Anda di halaman 1dari 3

M.

Sadewa Rafie Aldiza

POSITIVISME HUKUM

Pemikiran positivisme sebenarnya berakar dalam ajaran filsafat yunani, misalnya


ajaran Epicurus mengajarkan bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah pengalaman.
Pengalaman berkali-kali dapat mengakibatkan pengertian. Pengertian dapat membawa orang
pada pengetahuan tentang dasar-dasar yang sedalam-dalamnya dan tersembunyi. Aliran
positivis dalam ilmu hukum mendapat inspirasi dari posivitas sosiologis, baik dari filsuf
Perancis Auguste Comte maupun dari Herbert Spencer yang hidup antara tahun 1820 – 1903.

Positivisme Hukum memandang perlu memisahkan secara tegas antara hukum dan
moral1. Positivisme hukum menyatakan tiada hukum lain, kecuali perintah kuasa. Bahkan,
bagian dari Positivisme Hukum yang dikenal dengan nama Legisme, berpendapat lebih tegas,
bahwa hukum itu identik dengan Undang-undang. Positivisme Hukum dibedakan dalam dua
corak : Aliran Hukum Positif Analisis ( Analytical Jurisprudence ) pelopornya adalah John
Austin dan aliran Hukum Murni ( Reine Rechtshlehre ), pelopornya adalah Hans Kelsen.

1. Analytical Jurisprudence

Aliran Hukum Positif Analitis mengatakan, bahwa Hukum adalah perintah dari
penguasa Negara/Law is a command of the lawgiver, dalam arti bahwa perintah dari mereka
yang memegang kekuasaan tertinggi/yang memegang kedaulatan. Hakikat hukum terletak
pada unsur perintah itu. Hukum dipandang sebagai suatu sistem yang tatap, logis dan
tertutup/closed logical system. Hukum secara tegas dipisahkan dari keadilan dan tidak
didasarkan pada nilai nilai yang baik atau buruk. Menurut John Austin, hukum dibedakan
dalam dua jenis : hukum dari Tuhan untuk manusia dan hukum yang dibuat oleh manusia.
Hukum yang dibuat oleh manusia ini dibedakan lagi dalam :

a. Hukum yang sebenarnya/hukum yang tepat untuk disebut hukum, meliputi hukum yang
dibuat oleh penguasa dan hukum yang disusun oleh manusia secara individu untuk
melaksanakan hak hak yang diberikan kepadanya.
b. Hukum yang tidak sebenarnya, meliputi hukum yang tidak dibuat oleh penguasa,
sehingga tidak memenuhi persyaratan sebagai hukum.

1
Victorianus M.H. Randa Puang, S.H., M.Kn., M.Th, Filsafat Hukum Sub Cabang Filsafat Umum, PT
SOFMEDIA, MEDAN : 2013, hlm. 233
Pokok-pokok ajaran analytical jurisprudence sebenarnya mengandung beberapa hal,
antara lain :
1) Ajarannya tidak berkaitan dengan penilaian baik dan buruk, karena penilaian tersebut
berada di luar bidang hukum
2) John Austin memisahkan secara tegas antara moral di satu pihak dan hukum di lain
pihak
3) Pandangannya bertolak belakang dengan, baik penganut hukum alam maupun mazhab
sejarah
4) Hakikat dari hukum adalah perintah/command. Semua hukum positif adalah perintah
dari yang berdaulat/Souvereign yang memiliki sanksi Law was the command of
Souvereign. No law, no souvereign and no souvereign, no law.
5) Kedaulata/Souvereign adalah hal di luar hukum, yaitu berada pada dunia politik atau
sosiologi, karenannya tidak perlu di persoalkan, sebab dianggap sebagai sesuatu yang
telah ada dalam kenyataan
6) Ajaran John Austin kurang/tidak memberikan tempat bagi hukum yang hidup di
dalam masyarakat.

2. Reine Rechtslehre
Aliran hukum murni berpendapat hukum harus dibersihkan dari anasir-anasir yang
non yuridis. Bagi Kelsen, hukum adalah suatu keharusan yang mengatur tingkah laku
manusia sebagai makhluk rasional. Dari unsur etis artinya, konsepsi hukum Hans Kelsen
tidak memberi tempat bagi berlakunya suatu hukum alam. Etika memberikan suatu penilaian
tentang baik dan buruk. Ajaran Hans Kelsen menghindaro diri dari soal penilaian ini. Dari
unsur Sosiologis, artinya bahwa ajaran hukum Hans Kelsen tidak memberi tempat bagi
hukum kebiasaan yamg hidup dan berkembang di dalam masyarakat. Hans Kelsen hanya
ingin menerima hukum apa adanya, yaitu berupa peraturan-peraturan yang di buat dan di akui
oleh negara.2
Ajaran hukum Hans Kelsen, hanya memandang hukum sebagai sollen yuridis semata-
mata yang sama sekali terlepas dari dassein/kenyataan sosial. Hukum merupakan
sollenkategori dan bukan seinskategori. Orang mentaati hukum, karena ia merasa wajib
untuk menaatinya sebagai suatu kehendak negara. Hukum itu tidak lain merupakan suatu
kaidah ketertiban yang menghendaki orang menaatinya sebagaimana seharusnya.

2
Ibid, hlm. 234
Ajaran positivisme hukum dari Hans Kelsen, ternyata mempunyai beberapa
kelemahan/kekurangan, diantaranya :
1) Peraturan-peraturan hukum sebagaimana yang dahulu ada dan sekarang sudah ada
serta akan tetap ada juga di masa mendatang dibuat oleh dan diperuntukkan bagi
manusia. Peraturran hukum dibuat supaya adanya hukum. Hal in berarti bukan supaya
ada peraturan hukum. Dengan demikian, dibuatnya peraturan-peraturan supaya ada
hukum tersebut berarti orang merasa perlu menegakkan dalam arti kemanusiaan.
Dengan demikian nyata, bahwa hukum tidaklah sama dengan peraturan-peraturan
hukum, sehingga hukum sebenarnya adalah tidak identik dengan undang undang
2) Terhadap peraturan peraturan hukum perlu dilakukan pembahasan terus-menerus,
karena orang yakin bahwa, di dalam keseluruhan peraturan-peraturan hukum ini
terdapat juga hal hal yang melawan hukum. Akan ada didalamnya terdapat peraturan-
peraturan hukum yang bertentangan dengan peraturan hukum lainnya sebagai suatu
keseluruhan.
3. Esensi Positivisme Hukum
Menurut H.L.A Hart esensi positivisme hukum antara lain :
a. Hukum adalah perintah dari manusia
b. Tidak ada hubungan mutlak/penting antara hukum dan moral atau hukum yang
sebagaimana yang berlaku/ada dan hukum yang seharusnya
c. Analisis tentang makna konsep-konsep hukum adalah suatu study yang penting.
Analisis itu harus di bedakan dari study sejarah, study sosiologis sosiologis dan
penilaian kritis dalam makna moral, tujuan-tujuan dan fungsi fungsi sosial.
d. System hukum adalah system tertutup yang logis, merupakan putusan-putusan yang
tepat dan yang dapat dideduksikan secara logis dari atura-aturan yang sudah ada
sebelumnya
e. Pertimbangan-pertimbangan secara moral tidak dapat lagi dibuat atau dipertahankan
sebagai pernyataan kenyataan yang harus dibuktikan dengan argumentasi-argumentasi
rasional, pembuktian atau percobaan. 3

3
Ibid. 237

Anda mungkin juga menyukai