Di Susun Oleh :
1.
2.
3.
Page1|9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Pidana, sebagai salah satu bagian independen dari
Hukum Publik merupakan salah satu instrumen hukum yang sangat
urgen eksistensinya sejak zaman dahulu. Hukum ini ditilik sangat
penting eksistensinya dalam menjamin keamanan masyarakat dari
ancaman tindak pidana, menjaga stabilitas negara dan (bahkan)
merupakan “lembaga moral” yang berperan merehabilitasi para pelaku
pidana. Hukum ini terus berkembang sesuai dengan tuntutan tindak
pidana yang ada di setiap masanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Hukum Pidana ?
2. Apa Definisi Asas Hukum ?
3. Apa Saja Asas-Asas Hukum Pidana ?
4. Apa saja Ruang lingkup berlakunya hukum pidana?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu HukumPidana
2. Untuk mengetahui apa itu Asas Hukum
3. Untuk mengetahui apa saja asas-asas HukumPidana
4. Untuk mengetahui perkembangan hukum pidana di indonesia yang
di mulai dari masa sejarah indonesia sampai sekarang yang terus
berkembang.
Page2|9
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh KarenanyaIusPoenaledibagimenjadi :
1. HukumPidanaMateriil (MaterileStrafrecht / Substantive Criiminal
Law)
2. HukumPidanaFormil (Strafprocesrecht / Procedural Criminal Law)
B. PengertianAsasHukum
Page3|9
Asas hukum (Rechtbeginsel) adalah pikiran dasar yang sifatnya
umum dan melatar belakangi kaidah hukum (Rechtnorm) yang
terdapat dalam hukum kongkrit (Rechtregels).
C. Asas-asasHukumPidana
1. AsasLegalitas
Tidak ada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan
aturan pidana dalam Peraturan Perundang-Undangan yang telah
ada sebelum perbuatan itu dilakukan (Pasal 1 Ayat (1) KUHP) Jika
sesudah perbuatan dilakukan ada perubahan dalam Peraturan
Perundang-Undangan, maka yang dipakai adalah aturan yang
paling ringan sanksinya bagi terdakwa (Pasal 1 Ayat (2) KUHP).
TujuanAsasLegalitas :
- MenegakkanKepastianHukum
- Mencegahkesewenang-wenanganpenguasa
2. AsasKesalahan
Untuk menjatuhkan pidana kepada orang yang telah melakukan
tindak pidana, harus dilakukan bilamana ada unsur kesalahan pada
diri orang tersebut.
3. AsasTeritorial
Ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku atas semua peristiwa
pidana yang terjadi di daerah yang menjadi wilayah teritorial
Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk pula kapal
berbendera Indonesia, pesawat terbang Indonesia, dan gedung
kedutaan dan konsul Indonesia di negara asing.
Asas wilayah/territorial ini menunjukkan bahwa siapa pun yang
melakukan delik diwilayah Negara tempat berlakunya hukum
pidana, tunduk pada hokum pidana itu. Yang menjadi patokan
adalah tempat dan wilayah sedangkan orangnya tidak dipersoalkan.
Dan asas ini tercantum pada pasal 2 KUHP.
4. Asas Nasionalitas Aktif
Page4|9
Pasal 5 KUHP - Hukumpidana Indonesia berlakubagiwarganegara
Indonesia diluar Indonesia yagmelakukanpidanatertentu
(kejahatanterhadapkeamanannegara, martabatkepalanegara,
penghasutan, dll)
Asasnasioalitasaktifmenitikberatkanpadakewarganegaraanpembiat
hukumpidana yang mengikutikewarganegaraanyakemana pun
iaberada.Intidariasasinitercantumpadapasal 5, pasal 6, pasal 7
KUHP.
5. Asas Nasionalitas Pasif
Ketentuanhukumpidana Indonesia berlakubagisemuatindakpidana
yang merugikankepentingannegara.
Dengandemikian UU hukumpidana Indonesia
dapatdiberlakukanterhadapsiapapun, baikwarga Negara
maupunbukanwarga Negara yang
melakukanpelanggaranterhadapkepentinganhukum Negara
Indonesia atau Negara yang berdaulatdimana pun terutama di
luarnegeri. Misalanya,
melakukankejahatanpentingterhadapkeamanan Negara sertakepala
Negara Indonesia (pasal 104-108KUHP) .
Page5|9
yang berlaku tidak dapat di imbangi dalam keadaan apapun dan pasal
28 J ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang di
tetapkan dengan UUD dengan maksud semata mata untuk menjamin
pengkuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral,nilai-nilai agama,keamanan dan ketertiban umum dalam suatu
masyrakat demokrtis”.asas ini dapat di sebut juga sebagai asas
konstitusional.
Dalam catatan sejarah asas ini di rumuskan oleh Anslem von
feuerbach dalm teori ; “vom psychologishen zwang( paksaan
psikologis)”dimna adagium; nullum delictum nulla poena sine praevia
lege poenali yang mengandung tiga prinsip dasar yaitu;
Nulla poena sine lege ( tiada pidana tanpa undang-undang )
Nulla poena sine crimine (tiada pidana tanpa perbuatan pidana)
Nullum crimen sine poena legali (tiada perbuatan pidana tanpa
undang –undang pidan yang terlebih dulu ada)
Page6|9
Negara .pandangan ini di sebut menganut asas personal atau
prinsip personal aktif.
Hukum pidana menurut ruang tempat dan berkaitan pula
dengan orang atau subyek dalam hal ini asas-asas hukum
pidana menurut tempat yaitu:
Asas teritorial
Asas personal ( Nasonal aktif)
Asas perlindungan ( nasional aktif)
Asas universal.
BAB III
Page7|9
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum Pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum
yang berlaku di suatu Negara, yang mengadakan dasar-dasar dan
aturan-aturan Asas-asas hukum pidana yaitu : Asas Legalitas, Asas
Tiada Pidana Tanpa Kesalahan, Asas teritorial, Asas nasionalitas aktif,
dan Asas nasionalitas pasif.
Daftar Pustaka
Page8|9
Aruan Sakidjo, Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990
Modul Asas-asasHukumPidana, Badan Pendidikan
danPelatihanKejaksaan, 2016 , prof ,Moeljatno,S,H, Asas Asas Hukum
Pidana
Page9|9