Dengan hormat,
No.KTP : 3273076903560001
Alamat : Jl, Hj.Yasin Rt.09 Rw.02 No.554 Kec. Sukajadi Kel, Sukabungah Bandung
Melalui surat ini Pemohon mengajukan permohonan bantahan (keberatan) dan Penundaan
Pelaksanaan eksekusi pengosongan dan penyerahan secara paksa dalam perkara disebutkan di
atas dengan uraian penjelasan sebagai berikut :
1. Objek eksekusi dalam perkara ini dahulunya adalah area tanah pemakaman Perkumpulan
Mitra Wargi yang diketuai oleh almarhum Dion Solihin seperti tersebut dalam surat
Kuasa, No 55,tanggal 19 September 1994
Dalam surat pelepasan hak No.09, tanggal 13 Maret 2013
2. Objek eksekusi dimaksud adalah kepunyaan Mitra Wargi seperti tercantum dalam :
3. Pemohon adalah Pihak yang diberikan amanah oleh Almarhum Dion Solihin tercantum
dalam surat kuasa dan pelepasan hak (Photo copy surat terlampir) untuk mengurus tanah
pemakaman seperti dijelaskan di atas yang tercantum dalam :Surat kuasa No 55 tanggal
19 September 1994 dan surat pelepasan hak No.09 tanggal 13 maret 2013
4. Objek eksekusi adalah objek sengketa dalam perkara di Pengadilan Tata Usaha Negara
Bandung dan telah dibatalkan dalam Putusan No.19/G/PTUN.BDG/1994, tanggal 21
September 1994 (Photo copy Putusan terlampir)
5. Berdasarkan Putusan Tata Usaha Negara seperti dijelaskan di atas Pemohon juga
diberikan kuasa oleh Euis Rohanah yang dikuasakan dalam Surat kuasa No23 tanggal 31
mei 2002
6. Selain itu mengacu pada perkara-perkara yang sebelumnya terhadap objek eksekusi
sudah ada putusan-putusan sampai dengan Mahkamah Agung RI dengan pihak-pihak
pokoknya yang sama dalam perkara eksekusi seperti disebutkan di surat ini (photo copy
putusan terlampir) maka selayaknya Pengadilan Negeri Bandung untuk mengkaji ulang
Pelaksanaan eksekusi pengosongan dan penyerahan secara paksa atas objek yang akan
dieksekusi dengan melakukan penelusuran atas kebenaran objek serta datanya.
8. Pemohon adalah pihak yang merasa pemegang hak atas objek yang dieksekusi dan
diajukan kepada Ketua Pengadilan selain itu Pemegang hak harus dilindungi dari suatu
sita eksekusi dimana pemegang hak tersebut bukan sebagai pihak dalam perkara.
Yuliana Masli
syarat-syarat melakukan perlawanan terhadap eksekusi:
1. Perlawanan terhadap eksekusi dapat diajukan oleh orang yang terkena eksekusi/tersita
atau oleh pihak ketiga atas dasar hak milik, perlawanan diajukan kepada Ketua
Pengadilan yang melaksanakan eksekusi. (Pasal 195 ayat (6) dan (7) HIR)
2. Perlawanan ini pada azasnya tidak menangguhkan eksekusi, kecuali apabila segera
nampak bahwa perlawanan tersebut benar dan beralasan, maka eksekusi
ditangguhkan, setidak-tidaknya sampai dijatuhkan putusan oleh Pengadilan. (Pasal 207
ayat (3) HIR dan 227 RBg)
3. Terhadap putusan ini dapat diajukan upaya hukum.
4. Jika perlawanan dilakukan oleh pihak ketiga (derden verzet), maka berlaku ketentuan:
Perlawanan pihak ketiga terhadap sita eksekusi atau sita jaminan tidak hanya
dapat diajukan atas dasar hak milik, jadi hanya dapat diajukan oleh pemilik atau
orang yang merasa bahwa ia adalah pemilik barang yang disita dan diajukan
kepada Ketua Pengadilan.
Pemegang hak harus dilindungi dari suatu sita eksekusi dimana pemegang hak
tersebut bukan sebagai pihak dalam perkara.
Perlawanan dapat diajukan oleh pemegang hak tanggungan, apabila tanah dan
rumah yang dijaminkan kepadanya dengan hak tanggungan disita, berdasarkan
klausula yang terdapat dalam perjanjian yang dibuat dengan debiturnya langsung
dapat minta eksekusi kepada Ketua Pengadilan.
Dalam perlawanan pihak ketiga tersebut pelawan harus dapat membuktikan bahwa
ia mempunyai alas hak atas barang yang disita dan apabila ia berhasil
membuktikan, maka ia akan dinyatakan sebagai pelawan yang benar dan sita akan
diperintahkan untuk diangkat. Apabila pelawan tidak dapat membuktikan bahwa ia
adalah pemilik dari barang yang disita maka pelawan akan dinyatakan sebagai
pelawan yang tidak benar atau pelawan yang tidak jujur, dan sita akan
dipertahankan.
Perlawanan pihak ketiga adalah upaya hukum luar biasa dan pada azasnya tidak
menangguhkan eksekusi.
Tembusan :