Anda di halaman 1dari 34

Positive law school

Angkasa
Aliran Hukum Positif atau Positivisme
Hukum merupakan salah satu aliran dalam
filsafat hukum. Aliran ini memandang
perlu memisahkan secara tegas antara
hukum dan moral (antara hukum yang
berlaku dan hukum yang seharusnya,
antara das sein dan das sollen).
John Austin (1790-1859)

• While he agreed with


Bentham, he separated
law completely from
morality.
• He believed that natural
law and individual morality
are too subjective to
secure the happiness of
the majority.
POSITIVE LAW
• Dikembangkan di Inggris pada
abad ke-16 dan ke-17 setelah
periode pemberontakan
agama, politik, dan sosial
yang meluas.
• Periode kekerasan, ketakutan,
dan kebingungan ini
mempengaruhi cara pemikir
memandang asal-usul dan
tujuan hukum.
• Perang Sipil & Charles yang
pertama dipenggal
Positive law

• bahwa hukum adalah badan peraturan


yang dirumuskan oleh negara, dan bahwa
warga negara diwajibkan untuk
mematuhi hukum demi kebaikan negara
secara keseluruhan.
• Itu tidak memiliki tujuan moral selain
untuk menjamin kelangsungan hidup
negara, dan ketaatan terhadapnya bukan
lagi masalah hati nurani.
THOMAS HOBBES (1588-1679)
Leviathan
• Lari ke Paris pada tahun
1648 setelah menyaksikan
kekerasan perang saudara.
• Leviathan- Book yang
mengajukan tujuan baru
hukum.
• Dia percaya bahwa hukum
diperlukan untuk
mengekang keserakahan,
ketakutan, dan kekerasan
yang merupakan bagian dari
sifat manusia.
• Semua orang harus mematuhi hukum setiap
saat. Untuk tidak mengikuti hukum hanya
akan membawa dunia ke dalam kekacauan.
• Kelemahan hukum kodrat adalah membiarkan
orang menemukan makna hukum mereka
sendiri. Hal ini membuat hukum tidak efektif
dan melegitimasi tiran.
H.L.A. Hart (1907-1992)

• Bapak dari positivisme


hukum modern
• Hart berpendapat bahwa
hukum adalah sistem
peraturan dan bahwa
semua masyarakat
memiliki peraturan sosial.
• Aturan ini dibagi menjadi
Aturan Utama dan Aturan
Sekunder
Aliran Hukum Positif
• Positivisme hukum mendapatkan dasar-dasar
filsafatnya pada aliran filsafat Positif (Positivism)
yang lahir pada awal abad 19-an. Prinsip utama
aliran filsafat ini adalah;
• Pertama, Hanya menganggap benar apa yang
benar-benar tampil dalam pengalaman. Prinsip ini
diangkat dari prinsip empirisme Locke dan David
Hume;
• Kedua Hanya apa yang pasti secara nyata disebut
dan diakui sebagai kebenaran. Berarti tidak semua
pengalaman dapat disebut benar, hanya
pengalaman yang nyatalah yang disebut benar;
Aliran Hukum Positif

• Ketiga Hanya melalui ilmulah pengalaman nyata


itu dapat dibuktikan;
• Keempat Karena semua kebenaran hanya
didapat melalui ilmu, maka tugas filsafat adalah
mengatur hasil penyelidikan ilmu itu.
• Untuk mendapatkan kebenaraan yang seluas-
luasnya, termasuk kebenaran dalam kehidupan
manusia, maka metode ilmiah juga diterapkan
dalam dunia kemanusiaan. Gerakan ini
dipelopori antara lain oleh Saint-Simon, Aguste
Comte dari Prancis dan Herbert Spencer dari
Inggris.
Aliran Hukum Positif
• Prinsip-prinsip dasar positivisme hukum adalah:
• Pertama, Suatu tata hukum negara berlaku bukan
karena mempunyai dasar dalam kehidupan sosial
(menurut Comte dan Spencer), bukan juga karena
bersumber pada jiwa bangsa (menurut Savigny), dan
juga bukan karena dasar-dasar hukum alam,
melainkan karena mendapatkan bentuk positifnya
suatu instansi yang berwenang.
• Kedua Hukum harus dipandang semata-mata dalam
bentuk formalnya; bentuk hukum formal dipisahkan
dari bentuk hukum material;
• Ketiga Isi hukum (material) diakui ada, tetapi bukan
bahan ilmu hukum karena dapat merusak kebenaran
ilmiah ilmu hukum.
Aliran Hukum Positif
• Positivisme hukum John Austin
•Pertama, hukum merupakan perintah penguasa (law is
a command of the law giver); hukum dipandang
sebagai perintah dari pihak pemegang kekuasaan
tertinggi (kedaulatan); hukum merupakan perintah
yang dibebankan untuk mengatur makhluk berfikir;
perintah itu diberikan oleh makhluk berpikir yang
memegang kekuasaan.
•Kedua hukum merupakan sistem logika yang bersifat
tetap dan tertutup (closed logical system); pandangan
ini jelas mendapat pengaruh ketat dari cara berfikir
sains modern.
•Ketiga , hukum positif harus memenuhi beberapa
unsur, yaitu adanya unsur perintah, sanksi, kewajiban
dan kedulatan.

Aliran Hukum Positif

• Positivisme hukum Hans Kelsen


• Pertama, hukum haruslah dibersihkan dari
anasir-anasir bukan hukum, seperti anasir etika,
sosiologi, politik dan sebagainya;
• Kedua, Hukum harus dibebaskan dari unsur
moral sebagaimana diajarkan oleh aliran hukum
alam (unsur etika), juga dari persepsi hukum
kebiasaan (sosiologis) dan konsepsi konsepsi
keadilan politis (unsur politis).
• Ketiga, hukum termasuk dalam sollenskatagori
(hukum sebagai keharusan), bukan seinskatagori
(hukum sebagai kenyataan).
Aliran Hukum Positif
• Positivisme hukum Hans Kelsen
• Ajaran lain Kelsen adalah tentang “stufentheorie”-nya
• Bahwa sistem hukum hakikatnya merupakan sistem
hierarkis yang terususun dari peringkat terendah hingga
peringkat tertinggi.
• Hukum yang lebih rendah harus berdasar, bersumber, dan
tidak boleh bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi.
• Sifat bertentangan dari hukum yang lebih rendah
mengakibatkan batalnya daya laku hukum itu. Sebaliknya,
hukum yang lebih tinggi merupakan dasar dan sumber dari
hukum yang lebih rendah.
• Semakin tinggi kedudukan hukum dalam peringkatnya,
semakin abstrak dan umum sifat norma yang
dikandungnya; dan semakin rendah peringkatnya, semakin
nyata dan operasional sifat norma yang dikandungnya.
Aliran Hukum Positif
• Dapatlah disimpulkan bahwa pada prinsipnya aliran hukum
positif adalah aliran pemikiran hukum yang
• memberi penegasan terhadap bentuk hukum (undang-
undang), isi hukum (perintah penguasa), ciri hukum (sanksi,
perintah, kewajiban dan kedaulatan), dan sistematisasi
norma hukum (hierarki norma hukum Kelsen).
• Secara implisit aliran ini hakikatnya juga menegaskan
beberapa hal:

• Pertama, Bahwa bentuk hukum adalah penguasa;


• Kedua Bahwa bentuk hukum adalah undang-undang; dan
• Ketiga Hukum diterapkan terhadap pihak yang dikuasai,
yang dimensi keharusannya diketatkan melalui
pembebanan sanksi terhadap pelanggarnya.
Aliran Hukum Positif atau Positivisme Hukum merupakan
salah satu aliran dalam filsafat hukum. Aliran ini
memandang perlu memisahkan secara tegas antara
1
hukum dan moral (antara hukum yang berlaku dan
hukum yang seharusnya, antara das sein dan das sollen).

Positivisme Hukum sangat mengagungkan hukum yang tertulis dan


menganggap bahwa tidak ada norma hukum di luar hukum positif.
Bagi aliran ini, semua persoalan dalam masyarakat harus diatur dalam
hukum tertulis. Sikap penganut aliran ini dilatarbelakangi oleh
penghargaan yang berlebihan terhadap kekuasaan yang menciptakan
hukum tertulis, mereka menganggap kekuasaan itu adalah sumber
hukum dan kekuasaan adalah hukum.
Aliran Hukum Positif Analitis:
John Austin 2
John Austin adalah pelopor dari Aliran Hukum
Positif Analitis yang menyatakan bahwa hukum
adalah perintah dari penguasa negara. Hakikat
hukum terletak pada unsur perintah itu.

Austin memandang hukum sebagai suatu


sistem yang tetap, logis dan tertutup. Hukum
adalah perintah yang mewajibkan seseorang
atau beberapa orang
Austin menyatakan bahwa hukum dan
perintah lainnya berjalan dari atasan
(superior) dan mengikat atau mewajibkan
3
bawahan (inferior). Pihak superior yang
menentukan apa yang diperbolehkan dan
kekuasaan superior memaksa orang lain untuk
mentaatinya.
Superior mampu memberlakukan hukum dengan cara
menakut-nakuti dan mengarahkan tingkah laku orang
lain ke arah yang diiinginkannya. Austin
berpandangan bahwa hukum adalah perintah yang
memaksa, yang dapat saja bijaksana dan adil atau
sebaliknya.
Austin membedakan hukum menjadi dua jenis,
yaitu hukum dari Tuhan untuk manusia dan hukum
yang dibuat oleh manusia. Hukum yang dibuat oleh
manusia kemudian dibedakan lagi menjadi
4
1. Hukum yang sebenarnya (hukum positif), yaitu hukum
yang dibuat oleh penguasa dan hukum yang disusun oleh
manusia secara individu untuk melaksanakan hak-hak
yang diberikan kepadanya. Hukum yang sebenarnya
memiliki empat unsur, yaitu perintah (command), sanksi
(sanction), kewajiban (duty) dan kedaulatan (yang tidak
dibuat oleh penguasa, sehingga tidak memenuhi
persyaratan sebagai hukum, contohnya peraturan dari
suatu organisasi olahraga
Aliran Hukum Murni:
Hans Kelsen 5
Hans Kelsen yang berpendapat bahwa hukum harus
dibersihkan dari anasir-anasir yang nonyuridis seperti
sosiologis, politis, historis dan etis.
Hukum adalah suatu sollenkategorie atau kategori
keharusan/ideal, bukan seinskategorie atau kategori faktual.
Lebih lanjut Kelsen menguraikan bahwa hukum adalah suatu
keharusan yang mengatur tingkah laku manusia sebagai
makhluk rasional, dalam hal ini yang dipermasalahkan
bukanlah bagaimana hukum itu seharusnya, melainkan apa
hukumnya. Meskipun hukum itu sollenkategori, namun yang
digunakan adalah hukum positif (ius constitutum), bukan
hukum yang dicita-citakan (ius constituentum).
Kelsen berpendapat bahwa hukum berurusan dengan 6
bentuk (forma), bukan isi (materia), sehingga
keadilan sebagai isi hukum berada di luar hukum.
Hukum bisa saja tidak adil, namun hukum tetaplah
hukum karena dikeluarkan oleh penguasa.
Ia juga berpendapat bahwa hukum positif pada
kenyataannya dapat saja menjadi tidak efektif lagi.
Hal ini bisa disebabkan karena kepentingan
masyarakat yang diatur sudah tidak ada, sehingga
penguasa tidak akan memaksakan penerapannya.
7
8
9
10
11
2
2
2
2
2
2
2
2

Anda mungkin juga menyukai