aliran ini
memandang perlu memisahkan secara tegas antara hukum dan moral. ada dua
corak dalam positivisme hukum, yaitu alliran hukum positif analitis (Analytical
Jurisprudence) yang dipelopori oleh John Austin dan Aliran Hukum Murni (Reine
Rechtslehre) yang dipelopori oleh Hans Kelsen.
1. Hukum yang sebenarnya (hukum positif), yaitu hukum yang dibuat oleh
penguasa dan hukum yang disusun oleh manusia secara individu untuk
melaksanakan hak-hak yang diberikan kepadanya. Hukum yang
sebenarnya memiliki empat unsur, yaitu perintah (command), sanksi
(sanction), kewajiban (duty) dan kedaulatan (sovereignty).
2. Hukum yang tidak sebenarnya, adalah hukum yang tidak dibuat oleh
penguasa, sehingga tidak memenuhi persyaratan sebagai hukum,
contohnya peraturan dari suatu organisasi olahraga.
Hukum bisa saja tidak adil, namun hukum tetaplah hukum karena dikeluarkan
oleh penguasa. Selain mencetuskan Teori Hukum Murni, Kelsen juga berperan
dalam mengembangkan Teori Jenjang (Stufentheorie) yang dipelopori oleh Adolf
Merkl. Teori Jenjang memandang hukum sebagai suatu sistem yang terdiri dari
susunan norma berbentuk piramida. Teori Jenjang tersebut kemudian
dikembangkan lagi oleh Hans Nawiasky yang mengkhususkan pembahasannya
pada norma hukum saja. Nawiasky
mengartikan hukum identik dengan peraturan yang dikeluarkan oleh penguasa
(perundang-undangan). Teori ini disebut die Lehre von dem Stufenaufbau der
Rechtsordnung.