Pada prinsipnya ada dua pengertian yang berbeda tentang Hukum Pidana, yang disebut dengan
ius poenale dan ius puniendi. Ius poenale merupakan pengertian Hukum Pidana yang obyektif.
Hukum Pidana dalam pengertian ini menurut Mezger adalah , “Aturan-aturan hukum yang
mengikatkan pada suatu perbuatan tertentu yang memenuhi syarat-syarat tertentu suatu akibat
yang berupa pidana”. Dari definisi ini terlihat bahwa hukum pidana berpokok pada 2 hal yaitu :”
perbuatan yang memenuhi syarat tertentu”, dan “pidana”. Perbuatan yang memenuhi syarat
tertentu mengandung dua hal : “perbuatan jahat (perbuatan yang dilarang)” dan “orang yang
melakukan perbuatan tersebut”.
Pembagaian hukum pidana dalam arti sempit (Hukum Pidana Materiil)
1. Berdasarkan wilayah keberlakuannya :
a. Hukum Pidana umum (berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, KUHP dan Undang-undang tersebar
di luar KUHP)
b. Hukum Pidana lokal (Perda untuk daerah-daerah tertentu)
2. Berdasarkan bentuknya :
- Hukum Pidana tertulis, ada dua bentuk yaitu : Hukum Pidana dikodifikasikan dan Hukum
Pidana yang tidak dikodifikasikan
- Hukum Pidana tidak tertulis (Hukum Pidana Adat) adalah hukum yang berlaku hanya untuk
masayarakat-masyarakat tertentu.
Sumber Hukum Pidana
Sumber Hukum Pidana dapat dibedakan atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum yang
tidak tertulis. Di Indonesia sendiri, kita belum memiliki Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Nasional, sehingga masih diberlakukan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana warisan dari
pemerintah kolonial Hindia Belanda.Adapun sistematika Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
antara lain :
⮚ Buku I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1-103).