadapnya.

Maka berdasarkan segala apa yang terurai diatas, sudilah kiranya Pengadilan Negeri di Bandung
berkenan memutuskan:

PRIMAIR:

1. Menyatakan perlawanan pelawan sebagai pihak ketiga adalah tepat dan beralasan;

2. Menyatakan pelawan adalah pelawan yang jujur;

3. Menyatakan pelawan adalah pemilik dari tanah beserta bangunan diatasnya yang terletak di Jalan
Jalan Jalan Cihanjuang Nomor 387, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (sertipikat-sertipikat tanah hak
milik Nomor 82/HM/5/1992)
4. Memerintahkan untuk mengangkat kembali sita jaminan tanggal 15 Juli 2017 No.
92/Pdt/G/2012/PNBdg sepanjang mengenai kedua bidang tanah yang tercantum dalam petitum diatas;
5. Menghukum terlawan penyita dan terlawan tersita secara tanggung renteng untuk membayar biaya
perkara ini;

6. Menyatakan keputusan ini dapat dijalankan lebih dahulu meskipun timbul

Anda mungkin juga menyukai