Anda di halaman 1dari 5

A.

DAKWAAN TIDAK DAPAT DITERIMA

Yang Mulia Majelis Hakim, Surat Dakwan yang didakwakan kepada Terdakwa Aldi Iskandar, S.H,
M.H., ini bila dilihat dari penjelasan Penuntut Umum dan Dakwaan yang didakwakan sepertinya
memiliki sisi ketidakcermatan hingga membuat keberadaan dakwaan ini dapat dikatakan tidak
dapat diterima.

Kami mengatakan demikian karena, dalam pembuatan Dakwaan ini melewatkan satu proses yang
sejatinya sangatlah tidak patut untut dilakukan oleh Penuntut Umum. Sebelumnya, menurut M.
Yahya Harahap, S.H., dalam bukunya “Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP” halaman
127 bahwa terdapat tujuh hal yang dapat menimbulkan keberatan atas dakwaan Penuntut Umum
yaitu :

1. Error Impersonal : orang yang diajukan sebagai terdakwa” keliru”. Yang semestinya
diajukan sebagai terdakwa adalah orang lain, karena dia pelaku tindak pidana yang
sebenarnya.

2. Error Inobjekto : terdapat kekeliruan pada objek yang dipermasalahkan.

3. Subjudice : merupakan tindak pidana yang didakwakan sedang tergantung


pemeriksaanya. Misalkan, apa yang didakwakan kepada terdakwa, persis sama dengan
perkara pidana yang sedang berjalan pemeriksaannya di Pengadilan Negeri lain atau pada
tingkat banding atau kasasi. Dalam kasus tersebut , dapat diajukan eksepsi yang disebut
exceptio letis pedentis atau exceptio subjudice.

4. Keberatan Prematur : terlalu cepat diajukan, belum sempurna/belum waktunya diperiksa.

5. Prejudicial Geschill : merupakan tindak perdata yang digugat yang sedang tergantung
pemeriksaannya.

6. Nebis In Idem : menyatakan bahwa seseorang tidak boleh dituntut dua kali karena
perbuatan yang telah mendapat putusan yang telah berkekuatan hukum tetap.

7. Kelah Delik : suatu delik yang diadili apabila yang berkepentingan atau yang dirugikan
melakukannya.
Dari penjelasan tersebut, kita dapat melihat bahwa Penuntut umum sejatinya telah melewati satu
proses yang seharusnya dilakukan namun dalam kasus Terdakwa Aldi Iskandar, S.H, M.H., luput
dilakukan oleh Penyidik dan Penuntut Umum. Proses yang luput dari perhatian Penuntut Umum
dan Penyidik adalah proses yang terdapat dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Republik
Indonesia No. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat yang berbunyi :

“Ketentuan tentang jenis dan tingkat perbuatan yang dapat dikenakan tindakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan keputusan Dewan Kehormatan Organisasi
Advokat”

Pasal tersebut mengatakan bahwa sebelum sorang Advokat dijadikan Terdakwa dalam sebuah
tindak pidana haruslah melewati rangkaian tata cara yang sudah diatur oleh Dewan Kehormatan
Organisasi Advokat. Dari penjelasan diatas sebenarnya Penuntut Umum melakukan kekeliruan fatal
dalam memunculkan pasal untuk mendakwa saudara Aldi Iskandar, S.H, M.H., ini. Hal ini
berdasarkan Surat Dakwaan dari Penuntut Umum yang telah menetapkan saudara Aldi Iskandar,
S.H, M.H. sebagai terdakwa pada perkara A Quo merupakan sebuah kekeliruan. Kekeliruan dari
saudara Penuntut Umum telah menyalahi aturan Kode Etik dan Dewan Kehormatan Advokat pada
perkara pidana yang bersangkutan dalam dakwaanya. Selain itu pada Pasal 6 Ayat (5) Undang-
Undang No.18 Tahun 2003 Tentang Advokat yang berbunyi :

“Melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dan atau perbuatan tercela.”

Oleh karena itu, Dakwaan yang ditujukan pada Terdakwa Aldi Iskandar, S.H,M.H., dapat dikatakan
Keberatan Prematur karena Penyidik dan Penuntut Umum melewati Proses yang sesuai dalam
Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahu
PUTUSAN SELA
Nomor 821/Pid.B/2019/PN Bdg
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tindak Pidana pada Pengadilan Negeri Bandung yang mengadili


perkara pidana pada tingkat pertama dengan pemeriksaan acara biasa, telah
menjatuhkan Putusan Sela sebagai berikut dalam perkara atas nama Terdakwa:

Nama Lengkap : Aldi Iskandar, S.H., M.H.


Tempat Lahir : Jakarta Timur
Umur/ Tanggal Lahir : 45 Tahun/16 Mei 1974
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. Pahlawan Revolusi Blok Q II/3, Kel.
Pondok Bambu, Kec. Duren Sawit, Jakarta
Timur.
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengacara
Pendidikan : Strata 2

Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara oleh :


1. Penyidik Berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor
kelas 1 Kebonwaru Bandung sejak tanggal 16 September 2019 sampai
dengan 06 Oktober 2019.
2. Pembantaran Penahanan Terdakwa Berdasarkan Surat Peritah Nomor
sehak tanggal 01 Oktober sampai dengan 04 Oktober 2019
3. Pencabutan Penahanan Terdakwa Berdasarkan Surat Perintah Nomer
pada tanggal 04 Ooktober 2019.
4. Penahanan Lanjutan oleh Penyidik Berdasarkan Nomor
Oktober 2019 sampai dengan tanggal 09 Oktober 2019
5. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum berdasarkan Surat Perintah
Penahanan Nomor X sejak tanggal 09 Oktober 2019 sampai dengan 17
Tentang Advokat. Hingga dakwaan ini dapat dikatakan prematur dan haruslah menimbulkan
keberatan dan dikatkan bahwa Dakwaan Penuntut Umum tidak dapat diterima

Anda mungkin juga menyukai