PERLINDUNGAN NASABAH
DAN PENGAWASAN
Bank
Shafinna Aura
(110110180046)
Fahira Puan Millanesya
(110110180022)
Deandra Salsabila
(110110180096)
Mirza Alvina Maharani
(110110180223)
Shellma Riyaadhotunnis
a
(110110180216)
Hukum Perbankan (A)
Pokok Pembahasan
2
2. Dasar Hukum Bentuk
Bank
Beberapa ketentuan mengenai perlindungan nasabah dalam Undang-Undang
Perbankan:
✣ Pasal 29 ayat (3) – bank menempuh cara yang tidak merugikan
✣ Pasal 29 ayat (4) – penyediaan inforamsi resiko
✣ Pasal 37B ayat (1)(2) – Penajmin dana
✣ POJK 1/POJK.07/2013
✣ POJK 1/POJK.07/2014
Mekanisme Perlindungan
Nasabah
3
Prinsip-Prinsip Perlindungan
Nasabah
Transparansi
. Yang dimaksud dengan “perlakuan yang adil” adalah perlakuan Nasabah secara adil dan
tidak diskriminatif (Diskriminatif adalah memperlakukan pihak lain secara berbeda
berdasarkan suku, agama dan ras).
Prinsip-Prinsip Perlindungan
Nasabah
Keandalan
Keandalan dalam hal ini ialah bank dapat memberikan layanan yang akurat melalui
sistem, prosedur, infrastuktur, dan sumber daya manusia yang andal.
Kerahasiaan dan keamanan data/informasi Nasabah dalam hal ini adalah tindakan yang
memberikan perlindungan, menjaga kerahasiaan dan keamanan data dan/atau informasi
Nasabah, serta hanya menggunakannya sesuai dengan kepentingan dan tujuan yang
disetujui oleh Nasabah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang undangan yang
berlaku.
Mekanisme Perlindungan Nasabah
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh bank sebagai pelaksanaan perlindungan terhadap nasabah
yang telah menggunakan produk atau layanan jasa bank, yakni antara lain:
• Menyediakan informasi terkait produk dan layanan seperti rincian biaya, manfaat, resiko, syarat dan
ketentuannya secara jelas, akurat dan menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami, serta dituangkan
dalam dokumen yang dapat digunakan sebagai alat bukti
• Informasi tersebut disampaikan pada saat membuat perjanjian dengan nasabah
• Memberikan penjelasan kepada Nasabah mengenai apa saja hak dan kewajibannya
Dengan adanya penyediaan informasi tersebut, nasabah mempunyai gambaran dan dapat melakukan
pertimbangan ketika akan membuat keputusan berkaitan dengan produk atau layanan bank yang digunakannya,
yang mana itu akan meminimalisir kerugian yang timbul.
Mekanisme Perlindungan Nasabah
Dalam hal menjaga keamanan informasi nasabah maupun keterangan simpanannya, bank dapat melakukan
perlindungan sebagaimana tercantum dalam Pasal 31 POJK Nomor 1 Tahun 2013, yakni:
• Tidak memberikan data informasi apapun tentang konsumen kepada pihak ketiga, kecuali atas
persetujuan konsumen atau memang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
• Hanya menggunakan data informasi tersebut untuk keperluan pelaksanaan kegiatan usaha saja, yang
mana hal tersebut pun harus telah atas persetujuan konsumen
Dengan adanya jaminan atas segala data informasi nasabah yang dimiliki oleh bank akan dilindungi
kerahasiaannya dan tidak akan disalahgunakan, maka kepercayaan masyarakat kepada bank akan semakin
meningkat.
Mekanisme Perlindungan Nasabah
Bank sebagai pelaku usaha jasa keuangan harus memastikan bahwa nasabahnya tidak akan mengalami kerugian yang
1
disebabkan oleh pihak bank itu sendiri atau pihak ketiga yang bekerja untuk kepentingan bank, maka pelaksanaan
perlindungan oleh bank dalam hal ini dilakukan dengan cara menurut pasal 30 POJK Nomor 1 Tahun 2013 yakni antara
lain:
• Mencegah pengurus, pengawas dan pegawainya dalam menyalahgunakan kewenangan atau sarana yang ada pada
jabatannya untuk menguntungkan diri sendiri atau bahkan pihak lain dengan mengakibatkan kerugian pada Nasabah
• Mewajibkan pengurus dan pengawai untuk menaati kode etik dalam melayani Nasabah
Namun dalam hal apabila di kemudian hari nasabah tetap mengalami kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dari pihak
bank itu sendiri, maka bank harus bertanggung jawab kepada nasabah sebagai bentuk perlaksanaan perlindungan
konsumen, ini didasarkan pada Pasal 29 POJK Nomor 1 Tahun 2013.
Mekanisme Pelaporan dan
Penyelesaian
4
Prosedur Pelaporan/Pengaduan kepada Bank
5
A. Pengertian Pengawasan
Bank
6
B. Jenis Pengawasan pada
Bank
Jenis-Jenis Pengawasan pada Bank meliputi:
1) Pengawasan secara tidak langsung (off-site supervision) ini dilakukan melalui alat
pemantauan seperti laporan berkala yang disampaikan bank, laporan hasil pemeriksaan,
dan informasi lainnya.
2) Pengawasan bank secara langsung (on-site supervision) ini terdiri dari pemeriksaan yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran keadaan keuangan bank dan untuk memantau
tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku, serta untuk mengetahui apakah
terdapat praktik-praktik tidak sehat yang membahayakan kelangsungan usaha bank.
3) Pada Bank juga dilakukan pembinaan dan pengawasan dengan menempuh upaya-upaya
baik yang bersifat preventif maupun represif.
B. Jenis Pengawasan pada
Bank
Jenis-Jenis Pengawasan pada Bank meliputi:
4 )Bank juga wajib memiliki dan menerapkan sistem pengawasan intern dalam rangka menjamin
terlaksananya proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan bank yang sesuai dengan prinsip kehati-
hatian. Mengingat bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan pada bank atas dasar
kepercayaan, setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masyarakat
padanya. Menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/SEOJK.03/2017 tentang Pedoman
Standar Pengendalian Intern Bagi Bank Umum, pengawasan internal pada bank paling sedikit meliputi 5
(lima) komponen pokok yaitu:
(1)Pengawasan oleh manajemen dan budaya pengendalian;
(2)Identifikasi dan penilaian risiko;
(3)Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi;
(4)Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi; dan
(5)Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan.
Mekanisme Pengawasan Bank
oleh OJK
7
OJK
Th an k Have a
great day
ahead.
yo u!