Anda di halaman 1dari 55

ARTI HUKUM MEMBAHAS TENTANG HUKUM

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja : PIDANA MATERIIL


Hukum adalah keseluruhan kaidah serta semua KUHP
asas yang mengatur pergaulan
hidup dalam masyarakat dan bertujuan untuk Adapun isi dari KUHP disusun dalam 3 (tiga)
memelihara ketertiban serta buku, antara lain:
meliputi berbagai lembaga dan proses guna
mewujudkan berlakunya kaidah 1. Buku I Aturan Umum (Pasal 1
sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat. sampai dengan Pasal 103)
2. Buku II Kejahatan (Pasal 104 sampai
ARTI HUKUM PIDANA dengan Pasal 488)
Moeljatno 3. Buku III Pelanggaran (Pasal 489
Hukum Pidana,merupakan bagian daripada sampai dengan Pasal 569)
keseluruhan hukum yang berlaku di suatu
negara yang mengadakan dasar-dasar dan
aturan untuk :
a) Menentukan perbuatan-perbuatan masa Menurut Pompe, tindak pidana adalah suatu
yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, pelanggaran norma (gangguan terhadap tata
dengan disertai ancaman atau sanksi berupa tertib hukum) yang dengan sengaja ataupun
pidana tertentu bagi barang siapa yang dengan tidak sengaja telah dilakukan oleh
melanggar larangan tersebut. seorang pelaku, dimana penjatuhan hukuman
b) Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa trhadap pelaku tersebut adalah perlu demi
kepada mereka yang telah melanggar
terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya
larangan-larangan itu dapat dikenakan atau
dijatuhi pidana sebagaimana yang telah kepentingan hukum.
diancamkan.
c) Menentukan dengan cara bagaimana Menurut Simons, Pengertian Tindak
pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan Pidana merupakan tindakan melanggar
apabila ada orang yang disangka telah hukum pidana yang telah dilakukan dengan
melanggar larangan tersebut. sengaja ataupun tidak sengaja oleh seseorang
Pompe yang dapat dipertanggungjawabkan atas
Hukum Pidana adalah semua aturan-aturan tindakannya dan oleh undang-undang hukum
hukum yang menentukan terhadap perbuatan
pidana telah dinyatakan sebagai suatu
perbuatan apa yang seharusnya dijatuhi
pidana, dan apakah macamnya pidana itu. tindakan yang dapat dihukum.

Hukum Pidana Materil: semua peraturan Tujuan Hukum Pidana:


yang menegaskan :
• perbutan2 apa yang dapat dihukum 1. Untuk menakut-nakutin (Aliran Klasik)
• siapa yang melakukan /dapat dihukum 2. Untuk mendidik orang (Aliran Modern)
• dengan hukuman apa menghukum
seseorang

Hukum pidana Formil :


Ketentuan2 hukum yang mengatur bagaimana
cara pelaksanaan hukum pidana materiil dalam Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
praktek hukum sehari-hari meyangkut segala undangan terdiri atas: (Pasal 7 ayat
hal yang berkenaan dengan suatu perkara 1)Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
pidana

1
tentang Pembentukan Peraturan Perundang- • Untuk menentukan adanya perbuatan
Undangan) pidana tidak boleh digunakan
analogi (kiyas).
1. UUD 1945 • Aturan-aturan hukum pidana tidak
2. TAP MPR berlaku surut/non retroaktif
3. UU
2. Asas Menguntungkan Bagi Terdakwa
4. UU/ Perppu
Tertera pada : Pasal 1 ayat 2 KUHP
5. Peraturan pemerintah Maksud dari pasal ini adalah bilamana
6. Peraturan Presiden seseorang terjerat kasus pidana, maka jika
7. Peraturan Daerah Provinsi, dan kedepannya terdapat perubahan atas
8. Peraturan Daerah Kota/Kabupaten perundang-undangan yang menjeratnya,
maka yang dipakai adalah yang paling ringan.
Menurut Mochtar Hukum terdiri dari: Segi hukuman yang diringankan
disini adalah :
1. Asas = Prinsip a. Ancaman pidana
2. Kaidah = berhubungan dengan b. Bentuk delik (delik biasa ke aduan)
Pasal-pasal dalam UU (Norma) c. Rumusan pasal :apabila perubahan
perundang-undangan yang baru
3. Lembaga = berhubungan dengan
menambahkan unsur-unsur baru dalam
Criminal Justice System. Arti : Criminal rumusan pasalnya, maka yang dipilih
Justice System (CJS) atau Sistem Peradilan adalah rumusan pasal yang paling
Pidana (SPP) merupakan suatu istilah yang meringankan.
menunjukkan mekanisme kerja dalam
penanggulangan kejahatan dengan 3. Asas teritorial : pasal 2
mempergunakan dasar pendekatan sistem. Maksud dari pasal ini adalah seseorang yang
melakukan tindak pidana di Indonesia, maka
Empat Aparatur Penegak Hukum :
akan diberlakukan perundang-undangan yang
Hakim; Polisi; Kejaksaan; Advokat. berlaku di Indonesia. pasal ini bukan hanya
4. Proses = berhubungan dengan merujuk kepada WNI yang berbuat tindak
hukum acara pidana di Indonesia, melainkan berlaku juga
bagi WNA maupun pihak yang tidak memiliki
kewarganegaraan bilamana melakukan tindak
pidana di tanah Indonesia, maka akan diadili
❖ ASAS-ASAS DALAM HUKUM menurut perundang undangan yang berlaku di
PIDANA: Indonesia.
1. Asas legalitas (pasal 1 ayat (1) KUHP) 4. Asas Ekstra Teritorial (pasal 3)
Dalam bahasa Latin: ”Nullum delictum nulla Maksud dari pasal ini adalah bilamana
poena sine praevia legi poenali”, yang dapat seseorang melakukan suatu tindak pidana di
diartikan harfiah dalam bahasa Indonesia setiap daerah di luar Indonesia yang membawa
dengan: ”Tidak ada delik, tidak ada pidana simbol-simbol kenegaraan dengan maksud
tanpa ketentuan pidana yang kedaulatan Indonesia, maka ia akan diadili
mendahuluinya”. sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Moelyatno menulis bahwa asas legalitas itu yang berlaku di Indonesia. Tujuan dari pasal
mengandung tiga pengertian : ini adalah untuk memperluas kekuasaan
• Tidak ada perbuatan yang dilarang dan
hukum Indonesia atau dapat diartikan
diancam dengan pidana kalau hal
memperluas ranah berlakunya KUHP sehingga
itu terlebih dahulu belum dinyatakan
dalam suatu aturan undang-undang. perbuatan pidana yang terjadi di dalam kapal

2
atau pesawat terbang yang berada di perairan luar Indonesia, pelakunya dapat dikenakan
bebas atau berada di wilayah udara bebas yang hukum pidana Indonesia, apabila pelaku
kejahatan yang hanya dapat dikenakan
tidak termasuk wilayah teritorial suatu negara
hukum pidana Indonesia—-sedangkan
dan membawa simbol kenegaraan dapat perbuatan pidana yang dilakukan
diadilis sesuai dengan hukum pidana warganegara Indonesia di negara asing
Indonesia Pasal ini juga kerap kali disebut yang telah menghapus hukuman mati, maka
sebagai perluasan asas teritorialitas. Selain hukuman mati tidak dapat dikenakan pada
kapal maupun pesawat yang membawa pelaku kejahatan itu, hal ini diatur dalam
bendera kennegaraan, tempat lain yang pasal 6 KUHP. (melekat pada dirinya )
menjadi tempat berlakunya asas ini adalah
Asas Universal : pasal 9
Kedutaan Besar Indonesia dan KJRI yang
tersebar di penjuru negara di dunia Asas universal adalah asas yang menyatakan
5. ASAS NASIONAL PASIF ATAU setiap orang yang melakukan perbuatan
PERLINDUNGAN : pasal 4 pidanan dapat dituntut undang-undang hukum
Tolak pangkal pemikiran dari asas pidana Indonesia di luar wilayah Negara untuk
perlindungan adalah bahwa setiap negara kepentingan hukum bagi seluruh dunia. Asas
yang berdaulat wajib melindungi ini melihat hukum pidanan berlaku umum,
kepentingan hukumnya atau kepentingan melampaui batas ruang wilayah dan orang,
nasionalnya. Ciri utamanya adalah Subjeknya yang dilindungi disini ialah kepentingan
berupa setiap orang tidak terbatas pada dunia. Jenis kejahatan yang dicantumkan
warga negara saja, selain itu tidak tergantung pidanan menurut asas ini sangat berbahaya
pada tempat, ia merupakan tindakan-tindakan tidak hanya dilihat dari kepentingan
yang dirasakan sangat merugikan Indonesia tetapi juga kepentingan dunia.
kepentingan nasional indonesia yang Secara universal kejahatan ini perlu dicegah
karenanya harus dilindungi. Kepentingan dan diberantas.
nasional tersebut ialah:
1. Keselamatan kepala/wakil Negara RI, Asas retroaktif
keutuhan dan keamanan negara serta Asas retroaktif ialah suatu asas hukum dapat
pemerintah yang sah, keamanan diberlakukan surut. Artinya hukum yang aru
penyerahan barang, angkatan perang RI
dibuat dapat diberlakukan untuk perbuatan
pada waktu perang, keamanan Martabat
pidana yang terjadi pada masa lalu sepanjang
kepala negara RI;
2. Keamanan ideologi negara, pancasila hukum tersebut mengatur perbuatan tersebut,
dan haluan Negara; misalnya pada pelanggaran HAM berat.
3. Keamanan perekonomian;
4. Keamanan uang Negara, nilai-nilai dari CATATAN PENTING :
surat-surat yang dikeluarkan RI; - asas apabila ada perubahan dalam undang
5. Keamanan pelayaran dan penerbangan undang setelah peristiwa itu terjadi maka
terhadap pembajakan; pakailah ketentuan yang paling
(kejahatan yang dilakukan diluar negeri menguntungkan bagi si tersangka/terdakwa
seperti makar dll)
( PASAL 1 AYAT 2 )
6. Asas nasional aktif/ personalitas : pasal - lex specialis derogat legi generalis
5&6 asas hukum pidana khusus
yakni apabila warganegara Indonesia mengenyampingkan hukum pidana umum
melakukan kejahatan meskipun terjadi di - Lex superior derogat legi inferior

3
undang-undang yang lebih tinggi yang akan ditetapkan dengan undang-undang.”
mengenyampingkan undang-undang yang Dalam hal ini terpidana berhak untuk
lebih rendah memperbaiki nasibnya dalam segi makanan
- lex posteriori derogat legi anteriori atau temapt tidurnya misalnya.
undang-undang yang lebih baru * kasus penyimpangan hak pistole adalah
mengenyampingkan undnag-undang yang kasus Tommy Soeharto yang dipidana penjara
lama tapi dapat fasilitas lebih dari penjara.
- asas praduga tidak bersalah * pidana kurungan max satu tahun empat
(presumption of innocence) bulan jika ada pemberatan pidana.
4.denda
SYARAT PEMIDANAAN: 5. pidana tutupan : merupakan pidanayang
- adanya perbuatan jarang dijatuhkan. Pidana
- perbuatan bersifat melawan hukum
tutupan merupakan pidana alternatif
- pertanggungjawaban
terhadappidana penjara, khususnya bagi
pelaku delik politik.
PEMIDANAAN
Penambahan pidana tutupan ke dalam
PASAL 10 TENTANG PEMIDANAAN :
ketentuan KUHP didasarkan pada
A.Pidana pokok ketentuan Pasal 1 UU No. 20 Tahun 1946
1. pidana mati : tentang Hukuman Tutupan (“UU 20/1946”).
Hukuman mati (eksekusi di dalam indonesia
diberlakukan hukum tembak) Di dalamPasal 2 UU 20/1946 disebutkan
bahwa:
2. pidana penjara : (1) Dalam mengadili
a.seumur hidup –dalam civil law itu
aturannnya dia dihukum dipenjara samapai dia orang yang melakukan
meninggal didalamnya. kejahatan yang
b. dalam waktu tertentu- dalam kuhp paling diancam dengan
lama 20 tapi ada di dalam uud paling lama itu
hukuman penjara,
25 tahun
c. jika dipindahkan tidak bisa menolak karena terdorong
berbeda dengan pidana kurungan yg jika oleh maksud yang
dipindahkan harus mendapat persetujuan
patut dihormati,
terlebih dahulu.
3.pidana kurungan : lebih ringan, minimal 1 hakim boleh
hari, ada hak vistol didalamnhya menjatuhkan
(memperbaiki diri, dan masih bisa mencari
hukuman tutupan.
nafkah di dalam kurungannya)
*hak vistol atau pistole hanya untuk hukuman (2) Peraturan dalam ayat
penjara kurungan. Dasar hukumnya terdapat 1 tidak berlaku jika
di pasal 23 KUHP yang berbunyi ”Orang yang
perbuatan yang
dijatuhi pidana kurungan, dengan biaya sendiri boleh
sekedar meringankan nasibnya menurut aturan-aturan merupakan kejahatan

4
atau cara melakukan biasa, selain karena orang yang dihukum
perbuatan itu atau bukan orang biasa, perlakuan kepada
akibat dari perbuatan terhukum tutupan juga istimewa
tadi adalah demikian
sehingga hakim Pidana tutupan dapat diterapkan oleh hakim
berpendapat, bahwa terhadap orang-orang tertentu yang melakukan
hukuman penjara tindak pidana dengan ancaman hukuman
lebih pada tempatnya. penjara, tetapi tindakannya dilakukan
karena terdorong oleh maksud yang patut
Pelaksanaan pidana tutupan berbeda dengan dihormati (tindak pidana politik). Pidana
penjara karena ditempatkan di tempat tutupan tidak dapat diterapkan apabila cara
khusus bernama Rumah Tutupan yang melakukan tindak pidana atau akibat dari
pengurusan umumnya dipegang oleh Menteri perbuatannya sedemikian rupa sehingga
Pertahanan (Pasal 3 ayat [1] PP 8/1948). terdakwa lebih tepat untuk dijatuhi pidana
Walaupun berbeda pelaksanaannya, penghuni penjara.
Rumah Tutupan juga wajib melaksanakan
pekerjaan yang diperintahkan kepadanya B. PIDANA TAMBAHAN :
dengan jenis pekerjaan yang diatur oleh 1.pencabutan beberapa hak tertentu (pasal 35)
Hak-hak yang dpt dicabut
Menteri Pertahanan dengan persetujuan
* hanya hak-hak tertentu, tidak semua hak,
Menteri Kehakiman (Pasal 3 ayat [1] UU karena didalam pasal 3 KUHPER menyatakan
20/1946 jo. Pasal 14 ayat [1] PP 8/1948). “Tiada suatu hukuman pun yang mengakibatkan
kematian perdata, atau hilangnya segala hakhak
Penghuni Rumah Tutupan tidak boleh
kewargaan.”
dipekerjakan saat hari minggu dan hari raya, * tidak berlaku seumur hidup
kecuali jika mereka sendiri yang * merupakan sebuah kepatutan, contohnya dokter
yang dicabut haknya karena malpraktik, Maksud
menginginkan (Pasal 18 ayat [1] PP 8/1948).
pencabutan hak itu adalah agar kejahatan serupa
Selain itu, Penghuni Rumah Tutupan wajib tidak dilakukan lagi oleh orang yang bersangkutan.
diperlakukan dengan sopan dan adil serta * batas waktu diatur dalam pasal 38 kuhp (1), jika
dengan ketenangan (Pasal 9 ayat [1] PP pidana pokoknya hukuman mati atau seumur hidup
maka lama pidana tambhannya seumur hidup. Jika
8/1948). jenis pidana pokok lain lamanya minimal 2 tahun
max 5 tahun.
Mr. Utrecht dalam buku Hukum Pidana
• hak dalam memegang jabatan ( tidak
II (hal. 321) berpendapat Rumah Tutupan
mencabut atau menghapuskan jabatan.
bukan suatu penjara biasa tetapi merupakan Bukan juga berarti pemecatan. Yang
suatu tempat yang lebih baik dari penjara melakukan pemecatan itu atasanya

5
sendiri atau badan kepegawaian ketentuan undang-undang maupun aturan-
negara.) (dalam hal orang dalam aturan yang tidak tertulis
melakukan tindak pidana melanggar
MATERIIL
kewajiban jabatan khusus atau
Fungsi negatif yaitu mengakui
mempergunakan kekuasaan, kesempatan, kemungkinan adanya hal-hal diluar
atau sarana, yang diberikan kepadanya undang-undang dapat menghapus sifat
melalui jabatan itu. melawan hukum suatu perbuatan yang
• hak untuk memasuki angkatan memenuhi rumusan undang-undang.
bersenjata Bertentangan dengan peraturan tertulis
• hak dipilih dan memilih tetapi tidak bertentanga dengan nilai atau
norma yang ada di masyarakat.
• hak untuk menjadi penasihat hukum,
wali atau pengampu. Fungsi positif yaitu mengakui bahwa suatu
• Hak menalankan kekuasaan sebagai perbuatan itu tetap merupakan tindak
bapak atas anak sendiri pidana meskipun tidak dinyatakan
• Hak dalam menjalankan mata diancam pidana dalam undang-undang,
pencaharian apabila bertentangan dengan hukum atau
2.perampasan barang tertentu aturan-aturan yang ada di luar undang-undang.
Tidak bertentangan dengan peraturan
3. pengumuman keputusan hakim.
tertulis tetapi bertentangan dengan nilai di
masyarakat.
Dan pidana tambahan gaboleh dijatuhi
tanpa pidana pokok SIFAT MELAWAN HUKUM
MEMBAHAS PULA KESALAHAN
SYARAT-SYARAT PEMIDANAAN :
▪ kesalahan KESALAHAN (SCHULD)
▪ perbutan melawan hukum Kesalahan adalah dasar untuk
▪ perbuatan yang diatur dalam pertanggungjawaban. Kesalahan merupakan
perundang-undangan keadaan jiwa dari si pembuat dan hubungan
▪ bertanggung jawab
batin antara si pembuat dan perbuatannya.
▪ adanya perbuatan
Mengenai keadaan jiwa dari seseorang yang
melakukan perbuatan, lazim disebut sebagai
#yang dipidana perbuatan/orang ? kemampuan bertanggung jawab, sedangkan
Dua duanya karena perbutan harus hubungan batin antara si pembuat dan
juga dipertanggung jawabkan perbuatannya itu merupakan kesengajaan,
kealpaan, serta alasan pemaaf.
SIFAT-SIFAT MELAWAN HUKUM :
Dengan demikian, untuk menentukan adanya
MATERIIL :
Sifat melawan hukum materil merupakan kesalahan, dalam pidana subjek hukum harus
suatu perbuatan melawan hukum yang tidak memenuhi beberapa unsur, antara lain: 1)
hanya terdapat didalam undang-undang (yang
tertulis), tetapi harus dilihat berlakunya asas- Adanya kemampuan bertanggung jawab pada
asas hukum yang tidak tertulis juga. Sifat si pelaku,
melawan hukum itu dapat dihapuskan berdasar

6
2) Perbuatannya tersebut berupa kesengajaan yaitu yang pertama, akibat yang memang
dituju si pelaku yang dapat merupakan
(dolus) atau kealpaan (culpa); delik tersendiri atau bukan. Yang kedua,
akibat yang tidak diinginkan tapi
3) Tidak adanya alasan penghapus kesalahan merupakan suatu keharusan untuk
atau tidak adanya alasan pemaaf. mencapai tujuan dalam akibat pertama.

contoh: A berkehendak untuk membunuh B.


Ketiga unsur ini merupakan satu kesatuan
dengan membawa senjata api, A menuju
yang tidak dapat dipisahkan antara satu rumah B. akan tetapi, ternyata setelah sampai
dengan yang lain, dimana unsur yang satu di rumah B, C berdiri di depan B. disebabkan
rasa marah, walaupun ia tahu bahwa C yang
bergantung pada unsur yang lain.
berdiri di depan B, A toh melepaskan
tembakan. Peluru yang di tembakkan oleh A
1. DOLLUS = DENGAN SENGAJA pertama-tama mengenai C dan kemudian B,
Unsur kesengajaan : hingga C dan B mati. Dalam hal ini, opzet A
1.mengetahui (willen) =akibatnya terhadap B adalah kesengajaan sebagai
2.menghendaki (wetten) = dikehendaki maksud (oogmerk), sedang terhadap C adalah
perbuatannya kesengajaan dengan keinsafan pasti.

KESENGAJAAN KESENGAJAAN DENGAN


KEMUNGKINAN (VOORWAARDELICK
SEBAGAI MAKSUD : (opzet als oogmerk) OPZET ATAU DOLUS EVENTUALIS)
perbuatan yang dilakukan oleh si pelaku atau Kesengajaan dengan kemungkinan berarti
terjadinya suatu akibat dari perbuatan si apabila dengan dilakukannya perbuatan atau
pelaku adalah memang menjadi tujuannya. terjadinya suatu akibat yang dituju itu maka
Tujuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan disadari bahwa adaya kemungkinan akan
dan tidak ada yang menyangkal bahwa si timbul akibat lain yang juga dilarang dalam
pelaku pantas dikenai hukuman pidana. undang-undang.
Dengan kata lain, si pelaku benar-benar
menghendaki mencapai akibat yang menjadi Contoh : A hendak balas dendam ke B.
pokok alasan diadakan ancaman hukuman Amengirim kue ke rumah B akan tetapi
pidana. dirumahnya ada C&D. A memikirkan bahwa c
& d tidak bersalah namun kemungkinanan
KESENGAJAAN DENGAN KEPASTIAN ( akan memakan kue itu.
OPZET MET ZEKENHEIDSBEWUSTZIJN
ATAU NOODZAKE 2. Culpa = kelalaian = yang memuat
JKHENDBEWUSTZIJN) kealpaan sebagai salah satu unsur
Kesengajaan dengan sadar kepastian adalah *kealpaan =tidak sengaja
apabila si pelaku dengan perbuatannya tidak Kelalaian = tidak menghendaki ,atau
bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi tidak mengetahui dan tidak sesui
dasar dari perbuatn pidana. Tetapi, ia tahu perhitungan.
benar bahwa akibat itu pasti akan mengikuti
perbuatannya tersebut. Maka dari itu, sebelum 1.kealpaan dengan kesadaran (sadar
sungguh-sungguh terjadi akibat perbuatannya, akibat)
si pelaku hanya dapat mengerti atau dapat 2.kealpaan tanpa kesadaran (tidak tau
menduga bagaimana akibat perbuatannya nanti akibat)
atau apa-apa yang akan turut mempengaruhi Yang dimaksud dengan kealpaan adalah
terjadinya akibat perbuatan itu. Dalam bentuk terdakwa tidak bermaksud melanggar larangan
ini, perbuatan pelaku mempunyai dua akibat, undang-undang, tetapi ia tidak mengindahkan

7
larangan itu. Ia alpa, lalai, teledor dalam – Kealpaan ringan dalam Bahasa
melakukan perbuatan tersebut. jadi, dalam Belanda disebut sebagai lichte schuld, para
kealpaan terdakwa kurang mengindahkan ahli tidak menyatakan tidak dijumpai dalam
larangan sehingga tidak berhati-hati dalam jenis kejahatan oleh karena sifatnya yang
melakukan sesuatu perbuatan yang objektif ringan, melainkan dapat terlihat didalam hal
kausal menimbulkan keadaan yang dilarang. pelanggaran Buku III KUHP
Selanjutnya, dengan mengutip Van Hamel,
Moeljatno mengatakan kealpaan itu
mengandung dua syarat, yaitu tidak ALASAN PENGHAPUS PIDANA
mengadakan penduga-penduga sebagaimana *karena lasan ini dia gabisa dipidana
diharuskan oeh hokum dan tidak mengadakan Terdapat 2 (dua) alasan :
penghati-hati sebagaimana diharuskan oleh A. Alasan tidak dapat
hukum. dipertanggungjawabkannya
Kealpaan ditinjau dari sudut kesadaran si seseorang yang terletak
pembuat maka kealpaan tersebut dapat pada diri orang itu, dan
dibedakan atas dua yaitu : B. Alasan tidak dapat
1) Kealpaan yang disadari (bewuste diprtanggungjawabkannya
schuld) Kealpaan yang disadari terjadi apabila seseorang yang terletak di
si pembuat dapat membayangkan atau luar orang itu.
memperkirakan kemungkinan timbulnya suatu
akibat yang menyertai perbuatannya. Ilmu pengetahuan hukum pidana juga
Meskipun ia telah berusaha untuk mengadakan mengadakan pembedaan lain terhadap alasan
pencegahan supaya tidak timbul akibat itu. penghapus pidana sejalan dengan pembedaan
2) Kealpaan yang tidak disadari antara dapat dipidananya perbuatan dan dapat
(onbewuste schuld) Kealpaan yang tidak dipidananya pembuat. Penghapusan pidana
disadari terjadi apabila si pembuat tidak dapat menyangkut perbuatan atau
membayangkan atau memperkirakan pembuatnya, maka dibedakan2(dua) jenis alas
kemungkinan timbulnya suatu akibat yang an penghapus pidana , yaitu :
menyertai perbuatannya, tetapi seharusnya ia
dapat membayangkan atau memperkirakan 1. Alasan pemaaf : mengenai suatu
kemungkinan suatu akibat tersebut. (Sofyan subjuk dan subjeknya tidak bisa
Sastrawidjaja) bertanggung jawab / keslahan
dimaafkan
Adapula bentuk-bentuk kealpaan yang ditinjau CONTOH: sakit jiwa bukan gangguan
dari sudut berat ringannya, yang terdiri dari : jiwa
– Kealpaan berat (culpa lata) Kealpaan Pasal KUHP
berta dalam bahasa belanda disebut dengan 44 tidak bisa bertanggung jawab =
merlijke schuld atau grove schuld, para ahli sakit jiwa/gila
menyatakan bahwa kealpaan berta ini 45 belum dewasa
tersimpul dalam ”kejahatan karena kealpaan”, 48 daya paksa (overmacht) tidak
seperti dalam Pasal : 188, 359, 360 KUHP dapat dipidana
Contoh : pasal 188, “Barang siapa karena A. Absolut :sudah tidak
kesalahan (kealpaan) menyebabkan kebakaran, ledakan mempunyai pilihan lagi
atau banjir, diancam dengan pidana penjara paling B. Relatif : masih punya
lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama
satu tahun atau pidnna denda paling banyak empat ribu pilihan untuk tidak
lima ratus rupiah, jika karena perbuatan itu timbul melakukan tindak pidana
bahaya umum bagi barang, jika karena perbuatan itu tersebut.
timbul bahaya bagi nyawa orang lain, atau jika karena C. Noodtoe stand :
perbuatan itu mengakibatkan orang mati.”
Noodtoestand atau keadaan
darurat adalah suatu
8
keadaan di mana suatu 3. Ada serangan sekejap atau ancaman
kepentingan hukum serangan yang sangat dekat pada saat itu.
4. Serangan itu melawan hukum
terancam bahaya yang
untuk mengindari ancaman
bahaya itu terpaksa Lebih lanjut, Andi Hamzah (Ibid, hal. 158-
dilakukan perbuatan yang 159), sebagaimana kami sarikan, menjelaskan
pada kenyataannya bahwa pembelaan harus seimbang dengan
melanggar kepentingan serangan atau ancaman. Serangan tidak boleh
hukum yang melampaui batas keperluan dan keharusan.
lain. contohnya untuk Asas ini disebut sebagai asas subsidiaritas
(subsidiariteit) asas subsidiaritas adalah
menolong anak kecil yang asas yang menyatakan bahwa hukum
terperangkap api dalam pidana seyogyanya digunakan sebagai
sebuah rumah yang sedang langkah akhir.
terbakar (kepentingan
hukum atas keselamatan PEMBELAAN TERPAKSA YANG
anak itu sedang terancam), MELAMPAUI BATAS
Terkait pembelaan terpaksa yang melampaui
maka seorang merusak
batas (noodweer exces), menurut Andi
sebuah pintu rumah Hamzah (Ibid, hal. 159-160), ada persamaan
melanggar kepentingan antara pembelaan terpaksa (noodweer) dengan
hukum atas hak milik orang pembelaan terpaksa yang melampaui batas
untuk menolong anak itu. (noodweer exces), yaitu keduanya
Yang membedakan noodtoestand dengan mensyaratkan adanya serangan yang melawan
overmacht adalah jika overmacht itu hukum, yang dibela juga sama, yaitu tubuh,
kehormatan kesusilaan, dan harta benda, baik
ancamannya datang atau ditimbulkan dari
diri sendiri maupun orang lain. Perbedaannya
manusia sedangkan noertoestand ialah:
ancamannya bukan dari manusia. 1. pada pembelaan terpaksa yang
melampau batas (noodweer exces),
Noodtoestand dibagi menjadi tiga jenis yaitu : pembuat melampaui batas karena
1. Pertentangan antara keguncangan jiwa yang hebat. Oleh
kepentingan dengan karena itu maka perbuatan membela diri
kepentingan melampaui batas itu tetap melawan
2. Pertentangan antara hukum, hanya orangnya tidak dipidana
kepentingan dengan kewajiban. karena guncangan jiwa yang hebat. Lebih
3. Pertentangan antara kewajiban lanjut maka pembelaan terpaksa yang
dengan kewajiban. melampaui batas menjadi dasar pemaaf.
2. pembelaan terpaksa (noodweer)
49 pembelaan paksa (noodwear) pasal 49 merupakan dasar pembenar, karena
ayat 2 melawan hukumnya tidak ada.
Menurut Andi Hamzah (Ibid, hal. 158), unsur-
unsur suatu pembelaan terpaksa (noodweer) 2. Alasan pembenar : perbuatannya (sifat
adalah: melawan hukum) dibenarkan oleh
1. Pembelaan itu bersifat terpaksa. undang-undang
2. Yang dibela ialah diri sendiri, orang lain, Contoh :algojo pasal 50
kehormatan kesusilaan, atau harta benda Pasal 51
sendiri atau orang lain. Melaksanakan perintah yang
berwenang (komando)

9
berbunyi bahwa siapa yang memberikan
Diluar KUHP: persetujuan dari suatu tindakan , maka tidak
1. hak mendidik akan timbul yang namanya ketidakadilan.
2. hak jabatan dokter Dalam pemberian Izin ini banyak ditemukan
3.error factie, kesesatan dalam kesengajaan dalam lapangan hukum administrasi negara.
atau kesesatan fakta. Izin sebagai sumber penghapus pidana
Contoh : meliputi empat syarat, yaitu:
A mengambil tas yang dikira tasnya, a. Pemberi izin secara sadar tahu maksud
dalam hal tersebut khilaf tentang fakta dan isi dari persetujuan tersebut, artinya
tidak dapat dipidana, karena ia tidak adalah bahwa pemberi izin memberi
mengetahui barang itu adalah milik orang lain. izin bukan karena terkena tipu
Kesalahannya ditiadakan karena ia telah muslihat.
bertindak secara bonafide, dengan itikad baik. b. Pemberi izin tidak dalam kondisi
Didalam hukum pidana dikenal dengan kekhilafan.
adagium tiada pidana tanpa kesalahan, yang
c. Pemberi izin tidak dalam tekanan
merupakan dasar pemaaf yang tidak tertulis.
sewaktu memberi perizinan atau
4. error juris, Error juris disebut juga persetujuan.
rechtdwaling atau kesesatan hukum1 , jadi si d. Hal-hal atau subtansi permasalahan
pelaku melakukan suatu perbuatan tapi ia tidak yang diberikan persetujuan dari
mengetahui kalau perbuatan yang dilakukan pemberi izin tidak bertentangan dengan
itu dilarang oleh undang-undang. Error juris kesusilaan.
dapat dibagi menjadi dua yaitu error juris yang
dapat dimengerti dan error juris yang tidak
dapat dimengerti
Contoh : (dia gatau ada hukumnya ex: org
belanda ngeganja di indo) PERCOBAAN (PASAL 53 KUHP)
POOGING
5. mewakili orang lain : sukarela melakukan
kewajiban orang lain co: pemadam kebakaran Pada umumnya yang dimaksud dengan
berhak merusak rumah orang percobaan adalah suatu perbuatan dimana:
6. melawan hk materil negatif : ga pake
1. Ada perbuatan permulaan;
helm di nangor
Melawan hk materil negatif 3 syarat: negara 2. Perbuatan tersebut tidak selesai atau
tdk dirugikan, kepentingan hk terlaksana, dia tujuan tidak tercapai;
tidak mengambil keuntungan 3. Tidak selesainya perbuatan tersebut
bukan karena kehendaknya sendiri
Izin
Izin merupakan salah satu alasan Sifat Percobaan, terdapat 2 pandangan:
penghapus pidana yang termasuk kedalam
alasan pembenar, jika perbuatan yang 1. Sebagai Strafausdehnungsgrund (dasar
dilakukan mendapatkan perizinan atau
memperluas dapat dipidananya orang)
persetujuan dari orang yang hendak dirugikan.
Artinya disini adalah adanya persetujuan dari sehingga, percobaan tidak dipandang
korban yang akan dirugikan. Izin ini dijadikan sebagai jenis atau bentuk delik yang
sebagai suatu sumber penghapus pidana berdiri sendiri (delictum sui generis),
karena didasarkan dari suatu adagium yang tetapi dipandang sebgai bentuk delik
tidak sempurna
1 Ibid, hlm 102.

10
(onvolkomendelictsvorm). Dianut: • Semua perbuatan yang diperlukan
Hazewinkel‐Suringa, Oemar Seno Adji dalam kejahatan telah dilakukan tetapi
2. Sebagai Tatbestandausdehnungsgrund akibat yang dilarang tidak timbul
(dasar memperluas dapat dipidananya • Kalau belum semua ditunaikan
perbuatan). Sehingga, percobaan menjadi perbuatan maka niat masih
dipandang sebagai delik yang ada dan merupakan sifat batin yang
sempurna (delictum sui generis)hanya memberi arah kepada percobaan.
dalam bentuk yang istimewa. Dianut: • Oleh karena niat tidak sama dan tidak
Pompe, Muljatno bisa disamakan dengan kesengajaan
maka isinya niat jangan diambil dari
Percobaan adalah suatu usaha untuk sisi kejahatannya apabila kejahatan
mencapai suatu tujuan akan tetapi pada timbul untuk itu diperlukan
akhirnya tidak ada atau belum berhasil. pembuktian tersendiri bahwa isi yang
Percobaan atau poooging diatur dalam Bab IX tertentu jadi bahwa sudah ada sejak
Buku I KUHP Pasal 53. Dalam KUHP niat belum ditunaikan.
Indonesia tidak dijumpai mengenai rumusan • Harus ada permulaan pelaksanaan
arti atau definisi “percobaan”, yang pasal 53, hal ini tidak dicantumkan:
dirumuskan hanyalah batasan mengenai kapan Permulaan pelaksanaan.
dikatakan ada percobaan untuk melakukan • Menurut mut harus diartikan dengan
kejahatan. Yang dapat dipidana, hanyalah permulaan pelaksanaan dengan
percobaan terhadap kejahatan dan tidak kejahatan.
terhadap pelanggaran (pasal 54)
Sanksi untuk percobaan berbeda Jenis-jenis dalam percobaan terdiri atas
dengan delik yang sempurna. Yakni :
maksimum pidana yang dijatuhkan terhadap 1. Percobaan selesai atau percobaan
kejahatan yang bersangkutan dikurangi 1/3. lengkap (violtooid poging)
Syarat‐syarat untuk dapat dipidananya Adalah suatu suatu percobaan apabla
percobaan adalah sebagai berikut: sipembuat telah melakukan kesengajaan untuk
menyelesikan suatu tindak pidana tetapi tdak
• Niat; terwujud bukan atas kehendaknya. Contoh :
• Adanya permulaan pelaksanaan; seorang A menembak B tetapi meleset.
• Pelaksanaan tidak selesai bukan 2. Percobaan tertunda atau Percobaan
semata‐mata karena kehendaknya terhenti atau tidak lengkap (tentarif poging)
sendiri; Adalah suatu percobaan apabila tidak semua
perbuatan pelaksanaan disyaratkan untuk
Menurut Moeljatno berpendapat bahwa selesainya tindak pidana yang dilakukan tetapi
niat jangan disamakan dengan kesengajaan karena satu atau dua yang dilakukan tidak
tetapi niat secra potensial bisa berubah selesai. Contoh : A membidikan pistolnya ke
menjadi kesengajaan apabila sudah di tunaikan B dan dihalangi oleh C
menjadi perbuatan yang dituju. Pengertiannya 3. Percobaan tidak mampu (endulig poging)
: Adalah suatu percobaan yang sejak dimulai
telah dapat dikatakan tidak mungkin untuk
menimbulkan tindak pidana selesai karena :

11
· Alat yang dipakai untuk melakukan tindak
pidana adalah tidak mampu,
PENYERTAAN PASAL (55 KUHP)
· Obyek tindak pidana adalah tidak mampu
baik absolut maupun relative. ari ketentuan dalam KUHP tersebut
Oleh karena itu dikenal 4 bentuk percobaan dapat disimpulkan bahwa antara yang
tidak mampu : menyuruh maupun yang membantu suatu
· Percobaan tidak mampu yang mutlak perbuatan tindak pidana dikategorikan sebagai
karena alat yaitu suatu percobaan yang sama pembuat tindak pidana.
sekali menimbulkan tindak pidana Menurut Van Hamel dalam Lamintang
selesai karena alatnya sama sekali tidk dapat mengemukakan ajaran mengenai penyertaan
dipakai. itu adalah: “Sebagai suatu ajaran yang bersifat
· Percobaan mutlak karena obyek yaitu suatu umum, pada dasarnya merupakan suatu ajaran
percobaan yang tidak mungkin menimbulkan mengenai pertanggungjawaban dan pembagian
tindak pidana selesi kaena obyeknya sama pertanggungjawaban, yakni dalam hal dimana
sekali tidak mungkin menjadi obyek tindak suatu delik yang menurut rumusan undang-
pidana. undang sebenarnya dapat dilakukan oleh
· Percobaan relatif karena alat yaitu karena seseorang secara sendirian, akan tetapi dalam
alatnya umumnya dapat dipai tetapi kenyataannnya telah dilakukan oleh dua orang
kenyataanya tidak dapat dipakai. atau lebih dalam suatu kerja sama yang
· Percobaan relatif karena obyek yaitu terpadu baik secara psikis (intelektual)
apabila subyeknya pada umumnya dapat maupun secara material”.
menjadi obyek tindak pidana tetapi tidak dapat
menjadi obyek tindaka pidana yang Berdasarkan pasal-pasal dalam KUHP,
bersangkutan. penyertaan dibagi menjadi 2 (dua) pembagian
besar, yaitu:
4. Percobaan yang dikualifikasikan
Yaitu untuk melakukan suatu tindak pidana 1. Pembuat atau Dader
tertentu tetapi tidak mempunyai hasil Pembuat atau dader diatur dalam Pasal 55
sebagaimana yang dirahakan, melainkan KUHP. Pengertian dader itu berasal dari
perbuatannya menjadi delik hukum lain atau kata daadyang di dalam bahasa Belanda
tersendiri. berarti sebagai hal melakukan atau sebagai
tindakan. Dalam ilmu hukum pidana, tidaklah
MAKA DALAM PERCOBAAN lazim orang mengatakan bahwa seorang
-maksimal pidana pokok terhadap kejahatan pelaku itu telah membuat suatu tindak pidana
dikurangi 1/3 atau bahwa seorang pembuat itu telah
-jika kejahatan di ancam dengan pidana mati, membuat suatu tindak pidana, akan tetapi yang
maka dijatuhkan hukuman pidana penjara lazim dikatakan orang adalah bahwa seorang
paling lama 15th.
pelaku itu telah melakukan suatu tindak
pidana. Pembuat atau dadersebagaimana
ditentukan dalam Pasal 55 KUHP, yang terdiri
dari :

• Pelaku (pleger). Menurut Hazewinkel


Suringa yang dimaksud

12
dengan Pleger adalah setiap orang 3) Apabila orang yang disuruh melakukan
yang dengan seorang diri telah suatu tindak pidana itu sama sekali tidak
memenuhi semua unsur dari delik mempunyai schuld, baik dolus maupun cul
seperti yang telah ditentukan di dalam pa ataupun apabila orang tersebut tidak
rumusan delik yang bersangkutan, juga memenuhi unsur opzet seperti yang telah
tanpa adanya ketentuan pidana yang disyaratkan ole
mengatur masalah deelneming itu, h undang-undang bagi tindak pidana tersebut.
orang-orang tersebut tetap dapat 4) Apabila orang yang disuruh melakukan
dihukum. suatu tindak pidana itu tidak memenuhi
• Yang unsur oogmerk padahal unsur tersebut tidak
menyuruhlakukan (doenpleger). Men disyaratkan di dalam rumusan undang-undang
genai doenplagen atau menyuruh mengenai tindak pidana.
melakukan dalam ilmu pengetahuan 5) Apabila orang yang disuruh melakukan
hukum pidana biasanya di sebut suatu tindak pidana itu telah melakukannya di
sebagai seorang middelijjke dader bawah pengaruh suatu overmacht atau di
atau seorang mittelbare tater yang bawah pengaruh suatu keadaan yang
artinya seorang pelaku tidak langsung. memaksa, dan terhadap paksaan mana orang
Ia di sebut pelaku tidak langsung oleh tersebut tidak mampu memberikan suatu
karena ia memang tidak secara perlawanan.
langsung melakukan sendiri tindak 6) Apabila orang yang disuruh melakukan
pidananya, melainkan dengan suatu tindak pidana dengan itikad baik
perantaraan orang lain. Dengan telah melaksanakan suatu perintah
demikian ada dua pihak, yaitu pembuat jabatan padahal perintah jabatan tersebut
langsung atau manus diberikan oleh seorang atasan yang tidak
ministra/auctor physicus), dan berwenang memberikan perintah semacam itu.
pembuat tidak langsung atau manus 7) Apabila orang yang disuruh melakukan
domina/auctor intellectualis. Untuk suatu itndak pidana itu tidak mempunyai
adanya suatudoenplagen seperti yang suatu hoedanigheid atau suatu sifat
dimaksudkan di dalam Pasal 55 ayat tertentu seperti yang telah disyaratkan oleh
(1) KUHP, maka orang yang disuruh undng-undang yaitu sebagai suatu sifat yang
melakukan itu haruslah memenuhi harus dimiliki oleh pelakunya sendiri.
beberapa syarat tertentu. Menurut · Yang turut serta (medepleger).
Simons, syarat-syarat tersebut antara Menurut MvT adalah orang yang dengan
lain: sengaja turut berbuat atau turut mengerjakan
terjadinya sesuatu. Oleh karena itu, kualitas
1) Apabila orang yang disuruh melakukan masing-masing peserta tindak pidana adalah
suatu tindak pidana itu adalah seseorang sama.
yang ontoerekeningsvatbaar seperti · Penganjur (uitlokker) adalah orang yang
yang tercantum dalam Pasal 44 KUHP. menggerakkan orang lain untuk melakukan
2) Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana dengan menggunakan
suatu tindak pidana mempunyai suatu sarana-sarana yang ditentukan oleh undang-
kesalahpahaman mengenai salah satu unsur undang secara limitatif, yaitu memberi atau
dari tindak pidana yang bersangkutan menjanjikan sesuatu, menyalahgunakan
(dwaling). kekuasaan atau martabat, kekerasan, ancaman,

13
atau penyesatan, dengan memberi kesempatan, dengan6 pelaku, pembantu dipidana lebih
sarana, atau keterangan. ringan dari pada pembuatnya, yaitu dikurangi
sepertiga dari ancaman maksimal pidana yang
Pembantu (MEMBANTU MELAKUKAN dilakukan (Pasal 57 ayat (1) KUHP). Jika
56 KUHP) atau medeplichtige kejahatan diancam dengan pidana mati atau
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 56 pidana seumur hidup, pembantu dipidana
KUHP, pembantuan ada 2 (dua) jenis, yaitu : penjara maksimal 15 tahun. Namun ada
Pembantuan pada saat kejahatan beberapa catatan pengecualian :
dilakukan. Cara bagaimana pembantuannya 1. Pembantu dipidana sama berat dengan
tidak disebutkan dalam KUHP. Pembantuan pembuat, yaitu pada kasus tindak pidana :
pada saat kejahatan dilakukan ini mirip dengan
turut serta (medeplegen), namun perbedaannya • Membantu merampas kemerdekaan
terletak pada : (Pasal 333 ayat (4) KUHP) dengan
1) Pada pembantuan perbuatannya hanya cara memberi tempat untuk
bersifat membantu atau menunjang, sedang perampasan kemerdekaan,
pada turut serta merupakan perbuatan • Membantu menggelapkan uang atau
pelaksanaan. surat oleh pejabat (Pasal 415 KUHP),
2) Pada pembantuan, pembantu hanya sengaja • Meniadakan surat-surat penting (Pasal
memberi bantuan tanpa diisyaratkan harus 417 KUHP).
kerja sama dan tidak bertujuan atau
berkepentingan sendiri, sedangkan dalam turut 2. Pembantu dipidana lebih berat dari pada
serta, orang yang turut serta sengaja pembuat, yaitu dalam hal melakukan tindak
melakukan tindak pidana, dengan cara bekerja pidana :
sama dan mempunyai tujuan sendiri.
3) Pembantuan dalam pelanggaran tidak • Membantu menyembunyikan barang
dipidana (Pasal 60 KUHP), sedangkan turut titipan hakim (Pasal 231 ayat (3)
serta dalam pelanggaran tetap dipidana. KUHP).
4) Maksimum pidana pembantu adalah • Dokter yang membantu menggugurkan
maksimum pidana yang bersangkutan kandungan (Pasal 349 KUHP).
dikurangi 1/3(sepertiga), sedangkan turut serta
dipidana sama. PERBARENGAN Concursus :
Pembantuan sebelum kejahatan dilakukan, perbarengan (samenloop van strafbaar feit
yang dilakukan dengan cara memberi atau concursus) merupakan gabungan tindak
kesempatan, sarana atau keterangan. pidana dimana dalam waktu tertentu
Pembantuan dalam rumusan ini mirip dengan seseorang telah melakuka
penganjuran (uitlokking). Perbedaannya pada n beberapa tindak pidana dimana dtindak
niat atau kehendak, pada pembantuan tersebut belum ada putusanya dan didakwakan
kehendak jahat pembuat materiel sudah ada
sekaligus.
sejak semula atau tidak ditimbulkan oleh
Dapat disimpulkan batas-batas concursus
pembantu, sedangkan dalam penganjuran,
kehendak melakukan kejahatan pada pembuat adalah:
materiel ditimbulkan oleh si penganjur. 1. Yang melakuan tindak pidana
Berbeda dengan pertanggungjawaban seseorang.Ini membedakan Concursus
pembuat yang semuanya dipidana sama dengan penyertaan

14
2. Seseorang melakukan tindak pidana lebih beberapa perbuatan itu harus dianggap sebagai
dari satu tindak pidana satu perbuatan lanjutan. Hal ini diatur dalam
3. Bahwa dua atau lebih tindak pidana pasal 64 KUHP dan pemidanaannya
tersebut belum ada yang diadili menggunakan sistem absorpsi.

Samenloop ada 3 yaitu: Didalam memori penjelasan mengenai


1. concursus → idealis dan realis pembentukan pasal 64 KUHP mengatakan
2. Residivis: Perbuatan berlanjut dgn 1 tujuan bahwa syarat-syarat dari perbuatan berlanjut
(pasal 71) itu adalah bahwa berbagai prilaku itu haruslah
3. Perbuatan berlanjut merupakan pelaksanaan keputusan terlarang ,
Idealis (pasal 63) : terjadi apabila seseorang dan bahwa suatu kejahatan yang berlanjut itu
melakukan satu perbuatan, tetapi dengan satu hanya dapat terjadi dari kumpulan tindak
perbuatan itu ia melanggar beberapa peraturan pidana yang sejenis.
pidana yang berarti ia telah melakukan
beberapa tindak pidana. Hal ini diatur dalam Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari
pasal 63 KUHP yang bunyinya sebagai perbuatan berlanjut adalah:
berikut:
(1) Jika suatu perbuatan masuk dalam lebih 1. Tindakan-tindakan yang terjadi adalah
dari satu aturan pidana, maka yang dikenakan sebagai perwujudan dari satu kehendak
hanya salah satu di antara aturan-aturan itu, jahat;
jika berbeda-beda yang dikenakan yang 2. Delik-delik yang terjadi itu sejenis; dan
memuat ancaman pidana pokok yang paling 3. Tenggang waktu antara terjdinya
berat. tindakan-tindakan tersebut tidak
(2) Jika suatu perbuatan, yang masuk dalam terlampau lama.
suatu aturan pidana yang umum, diatur pula
dalam aturan pidana yang khusus, maka Sistem Sanksi pada Concursus
hanya yang khusus itulah yang dikenakan. 1. Sistem Absorpsi
Apabila seseorang melakukan beberapa
Contoh : pemerkosaan di tempat umum perbuatan yang merupakan beberapa delik
yang masing-masing diancam dengan pidana
REALIS (PASAL 65-71) : melakukan
yang berbeda, maka menurut sistem ini hanya
perbuatan dan masing-masing perbuatan
berdiri sendiri dan tidak perlu sejenis dijatuhkan satu pidana saja, yaitu pidana yang
terberat walaupun orang tersebut melakukan
Contoh : pencurian dan pemerkosaan beberapa delik.

BERLANJUT : (Voorgezette Handeling) 2. Sistem Kumulasi


Apabila seseorang melakukan beberapa Apabila seseorang melakukan beberapa
perbuatan dan beberapa perbuatan itu perbuatan yang merupakan beberapa delik
merupakan tindak pidana sendiri, tetapi di yang diancam dengan pidana sendiri-sendiri,
antara perbuatan itu ada yang hubungan maka menurut sistem ini tiap-tiap pidana yang
sedemikian eratnya satu sama lain sehingga
15
diancamkan terhadap delik-delik yang
dilakukan oleh orang itu semuanya dijatuhkan.

3. Sistem Absorpsi Diperberat


Apabila seseorang melakukan beberapa
perbuatan yang merupakan beberapa jenis
delik yang masing-masing diancam dengan
pidana sendiri-sendiri, menurut stelsel ini pada
hakikatnya hanya dapat dijatuhkan 1 (satu)
pidana saja yakni yang terberat, akan tetapi
dalam hal ini diperberat dengan menambah 1/3
(sepertiga) dari yang terberat.

4. Sistem Kumulasi Terbatas


Apabila seeorang melakukan beberapa jenis
perbuatan yang menimbulkan beberapa jenis
delik yang masing-masing diancam dengan
pidana sendiri-sendiri, maka
menurut stelsel ini, semua pidana yang
diancamkan terhadap masing-masing delik
dijatuhkan semuanya. Akan tetapi, jumlah
pidana itu harus dibatasi, yaitu jumlahnya MEMBAHAS TENTANG HUKUM
tidak boleh melebihi dari pidana terberat PIDANA FORMIL
ditambah 1/3 (sepertiga) dari kumulasi KUHAP
hukuman. PENGERTIAN

1.niat KUHAP -> UU No 8 thn 1981

ASAS:
2.beberapa perbutan 3. Jangka waktu
1. Peradilan cepat, sederhana, dan
tertentu biaya ringan
2. Praduga Tak bersalah
3. Oportunitas
4. Pengadilan Terbuka Untuk
Umum
5. Perlakuan sama di muka
hukum
6. Legalitas

Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan


Biaya Ringan

16
CEPAT / Contante Justitie Speedy Trial Terdakwa harus dianggap tidak
a. Arti : bersalah jika belum ada putusan hakim yang
1) Waktu singkat, segera, tidak inkracht. Hal ini untuk mengedepankan
banyak seluk beluk HAM. Asas ini memiliki tujuan untuk
2) Tempo penyelesaian perkara memberi perlindungan terhadap hak asasi dan
3) Menghindari delay à yang nama baik seseorang. Hal ini karena terdakwa
tidak penting belum tentu bersalah.
b. Pasal :
1) Pasal 24 ayat (4), Pasal 25 ASAS OPURTINITAS
ayat (4), Pasal 26 ayat (4), dan
Pasal 28 ayat (4) à Asas yang mengatur mengenai kebebasan
mendorong penyidik untuk jaksa atau ketidakwajiban jaksa dalam
cepat penyelesaian perkara menuntut perkara yang akan merugikan
2) Pasal 107 ayat (2) à selesai kepentingan umun atau delik tersebut telah
disidik, harus segera diberi terwujud demi kepentingan umum
kepada JPU
Pengadilan Terbuka Untuk Umum
SEDERHANA
a. Arti : Untuk menghendaki adanya
1) Jelas, mudah dipahami dan transparasi bagi masyarakat. Hanya berlaku
tidak berlibet. di sidang pengadilan. Tidak berlaku di proses
2) Penyelesaian jelas, terbuka, penyidikan dan juga pra-peradilan. Tidak
runtut, pasti semua sidang itu sifatnya terbuka, ada
b. Pasal beberpa pengecualian bagi sidang perkara
Pasal 50 KUHAP à hak tersangka kesusilaan, karena dirasa sifatnya sangat
untuk dapat dengan jelas bersifat pribadi. Dan juga Jika terdakwa
mengerti sangkaannya nya anak-anak juga tidak boleh terbuka
karena harus diperlakukan khusus. Jika
BIAYA RINGAN perkara tersbut mengandung rahasia tertentu
a. Arti : seperti rahasia militer, itu juga tidak boleh
1) Pengeluaran uang yang terbuka.
berjumlah sedikit
2) Pengeluaran terdiri dari : Equality Before The Law
ongkos administrasi (surat),
biaya perkara, biaya Hukum diberlakukan sama pada setiap orang.
pemanggilan saksi, materai. Maka hukum berlaku sama bagi pejabat
maupun orang biasa.
Dalam asas ini menurut Andi Hamzah
merupakan salah satu penghargaan dari Peradilan Dilakukan oleh Hakim Karena
HAM dengan tujuan yaitu untuk Jabatannnya dan Tetap
menghindari penahanan yang lama
sebelum adanya putusan hakim. Asas ini Asas ini menentukan bahwa dalam
juga bertujuan untuk menghemat pengambilan keputusan untuk menyatakan
pengeluaran yang dilakukan pengadilan salah tidaknya Terdakwa dilakukan oleh
untuk kesejahteraan masyarakat. hakim karena jabatannya yang bersifat tetap.
Sistem ini berbeda dengan sistem juri. Andi
Hamzah mengatakan bahwa sistem juri yang
ASAS PRADUGA TIDAK BERSALAH ( menetukan salah tidaknya Terdakwa ialah
PRESUMPTION OF INNOCENT) suatu dewan yang mewakili golongan-

17
golongan dalam masyarakat. Pada umumnya permulaan pelaksanaan hukum
mereka awam terhadap ilmu hukum acara pidana.
.
Terdakwa berhak mendapat bantuan TUJUAN HUKUM ACARA PIDANA
hukum “Tujuan Dari Hukum Acara Pidana
Asas ini dijamin juga berdasarkan Adalah Untuk Mencari Dan Mendapatkan
ICCPR Article 14 sub 3d yang intinya Atau Setidak-Tidaknya Mendekati Kebenaran
terdakwa sebagai manusia berhak mendapat Materiil, Ialah Kebenaran Yang Selengkap-
bantuan hukum untuk menjamin haknya di Lengkapnya Dari Suatu Perkara Pidana
tengah persidangan. Dengan Menerapkan Ketentuan Hukum Acara
Pidana Secara Jujur Dan Tepat Dengan Tujuan
ASAS AKUSATOR Untuk Mencari Siapakah Pelaku Yang Dapat
Didakwakan Melakukan Suatu Pelanggaan
Asas yang menjelaskan bahwa Hukum, Dan Selanjutnya Meminta
terdakwa harus dianggap sebagai subyek, Pemeriksaan Dan Putusan Dari Pengadilan
bukan obyek dari pemeriksaan. Yang menjadi Guna Menemukan Apakah Terbukti Bahwa
objek adalah kesalahan yang dilakukan oleh Suatu Tindak Pidana Telah Dilakukan Dan
terdakwa. Apakah Orang Yang Didakwakan Itu Dpat
Kedudukan terdakwa sama dengan Dipersalahkan”.
kedudukan JPU dimata hakim (sejajar) Singkatnya:
1. Untuk mencari kebeneran
Asas Pemeriksaan Hakim yang Langsung Materiil demi kelancaran
dan Lisan kepentingan hukum
2. Menerapkan ketentuan
Asas ini mensyaratkan bahwa dalam hukum acara dengan jujur
peradilan perkara pidana harus dilakukan dan tepat untuk mecari
secara langsung dan lisan ,berbeda dengan siapakah pelaku yang tepat
perkara perdata yang bisa diwakilkan oleh untuk didakwakan.
kuasanya. Dalam hal ini hakim diberi 3. Meminta pengadilan untuk
kesempatan untuk bisa lebih teliti dan memeriksa dan memutuskan
cermat dalam memeriksa keterangan yang pakaha terdakwa terbukti
diberikan terdakwa. Asas ini bertujuan untuk melakukan apa yg telah
mencapai kebenaran yang hakiki. Terdapat didakwakan.
pengecualian khusus untuk perkara 4. Menjamin ketertiban umum
pelanggran lalu lintas pasal 213 KUHAP. dengan menindak pelaku
pidana.
Asas Rehabilitasi dan Ganti Kerugian 5. Melindungi HAM setiap
Adanya kebebasan untuk pelaku yang bersangkutan.
ganti rugi dan rehabilitasi
apabila disebabkan oleh CRIMINAL JUSTICE SYSTEM = sistem
kesalahan (Pra Peradilan) untuk mencari kebenaran materil
Yaitu:
Asas Penangkapan, Penahanan, 6. Kepolisian -> Penyidikan dan
Penggeledahan dan penyelidikan
Penyitaan Dilakukan 7. Kejaksaan -> Penuntutan
Berdasarkan Perintah Tertulis 8. Pengadilan -> Persidangan
Pejabat Yang Berwenang 9. Lapas -> Eksekusi
Arti :Untuk menghindari MA dilembaga persidangan
kesewnangwenangan dan memperjelas

18
Pemanggilan melalui alat elektronik Syarat Materiil:
melalui email or apapun BISA, karena 1. Menyebutkan waktu dan
diatur di undang-undang ITE tempat tindak pidana
dilakukan (berhubungan
Sebelum P-29 (Surat dakwaan) dilakukan dengan kewenangan
dahulu rencana dakwaan atau RENDAK mengadili dan asas legalitas)
1) SURAT DAKWAAN 2. Memuat uraian secara
Sebuah akta yang dibuat oleh PU yang cermat, jelas dan lengkap
berisi perumusan tindak pidana yang mengenai tindak pidana yang
didakwakan kepada terdakwa berdasarkan didakwakan. Cermat
kesimpulan dari hasil penyidikan. menentukan pasal, jelas
uraiannya, lengkap unsurnya
Surat yang merumuskan rumusan uraian fakta kejadian.
tindak pidana yang di dakwakan kepada Cermat, pasal yang dicantumkan sesuai
terdakwa yang dapat disimpulkan dari hasil dengan tidak pidana yang diperbuat. Locus
pemeriksaan pemyidikan, serta landasan bagi dan Tempusnya juga harus sesuai.
hakim dalam pemeriksaan di muka Jelas, uraian unsur tindak pidananya jelas
persidangan dalam bentuk uraian fakta (jelas tindak
Tujuan : mempermudah pembuktian pidanya)
Lengkap, uraianya lengkap dan tidak boleh
Mengikat terdakwa karena terdak ada yg tercecer. ( melukiskan isi pasal)
dituntut sesuai surat dakwaan. Mengikat PU Bila tidak memuat syarat materil maka
karena hanya bisa menuntut apa yang Batal Demi Hukum.
didakwakan. Mengikat hakim karena harus
memutus sesuai dengan yang didakwakan. Bentuk-bentuk surat dakwaan : Surat
Edaran Jaksa Agung Nomor SE-
Dakwaan merupakan dasar perkara dari 004/J.A/11/1993 tentang Pembuatan Surat
persidangan. Dakwaan.

Syarat – syarat surat dakwaan (143 1. Tunggal : Dalam surat dakwaan ini
KUHAP). Surat dakwaan harus jelas dan hanya satu Tindak Pidana saja yang
tidak mengandung Obsucre Libel didakwakan, karena tidak terdapat
(dakwaan tidak jelas/kabur)(biasa disebut kemungkinan untuk mengajukan
cacat formil) alternatif atau dakwaan pengganti
lainnya ( 1 pasal, hanya 1 tindak
Harus memuat syarat formil : pidana)
Surat dakwaan diberi tanggal 2. Dakwaan Alternatif
dan ditandatangani oleh Dalam surat dakwaan ini terdapat
penuntut umum/jaksa beberapa dakwaan yang disusun secara
Nama lengkap, tempat lahir, berlapis, lapisan yang satu merupakan
umur/tanggal lahir, jenis alternatif dan bersifat mengecualikan
kelamin, kebangsaan, tempat dakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk
tinggal, agama, dan dakwaan ini digunakan bila belum
pekerjaan serata harus pula didapat kepastian tentang Tindak
memuat pendidikan Pidana mana yang paling tepat dapat
terdakwa (pendidikan dlm dibuktikan. Dalam dakwaan alternatif,
aturan kepja ) meskipun dakwaan terdiri dari
Dan bila tidak memuat syarat formil maka beberapa lapisan, hanya satu
surat dakwaan dapat di batalkan dakwaan saja yang dibuktikan
tanpa harus memperhatikan

19
urutannya dan jika salah satu telah 4. Dakwaan Kumulatif
terbukti maka dakwaan pada
lapisan lainnya tidak perlu Dalam Surat Dakwaan ini, didakwakan
dibuktikan lagi. Dalam bentuk Surat beberapa Tindak Pidana sekaligus, ke semua
Dakwaan ini, antara lapisan satu dakwaan harus dibuktikan satu demi satu.
dengan yang lainnya menggunakan Dakwaan yang tidak terbukti harus dinyatakan
kata sambung atau. Mempunyai ciri secara tegas dan dituntut pembebasan dari
yaitu saling mengecualikan. dakwaan tersebut. Dakwaan ini dipergunakan
dalam hal Terdakwa melakukan beberapa
Contoh 1dakwaan alternatif: Tindak Pidana yang masing-masing
Pertama: Pencurian (Pasal 362 KUHP) merupakan Tindak Pidana yang berdiri
Atau sendiri. Absorbsi dipertajam.
Kedua: Penadahan (Pasal 480 KUHP)

Contoh 2
Pertama : penipuan ( Pasal 378 KUHP) Contoh dakwaan kumulatif:
Atau
Kedua : penggelapan ( Pasal 372 6. Kesatu:Pembunuhan (Pasal 338
KUHP) KUHP)
7. dan
3. Dakwaan Subsidair 8. Kedua: Pencurian dengan pemberatan
dakwaan subsidair juga terdiri dari (Pasal 363 KUHP)
beberapa lapisan dakwaan yang 9. dan
disusun secara berlapis dengan 10. Ketiga: Perkosaan (Pasal 285 KUHP)
maksud lapisan yang satu berfungsi
sebagai pengganti lapisan
sebelumnya. Sistematik lapisan 5. Dakwaan Kombinasi
disusun secara berurut dimulai dari
Tindak Pidana yang diancam Disebut dakwaan kombinasi, karena di
dengan pidana tertinggi sampai dalam bentuk ini dikombinasikan atau
dengan Tindak Pidana yang digabungkan antara dakwaan kumulatif
diancam dengan pidana terendah. dengan dakwaan alternatif atau subsidair.
Pembuktian dalam surat dakwaan ini
harus dilakukan secara berurut
dimulai dari lapisan teratas sampai
dengan lapisan selanjutnya. Lapisan Berbeda halnya dengan dan, atau dan
yang tidak terbukti harus dinyatakan subsidair, untuk kata juncto, kata ini
secara tegas dan dituntut agar digunakan untuk menjelaskan pasal yang
terdakwa dibebaskan dari lapisan memiliki hubungan satu dengan lainnya.
dakwaan yang bersangkutan. Pasal-pasal ini tidak dibatasi hanya untuk satu
undang-undang, pula tidak dibatasi hanya
untuk penerapan pasal pada tindak pidana.
Contoh dakwaan subsidair: Contoh penggunaan kata juncto misalnya: A
membantu B dalam melakukan tindak pidana
4. Primair: Pembunuhan berencana pembunuhan, maka A akan didakwa dengan
(Pasal 340 KUHP) Pasal 338 KUHP (tentang pembunuhan) jo.
5. Subsidair: Pembunuhan (Pasal 338 Pasal 55 KUHP (tentang Membantu
KUHP) Melakukan Tindak Pidana), sedangkan B akan
didakwa dengan Pasal 338 KUHP. Dakwaan
di antara keduanya berbeda agar menjelaskan

20
bahwa A bukan merupakan pelaku utama Keamanan dengan persetujuan
seperti yang diatur dalam Pasal 340 KUHP Menteri kehakiman perkara itu
melainkan merupakan pembantu tindak pidana harus
tersebut sebagaimana dijelaskan keadaannya diperiksa dan diadili oleh
dalam Pasal 55 KUHP. pengadilan
dalam lingkungan Peradilan
Militer.”
-keberatan tidak berwenang
mengadili secara Relatif
Artinya : ini terkait MANA yang
2) EKSEPSI (KEBERATAN ) (PASAL berwenang mengadili (daerah Hukum
156 AYAT 1 KUHAP) /juricdiksi)
Keberatan Diajukan Terdakwa Dan Atau Kaya misalkan PN kab.A
Penasihat Hukum Terhadap Syarat Hukum
Formil, Belum Mengenai Pemeriksaan Namun, penerapan asas tersebut
Hukum Materil. tidaklah mutlak, lebih jauh diuraikan oleh M.
#Pengajuan eksepsi diberikan Yahya Harahap dalam bukunya, Hukum Acara
kepada terdakwa setelah jpu selesai Perdata (hal. 192-202), setidaknya ada 7
membacakan surat dakwaan patokan dalam menentukan kewenangan
# jika terdakwa dan atau penasihat relatif pengadilan berdasarkan Pasal 118
hukum tidak mengajukan eksepsi, maka HIR/Pasal 142 RBg, yakni:
langsung ke tahap pemeriksanaan saksi-
saksi. Dan juga tidak ada putusan sela, 1. Actor Sequitur Forum Rei (gugatan
karena putusan sela ada jika diajukannya diajukan ke Pengadilan Negeri pada
eksepsi. tempat tinggal tergugat);
Ada 3 hal yg menjadi objek eksepsi
sebagaimana dimuat dalam pasal 156 2. Actor Sequitur Forum Rei dengan Hak
KUHAP: Opsi (dalam hal ada beberapa orang
1. Pengadilan tidak berwenang tergugat, gugatan diajukan ke Pengadilan
mengadili perkara Negeri pada tempat tinggal salah satu
-keberatan tidak berwenang tergugat atas pilihan penggugat);
mengadili secara Absolut
Artinya : pengadilan apa yang 3. Actor Sequitur Forum Rei Tanpa Hak
berwenang mengadili, misalnya : Opsi, tetapi berdasarkan tempat tinggal
antara pengadilan umum, pengadilan debitur principal (dalam hal para tergugat
militer, atau pengadilan agama, salah satunya merupakan debitur
pengadilan pajak, pengadilan tata pokok/debitur principal, sedangkan yang
usaha negara, dll selebihnya berkedudukan sebagai
penjamin, maka gugatan diajukan ke
-tidak wenang, karena yang wenang Pengadilan Negeri pada tempat tinggal
ialah majelis pengadilan Koneksitas debitur pokok/principal);
(Pasal 89 KUHAP : “Tindak pidana
yang dilakukan bersama-sama oleh 4. Pengadilan Negeri di Daerah Hukum
mereka yang termasuk lingkungan Tempat Tinggal Penggugat (dalam hal
Peradilan Umum dan lingkungan tempat tinggal atau kediaman tergugat
Peradilan Militer, diperiksa dan diadili tidak diketahui);
oleh pengadilan dalam lingkungan
Peradilan Umum kecuali jika 5. Forum Rei Sitae (Gugatan diajukan ke
menurut Pengadilan Negeri berdasarkan patokan
keputusan Menteri Pertahanan dan

21
tempat terletak benda tidak bergerak dua ranah lingkungan hukum, yaitu
yang menjadi objek sengketa); publik dan privat.
• Dalam Surat Edaran Mahkamah Agung
6. Kompetensi Relatif Berdasarkan (SEMA) Nomor 4 Tahun 1980. SEMA
Pemilihan Domisili (para pihak dalam itu membagi prejudiciel geschill
perjanjian dapat menyepakati domisili menjadi dua. Pertama, yaitu
pilihan yakni menyepakati untuk prejudiciel a l' action dimana perkara
memilih Pengadilan Negeri tertentu seperti ini membutuhkan putusan
yang akan berwenang menyelesaikan dari pengadilan perdata dulu baru
sengketa yang timbul dari perjanjian); bisa di proses dipengadilan pidana.
Conohnya seperti pasal 284 KUHP,
7. Negara atau Pemerintah dapat Digugat yang menjelaskan bahwa dalam kasus
pada Setiap PN (dalam hal Pemerintah perzinahan yang dilakukan oleh
Indonesia bertindak sebagai penggugat seorang suami, harus menunggu
atau tergugat mewakili negara, gugatan putusan cerai dulu dari pengadilan
dapat diajukan ke Pengadilan Negeri di perdata. Kedua, question prejudiciel
mana departemen yang bersangkutan au jugement, yaitu hakim memiliki
berada). kewenangan, bukan kewajiban
untuk mengadili suatu perkara
8. Teori Perbuatan Materil, yaitu tanpa harus menunggu putusan dari
berdasarkan tempat dilakukannya suatu pengadilan perdata. Contoh pasal 81
tindak pidana dilakukan. KUHP.

9. teori alat, tempat alat digunakannya


menimbulkan akibat. 2. Dakwaan tidak dapat diterima :
Eksepsi Dakwaan Tidak Dapat
SENGKETA KEWENANGAN MENGADILI Diterima, hal ini diajukan bila tata
cara pemeriksaan yang dilakukan
Dapat terjadi jika masing-masing pihak tidak memenuhi syarat formil
pengadilan sejenis menyatakan tidak diantaranya seperti:
berwenang mengadili atau berwenang untuk
mengadili. Maka mengenai tempat harus jelas. • Apabila tidak memenuhi
Tempat dalam hal ini juga disebut sebgai ketentuan Miranda Rule
forum (dalam versi Indonesia) yang
ditentukan dalam Pasal 56 ayat
Prejudiciel Geschill (1) yang menjelaskan bahwa
seorang terdakwa harus
sengketa pengadilan yang timbul karena didampingi penasihat hukum
sengketa yang diperiksa dimana pengadilan apabila dia terjerat kasus
yang sedang memeriksa tidak berwenang pidana yang hukumannya
untuk memutus perkara yang baru timbul lebih dari 15 tahun penjara
tersebut, sehingga diperulkan pengadilan atau bagi dia yang kurang
lain yang berwenang terlebih dahulu à mampu yang terjerat kasus
contoh : pengadilan pidana sedang berjalan, lebih dari 5 tahun penjara.
diperlukan adanya penetapan dari pengadilan Pejabat berwenang harus
perdata, sehingga harus di perdata dulu memberikan atau menunjuk PH
kepadanya, jika tidak maka
• Jadi menurut saya prejudicual Geschill surat dakwaan tidak dapat
ini adalah sengketa yang menyangkut diterima(putusan MA No 1565

22
K/Pid/1991, 16 September mengapuskan kewenangan
1991). menuntut.
• Apabila tindak pidana • Tindakan yang dilakukan
merupakan delik aduan akan terdakwa bukan tindakan
tetapi dakwaan terhadap pidana atau tindakan yang
terdakwa dilakukan tanpa ada dilakukannya merupakan
pengaduan dari korban atau perselisihan perdata.
tenggang waktu pengaduan
tidak dipenuhi (lihat ketentuan 3. Batal demi hukum
pasal 72 – 75 KUHP). Apabila Tidak memenuhi syarat materil
ketentuan ini tidak dipenuhi seperti yang tertulis di pasal 143
maka akibatnya dakwaan tidak ayat 3 KUHAP. Pernyataan batal demi
dapat diterima(tenggang hukum memerlukan pernyataan dari
waktu mengadu adalah 6 hakim, jika tidak walaupun batal scr
bulan atau jika bertempat hukum ttp secara formal ttp sah jika
tinggal diluar negeri maka belum dinyatakan oleh hakim.
tenggang waktu mengadu 9
bulan menurut pasal 74 Suatu surat dakwaan sebagai ‘tidak
KUHAP) cermat’ terjadi karena perbuatan yang
• Apabila tindak pidana yang dirumuskan bukan merupakan
didakwakan kepada terdakwa tindak
sedang dalam pemeriksaan di pidana atau bahkan faktanya bukan
pengadilan negeri lain merupakan perbuatan terdakwa,
• Apabila orang yang diajukan juga
sebagai terdakwa keliru karena kasus itu sudah nebis in idem
(salah orang) dalam artian atau
yang seharusnya diajukan daluwarsa. Kemudian ‘tidak jelas’
adalah orang lain (dalam hal ini terjadi
pelaku tindak pidana yang bila rumusan perbuatan itu
sebenarnya) sesungguhnya adaah akibat perbuatan
• Apabila tindak pidana yang orang lain (perintah jabatan).
didakwakan mengandung Sedangkan
sengketa perdata sehingga apa surat dakwaan ‘tidak lengkap’ bisa
yang didakwakan terjadi
sesungguhnya termasuk dalam hal tindak pidana dilakukan
sengketa perdata yang harus beberapa orang namun setiap orang
diselesaikan secara berbuat tidak sempurna.
perdata(prejudicual Geschill)
• Apabila bentuk dakwaan Apakah dakwaan yang telah
yang diajukan tidak tepat dinyatakan batal demi hukum dapat
dalam hal ini berarti Jaksa diajukan kembali dan apakah tidak
Penuntut Umum keliru dalam bertentangan dengan asas nebis ini
merumuskan tindak pidana idem?
yang dilakukan oleh terdakwa. Jawab : dakwaan yan telah dinyatakan
Atau yang didakwaan tidak batal demi hukum oleh hakim masih
sesuai dengan apa yang bisa diajukan lagi karena itu tidak
dilakukan terdakwa bertentangan dengan asas nebis ini
• Daluwarsa, nebis in idem idem karena berdasarkan pasal 76
atau hal-hal lain yang bisa KUHP asas nebis in idem mempunyai
2 syarat yaitu perbuatan itu

23
mempunyai locus dan tempus yang adalah seorang tersangka yang dituntut,
sama dan telah mempunyai putusan diperiksa dan diadili di sidang pengadilan
yang tetap. Dengan mengajukan (Pasal 1 butir 14 KUHAP). Sehingga dengan
dakwaan lagi itu tidak memenuhi demikian dapat disimpulkan bahwa suatu
syarat nebis in idem oleh karena itu putusan sela terjadi pada saat seseorang
dakwaan boleh ttp diajukan dengan masih dalam status menjadi seorang
cara mengganti dakwaan yang lama terdakwa bukan seorang terpidana.
dan mengajukan dakwaan yang
baru yang telah disempurnakan Apabila seseorang telah menjadi terpidana,
sesuai pasal 143 ayat 3 KUHAP. maka yang dapat dilakukannya untuk
mengajukan keberatan adalah melalui upaya-
3) PUTUSAN SELA upaya hukum yang telah diatur dalam
(keluar jika adanya keberatan) KUHAP.
Merupakan putusan yang belum
menyinggung mengenai pokok pidana Dalam hal ini hakim dapat mengeluarkan kim
yang terdapat dalam surat dakwaan. dapat mengeluarkan 4 jenis puutusan sela
# dalam hukum acara pidana perihal yaitu,:
mengenai putusan sela dapat 1. Jika dalam hal keberataan
disimpulkan dari pasal 156 KUHAP hakim tidak berwenang
untuk mengadili itu diterima,
Upaya-upaya hukum dalam hukum acara maka dakwaan dikembalikan
pidana dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, kepada pengadilan yang
yaitu: berhak untuk mengadilinya.
a. Upaya Hukum Biasa, yang terdiri dari: 2. Jika dalam hal keberatan dalam
1. Pemeriksaan tingkat banding pada hakim tidak berwenang dalam
Pengadilan Tinggi; mengadili itu tidak diterima
2. Pemeriksaan tingkat kasasi pada maka persidangan terus
Mahkamah Agung. dilanjutkan.
b. Upaya Hukum Luar Biasa, yang terdiri 3. Putusan mengenai dakwaan
dari: yang tidak jelas atau batal
1. Pemeriksaan tingkat kasasi demi demi hukum.
kepentingan umum, dimana 4. Putusan yang mneyatakan
permohonannya diajukan oleh Jaksa Nebis in idem.
Agung karena jabatannya;
2. Peninjauan kembali putusan 4) SURAT TUNTUTAN
pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap. surat tuntutan, diajukan oleh penuntut
umum setelah pemeriksaan di sidang
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, pengadilan dinyatakan selesai (pasal 182
maka kedudukan putusan sela berada pada ayat [1] KUHAP). Jadi, surat tuntutan
pengadilan tingkat pertama, dalam hal ini dibacakan setelah proses pembuktian di
adalah Pengadilan Negeri. persidangan pidana selesai dilakukan.
Surat tuntutan ini sendiri berisikan
Berdasarkan Pasal 1 butir 32 KUHAP, tuntutan pidana.
terpidana adalah seorang yang dipidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah “Setelah pemeriksaan dinyatakan
memperoleh kekuatan hukum tetap. selesai, penuntut umum mengajukan
Sementara suatu putusan sela terjadi pada saat tuntutan pidana.”
diajukan oleh seorang terdakwa atau penasihat
hukumnya. Dalam hal ini seorang terdakwa

24
b. ASAS OPORTUNITAS :
HAK UNTUK TIDAK
MENUNTUT UNTUK
Berdasarkan uraian di atas, berikut perbedaan KEPENTINGAN UMUM
dan kesamaan surat dakwaan dengan surat
tuntutan secara umum : Menyusun Surat Tuntutan
Dalam KUHAP tidak ada satu pasalpun
Surat Surat yang mengatur tentang bentuk dan susunan
dakwaan tuntutan Surat Tuntutan, bentuk dan susunan Surat
Perbedaa - - Tuntutan dari masa ke masa selalu
n diba diaju berkembang di dalam praktek peradilan.
cakan pada kan oleh Menurut praktek peradilan sistematika dari
saat penuntut Surat Tuntutan Pidana adalah sebagai berikut :
permulaan umum
sidang setelah 1. Pendahuluan
pemeriksaa Sebagai Bangsa timur dan yang berketuhanan
- n di sidang Yang Maha Esa, segala hasil apapun
beri pengadilan bentuknya yang kita peroleh semua itu berkat
sikan dinyatakan dan ridlo Tuhan YME. Maka sudah
pasal- selesai sepantasnya apabila dalam pendahuluan
pasal apa pertama-tama memuji syukur atas dapat
saja yang - diselesaikannya sidang yang penuh resiko
didakwak Beri sehingga sampai dibacakan tuntutan pidana.
an, tapi sikan Disamping itu tidak salah apabila terima kasih
belum tuntutan juga disampaikan kepada semua pihak yang
berisikan hukuman terkait yang mendukung kelancaran jalannya
tuntutan untuk sidang sampai selesai.
hukuman terdakwa
2. Identitas Terdakwa
Kesamaa dibuat oleh dibuat oleh Identitas terdakwa harus ditulis dengan jelas,
n penuntut penuntut lengkap sesuai dengan yang diatur dalam pasal
umum, untuk umum, untuk 143 ayat (2) a KUHAP dengan urutan sebagai
diajukan pada diajukan pada berikut:
sidang sidang - Nama lengkap
pengadilan pengadilan - Tempat lahir
- Umur dan tanggal lahir
‘’ Surat yang memuat pembuktian - Jenis kelamin
surat dakpembukwaan berdasarkan - Kebangsaan
alat2 bukti yang terungkap di - Tempat tinggal
persidangan dan kesimpulan - Agama dan pekerjaan
penuntut umum tentang kesalahan Dalam menulis identitas harus cermat
terdakwa disertai dengan tuntutan sesuai dengan identitas yang ditulis dalam
pidana “ dakwaan, penulisan harus benar dan tidak
boleh keliru, apabila terdapat kesalahan,
DALAM TUNTUTAN ADA 2 ASAS : meskipun tidak akan dibatalkan oleh hakim,
a. ASAS LEGALITAS : HAK akan memberikan kesempatan kepada
UNTUK MENUNTUT terdakwa/kuasa hukumnya sebagai alasan
SIAPAPUN YANG dalam mengajukan pembelaannya.
MELAKUKAN TINDAK
PIDANA 3. Surat dakwaan

25
Dalam surat tuntutan, surat dakwaan juga - Mengaitkan fakta-fakta yang
harus ditulis kembali secara lengkap dengan diperoleh dari alat bukti dengan barang
maksud sebagai dasar untuk menilai bukti yang dapat mmenguatkan pembuktian.
pembuktian yang didapat dalam sidang - Analisis fakta adalah dipergunakan
pengadilan apakah sesuai dengan perbuatan untuk menyiapkan waktu menguraikan
materiil dan memenuhi unsur delik yang unsur yuridis.
terdapat dalam surat dakwaan. Surat Persesuaian antara keterangan alat bukti
dakwaan juga diperlukan berhubung setiap saksi adalah merupakan kunci berhasilnya
bentuk surat dakwaan membutuhkan cara pembuktian, sebab walaupun ada beberapa
pembuktian yang berbeda-beda. orang saksi tetapi kalau tidak ada persesuaian
satu sama lain bukan merupakan alat bukti
4. Hasil pembuktian yang berarti sesuai dengan Putusan MA No.
Hasil dari pembuktian adalah merupakan 18 K/Kr/1977 tanggal 17 April 1977.
keseluruhan fakta yang terungkap di dalam
proses persidangan, baik yang berasal dari 7. Analisa Hukum
keterangan saksi, ahli, terdakwa sendiri Analisis hukum dibuat berdasarkan analisis
maupun alat-alat bukti yang lain yang fakta dari hasil pembuktian yang terungkap
berdasarkan undang-undang. Hasil di pengadilan, di dalam surat dakwaan atas
pembuktian tersebut dituliskan ke dalam surat suatu tindak pidana sudah tercantum perbuatan
tuntutan, tentunya hanya pada fakta-fakta materiil yang mengandung unsur delik, unsur
yang relevan sedangkan yang tidak relevan dan perbuatan materiil mana harus
dan tidak penting tidak perlu dituliskan. dibuktikan dengan keterangan dari alat
bukti di dalam sidang pengadilan.
5. Barang bukti Tidak semua peraturan perundangansecara
Barang bukti adalah benda sitaan yang oleh harfiah dapat diterapkan atas suatu perbuatan,
penyidik telah diserahkan kepada penuntut undang-undang perlu ditafsirkan untuk
umum untuk diajukan ke muka persidangan diterapkan pada suatu perbuatan yang
dalam usaha pembuktian tindak pidana yang beraneka ragam yang sering tidak ada
dilakukan oleh terdakwa. Apabila dalam bandingannya dalam undang-undang. Dengan
proses persidanga terdapat barang bukti, demikian penuntut umum dalam menyusun
maka barang bukti juga harus analisis hukum atas suatu perbuatan harus
disebutkan/dituliskan dalam surat tuntutan mengikuti perkembangan hukum dan
digunakan untuk menguatkan pembuktian. kemajuan teknologi sehingga tidak
Barang bukti yang dimaksud harus ada dimungkinkan satu kejahatan pun yang
hubungannya dengan tindak pidana yang lepas dari jangkauan aturan hukum.
dilakukan terdakwa.
8. Pembuktian Surat Dakwaan
6. Analisa Fakta Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa
Analisis Fakta adalah meliputi : surat tuntutan adalah memuat pembuktian
- Kompilasi fakta-fakta yang didapat dari surat dakwaan. Maksud dari
dari dalam persidangan yang ada pembuktian surat dakwaan adalah
hubungannya dengan perbuatan materiil membuktikan atas dakwaan penuntut umum.
yang didakwakan dan sesuai dengan unsur Jadi, dalam membuktikan surat dakwaan harus
tindak pidana yang didakwakan. menyesuaikan dengan bentuk dari surat
- Mengaitkan fakta-fakta antara alat dakwaan penuntut umum.
bukti yang satu dengan yang lainnya
sehingga tergambar tindak pidana yang
didakwakan.
9. Tuntutan Pidana

26
Apabila analisis hukum sudah dibuat dan terdakwa yang membuat terdakwa terjerat pidana
semua unsur delik yang didakwakan dapat contohnya dalam kecelakaan lalu lintas, faktor
dibuktikan sesuai dengan perbuatan materiil jalanan yg rusak dan marka jalan yg tidak jelas
yang dilakukan terdakwa berdasarkan fakta- juga menjadi faktor meringankan terdakwa.
fakta dari hasil pembuktian di dalam sidang,
baru penuntut umum menuntut terdakwa dan Keadaan Memberatkan (Aggravating
berat atau ringannya tuntutan tergantung Circumstances)
kualifikasi tindak pidana yang dilakukan. Secara umum, faktor pemberatan pidana dapat
Suatu tindak pidana diancam dengan pidana dibedakan menjadi :
berat apabila mengandung unsur melawan 1. Legal Aggravating Circumstances, yaitu
hukum yang memberatkan pidana, dimana faktor pemberatan pidana yang diatur
dalam pasal tersebut sudah ditentukan bentuk dalam undang-undang, terdiri dari:
dan cara melakukan perbuatan serta jenis a) Keadaan tambahan yang memberatkan pidana
barang yang menjadi obyek tindak pidana yang dirumuskan sebagai
sehingga dinilai memberatkan, maka perlu unsur tindak pidana;
ancaman pidana yang lebih berat dari tindak Sebagaimana pendapat Moeljatno, bahwa
pidana yang biasa. “keadaan tambahan yang
Dalam menentukan berat ringannya tuntutan memberatkan pidana” merupakan salah satu unsur
pidana, penuntut umum juga harus atau elemen perbuatan
mempertimbangkan hal-hal yang meringankan pidana.
dan juga hal-hal yang memberatkan. Oleh b) Pemberat pidana yang dirumuskan dalam
karena itu perlu disampaikan/dituliskan dalam peraturan perundang-undangan;
surat tuntutan tentang hal-hal yang contoh :
memberatkan dan hal-hal yang meringankan, -Korupsi yang dilakukan saat negara dalam
misalnya, keadaan bahaya, pada waktu terjadi
bencana alam nasional, sebagai pengulangan
-Hal-hal yang memberatkan. tindak pidana korupsi atau pada waktu
Perbuatan para Terdakwa menimbulkan negara dalam keadaan krisis ekonomi dan moneter
banyak kerugian baik materiil maupun sebagaimana diatur dalam Pasal
imateriil bagi korban 2 Ayat (2) UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang
Terdakwa sudah pernah dihukum (dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
kasus yang sama/tidak) (recidive) sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20
Selalu bersikap arogan sehingga Tahun 2001, merupakan pemberatan
menghambat persidangan, dll dari Pasal 2 Ayat (1) undang-undang
Melakukan perbuatan yang keji dan tersebut,karenanya diancam dengan pidana
tidak berperikemanusiaan mati; dan
Perbuatannya itu diikuti dengan - Pencurian yang dilakukan pada waktu ada
perbuatan pidana yang lainnya kebakaran letusan banjir, gempa bumi,
gunung meletus, kapal karam, kecelakaan kereta
-Hal-hal yang meringankan. api, huru-hara dan sebagainya
Terdakwa belum pernah dihukum sebagaimana diatur dalam Pasal 363 Ayat (1) ke-2
Sebagai penopang hidup keluarganya KUHP merupakan pemberatan
Sopan dalam persidangan, dll dari Pasal 362 KUHP.
Hal meringankan dpt dilihat dari dua sisi
yaitu dari sisi hal diluar terdakwa dan dari Pemberat pidana diatur tersendiri di luar
dalam terdakwa, jika dari dalam misalnya ada pasal-pasal pidana dan berlaku sebagaimana
permintaan maaf dr terdakwa, ada perilaku sopan, ketentuan umum, contohnya:
terdakwa mengakui dan menyesali, terdakwa - Recidive atau pengulangan tindak pidana dalam
terlihat aktif dalam menolong terdakwa, dll. Jika arti khusus sebagaimana diatur dalam Pasal 486,
dari luar terdak berasal dari keadaan yg bukan dr 487, dan 488 KUHP;

27
- Pasal 52 KUHP, “Bilamana seorang pejabat membalas atau menjawab apa letak
karena melakukan perbuatan pidana melanggar permasalahan yang diajukan oleh PU.
suatu kewajiban khusus dari jabatannya, atau *Tuntutan, pledoi, dan jawaban dibuat secara
pada waktu melakukan perbuatan pidana tertulis sekurang2nya rangkap dua yang
memakai kekuasaan, kesempatan, atau sarana satunya diserahkan kepada ketua sidang,
yang diberikan kepadanya karena jabatannya, sisanya diberikan kpd pihak yang
pidananya ditambah sepertiga”. berkepentingan.

2. Judicial Aggravating Circumstances, yaitu


keadaan-keadaan memberatkan yang 5) PLEDOI/ NOTA KEBERATAN
penilaiannya merupakan kewenangan pengadilan. Pidato pembelaan yang diucapkan oleh
terdakwa maupun penasihat hukum yg
Beberapa contoh pertimbangan keadaan berisikan tangkisan terhadap
memberatkan antara lain dapat dilihat dalam tuntutan/tuduhan penuntut umum.
putusan-putusan yang menjatuhkan pidana
maksimum, sebagai berikut: Sebelum majelis hakim menjatuhkan perkara,
1) Putusan Mahkamah Agung RI No. 1261 nota pembelaan atau pleidoi bisa diajukan
K/Pid.Sus/2015, dalam perkara korupsi dan terdakwa atau penasihat hukum terdakwa.
pencucian uang terdakwa Anas Urbaningrum, Berdasarkan Pasal 182 KUHAP, setelah
yang memperberat pemidanaan menjadi pemeriksaan dinyatakan selesai oleh hakim,
pidana penjara 14 (empat belas) tahun, denda penuntut umum mengajukan tuntutan pidana.
5 milyar rupiah dan membayar uang pengganti Selanjutnya terdakwa dan atau penasihat
serta pencabutan hak untuk dipilih dalam hukum mengajukan pembelaannya yang dapat
jabatan publik, dengan pertimbangan keadaan dijawab oleh penuntut umum, dengan
memberatkan: - Terdakwa sebagai anggota ketentuan penasihat hukum selalu
DPR RI telah mengkhianati kepercayaan mendapat giliran terakhir.
rakyat; - Terdakwa sebagai anggota DPR RI, Nota pembelaan (pledoi) atau yang dalam
ketua fraksi, dan ketua umum partai bahasa Belanda disebut dengan pleidoi adalah
seharusnya memberi teladan yang baik kepada upaya terakhir dari terdakwa atau pembela
masyarakat tentang pejabat negara yang bersih terdakwa dalam mempertahankan hak-hak
bebas dari KKN; - Terdakwa tidak mendukung hukum yang dimilikinya, sebelum majelis
program pemerintah yang sedang giat-giatnya hakim menjatuhkan putusan dalam sebuah
memberantas korupsi di segala bidang; - perkara pidana. Nota pembelaan ini bisa
Terdakwa tidak mendukung semangat untuk dibuat dan disampaikan secara mandiri oleh
membangun sistem politik yang bebas dari terdakwa atau diwakilkan kepada penasihat
KKN; hukumnya.

Sekalipun sama-sama sebagai faktor pemberatan Dasar hukum pleidoi diatur dalam pasal 182
pidana, keduanya harus dibedakan, karena (1)b KUHAP, yang mengatakan bahwa
memiliki pengaruh yang berbeda dalam penjatuhan terdakwa atau penasihat hukum mengajukan
pidana. Legal aggravating circumstances pembelaannya yang dapat dijawab oleh
menentukan batas pemidanaannya, sementara penuntut umum, dengan ketentuan bahwa
judicial aggravating circumstances menentukan terdakwa penasihat hukum selalu mendapat
bentuk dan tingkat pidana yang dijatuhkan. giliran terakhir. Dan pasal 182 (1)c KUHAP
menentukan bahwa tuntutan, pembelaan dan
jawaban atas pembelaan dilakukan secara
*Tuntutan terletak sebelum pledoi karena jika tertulis dan setelah dibacakan segera
pledoi diletakan lebih dulu, nanti PH ataupun diserahkan kepada hakim ketua sidang dalam
terdakwa bingung atau tidak optimal dalam hal terdakwa tidak dapat menulis, panitera
mencatat pembelaannya.

28
Menurut KUHAP ada beberapa jenis
putusan akhir yang dapat dijatuhkan oleh
hakim dalam suatu perkara, yaitu sebagai
berikut.
Adapun hal-hal yang termuat di dalam a. Putusan Bebas (Vrijspraak) pasal 49 ayat
pleidooi atau nota pembelaan adalah (1)
sebagai berikut :
a. Pendahuluan Putusan bebas (Vrijspraak) adalah
- Pengantar putusan yang dijatuhkan oleh hakim yang
- Tentang dakwaan berupa pembebasan terdakwa dari suatu
- Tentang requisitoir (tuntutan) tindak pidana yang dituduhkan
terhadapnya, apabila dalam dakwaan yang
b. Fakta-fakta di persidangan diajukan oleh penuntut umum terhadap
- Keterangan saksi-saksi terdakwa di persidangan, ternyata setelah
- Keterangan terdakwa melalui proses pemeriksaan dalam
- Alat-alat bukti persidangan, tidak ditemukannya adanya
- Fakta juridis bukti-bukti yang cukup yang menyatakan
bahwa terdakwalah yang melakukan
c. Pembahasan/Uraian tindak pidana dimaksud, maka kepada
- Uraian/pembahasan terdakwa haruslah dinyatakan secara sah
- Pembahasan/uraian/juridis dan meyakinkan tidak terbukti secara sah
*dicontoh nota pembelaan. Pembahasan dan meyakinkan besalah melakukan tindak
itu terdiri atau berisi analisis fakta dan pidana sebagaiman dalam dakwaan
analisis yuridis penuntut umum, sehingga oleh karena itu
terhadap terdakwa haruslah dinyatakan
d. Kesimpulan atau penutup dibebaskan dari segala dakwaan (Pasal 191
- Terdakwa minta dibebaskan dari segala ayat (1) KUHAP) . Hal ini disinyalir karena
dakwaan (bebas murni) yang lazim disebut tidak ditemkannnya adanya cukup bukti
Vrijspraak, karena tidak terbukti yang dapat membuktikan unsur tersebut.
- Terdakwa supaya dilepaskan dari segala
tuntutan hukum, karena dakwaan terbukti, Ada beberapa jenis putusan bebas,
tetapi bukan merupakan suatu tindak 1. Bebas murni, dimana memang
pidana perbuatan terdakwa tidak tebukti
- Terdakwa minta dihukum yang seringan- 2. Bebas tidak murni. Pada pasal 183
ringannya karena telah terbukti melakukan KUHAP menghendaki 2 lata bukti dan
suatu tindak pidana yang didakwakan. keyakinan hakim. Jika alat bukti cukup
tapi tidak dengan keyakinan hakim (in
dubio proreo) maka putusannya bebas
6) PUTUSAN AKHIR tidak murni
Putusan yang mengakhiri 3. Bebas terselubung. Apabila hakim
peemeriksaan di persidangan, baik telah tidak bisa membedakan antara pututsan
melalui semua tahapan ataupun belum lepas atau bebas.
mengenai semua tahapan. 4. Bebas karena tidak mencapai
Putusan yang menyelesaikan perkara tujuan. Tidak tercapainya tujuan
yang terjadi antara, negara dengan warga pemidanaan seperti ia sudah tua.
negaranya

ADA BEBERAPA JENIS PUTUSAN


FINAL DIJATUHIKAN PENGADILAN :

29
b. Putusan Pelepasan dari Segala Tuntutan batasan maksimal pidana yang dapat
Hukum ( Onslaag van Alle Recht dijatuhkan, sebagaimana dalam KUHP atau
Vervolging) dalam undang-undang tertentu ada batas
minimal, seperti dalam Undang-Undang No.
Putusan pelepasan terdakwa dari segala 31Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
tuntutan hukum dijatuhkan oleh hakim apabila Pidana Korupsi dan Undang-undang No. 31
dalam persidangan ternyata terdakwa terbukti Tahun 2001 tentang HAM. Selanjutnya surat
secara sah dan meyakinkan bersalah putusan pemidanaan, haruslah
sebagaimana dalam dakwaan Penuntut Umum, mencantumkan hal-hal, sebagaiman diatur
tetapi diketahui bahwa perbuatan tersebut dalam Pasal 197 ayat (1) KUHAP, yaitu
bukan merupakan perbuatan pidana, dan sebagai berikut:
oleh karena itu terhadap terdakwa akan
dinyatakan lepas dari segala tuntutan • Kepala putusan berbunyi: ”Demi
hukum (Pasal 191 ayat (2) KUHAP). Keadilan Berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa”
Sebagai contoh dapat dilihat pada Putusan • Nama lengkap, tampat lahir, umur atau
Mahkamah Agung No. 645.K/Pid/1982, tanggal lahir, jenis kelamin,
tanggal 15 Agustus 1983, dimana dalam kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
peristiwa konkret diketahui terdakwa pekerjaan terdakwa. (Identitas)
menerima pinjaman uang untuk modal usaha • Dakwaan, sebagaimana terdapat
dagang dari seorang temannya, tetapi dalam dalam surat dakwaan.
perkembangannya ternyata si terdakwa tidak • Pertimbangan yang disusun secara
mampu untuk melunasi pinjaman itu ringkas mengenai fakta dan keadaan
seluruhnya, dan oleh pemilik uang, terdakwa beserta alat pembuktian yang
ini kemudian dilaporkan ke polisi dengan diperoleh dari pemeriksaan di sidang
tuduhan melakukan penipuan. Namun dalam yang menjadi dasar penentuan
persidangan, ternyata hakim menemukan fakta kesalahan terdakwa.
hukum yang menyatakan terdakwa terbukti • Tuntutan pidana, sebagaimana
melakukan pinjaman dari temannya. terdapat dalam surat tuntutan.
Perbuatannya itu bukanlah merupakan • Pasal peraturan perundang-
tindak pidana tetapi sudah memasuki undangan yang menjadi dasar
ruang lingkup perbuatan dalam hukum pemidanaan atau tindakan dan pasal
perdata. peraturan perundang-undangan yang
menjadi dasar hukum dari putusan,
c. Putusan Pemidanaan disertai keadaan yang memberatkan
dan meringankan terdakwa.
Dalam hal terdakwa telah terbukti secara sah • Hari dan tanggal diadakannya
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak musyawarah majelis hakim kecuali
pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan perkara diperiksa oleh hakim
penuntut umum, maka terhadap terdakwa tunggal.
harus dijatuhi pidana yang setimpal dengan • Pernyataan kesalahan terdakwa,
tindak pidana yang dilakukannya (Pasal 193 pernyataan telah terpenuhinya semua
ayat (1) KUHAP). Putusan Mahkamah Agung unsur dalam rumusan tindak pidana
RI No. 553.K/Pid/1982, tanggal 17 Januari disertai dengan kualifikasinya dan
1983 menegaskan bahwa ukuran pidana yang pemidanaan atau tindakan yang
dijatuhkan merupakan kewenangan dari judex dijatuhkan.
facti untuk menjatuhkan pidana, dimana hal • Ketentuan kepada siapa biaya
tersebut tidak diatur dalam undang-undang perkara dibebankan dengan
dan hanya ada 28 menyebutkan jumlahnya yang pasti
dan ketentuan mengenai barang bukti.

30
merumuskan sesuatu batal demi hukum.
untuk sah menjadi batal demi hukum
• Keterangan bahwa seluruh surat membutuhkan pernyataan dari instansi
ternyata palsu atau keterangan yang lebih tinggi.
dimana letaknya kepalsuan itu, jika Pihak yang dapat menyatakan batal demi
terdapat surat autentik dianggap hukum adalah, :
palsu. 1. Terdakwa
• Perintah supaya terdakwa ditahan 2. PU
atau tetap dalam tahanan atau 3. PH
dibebaskan.
• Hari dan tanggal putusan nama Dalam praktik terhadap putusan pemidanaan
penuntut umum, nama hakim yang ini, sering dijumpai putusan hakim yang
memutuskan, dan nama panitera. menyatakan terdakwa telah dinyatakan
bersalah secara sah dan meyakinkan, tetapi
Putusan Batal Demi Hukum dalam amar putusannya tidak memerintah agar
Dan dijelaskan lagi dalam pasal 197 KUHAP terdakwa ditahan, seperti dalam perkara
pada ayat dua. Bahwa jika tidak memenuhi korupsi atas nama Tommy Soeharto maupun
ketentuan yang diatur seperti yang tertera di Probusutedjo.
huruf a samapi huruf l, maka putusan itu batal
demi hukum. Ketentuan dalam Pasal 193 KUHAP
Putusan batal demi hukum. menyatakan bahwa: Ayat (1): “jika pengadilan
1. Dianggap tidak pernah ada berpendapat bahwa terdakwa bersalah
2. Tidak mempunyai kekuatan hukum melakukan tindak pidana yang didakwakan
atau akibat hukum kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan
3. Tidak memuliki daya eksekusi pidana”,Ayat (2): “Pengadilan dalam
Sejak adanya Putusan Mahkamah menjatuhkan putusan, jiak terdakwa tidak
Konstitusi Nomor 69/PUU-X/2012 tentang ditahan, dapat memerintahkan supaya
Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun terdakawa tersebut ditahan, apabila dipenuhi
1981 Tentang Hukum Acara Pidana, ketentuan Pasal 21 dan terdakwa alasan cukup
Mahkamah Konstitusi (“MK”) menyatakan untuk itu”.
Pasal 197 ayat (2) huruf k KUHAP
inkonstitusional. Dalam kasus itu pemohon
berpendapat bahwa pada ayat itu harusnya PERBEDAAN ALAT BUKTI DAN
diperjelas lagi dengan penjelasan bahwa pasal BARANG BUKTI
itu berlaku apada seluruh tinglat pengadilan.
Karena saksi ahli sebelumnya berpendapat ALAT BUKTI (pasal 84 ayat 1)
bahwa pasal itu tidak berlaku di tingkat MA dipergunakan utk pembuktian
sehingga MA masih bisa mengeksekusi walau HIRARKI :
tidak tercantum pasal 197 ayat (2) huruf k. c. KET SAKSI
yang terkena akibat batal demi hukumnya d. KET AHLI
itu hanya sepanjang putusannya saja, e. SURAT
sedangkan pemeriksaan atau berita f. PETUNJUK
acaranya tetap sah dan memiliki kekuatan g. KET TERDAKWA
hukum. Oleh karena berita acara pemeriksaan (penilaian paling kecil)
tetap sah dan berharga, pengadilan dapat
mempergunakan sebagai landasan untuk
menjatuhkan putusan yang sah sesuai dengan Keterangan Saksi
yang dikehendaki Pasal 197 ayat (1) KUHAP. Keterangan yang didaptkan oleh seseorang
pernyataan batal demi hukum tidak dengan atau lebih mengenai suatu peristiwa pidana
sednirinya dapat terjadi, sekalipun UU yang ia lihat,dengar, dan alami sendiri bukan

31
berdasarkan pendapat, pemikiran, dugaan, diberkas perkara yang berbeda. Saksi mahkota
asumsi dari saksi tersebut. jika saksi ini timbul dari insiatif JPU dalam kasus yang
menyapaikan berdasarkan asumsi dan lain-lain terdiri dari beberapa tindak pidana yang
, maka itu tidak dianggap sebagai alat bukti. dilakukan beberapa orang. Hal ini dilakukan
Dalam pasal 185 ayat (6), dijelaskan bahwa jika minimnya saksi diperkara tersebut.
hakim dalam memutuskan kebenaran atau
kevalidtam keterangan saksi harus Justice Collaborator
memperhatikan, : Dalam Angka 9 SEMA 4/2011 disebutkan
1. Kesesuaian keterangan saksi yang satu bahwa pedoman untuk menentukan seseorang
dengan yang lain. sebagai saksi pelaku yang bekerjasama
2. Kesesuaian dengan alat bukti yang lain (Justice Collaborator) adalah yang
3. Alasan-alasan yang diberikan saksi bersangkutan merupakan salah satu pelaku
4. Cara hidup dan kesusilaan dan hal tindak pidana tertentu yang dimaksud dalam
umum yang lain yang dapt SEMA 4/2011 yaitu tindak pidana korupsi,
mempengaruhi kepercayaan mengenai terorisme, tindak pidana narkotika, tindak
keterangan saksi pidana pencucian uang, perdagangan orang
Sebelum saksi memberikan keterangannya, dan tindak pidana lainnya yang terorganisir
saksi harus disumoah menurut dan menimbulkan ancaman terhadap stabilitas
kepercayaannya. Dan menurut pasal 242 dan keamanan masyarakat.
KUHP, jika saksi memberikan keterangan
bohong atau palsu dapat diancam pidana 7 Adapun syarat-syarat lain agar seorang pelaku
samapi 9 tahun penjara. tindak pidana tertentu dapat ditentukan
sebagai Justice Collaborator adalah:
Empat jenis pertanyaa yang diajukan ke saksi 1. Mengakui kejahatan yang dilakukannya;
1. Menjerat 2. Bukan pelaku utama dalam kejahatan
2. Mengesahkan tersebut;
3. Yang bertentangan dengan kesaksian 3. Memberikan keterangan saksi dalam
4. Yang tidak relevan proses peradilan.

Testimoni Audi, adalah bahwa keterangan Perbedaannya dengan saksi mahkota yaitu,
saksi yang diperoleh atau didengar dari orang jika saksi mahkota insiatif datang dari JPU,
lain adalah bukan alat bukti. sedangkan justice collaborator insiatif datang
dari saksi yang sekaligus terdakwa itu sendiri.
Saksi Mahkota
Saksi yang mempunyai peranan yang sangat Saksi a de charge (meringankan)
penting. Misalnya terdapat tiga terdakwa yaitu Terdakwa ataupun PH berhak memanggil
A,B, dan C. jika dalam perkara A, berarti B saksi yang menguntungkan baginya, untuk
dan C menjadi saksi dan mereka lah yang mendukung pembelaan terdakwa. Hal ini
disebut saksi ahli dari kasus yang menjerat dilandasi oleh ketentuan Pasal 65
terdakwa A. KUHAP jo. Putusan MK 65/PUU-
VIII/2010. saksi alibi juga dpt dikatakan
Putusan Mahkamah Agung RI No. 1986 sebagai saksi yang meringankan.
K/Pid/1989 tertanggal 21 Maret 1990 dalam
perkara pembunuhan berencana, menjelaskan Saksi a charge (memberatkan)
pengertian dari saksi mahkota, dijelaskan Saksi yang dapat memberatkan terdakwa,
dalam putusan itu bahwa JPU diperbolehkan diajukan oleh JPU. Saksi korban termasuk
oleh UU untuk mengajukan teman terdakwa dalam saksi yang memberatkan.
yang ikut melakukan delik sebagai saksi
dengan syarat beda berkas perkara dan Saksi pertama
kedudukan temannya itu sebagai terdakwa

32
Yaitu pihak yang merupakan korban dari jika ada kasus, penganiayaan,
tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa. keracunan atau pembunuhan
2. Ahli pada umunya , meliputi bidang-
Absolute on Bevoegd bidang tertentu yang berkaitan dengan
Saksi yang boleh didengar tapi tidak boleh perkara.
disumpah, misalnya Ahli diminta penyidik untuk menjadi saksi
1. Orang yang sakit jiwanya atau ahli pada araf pemeriksaan penyidikan, lalu
ingatannya saksi memberikan keterengannya di
2. Anak yang belum cukup umur persidangan.
Ini juga termasuk kedalam saksi yang tidak
dapat didengar. Surat
Sesuatu yang mengadung tanda-tanda baca
Saksi Yang Boleh Mengundurkan Diri yang dapat dimengerti, dimaksudkan untuk
1. Jika mempunyai hubungan darah garis mengeluarkan isi pikiran yang dipergunakan
lurus ataupun kebawah. sebagai lata bukti.
2. Mempunyai hubungan darah karena Jenis surat menurut pasal 187 KUHAP, yaitu:
perkawinan. 1. Berita acara atau surat lainnya yang
3. Suami/istri meskipun sudah bercerai. bersifat resmi yang dibuat oleh
pejabat yang berwenang atau dibuat
Sumpah dihadapanya yang memuat mengenai
Sumpah dapat dilakukan sebelum (sumpah keterangan yang ia lihat, dengar atau
Primissoris) ataupun sesudah (sumpah alami mengenai kejadian itu disertai
assertoris) saksi memberikan keterangannya. dengan alasan yang tegas. Contoh :
Keterangn saksi yang tidak sumpah, tidak Akta Notaries, Akta jual beli oleh
menjadi alat bukti, melainkan hanya menjadi PPAT dan Berita acara lelang
petunjuk yang meyakinkan hakim. Dibagi dua yaitu
a. Acta ambteljk, yakni akta
Keterangan Saksi Ahli otentik yang dibuat sesuai
Keterangan yang diberikan sesorang karena kehendak pejabat umum
keahliannya terkait dengan tidak pidana yang tersebut.
sedang diperiksa, bukan berdasarkan tindak b. Akte partij, yakni akte otentik
pidana yang ia lihat,dengar atau alami. yang dibuat oleh para pihak
Keterangan saksi dibutuhkan biasanya jika dihadapan pejabat umum.
ada permasalahan teknis diluar hukum, 2. Surat yang dibuat menurut
karena jaksa,hakim dan PH dianggap telah ketentuan perundang – undangan
tau hukum tapi kurang tau teknisnya atau surat yang dibuat oleh pejabat
sehingga butuh keterangan dari ahli. mengenai hal yang termasuk dalam
Beberapa perbedaan antara keternagan saksi tatalaksana yang menjadi
dan ahli yaitu, : tanggungannya dan diperuntukan
1. Saksi memberikan keterangan sesuai untuk pembuktian. Contoh : BAP,
apa yang ia lihat,alami dan dengar. paspor, kartu tanda penduduk dll.
Sedangkan ahli sesuai dengan keahlian 3. Surat keterangan dari seorang ahli
dan pengetahuannya. yang memuat pendapat berdasarkan
2. Saksi tidak boleh menyapaikan asumsi, keahliannya mengenai suatu hal
sedangkan ahli boleh karena sesuai atau sesuatu keadaan yang diminta
pengetahuannya. secara resmi dari padanya, contoh
: visum et revertum
Beberapa Kelompok Saksi Ahli 4. Surat lain yang hanya dapat berlaku
1. Ahli kedokteran kehakiman, yang jika ada hubungannya dengan isi dari
memiliki keahlian untuk memeriksa

33
alat pembuktian yang lain, contoh ; bebas dalam memberikan keterangannya
surat-surat dibawah tangan. kepada hakim atau penyidik, atau artimya
dalam keadaan bebas tanpa desakan atau
Selain jenis surat yang disebut pada tekanan.
pasal 187 KUHAP, dikenal 3 (tiga) Seandainya di dalam persidangan
macam surat, sebagai berikut : terdakwa langsung mengakui bahwa dia
1. Akta autentik, adalah suatu akte yang bersalah telah melakukan suatu perbuatan
dibuat dalam suatu bentuk tertentu dan pidana sebagaimana yang didakwakan
dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum kepadanya, maka keterangan tersebut tidak
yang berkuasa untuk membuatnya di bisa dijadikan dasar oleh hakim untuk
wilayah yang bersangkutan. menetapkan dan kemudian menjatuhkan
2. Akta dibawah tangan, yakni akte yang hukuman kepada si terdakwa, Melainkan
tidak dibuat di hadapan atau oleh pejabat keterangan terdakwa tersebut harus juga
umum tetapi dibuat sengaja untuk disertai dengan alat bukti yang lain misalnya
dijadikan bukti. keterangan saksi, surat, dsb (Pasal 189 Ayat 4
3. Surat biasa, yakni surat yang dibuat KUHAP).
bukan untuk dijadikan alat bukti.
Menjadi alat bukti petunjuk jika
bersesuain dengan alat bukti lainnya.
BARANG BUKTI
Petunjuk
Menurut pasal 188 KUHAP, Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
merupakan kejadian,perbuatan ataupun memang tidak menyebutkan secara jelas
keadaan, dimana terdapat kesesuaian tentang apa yang dimaksud dengan barang
dengan satu yag lain sehingga menandakan bukti. Namun dalam Pasal 39 ayat (1)
telah terjadi suatu tindak pidana. Petunjuk KUHAP disebutkan mengenai apa-apa saja
hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, yang dapat disita, yaitu:
terdakwa dan bukti surat. Petunjuk
sesungguhnya merupakan kesimpulan yang a. benda atau tagihan tersangka atau
ditarik oleh hakim berdasarkan keterangan terdakwa yang seluruh atau sebagian
dan fakta-fakta yang terungkap di diduga diperoleh dari tindakan pidana
persidangan. atau sebagai hasil dari tindak pidana;

Dalam perkembangannya, RKUHAP b. benda yang telah dipergunakan


tidak mencantumkan lagi petunjuk sebagai secara langsung untuk melakukan
alat bukti didalam pasal 175. Petunjuk ini tindak pidana atau untuk
diganti oleh pengamatan hakim. Para mempersiapkannya;
penyusun melihat KUHAP belanda yang
menjadi acuan, yang telah lama c. benda yang digunakan untuk
menghapuskan alat bukti petunjuk sejak lama. menghalang-halangi penyelidikan
yang membedakan dengan petunjuk tindak pidana;
sebenarnya hanya perluasan cakupan
pengamatan hakim terhadap barang bukti. d. benda yang khusus dibuat atau
diperuntukkan melakukan tindak
Keterangan Terdakwa pidana;
Hampir mirip dengan keterangan saksi,
bedanya dalam keterangan terdakwa ia tidak e. benda lain yang mempunyai
disumpah. Dalam pasal 189, keterangan hubungan langsung dengan tindak
terdakwa hanya digunakan untuk dirinya pidana yang dilakukan,
sendiri. Dalam pasal 52 KUHAP, terdakwa

34
Selain itu di dalam Hetterziene in Landcsh Menurut Martiman Prodjohamidjojo,
Regerment (”HIR”) juga terdapat perihal barang bukti atau corpus delicti adalah barang
barang bukti. Dalam Pasal 42 HIR disebutkan bukti kejahatan. Dalam Pasal 181 KUHAP
bahwa para pegawai, pejabat atau pun orang- majelis hakim wajib memperlihatkan kepada
orang berwenang diharuskan mencari terdakwa segala barang bukti dan menanyakan
kejahatan dan pelanggaran kemudian kepadanya apakah ia mengenali barang bukti
selanjutnya mencari dan merampas barang- terebut. Jika dianggap perlu, hakim sidang
barang yang dipakai untuk melakukan suatu memperlihatkan barang bukti tersebut. Ansori
kejahatan serta barang-barang yang didapatkan Hasibuan berpendapat barang bukti ialah
dari sebuah kejahatan. Penjelasan Pasal 42 barang yang digunakan oleh terdakwa
HIR menyebutkan barang-barang yang perlu untuk melakukan suatu delik atau sebagai
di-beslag atau disita di antaranya: hasil suatu delik, disita oleh penyidik untuk
digunakan sebagai barang bukti
a. Barang-barang yang menjadi pengadilan.
sasaran tindak pidana (corpora delicti)
Jadi, dari pendapat beberapa Sarjana Hukum
b. Barang-barang yang terjadi sebagai di atas dapat disimpulkan bahwa yang
hasil dari tindak pidana (corpora disebut dengan barang bukti adalah :
delicti)
a. Barang yang dipergunakan untuk
c. Barang-barang yang dipergunakan melakukan tindak pidana
untuk melakukan tindak pidana
(instrumenta delicti) b. Barang yang dipergunakan untuk
membantu melakukan suatu tindak pidana
d. Barang-barang yang pada umumnya
dapat dipergunakan untuk c. Benda yang menjadi tujuan dari
memberatkan atau meringankan dilakukannya suatu tindak pidana
kesalahan terdakwa (corpora delicti)
d. Benda yang dihasilkan dari suatu
Prof. Andi Hamzah mengatakan, barang tindak pidana
bukti dalam perkara pidana adalah barang
bukti mengenai mana delik tersebut dilakukan e. Benda tersebut dapat memberikan
(objek delik) dan barang dengan mana delik suatu keterangan bagi penyelidikan tindak
dilakukan (alat yang dipakai untuk melakukan pidana tersebut, baik berupa gambar ataupun
delik), termasuk juga barang yang merupakan berupa rekaman suara
hasil dari suatu delik (Andi Hamzah, Hukum
Acara Pidana Indonesia, hal. 254). Ciri-ciri f. Barang bukti yang merupakan
benda yang dapat menjadi barang bukti : penunjang alat bukti mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam suatu perkara
a. Merupakan objek materiil pidana. Tetapi kehadiran suatu barang
bukti tidak mutlak dalam suatu perkara
b. Berbicara untuk diri sendiri pidana, karena ada beberapa tindak pidana
yang dalam proses pembuktiannya tidak
c. Sarana pembuktian yang paling memerlukan barang bukti, seperti tindak
bernilai dibandingkan sarana pembuktian pidana penghinaan secara lisan (Pasal 310
lainnya ayat [1] KUHP) (Ratna Nurul Afiah,
Barang Bukti, hal.19).
d. Harus diidentifikasi dengan keterangan
saksi dan keterangan terdakwa Bila kita bandingkan dengan sistem Common
Law seperti di Amerika Serikat, alat-alat bukti

35
tersebut sangat berbeda. Dalam Criminal Bahwa berdasarkan Kitab Undang-undang
Procedure Law Amerika Serikat, yang disebut Hukum Acara Pidana Pasal 1, yang dimaksud
forms of evidence atau alat bukti adalah: real dengan:
evidence, documentary evidence, testimonial
evidence dan judicial notice (Andi Hamzah). � Terlapor, merupakan orang yang
Dalam sistem Common Law ini, real dilporkan. pada tahap ini belum dipastikan
evidence (barang bukti) merupakan alat bukti apakah telah terjadi tindak pidana. lalu
yang paling bernilai. Padahal real evidence dilakukan penyelidikan untuk mengetahui
atau barang bukti ini tidak termasuk alat bukti apakah telah terjadi tindak pidana. jika
menurut hukum acara pidana kita. tidak, maka pelapor bisa melapor balik
dengan pencemaran nama baik.
Bila memperhatikan keterangan di atas, tidak
terlihat adanya hubungan antara barang bukti � Tersangka adalah seorang yang karena
dengan alat bukti. Pasal 183 KUHAP perbuatannya atau keadaannya,
mengatur bahwa untuk menentukan pidana berdasarkan bukti permulaan patut diduga
kepada terdakwa, kesalahannya harus terbukti sebagai pelaku tindak pidana. Bukti
dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti permulaan didapatkan di tahap
yang sah; dan atas keterbuktian dengan penyelidikan. Setelah dilanjutkan ke tahap
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah penyidikan.
tersebut, hakim memperoleh keyakinan bahwa
tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa � Terdakwa adalah seorang Tersangka
terdakwalah yang bersalah melakukannya. yang dituntut, diperiksa dan diadili di
persidangan. Syratany adalah jika ada alat
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa fungsi bukti lain yang memberatkan tersangka.
barang bukti dalam sidang pengadilan adalah Artinya bahwa orang yang menyandang
sebagai berikut: predikat sebagai terdakwa berati ia diduga
kuat atau meyakinkan bahwa ia merupakan
1. Menguatkan kedudukan alat bukti pelaku tindak pidana.
yang sah (Pasal 184 ayat [1] KUHAP);
� Terpidana adalah seorang yang
2. Mencari dan menemukan kebenaran dipidana berdasarkan putusan pengadilan
materiil atas perkara sidang yang yang telah memperoleh kekuatan hukum
ditangani; tetap.

3. Setelah barang bukti menjadi


penunjang alat bukti yang sah maka
barang bukti tersebut dapat
menguatkan keyakinan hakim atas
kesalahan yang didakwakan JPU.

Suatu barang atau benda dapat menjadi


suatu barang bukti, jika barang itu telah
disita oleh penyidik dengan izin dari
ketua pengadilan daerah hukumnya.

PERBEDAAN TERDAKWA,
TERSANGKA, TERPIDANA

36
� Pejabat kepolisian Negara RI
dengan pangkat minimal brigadier
dua (Bripda).
� Pejabat pegawai negeri sipil di
lingkungan kepolisian Negara RI yang
minimal berpangkat Pengatur Muda
(Golongan II/a atau yang disamakan
dengan itu).
3) Pada saat seseorang ditangkap dia dapat
melakukan :
� Meminta surat tugas dari petugas
kepolisian yang akan menangkap anda.
� Meminta surat perintah
penangkapannya.
� Teliti surat perintahnya, mengenai
identitasnya, alasan pengkapan, dan
tempat diperiksa.
4) Setelah sesorang ditangkap maka dia
berhak untuk melakukan :
� Menghubungi dan didampingi
oleh seorang penasehat
hukum/pengacara.
� Segera diperiksa oleh penyidik
dan selanjutnya dapat diajukan
kepada penuntut umum.
� Minta untuk dilepaskan setelah
HAK-HAK TERSANGKA / TERDAKWA, lewat dari 1 X 24 jam.
ADALAH SEBAGAI BERIKUT : � Diperiksa tanpa tekanan seperti ;
intimidasi, ditaku-takuti dan disiksa
1. Dalam Proses Penangkapan secara fisik.

1) Bahwa seseorang ditangkap harus ada


bukti permulaan yang cukup / alasan 2. Dalam Proses Penahanan
kenapa seseorang tersebut ditangkap.
2) Pada saat ditangkap, yang berhak Hak-hak anda jika ditahan, antara lain adalah :
melakukan penangkapan hanyalah : 1) Menghubungi dan didampingi
a. Penyidik yaitu : pengacara.
� Pejabat polisi Negara RI yang 2) Segera diperiksa oleh penyidik setelah
minimal berpangkat inspektur Dua 1 hari ditahan.
(Ipda). 3) Menghubungi dan menerima
� Pejabat pegawai negeri sipil yang kunjungan pihak keluarga atau orang
diberi wewenang khusus UU, yang lain untuk kepentingan penangguhan
sekurang-kurangnya berpangkat penahanan atau usaha mendapat
Pengatur Muda Tingkat I (Golongan bantuan hukum.
II/b atau yang disamakan dengan 4) Meminta atau mengajukan pengguhan
itu). penahanan.
b. Penyidik pembantu, yaitu : 5) Menghubungi atau menerima
kunjungan dokter pribadinya untuk
kepentingan kesehatan.

37
6) Menghubungi atau menerima 1. Mengerti dengan jelas apa yang
kunjungan sanak keluarga. disangkakan padanya atau yang
7) Mengirim surat atau menerima surat didakwakan padanya.
dari penasehat hukum dan sanak 2. Dalam hal pemeriksaan dalam
keluarga tanpa diperiksa oleh penyidikan dan pengadilan, berhak
penyidik/penuntut untuk mendpat bantuan juru bahasa
umum/hakim/pejabat rumah tahanan (pasal 53). Jika ia kurang mengerti
Negara. bahasa Indonesia. Jika dalam hal orang
8) Menghubungi dan menerima kunjungan yang tidak dapat jadi saksi di
rohaniawan. pengadilan itu maka ia juga tidak bisa
9) Bebas dari tekanan seperti; jadi juru bahasa juga. Hal ini juga
diintimidasi, ditakut-takuti dan disiksa secara berlaku pada orang yang bisu dan tuli.
fisik. 3. Mendapatkan bantuan hukum dari
10) menghubungi saksi a de charge pemerintah secara Cuma-Cuma, jika
(meringankan). terjerat hukuman lebih dari 15 tahun
atau yang terjerat hukuman 5 tahun
3. Dalam Proses Penggeledahan. apabila ia tidak mampu membayar PH.
(Pasal 56).
Hak-hak anda bila digeledah antara lain, 4. berhak menghubungi perwakilan dari
adalah : negaranya apa bila ia bewarganegaraan
1) Sebelum digeledah, anda dan keluarga asing. (pasal 57)
berhak ditunjukkan tanda pengenal 5. menuntut ganti rugi dan rehabilitasi,
penyidik yang akan melakukan jika pengadilan melakukan
penggeledahan. penahanan,penangkapan,dll dengan
2) Anda berhak untuk tidak alasan kurang jelas atau terjadi
menandatangi berita acara kekeliruan.(pasal 68,95).
penggeledahan, hal itu akan dicatat dalam 6. hak mengajukan keberatan mengenai
berita acara dengan menyebutkan kewenangan mengadili atau surat
alasannya. dakwaan tidak dapat diterima atau
3) Dua (2) hari setelah rumah anda dapat dibatalkan.
dimasuki atau digeledah, harus dicabut
berita acara dan turunannya diberikan HAK-HAK TERPIDANA, ADALAH
kepada anda. SEBAGAI BERIKUT :
4) Bila anda seorang tersangka dan
ditangkap polisi yang bukan penyidik, 1. Seseorang terdakwa yang telah diputus
maka anda hanya boleh digeledah berhak untuk mendapatkan petikan
(pakaian dan benda yang dibawa) bila surat putusan pengadilan yang dapat
ada dugaan keras dengan alasan yang diberikan kepada terdakwa atau
cukup bila anda membawa benda yang penasehat hukumnya segera setelah
dapat disita. putusan diucapkan.
5) Bila anda seorang tersangka yang 2. Salinan surat putusan pengadilan
ditangkap oleh penyidik atau dibawa diberikan kepada penuntut umum dan
kepada penyidik, maka anda bisa penyidik, sedangkan kepada
digeledah baik pakaian maupun badan terdakwa atau penasihat hukumnya
dan tanpa perlu ada dugaan dan alasan diberikan atas permintaan.
yang cukup. 3. Pada saat menjalini hukuman, seorang
Terpidana juga berhak untuk :
Dalam Proses Persidangan. 1) Menghubungi dan didampingi
pengacara.

38
2) Menghubungi dan menerima penyidikan menurut cara yang diatur dalam
kunjungan pihak keluarga atau KUHAP.
orang lain untuk kepentingan
penangguhan penahanan atau usaha Dari definisi tersebut jelaslah bahwa fungsi
mendapat bantuan hukum. penyelidikan merupakan suatu kesatuan
3) Menghubungi atau menerima dengan fungsi penyidikan, penyelidikan
kunjungan dokter pribadinya untuk hanya merupakan salah satu cara, salah satu
kepentingan kesehatan. tahap dari penyidikan, yaitu tahap yang
4) Menghubungi atau menerima seharusnya dilakukan lebih dahulu sebelum
kunjungan sanak keluarga. melangkah kepada tahap-tahap penyidikan
5) Mengirim surat atau menerima selanjutnya (penyelidikan merupakan sub
surat dari penasehat hukum dan fungsi dan bagian yang tak terpisahkan dari
sanak keluarga tanpa diperiksa oleh fungsi penyidikan).
penyidik/penuntut
umum/hakim/pejabat rumah Tujuan Penyelidikan:
tahanan Negara.
6) Menghubungi dan menerima Untuk mengumpulkan bukti permulaan yang
kunjungan rohaniawan. cukup agar ditemukan adanya tindak pidana,
7) Bebas dari tekanan seperti; sehingga dapat dilanjutkan prosesnya ke
diintimidasi, ditakut-takuti dan pengadilan.
disiksa secara fisik.
Wewenang Penyelidik (Pasal 5 KUHAP)

sebuah kasus telah diterima penyidik (dalam 1. Menerima laporan atau pengaduan dari
hal ini Kejaksaan). Tahapan-tahapan seseorang tentang adanya tindak
tersebut adalah sebagai berikut : pidana,
2. Mencari keterangan dan barang bukti,
1. Penyelidikan 3. Menyuruh berhenti seseorang yang
2. Penyidikan dicurigai dan menanyakan serta
3. Penangkapan dan penahanan (termasuk memeriksa tanda pengenal diri,
didalamya: penggeledahan dan 4. Mengadakan tindakan lain menurut
penyitaan) hukum yang bertanggung jawab.
4. Pra Penuntutan dan Penuntutan
5. Mengadili Tindakan penyelidik melakukan penyelidikan:
6. Pelaksanaan putusan pengadilan (Pasal 12 Pekapolri 14 tahun 2012):

Dari tahapan tersebut yang perlu diketahui -


auditor adalah :
Yang melakukan penyelidikan: SEMUA
Tahap Penyelidikan (LID) PEJABAT POLRI bisa menjadi penyelidik
((Bripda=terendah)
Penyelidikan (LID) menurut pasal I butir 4
Kitab Undang Hukum Acara Pidana (KUHP) Laporan penyelidikan: disebut Laporan
adalah: POLISI,

Serangkaian tindakan penyelidik untuk - Mengetahui sendiri


mencari dan menemukan sesuatu peristiwa - Laporan/Pengaduan
yang diduga sebagai tindak pidana guna - Tertangkap Tangan
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan

39
Sasaran Penyelidikan: terang tentang tindak pidana yang terjadi
guna menemukan tersangkanya”.
1. Orang,
2. Benda/barang, SPDP dikirim ke kejaksaan juga selain
3. Tempat. penyidik karena untuk check and balances
4. Peristiwa/kejadian untuk kejaksaan mengirim jaksa ikut dalam
5. kegiatan penyidikan

Kapan penyelidikan dimulai? Jaksa ditunjuk ikut dalam penyidikan (P16)

Pertimbangan untuk mulai melakukan suatu Jaksa belum tentu penuntut umum, PU udah
penyelidikan pada dasarnya ditentukan oleh tentu jaksa.
penilaian terhadap suatu infomasi atau data
baru yang diperoleh oleh Seksi Penyelidikan Jaksa yang selalu ada di kejaksaan, PU adalah
(di Kejaksaan). jaksa yang diberikan wewenang untuk
melakukan penuntutan(fungsional)
Informasi atau data baru tersebut dapat
diperoleh melalui : Pada tahap penyidikan ini, Penyidik
mempunyai kewenangan mendatangkan
1. Sumber-sumber tertentu yang dapat ahli atau orang yang mempunyai keahlian.
dipercayai. Disini adalah salah satu titik peran serta
2. Adanya laporan langsung ke Kejaksaan auditor dalam peradilan tindak pidana
dari orang yang mengetahui terjadinya (korupsi) yaitu melakukan Audit Forensik
suatu tindak pidana khusus. (Audit Forensik adalah audit dalam rangka
3. Hasil Berita Acara yang dibuat oleh membantpenyidik untuk membuat terang
Jaksa Penyidik/Penyelidik. perkara).

Sumber-sumber informasi yang dapat Penyidik yaitu:


dipergunakan sangat banyak, mungkin sumber
tersebut berupa orang, tilisan dalam media, 1. Penyidik POLRI -> ga semua polri
instansi/perusahaan atau petugas Kejaksaan bisa jadi penyidik, yang ditunjuk,
sendiri dan sebagainya. pangkat terendah IPDA
2. Penyidik PPNS -> pangkat gol 3A
Dalam pemerikasaan seorang tersangka atau
seorang saksi mungkin ditemukan suatu Diluar KUHAP:
keterangan tentang adanya suatu tindak pidana
yang lain diluar dari tindak pidana yang 3. Penyidik Kejaksaan (terhadap tindak
sedang disidik/diperiksa. Keterangan seperti pidana tertentu yang mempunyai
itu dapat menjadi sumber untuk pertimbangan ketentuan khusus acara pidana,
perlu tidaknya dilakukan suatu penyelidikan. misalnya : tindak pidana ekonomi dan
tindak pidana Korupsi).
Tahap Penyidikan ( DIK ) 4. Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), karena menangani tindak
Penyidikan (DIK) menurut pasal I butir 2 pidana khusus dan lembaga
KUHAP ialah: independen yang berwenang disitu.
(terhadap tindak pidana korupsi dengan
“Serangkaian tindakan penyidik dalam dalam kriteria antara lain indikasi tindak
hal dan menurut cara-cara yang diatur dalam pidana korupsi diatas Rp. 1 milyar dan
KUHAP untuk mencari serta mengumpulkan atau yang mendapat perhatian publik).
bukti-bukti yang dengan bukti itu membuat

40
Target Penyidikan 2. Peristiwa yang disidik bukan tindak
pidana
1. Mengupayakan pembuktian tentang 3. Demi hukum harus dihentikan,
tindak pidana yang terjadi misal: yang mengadu bukan yang
2. Membuat terang dan jelas suatu tindak berhak, nebis in idem, daluwarsa
pidana (Pasal 78 KUHP), tersangka meninggal
3. Untuk menemukan tersangka dunia.
pelakunya
4. Pemeriksaan dalam penyidikan Cara melakukan penyidikan:
5. Pemeriksaan saksi
6. Pemeriksaan ahli PENANGKAPAN
7. Pemeriksaan tersangka
“Suatu tindakan penyidik berupa pengekangan
Materi Penyidikan adalah serangkaian sementara waktu kebebasan tersangka atau
informasi atas pertanyaan 5 W dan 1 H. terdakwa jika terdapat cukup bukti guna
kepentingan penyidikan, penuntutan dan
1. What: Apa yang peradilan”.
terjadi/dilakukan? Apakah merupakan
tindak pidana? Apa jenis tindak Syarat Materilnya:
pidananya? Apa kerugian yang
ditimbulkan, harta benda, luka badan, - Diduga keras melakukan tindak pidana
immaterial atau jiwa? - Bukti permulaan yang cukup
2. When: Kapan tindak pidana itu
terjadi/dilakukan? Kapan tindak pidana Syarat Formil: - Surat Tugas
itu dilaporkan/diketahui oleh yang
berwajib?. - Surat Perintah Penangkapan
3. Where: Dimana tindak pidana
dilakukan (locus delicti)? Dimana WAKTU PENANGKAPAN: 1x24jam
tempat korban
berada/ditemukan? Dimana saksi-saksi Persyaratan Penangkapan:
berada? Dimana benda-benda/alat-alat
bukti berada/ditemukan? Dimana 1. Untuk kepentingan
tersangka berada saat tindak pidana penyidikan/penuntutan/peradilan;
terjadi? 2. Penyidik memiliki alat bukti
4. Who: Siapa tersangka/pelaku tindak permulaan yang cukup;
pidana? Siapa yang pertamakali 3. Dilakukan dengan surat perintah
mengetahui tindak pidana? Siapa penangkapan;
pelapor/pengadu? Siapa korban yang 4. Hanya terhadap pelaku kejahatan.
dirugikan? Siapa-siapa yang terlibat Terhadap pelaku pelanggaran bisa
dalam tindak pidana? ditangkap jika sudah dipanggil dua kali
5. Why: Mengapa tindak pidana itu tapi tidak mau tanpa alasan yang sah.
dilakukan?
6. How: Bagaimana caranya tindak Dalam tahap penangkapan hanya penyidik
pidana tersebut dilakukan? Bagaimana yang boleh melakukan penangkapan kecuali
akibat yang ditimbulkan? dalam hal tertangkap tangan, semua orang
berhak, bahkan wajib bagi orang yang
Penghentian Penyidikan (Pasal 7 jo. 102 (2) bertugas untuk menjaga ketertiban dan
KUHAP : keamanan, seperti Satpam.

1. Tidak cukup alat bukti PENAHANAN

41
“Penempatan tersangka/terdakwa ditempat 2. Syarat Subyektif, jika ada
tertentu oleh penyidik atau penuntut umum kekhawatiran tersangka/terdakwa akan:
atau hakim”. melarikan diri,
merusak/menghilangkan barang
a. Penahanan adalah penempatan bukti, mengulangi tindak pidana.
tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh
Penyidik atau Penuntut Umum atau Hakim
dengan penetapannya, dalam hal serta menurut
cara yang diatur dalam Undang-Undang WAKTU PENAHANAN:
b. Penangguhan Penahanan adalah
ditundanya atau tidak dilanjutkannya Penyidik 20 hari
penahanan seorang tersangka/terdakwa baik
dengan jaminan orang atau jaminan uang
berdasarkan syarat-syarat lain yang ditentukan
oleh UU dalam pasal 31 ayat 1 KUHAP yaitu
wajib lapor, tidak keluar rumah, tidak keluar
kota.
c. Pengalihan Jenis Penahanan adalah
mengalihkan status penahanan dari jenis
penahanan yang satu kepada jenis penahanan
yang lain oleh Penyidik atau Penuntut Umum. Jenis Penahanan Pasal 22
d. Pembantaran Penahanan adalah
penundaan penahanan sementara terhadap 1. Penahanan Rumah Tahanan Negara
tersangka karena alasan kesehatan (rutan); dikurangi sepenuhnya
(memerlukan rawat jalan/rawat inap) yang 2. Penahanan rumah; dihitung 1/3 dari
dikuatkan dengan keterangan dokter sampai rutan;
dengan yang bersangkutan dinyatakan sembuh 3. Penahanan kota; dihitung 1/5 dari
kembali. rutan.
e. Pemindahan Tempat Penahanan
adalah memindahkan tersangka dari Rutan
yang satu ke Rutan yang lain dengan 3. Persiapan
pertimbangan-pertimbangan tertentu guna Dalam hal Penyidik/Penyidik Pembantu
mempermudah penyelesaian perkara. berdasarkan pelimpahan wewenang dari
f. Penahanan Lanjutan adalah penyidik, akan melakukan tindakan penahanan
men’’empatkan kembali tersangka yang atau perpanjangan penahanan atau
pernah ditangguhkan penahanannya dengan penangguhan penahanan atau pembantaran
pertimbangan atau alasan tertentu kedalam penahanan atau pengalihan jenis penahanan
Rumah Tahanan Negara guna kepentingan atau pengeluaran tahanan, maka terlebih
penyidikan. dahulu harus :

Penangguhan mengurangi masa tahanan, a. Menyiapkan/Menerbitkan :


kalo pembantaran tidak mengurangi masa 1) Surat Perintah Penahanan,
tahanan. apabila akan melakukan penahanan tersangka.
Persyaratan Penahanan: 2) Surat Perintah Pengalihan Jenis
Penahanan,apabila akan melakukan
1. Syarat obyektif, Pasal 21 ayat (4) pengalihan jenis penahanan tersangka.
KUHAP terhadap tersangka/terdakwa 3) Surat Perintah Pemindahan
yang melakukan tindak pidana dengan Tempat Penahanan apabila akan
ancaman pidana 5 tahun atau lebih; melakukan pemindahan tempat
penahan tersangka.

42
4) Surat Perintah pembantaran harus disampaikan kepada keluarga tersangka
Penahanan apabila akan melakukan atau terdakwa.
pembantaran penahanan tersangka. f. Membuat surat pemberitahuan
5) Surat Perintah Pencabutan penahanan kepada Keluarga Tersangka atau
Pembantaran penahanan apabila akan penasihat hukumnya dengan melampirkan
melakukan pencabutan pembantaran Surat Perintah Penahanan, apabila keluarga
penahanan. tersangka berada diluar wilayah hukum
6) Surat Perintah penangguhan penyidik yang melakukan penyidikan maka
Penahanan apabila akan melakukan penyidik atau penyidik pembantu dapat
penangguhan penahanan. meminta bantuan penyidik atau pembantu di
7) Surat Perintah Pencabutan wilayah domisili tersangka untuk
Penangguhan Penahanan apabila akan menyampaikan surat pemberitahuan
melakukan pencabutan penahanan kepada keluarga tersangka.
penangguhan penahanan.
8) Surat Perintah Penahanan g. Surat pemberitahuan penahanan
Lanjutan apabila akan melakukan tersangka dapat dikirimkan menggunakan jasa
penahanan lanjutan terhadap tersangka. PT Pos Indonesia,dengan membuat tanda
9) Surat Perintah Pengeluaran bukti pengiriman dan diketahui pejabat kantor
Tahanan apabila akan melakukan pos dengan cap/stempel pos.
pengeluaran tersangka dari tahanan.
h. Penyidik atau penyidik pembantu atas
b. Perintah penahanan atau penahanan perintah penyidik membuat berita acara
lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka penahanan sesaat segera setelah melakukan
atau terdakwa yang diduga keras melakukan penahanan dan ditanda tangankan kepada
tindak pidana berdasarkan bukti yang Tersangka.
cukup,dalam hal adanya keadaan yang
menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka i. Apabila Tersangka tidak menyetujui
atau terdakwa akan melarikan diri,merusak atau keberatan atau menolak menanda tangani
atau menghilangkan barang bukti dan atau Surat perintah penahanan dan atau beriata
mengulangi tindak pidana. acara penahanan, maka penyidik atau penyidik
pembantu membuat berita acara tentang
c. Surat Perintah Penahanan atau penolakan tersangka.
Penahanan lanjutan mencantumkan identitas
tersangka atau terdakwa dan menyebutkan j. Menyiapkan surat pengantar untuk
alasan penahanan serta uraian siangkat perkara penyerahan tersangka kepada pejabat
kejahatan yang dipersangkakan atau Rutan/Cabang Rutan dalam hal tersangka
didakwakan serta tempat ia ditahan. dikenakan penahanan di Rutan/Cabang Rutan
yang memuat :
d. Wewenang penandatangan Surat 1) Identitas Tersangka (sesuai
Perintah Penahanan dilingkungan Surat Perintah Penahanan)
Ditreskrimsus Polda Lampung ditandatangani 2) Nama, Pangkat, Jabatan,
oleh Kasubdit selaku pejabat penyidik. Pejabat Rutan yang berwenang
Apabila pejabat Penyidik berhalangan maka menerima, tanggal dan jam penerimaan
wewenang penandatangannya dapat serta tanda tangan dan cap jabatan.
dilimpahkan kepadaDir Reskrimsus selaku 3) Menyiapkan angkutan dan
Atasan Penyidik. pengawalan apabila diperlukan.
k. Disetiap kesatuan Polri yang
e. Tembusan surat perintah penahanan mempunyai Rumah tahanan Negara agar
atau penahanan lanjutan atau penetapan hakim ditunjuk khusus dari petugas Reskrim untuk
membantu melakukan pengawasan terhadap

43
para tersangka,yang pelaksanaan tugasnya penyerahan dimaksud pada ekspedisi,
bertanggung jawab kepada Direktur Tahanan dengan menyebutkan nama terang,
dan Barang bukti pangkat, tangal penerimaan dan
dibubuhi cap jabatan/dinas.
4. Tata cara Penahanan i) Tindakan tersebut pada point g)
a. Penahanan dan h) dituangkan/dibuat Berita Acara
1) Penahanan di Rutan/Cabang Rutan. Penyerahan Tersangka, yang harus
a) Surat Perintah Penahanan ditandatangani petugas Polri yang
(rangkap 9) diserahkan kepada menyerahkan dan oleh Pejabat Rutan
tersangka yang akan ditahan untuk yang menerima dengan 2 orang saksi
ditanda tangani. dari pihak Rutan.
b) Surat Perintah Penahanan j) Dalam hal sebelum di
disampaikan kepada tersangka, Rutan/Cabang Rutan, maka tersangka
keluarga tersangka, Pejabat Rutan, ditempatkan didalam ruangan tahanan
Penuntut Umum dan Ketua Pengadilan kantor kepolisian setempat.
Negeri disamping untuk keperluan
kelengkapan Berkas Perkara. 2) Penahanan Rumah
c) Diadakan pemeriksaan a) Dilakukan tindakan sebagaiman
kesehatan tersangka (bila ada, oleh Dokter tersebut pada point a) dan b) dengan
Polisi) catatan bahwa Surat Perintah
d) Dilakukan penggeledehan Penahanan Rumah diterbitkan hanya
badan dan pakaian tersangka dan dalam rangkap sembilan (untuk pejabat
semua barang yang tidak Rutan/Cabang Rutan dibuat).
diperkenankan dibawa masuk kedalam b) Penahanan rumah dilaksanakan
ruangan tahanan (antara lain benda di rumah tempat tinggal/kediaman
tajam, selendang, tali,ikat pinggang, tersangka dengan mengadakan
obat-obatan berbahaya, barang pengawasan atau menempatkan
perhiasan, uang). penjagaan untuk menghindarkan segala
e) Sebelum dimasukkan kedalam ssuatu yang dapat menimbulkan
Rutan/Cabang Rutan, barang milik kesulitan dalam pelaksanaan
tersangka tersebut pada point d) penyidikan.
disimpan oleh dan menjadi tanggung c) Mengadakan penjagaan tetap
jawab Penyidik/Penyidik Pembantu pada waktu-waktu tertentu dan atau
yang memeriksa perkara yang dilakukan patroli (checking)
bersangkutan, dengan mencatatnya rutin/berubah-ubah, dan atau dicheck
didalam Buku Register Barang Titipan dengan telepon (apabila dirumah
Tahanan, dan kepada tersangka tersangka ada telepon), dan atau
diberikan tanda bukti penitipan. dengan meminta
f) Tersangka difoto dan diambil bantuan/mengikutsertakan pada
sidik jarinya untuk kepentingan filling dan linkungan Rt/Rw/Rk dalam rangka
recording. SISKAMLING, dengan pengarahan
g) Setelah berada di Rutan, dengan dan koordinasi Kesatuan Polri terdekat.
Surat pengantar yang dilampiri surat
Perintah Penahanan tersangka, 3) Penahanan Kota
tersangka berikut barang titipan a) Dilakukan tindakan
diserahkan kepada pejabat sebagaimana tersebut point a) dan b) diatas.
rutan/cabang rutan yang berwenang b) Penahanan Kota dilaksanakan
dengan ekspedisi. di kota tempat tinggal/kediaman
h) Pejabat Rutan yang berwenang tersangka dengan kewajiban bagi
menerima, diminta menandatangani

44
tersangka melapor diri pada waktu- Umum atau Ketua Pengadilan Negeri (sesuai
waktu yang ditentukan. keperluan). Surat Permintaan Perpanjangan
c) Dalam hal tersangka yang Penahanan diajukan 7 (tujuh) hari sebelum
ditahan menderita sakit dan menurut jangka waktu penahanan habis.
pengamatan Penyidik/Penyidik 2) Membuat Resume singkat hasil
Pembantu yang bersangkutan serta penyidikan pada saat itu, untuk kepentingan
menurut pendapat dokter perlu dirawat permintaan perpanjangan penahanan
dirumah sakit, maka penahanan dapat tersangka.
dilaksanakan di rumah sakit (dilakukan 3) Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut
pembantaran penahanan) dengan Umum
pengawasan kesatuan a) Untuk paling lama 40 (empat
Penyidik/Penyidik Pembantu tersebut puluh) hari.
diatas atau minta bantuan dari kesatuan b) Atas permintaan
Polri yang terdekat dengan rumah sakit Penyidik/Penyidik Pembantu kepada Penuntut
tersebut Umum yang berwenang.
c) Surat
4) Jangka Waktu Penahanan Permohonan Perpanjangan Penahanan
a) Perintah penahanan yang dilampiri resume hasil penyidikan
diberikan oleh penyidik sebagaimana sampai saat itu, diajukan 7 (tujuh) hari
dimaksud dalam pasal 20 KUHAP, sebelum waktu penahanan habis.
hanya berlaku paling lama dua puluh 4) Perpanjangan Penahanan oleh Ketua
hari. Pengadilan Negeri.
b) Jangka waktu sebagaimana a) Dalam hal adanya alasan yang
tersebut pada pasal 24 ayat (1) patut dan tidak dapat dihindarkan karena :
KUHAP, apabila diperlukan guna (1) Tersangka menderita
kepentingan pemeriksaan yang belum gangguan fisik dan mental yang
selesai, dapat diperpanjang oleh berat harus dikuatkan dengan
penuntut umum yang berwenang untuk surat keterangan dokter, atau;
paling lama empat puluh hari. (2) Perkara yang sedang
c) Ketentuan sebagaimana diperiksa diancam dengan
tersebut pada Pasal 24 ayat (1) dan pidana penjara 9 (sembilan)
ayat (2) KUHAP tidak menutup tahun atau lebih.
kemungkinan dikeluarkannya b) Perpanjangan penahanan
tersangka dari tahanan sebelum diberikan untuk paling lama 30 (tiga
berakhir waktu penahanan tersebut, puluh) hari, dan dapat diperpanjang
jika kepentingan pemeriksaan sudah sekali lagi untuk paling lama 30 (tiga
terpenuhi. puluh) hari.
d) Setelah waktu enam puluh hari c) Perpanjangan penahanan tersebut
tersebut, penyidik harus sudah atas dasar permintaan dan laporan
mengeluarkan tersangka dari tahanan pemeriksaan dalam tingkat :
demi hukum. d) Penyidikan dan penuntutan
diberikan oleh ketua pengadilan negeri:
b. Perpanjangan Penahanan (1) Pemeriksaan di
Apabila diperlukan penahanan guna pengadilan negeri diberikan oleh ketua
kepentingan pemeriksaan yang belum pengadilan negeri;
selesai, maka jangka waktu penahanan (2) Pemeriksaan banding
dapat diperpanjang dengan melakukan hal diberikan oleh Mahkamah Agung;
hal sebagai berikut : (3) Pemeriksaan kasasi
1) Menyiapkan Surat Permintaan diberikan oleh ketua Mahkamah
Perpanjangan Penahanan Kepada Penuntut Agung.

45
e) Penggunaan kewenangan c) Kehadiran tersangka sangat
perpanjangan penahanan oleh pejabat diperlukan oleh masyarakat karena
tersebut pada pasal 29 ayat (3) profesi/keahliannya.
KUHAP dilakukan secara bertahap dan 2) Ketentuan hukum
dengan penuh tanggung jawab. a) Jenis Penahanan dapat berupa :
f) Ketentuan sebagaimana tersebut Penahanan Rumah
pada pasal 29 ayat (2) KUHAP tidak Tahanan Negara,Penahanan
menutup kemungkinan dikeluarkannya Rumah, Penahanan Kota.
tersangka atau terdakwa dari tahanan b) Penahanan rumah dilaksanakan
sebelum berakhir waktu penahanan di rumah tempat tinggal atau rumah
tersebut, jika kepentingan pemeriksaan kediaman tersangka atau terdakwa
sudah dipenuhi. dengan pengawasan untuk
g) Setelah waktu enam puluh hari, menghindarkan segala sesuatu yang
walaupun perkara tersebut belum dapat menimbulkan kesulitan dalam
selesai diperiksa atau belum diputus, penyidikan, penuntutan atau
tersangka atau terdakwa harus sudah pemeriksaan disidang pengadilan.
dikeluarkan dari tahanan demi hukum. c) Penahanan kota dilaksanakan di
h) Terhadap perpanjangan kota tempat tinggal atau tempat
penahanan tersebut pada Point 4 huruf kediaman tersangka atau
b, tersangka atau terdakwa dapat terdakwa dengan kewajiban bagi
mengajukan keberatan sebagaimana tersangka atau terdakwa melapor diri
dimaksud dalam Pasal 29 ayat (7) pada waktu yang ditentukan.
KUHAP. d) Masa penangkapan dan atau
i) Permintaan perpanjangan penahanan dikurangkan seluruhnya
penahanan diajukan oleh dari pidana yang dijatuhkan.
Penyidik/Penyidik Pembantu kepada e) Untuk penahanan kota
ketua Pengadilan Negeri setempat, pengurangan tersebut seperlima dari
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari jumlah lamanya penahanan, sedangkan
sebelum waktu penahanan untuk penahanan rumah sepertiga
berakhir/habis, dengan dilampiri lamanya waktu penahanan.
resume hasil penyidikan. 3) Persyaratan
j) Jangka waktu penahanan a) Adanya pengajuan permohonan
sebagaimana dimaksud pada huruf b pengalihan jenis penahanan dari
point 1) dan 2) Berlaku bagi semua tersangka/keluarganya/penasehat
jenis penahanan (penahanan di Rumah hukumnya yang diketahui oleh
Tahanan Negara, Penahanan Rumah, RT/RW/Kepala Desa setempat.
Penahanan Kota). b) Wajib untuk melapor diri
kepada penyidik/penyidik pembantu
c. Pengalihan Jenis Penahanan selama menjalani penahanan tersebut.
1) Pertimbangan 4) Pelaksanaan
a) Dalam hal pemeriksaan Tersangka/keluarganya/penasehat hukumnya
terhadap tersangka telah selesai dan mengajukan permohonan pengalihan jenis
tidak dikhawatirkan tersangka akan penahanan kepada Kepala Kesatuan/Pejabat
melarikan diri serta tidak menyulitkan yang ditunjuk selaku penyidik, penyidik
dalam pengawasannya. mempelajari dan mempertimbangkan untuk
b) Keadaan/kondisi kesehatan dapat tidaknya dilakukan pengalihan jenis
tersangka yang memerlukan perawatan dokter penahanan.
(rawat jalan). a) Apabila Kepala
Kesatuan/Pejabat yang ditunjuk
mengabulkan permohonan tersebut,

46
maka penyidik/penyidik pembantu 4) Melakukan koordinasi
menyiapkan dan membuat administrasi dengan penyidik dari kesatuan
penyidikan berupa: lain yang mempunyai kaitan
(1) Surat Perintah dengan kasus tersebut.
Pengalihan Jenis Penahanan. 5) Menentukan waktu
(2) Berita Acara Pengalihan pemindahan Tahanan.
Jenis Penahanan. 6) Menyerahkan tersangka
(3) Surat Keterangan Wajib dan menyelesaikan administrasi
Lapor pemindahan tempat penahanan.
(4) Membuat Resume 7) Membuat Rencana
Singkat. Pemindahan Tempat Penahanan
b) Surat Perintah Pengalihan Jenis dengan mempersiapkan
Penahanan diserahkan kepada administrasi penyidikan berupa
tersangka dalam rangkap 10 (sepuluh) :
untuk ditandatangani olehnya dan oleh a) Surat perintah
petugas Polri yang menyerahkan, Tugas pemindahan Tempat
masing-masing pada kolom yang telah penahanan.
ditentukan. b) Surat Perintah
c) Surat Perintah Pengalihan Jenis Penyerahan Tersangka.
Penahanan disampaikan kepada c) Berita Acara
tersangka, keluarga tersangka, pejabat Penyerahan Tersangka, Barang
Rutan, Penuntut Umum dan Ketua Bukti, dan Berkas Perkara.
Pengadilan negeri, disamping untuk d) Surat Perintah
kepentingan berkas perkara. Pemindahan Tempat
d) Kepala Kesatuan/Pejabat yang Penahanan.
ditunjuk selaku penyidik menunjuk e) Berita Acara
anggota untuk melakukan pengawasan Pemindahan Tempat
terhadap tersangka yang bersangkutan. Penahanan.
d. Pemindahan Tempat Penahanan 8) Membuat Laporan
Dalam hal penyidikan masih pelaksanaan tugas pemindahan tempat
berlangsung kemudian dibutuhkan penahanan.
tindakan untuk memindahkan
tersangka dari satu Rutan ke Rutan e. Pembantaran Penahanan
yang lain guna memperlancar kegiatan 1) Dalam hal penyidikan masih
penyidikan, maka langkah yang perlu berlangsung kemudian tersangka
dilakukan sebagai berikut : menderita sakit sehingga perlu
1) Penyidik mempertimban perawatan/opname dalam waktu yang
gkan alasan pemindahan tempat tidak dapat ditentukan.
penahanan. 2) Apabila tersangka sudah pulih
2) Pemindahan tempat kembali dan memungkinkan untuk
penahanan hanya dilakukan dilakukan penahanan, maka
untuk kepentingan pembantaran terhadap tersangka dapat
penyidikan,penuntutan dan dicabut dan tersangka kembali
peradilan yang cepat, mudah menjalankan masa penahanan
dan murah. sepanjang penyidik masih mempunyai
3) Penyidik menempatkan kewenangan untuk
keamanan dan keselamatan menahan/memperpanjang penahanan.
tersangka yang ditahan sebagai 3) Langkah-langkah yang perlu dilakukan
prioritas utama. sebagai berikut :

47
a) Melakukan pemeriksaan dalam perjanjian yang besarnya
terhadap kondisi kesehatan tersangka ditetapkan oleh penyidik.
untuk memastikan apakah tersangka (3) Uang jaminan
masih dapat ditahan atau tidak, disetorkan oleh pemohon atau
berdasarkan rekomendasi dari Dokter penasehat hukumnya atau
yang ditunjuk oleh Penyidik. keluarganya ke Panitera
b) Apabila kondisi kesehatan Pengadilan Negeri dengan
tersangka tidak mungkin untuk formulir penyetoran yang
dilakukan penahanan, maka penyidik dikeluarkan oleh penyidik.
segera melakukan pembantaran (4) Bukti setoran dibuat
(penahanannya untuk sementara waktu rangkap tiga :
dihentikan) untuk memberikan (a) 1 lembar untuk
kesempatan kepada tersangka arsip Panitera
dilakukan perawatan/opname. (b) 1 lembar dibawa
c) Apabila kondisi oleh yang menyetorkan
kesehatan tersangka sudah dinyatakan untuk digunakan
sehat oleh dokter yang ditunjuk sebagai bukti telah
Penyidik, kepada tersangka dapat melaksanakan isi
dilanjutkan masa penahanannya, perjanjian.
Penyidik membuat surat pencabutan (c) 1 lembar lagi
pembataran dan menerbitkan surat dikirimkan oleh Pnitera
perintah penahanan lanjutan. kepada Penyidik
d) Sepanjang tersangka melalui kurir untuk
dalam masa perawatan/opname, digunakan sebagai alat
penyidik berkewajiban untuk kontrol.
melakukan pengawasan dan (5) Berdasarkan tanda bukti
pengamanan terhadap tersangka. penyetoran uang, yang
e) Membuat Berita Acara diperlihatkan oleh keluarga
Pembantaran dan melaporkan kepada atau kuasanya atau berdasarkan
Kepala Kesatuan atau pejabat atasan tanda bukti penyetoran uang
penyidik yang berwenang. jaminan yang diterima dari
Panitera Pengadilan, maka
f. Penangguhan Penahanan penyidik mengeluarkan Surat
Setelah dipenuhinya persyaratan dan Perintah Penangguhan
persiapan, penangguhan penahan dapat Penahanan.
dikenakan terhadap tersangka yang sedang b) Jaminan Orang
menjalani penahanan, sebagai berikut : 1) Tersangka
1) Penangguhan penahanan atau Penasehat Hukumnya
terhadap tersangka yang ditahan dalam membuat surat perjanjian
Rutan dapat dilakukan atas jaminan tentang kesanggupan untuk
uang atau jaminan orang dengan menyerahkan sejumlah uang
ketentuan : berdasarkan syarat-syarat dan
a) Jaminan uang pertimbangan tertentu dari
(1) Dibuat perjanjian antara penyidik, sebagai jaminannya
penyidik dengan tersangka atau apabila dikemudian hari
penasehat hukumnya dengan tersangka tidak dapat
menentukan syarat-syaratnya. dihadirkan dihadapan penyidik
(2) Jumlah uang jaminan selama 3 bulan berturut-turut.
harus secara jelas disebutkan (2) Identitas orang yang
menjamin dicantumkan dalam

48
surat perjanjian dan juga Penahanan lanjutan dan Berita
ditetapkan besarnya uang yang Acara Penahanan Lanjutan.
harus dijamin oleh penjamin.
(3) Berdasarkan surat g. Penahanan Lanjutan
jaminan dari penjamin tersebut, 1) Dalam hal penyidikan masih
maka penyidik mengeluarkan berlangsung, sedangkan atas
Surat Perintah Penangguhan permintaan tersangka kemudian
Penahanan. dilakukan penangguhan penahanan
ersangka melarikan diri dan atau tersangka melarikan diri pada saat
setelah lewat 3 bulan tidak dapat masa penahanan dan tersangka dapat
ditemukan, maka : ditangkap kembali atau ada beberapa
(a) Penjamin segera alasan, dimana tersangka diduga akan
menyerahkan/menyetor mempersulit proses penyidikan selama
kan jaminan uang menjalani penangguhan penahanan,
tersebut ke Kas Negara. maka perlu dilakukan penahanan
(b) Dalam hal lanjutan.
jaminan orang, 2) Langkah-langkah yang perlu
penjamin diwajibkan dilakukan sebagai berikut :
membayar uang yang a) Menyiapkan Surat
jumlahnya telah Perintah Penahanan.
ditetapkan oleh b) Melakukan penahanan dan
penyidik sesuai dengan membuat Berita Acara Penahanan.
yang tercantum dalam c) Membuat Surat Perintah
surat perjanjian untuk Penahanan Lanjutan.
disetor ke Kas Negara d) Melakukan penahanan lanjutan
melalui Panitera dan membuat Berita Acara Penahanan
Pengadilan dan apabila Lanjutan.
penjamin tidak dapat e) Melanjutkan Penahanan
membayar sejumlah terhadap tersangka yang tertangkap
uang yang telah kembali sesudah melarikan diri dari
ditetapkan dalam tahanan dan membuat Berita Acaranya.
perjanjian maka dengan f) Melanjutkan penahanan
bantuan juru sita terhadap tersangka yang sudah selesai
menyita barang menjalani masa pembantaran dan
miliknya untuk dijual membuat Berita Acaranya.
lelang dan hasilnya
disetor ke Kas Negara 5. Pengeluaran Tahanan
melalui Panitera Tata Cara Pengeluaran Tahanan
Pengadilan (PP No. 27 1) Dengan pertimbangan-pertimbangan
tahun 1983 Pasal 35 dan tersebut diatas, Penyidik/Penyidik Pembantu
Permenkeh No. menyiapkan dan membuat administrasi
M.14.PN.07.03 tahun Pengeluaran Tahanan berupa:
1983). a) Surat Perintah Pengeluaran
2) Terhadap tersangka yang Tahanan.
melarikan diri dalam masa b) Berita Acara Pengeluaran
penahanan dibuatkan Berita Tahanan.
Acara Melarikan Diri dan c) Membuat Resume Singkat.
apabila tertangkap kembali 2) Surat Perintah Pengeluaran Tahanan
maka diterbitkan Surat Perintah diserahkan kepada tersangka dalam rangkap
Penangkapan, Surat Perintah

49
10 (sepuluh) untuk ditanda tangani oleh (2) Pihak yang mempunyai
tersangka. hubungan keluarga (pihak lain)
3) Surat Perintah Pengeluaran Tahanan guna mendapatkan jaminan
disampaikan kepada tersangka, keluarga baik penangguhan penahanan
tersangka, Pejabat Rutan, Penuntut Umum dan atau untuk usaha
Ketua Pengadilan Negeri, disamping untuk mendapatkan bantuan hukum
kepentingan kelengkapan berkas perkara. (Pasal 60 KUHAP)
4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan (3) Rokhaniawan (pasal 63
tersangka oleh Dokter dan penyerahan KUHAP)
kembali barang-barang titipan milik tersangka 6) Mengajukan permintaan kepada
dan dibuatkan Berita Acara Penyerahan Pengadilan Negeri setempat untuk
Barang Titipan. dilakukan Pra Peradilan tentang sah
atau tidak sahnya penahanan atas
dirinya (Pasal 124 KUHAP).
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan 7) Penahanan terhadap tersangka
a. Dalam pelaksanaan tindakan anggota MPR, DPR, DPD,
penahanan hak-hak tersangka yang ditahan Gubernur, Bupati /wakil Bupati atau
perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut Walikota/wakil walikota dilaksanakan
: sesuai dengan tatacara sebagaimana
1) Dalam waktu satu hari setelah dimaksud dalam Undang-Undang yang
perintah penahanan, tersangka harus berlaku baginya.
mulai diperiksa (Pasal 122 KUHAP). 8) Penanganan terhadap Warga
2) Menghubungi Penasehat Hukum Negara Asing yang meninggal dalam
(Pasal 57 ayat (1) KUHAP) status penahanan, wajib segera
3) Apabila tersangka diberitahukan kepada :
berkebangsaan asing Penyidik (a) Perwakilan Negaranya
menyampaikan Surat Perintah melalui Kementerian Luar Negeri.
Penahanan kepada : (b) Kabareskrim Polri
a) Perwakilan (c) Set-NCB Interpol Indonesia
negaranya/Kedutaan
Besar/Konsulat Negara yang
bersangkutan melalui
Kementerian Luar Negeri PENGGELEDAHAN
b) Kabareskrim Polri
c) Set NCB-Interpol Mencari bukti dan mencari seseorang yang
Indonesia sedang melakukan tindak pidana.
4) Tersangka berkebangsaan asing
berhak untuk menghubungi dan Syarat:
berbicara dengan perwakilan
negaranya (Pasal 57 ayat (2) KUHAP). - surat tugas
5) Tahanan mempunyai hak :
a) Mengirim dan - Surat perintah geledah
menerima surat dari penasehat hukum
atau keluarganya dan harus disediakan - Disaksikan minimal 2 orang saksi
alat tulis menulis (Pasal 62 KUHAP).
b) Menghubungi dan “Tindakan penyidik untuk memasuki rumah
menerima kunjungan : tempat tinggal/tempat tertutup lainnya atau
(1) Dokter Pribadi (Pasal 58 terhadap badan dan atau pakaian untuk
KUHAP). tindakan pemeriksaan/
penyitaan/penangkapan”.

50
Penggeledahan harus mendapat surat ijin dari “Wewenang Penuntut Umum untuk
Ketua Pengadilan Negeri (PN). Dan hasil melengkapi berkas perkara hasil penyidikan
penggeledahan harus dibuat BAP. dengan cara memerintahkan kepada penyidik
untuk melakukan penyidikan tambahan
Tempat yang dilarang dilakukan berdasarkan petunjuk dari penuntjut umum”.
penggeledahan, kecuali dalam hal tertangkap
tangan (pasal 35):

1. Ruang di mana sedang berlangsung Penyidikan tambahan:


sidang MPR, DPR, DPRD.
2. Tempat di mana sedang berlangsung 1. Dalam hal penyidik telah selesai
upacara ibadah. melakukan penyidikan, penyidik wajib
3. Ruang di mana sedang berlangsung menyerahkan Berkas Perkara (BP) ke
sidang pengadilan. Penuntut Umum (PU);
2. Jika Penuntut Umum berpendapat
PENYITAAN bahwa hasil penyidikan tersebut masih
kurang lengkap, Penuntut Umum
“Serangkaian tindakan penyidik untuk segera mengembalikan Berkas Perkara
mengambil alih dan atau menyimpan di kepada penyidik disertai petunjuk
bawah penguasaannya terhadap benda untuk dilengkapi;
bergerak/tidak bergerak, berwujud/tidak 3. Penyidik wajib segera melakukan
berwujud untuk kepentingan pembuktian penyidikan tambahan sesuai petunjuk
dalam proses penyidikan, penuntutan dan Penuntut Umum dan wajib
peradilan”. menyerahkan kembali kepada Penuntut
Umum dalam waktu 14 hari;
Prosedur penyitaan: 4. Penyidikan dianggap selesngfai jika
dalam tempo 14 hari Penuntut Umum
Mekanisme penyitaan: tidak mengembalikan hasil penyidikan
atau sebelum batas waktu tersebut
Pistol bisa di masukkin plastik Penuntut Umum sudah
memberitahukan selesainya
Sabu bisa ditimbang penyidikan;
5. Jika hasil penyidikan dianggap telah
PASAL 39 lengkap (tahap I) kemudian dilanjutkan
dengan tahap II yakni penyerahan
Benda disita dalam rumah penyimpanaan tanggung jawab atas tersangka dan
benda sitaan negara barang bukti ke Penuntut Umum

Proses pra penuntutan:

PRA PENUNTUTAN 1. Penerimaan surat

Pelimpahan perkara dari kepolisian ke PENUNTUTAN


kejaksaan
Tugas pokok Penuntut Umum :
Setelah dilimpahkan dilakukan
PENELITIAN oleh PU (jaksa). 1. Menerima dan memeriksa berkas
perkara penyidikan;
Pengembalian berkas ke polisi (P19) jika 2. Mengadakan pra penuntutan jika ada
lengkap disebut P21. kekurangan Berkas Perkara;

51
3. Membuat surat dakwaan; surat yang hukum, menurut cara-cara yang ditetapkan
berisi rumusan tindak pidana yang dalam undang-undang, yang isinya
didakwakan terhadap terdakwa menunjukkan peristiwa pidana yang disertai
berdasarkan kesimpulan yang ditarik dengan ancaman hukuman pada
dari hasil penyidikan yang menjadi penyelenggaranya.
dasar bagi pemeriksaan di muka sidang
pengadilan; Jenis –Â jenis upaya hukum :
4. Melimpahkan perkara ke pengadilan; 1. Upaya Hukum Biasa
5. Memberlakukan dan memanggil Verzet merupakan salah satu upaya
terdakwa atau saksi untuk bersidang; hukum biasa yang dapat diminta oleh
6. Melakukan penuntutan di muka sidang salah satu atau kedua belah pihak yang
pengadilan yang berisi pembuktian berperkara terhadap suatu putusan
berdasarkan surat dakwaan disertai Pengadilan Negeri yang diputus
tuntutan pidana terhadap terdakwa. Verstek. Prosedur mengajukan verzet
dalam pasal 129 HIR/153 Rbg sebagai
Penintut Umum berwenang melakukan berikut :
penghentian penuntutan dan penyampingan • Dalam waktu 14 hari setelah
perkara; untuk penghentian penuntutan putusan verstek itu
alasannya adalah sama dengan penghentian diberitahukan kepada tergugat
penyidikan, tetapi dalam hal penyampingan sendiri;
perkara alasannya adalah demi kepentingan • Bila memungkinkan di periksa
umum (kepentingan negara, bangsa dan oleh Majelis Hakim yang sama.
masyarakat luas). • Putusan tersebut menurut
hukum boleh dimintakan
banding
• Pelawan bukan sbg Penggugat
ALAT BUKTI tapi tetap Terlawan sehingga
yang membuktikan dulu adalah
❖ SURAT Terlawan/Penggugat asal.

Surat dibuat oleh pejabat umum yang Banding artinya ialah mohon supaya
berwenang. perkara yang telah diputus oleh
pengadilan tingkat pertama diperiksa
Berita Acara Pemeriksaan yang disumpah ulang oleh Pengadilan yang lebih
masuknya jadi keterangan saksi tinggi (tingkat banding), karena merasa
belum puas dengan keputusan
❖ PETUNJUK Pengadilan tingkat pertama. Syarat-
syarat dari upaya banding adalah
s sebagai berikut :

• Diajukan oleh pihak-pihak dalam


perkara.
• Diajukan dalam masa tenggang waktu
banding.
UPAYA HUKUM PERKARA PIDANA • Putusan tersebut menurut hukum boleh
Yang dimaksud dengan upaya hukum perkara dimintakan banding
pidana ialah suatu usaha setiap pribadi atau • Membayar panjar biaya banding,
badan hukum yang merasa dirugikan haknya kecuali dalam hal prodeo.
atau atas kepentingannya untuk memperoleh
keadilan dan perlindungan atau kepastian

52
• Menghadap di Kepaniteraan • Menghadap di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri yang putusannya Pengadilan Negeri yang memutus
dimohonkan banding. perkara pada tingkat pertama.

Kasasi adalah Pembatalan atau


pernyataan tidak sah oleh MA terhadap
putusan hakim, karena putusan itu,
menyalahi atau tidak sesuai dengan
undang-undang. Syarat-syarat yang LAPORAN POLISI :
harus dipenuhi dalam mengajukan
kasasi, yaitu sebagai berikut: MODEL A: anggota polisi yang
mengetahui, mengalami, secara langsung
• Diajukan oleh pihak yang berhak tindak pidananya (kek tangkap tangan)
mengajukan kasasi.
• Diajukan masih dalam tenggang waktu MODEL B : yang dibuat anggota porli atas
kasasi. laporan masyarakat.
• Putusan atau penetapan PN dan
PTU/PTN, menurut huku dapat
dimintakan kasasi. PERBEDAAN LAPAS DAN RUTAN
• Membuat memori kasasi (pasal 47 ayat Secara umum, Rutan dan Lapas adalah dua
(1) UU No. 14/1985). lembaga yang memiliki fungsi berbeda.
• Membayar panjar biaya kasasi (pasal Berikut ini adalah beberapa perbedaan
47). antara Rutan dengan Lapas:
• Menghadap di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Rutan Lapas
Tempat Tempat untuk
2. Upaya Hukum Luar Biasa tersangka/terdakwa melaksanakan
ditahan sementara pembinaan Narapidana
Rekes Sipil (Peninjauan Kembali) adalah sebelum keluarnya dan Anak Didik
meninjau kembali putusan pidana yang telah putusan pengadilan Pemasyarakatan.
memperoleh kekuatan hukum tetap, karena yang berkekuatan
diketahuinya hal-hal baru yang dulu tidak hukum tetap guna
dapat diketahui oleh hakim, sehingga apabila menghindari
hal-hal itu diketahuinya maka putusan hakim tersangka/ terdakwa
akan menjadi lain.Syarat-syarat yang harus tersebut melarikan
dipenuhi untuk peninjauan kembali diri atau mengulangi
diantaranya sebagai berikut : perbuatannya.

• Diajukan oleh pihak yang berperkara. Yang menghuni Yang menghuni Lapas
• Putusan tersebut menurut hukum boleh Rutan adalah adalah
tersangka atau narapidana/terpidana
dimintakan banding
terdakwa
• Membuat surat permohonan
peninjauan kembali yang memuat Waktu/lamanya Waktu/lamanya
alasan-alasannya. penahanan adalah pembinaan adalah
• Membayar panjar biaya banding, selama proses selama proses
kecuali dalam hal prodeo. Membayar penyidikan, hukuman/menjalani
panjar biaya peninjauan kembali. penuntutan, dan sanksi pidana
pemeriksaan di
sidang pengadilan

53
Tahanan ditahan di Narapidana dibina di Rutan, yang seharusnya pindah dari Rutan
Rutan selama proses Lapas setelah untuk menjalani hukuman ke Lapas, banyak
penyidikan, dijatuhi putusan yang tetap berada di dalam Rutan hingga masa
penuntutan, dan hakim yang telah hukuman mereka selesai.
pemeriksaan di berkekuatan hukum
Pengadilan Negeri, tetap DELIK
Pengadilan Tinggi, FORMIL-MATERIL
dan Mahkamah Menurut Drs. P.A.F. Lamintang,
Agung “Delik formal ialah delik yang dianggap
telah selesai dengan dilakukannya tindakan
yang dilarang dan diancam dengan
Meski berbeda pada prinsipnya, Rutan dan hukuman oleh undang-
Lapas memiliki beberapa persamaan. undang.Sedangkan delik materil, delik yang
Kesamaan antara Rutan dengan Lapas di dianggap telah selesai dengan
antaranya, baik Rutan maupun Lapas ditimbulkannya akibat yang dilarang dan
merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah diancam dengan hukuman oleh undang-
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan undang.”
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
(lihat pasal 2 ayat [1] PP No. 58 Tahun 1999). KOMISILI-OMISI
Selain itu, penempatan penghuni Rutan DelikKomisi&DelikOmisi
maupun Lapas sama-sama berdasarkan 1. delicta commissionis, pelanggaran terhadap
penggolongan umur, jenis kelamin, dan jenis larangan yang diadakan oleh UU
tindak pidana/kejahatan (lihat pasal 12 UU 2. delicta ommissionis, pelanggaran terhadap
No. 12 Tahun 1995 dan pasal 7 PP No. 58 keharusan yang diadakan oleh UU
Tahun 1999).
Delik komisi dan delik omisi (
Sebagai tambahan, berdasarkan pasal 38 ayat commissiedelicten en omisiedelicten ) Ialah
(1) jo. Penjelasan PP No. 27 Tahun 1983 delik yang dilakukan dengan perbuatan. Disini
Tentang Pelaksanaan KUHAP, Menteri dapat orang melakukan perbuatan aktif dengan
menetapkan Lapas tertentu sebagai Rutan. melanggar larangan. Delik omisi (
Kemudian, de\ngan adanya Surat Keputusan Ommissiedelicten ) dilakukan dengan
Menteri Kehakiman No. M.04.UM.01.06 membiarkan atau mengabaikan ( nalaten ).
Tahun 1983 tentang Penetapan Lembaga Dibedakan antara delik omisi yang murni dan
Pemasyarakatan Tertentu sebagai Rumah yang tidak murni, delik omisi yang murni
Tahanan Negara, Lapas dapat beralih fungsi ialah membiarkan sesuatu yang diperintahkan.
menjadi Rutan, dan begitu pula sebaliknya. Dan delik omisi yang tidak murni yang disebut
delicto commissionis per omissioem, delik ini
terjadi jika oleh undang-undang tidak
Berdasarkan pasal 18 ayat (1) PP No. dikehendaki sautu akibat ( yang akibat itu
27 Tahun 1983, di tiap kabupaten atau dapat ditimbulkan dengan suatu pengabaian).
kotamadya dibentuk Rutan. Namun kondisi
yang terjadi di Indonesia adalah tidak semua PUTUSAN BEBAS (PASAL 49 ayat 1)
kabupaten dan kotamadya di Indonesia PUTUSAN LEPAS → guncangan jiwa yang
memiliki rutan dan Lapas, sehingga Rutan hebat karna
difungsikan pula untuk menampung
narapidana seperti halnya Lapas. Hal ini juga LAPORAN KE SPKT
mengingat kondisi banyak Lapas yang ada di DI MABES → KAROBINOPS
Indonesia, berdasarkan informasi dari berbagai POLDA→ DIREKTORAT RESERSE
sumber, telah melebihi kapasitas, karenanya KRIMINAL
terdakwa yang telah menjalani hukuman di POLRES→ KAPOLRES

54
POLSEK→ KAPOLSEK 3. Apakah ketentuan dalam
menentukan kewenangan mengadili
dalam kompetensi absolut itu harus
urut ?

Pertanyaan
1. Apa hanya hak-hak yang telah diatur
dalam pasal 35 kuhp yg hanya bisa
dicabut?
2. Apakah pidana tambahan hanya sesuai
kuhp apakah atau ada yg lain diluar
kuhp?
Jawaban no 2
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi misalnya, diatur juga mengenai
pidana tambahan lainnya selain dari 3
bentuk tersebut, seperti:[1]
1. perampasan barang bergerak yang
berwujud atau yang tidak berwujud atau
barang tidak bergerak yang digunakan
untuk atau yang diperoleh dari tindak
pidana korupsi, termasuk perusahaan
milik terpidana di mana tindak pidana
korupsi dilakukan, begitu pula dari
barang yang menggantikan barang-
barang tersebut;
2. pembayaran uang pengganti yang
besarnya sama dengan harta benda
yang dikorupsi;
3. penutupan seluruh atau
sebagian perusahaan untuk waktu paling
lama 1 (satu) tahun; dan
4. pencabutan seluruh atau sebagian hak-
hak tertentu atau penghapusan seluruh
atau sebagian keuntungan tertentu,
yang telah atau dapat diberikan oleh
Pemerintah kepada terpidana.

55

Anda mungkin juga menyukai