Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lalu Widhy Kurnia Mahardani

NIM : 020.04.0045

1. a. Hukum pidana ialah hukum yang mengatur suatu pelanggaran terhadap undang-undang yang telah
ditetapkan,suatu pelanggaran dan suatu kejahatan terhadap suatu kepentingan umum dan suatu
kepentingan individu, dan barang siapa yang memperbuat yang dilarang dalam suatu hukum pidana
akan diancam dengan sanksi pidana yang telah ditentukan apa yang diperbuat oleh si pelanggar
tersebut.

Tujuan Hukum Pidana

Untuk melindungi suatu kepentingan orang atau perseorangan (hak asasi manusia) untuk melindungi
kepentingan suatu masyarakat dan negara dengan suatu perimbangan yang serasi dari suatu tindakan
yang tercela/kejahatan di satu pihak dari tindak-tindakan perbuatan yang melanggar yang merugiakan
dilain pihak.

Untuk membuat orang yang ingin melakukan kejahatan atau perbuatan yang tidak baik akan menjadi
takut untuk melakukan perbuatan tersebut.

Untuk mendidik seseorang yang melakukan perbuatan yang melanggar agar tidak melakukan lagi, dan
agar diterima kembali dilingkungan masyarakat.

Mencegah akan terjadinya gejala-gejala sosial yang tidak sehat atau yang melakukan perbuatan yang
dilanggar, dan hukuman untuk orang yang sudah terlanjur berbuat tidak baik.

Fungsi Hukum Pidana

1. Secara umum

Fungsi hukum pidana secara umum yaitu fungsi hukum pidana sama saja dengan fungsi hukum-hukum
lain pada umumnya karena untuk mengatur hidup dalam kemasyarakatan atau menyelenggarakan suatu
tata dalam masyarakat.

2. Secara khusus

Fungsi hukum secara khusus nya yaitu untuk melindungi suatu kepentingan hukum terhadap perbuatan-
perbuatan yang melanggar dengan suatu sanksi atau hukuman yang berupa pidana yang telah
ditetapkan Undang-Undang yang telah ditetapkan dan yang sifatnya lebih tajam dari pada hukum-
hukum lain nya atau untuk memberikan aturan-aturan untuk melindungi yang pihak yang telah
dirugikan.

Asas-Asas Hukum Pidana

Asas Legalitas, yaitu tidak ada suatu perbuatan bisa dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam
Peraturan Perundang-Undangan yang sudah ada sebelum perbuatan itu dilakukan (Pasal 1 Ayat (1)
KUHP). 

Asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan, Yaitu untuk menjatuhkan pidana kepada orang yang sudah
melakukan tindak pidana, harus dilakukan jika ada unsur kesalahan pada diri orang tersebut.

Asas teritorial, artinya yaitu ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku atas semua peristiwa pidana
yang terjadi di daerah yang menjadi wilayah teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk
pula kapal berbendera Indonesia, pesawat terbang Indonesia, & gedung kedutaan dan konsul Indonesia
di negara asing (pasal 2 KUHP).

Asas nasionalitas aktif, yang artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua WNI yang
melakukan tindak pidana di mana pun ia berada (pasal 5 KUHP).

Asas nasionalitas pasif, yang artinya yaitu ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua tindak
pidana yang merugikan kepentingan negara (pasal 4 KUHP).

b. Hukuman mati

Hukuman penjara

Hukuman kurungan

Hukuman denda

Hukuman tutupan

Pencabutan hak

Penyitaan barang

Pengumuman putusan hakim

c. Sumber hukum pidana itu ada 2 yakni sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidak tertulis. Di
indonesia sendiri belum ada kitab undang-undang hukum pidana nasional yang artinya kita masih
memberlakukan kitab undang-undang hukum pidana warisan belanda. Adapun KUHP terdiri dari 3 buku
yakni sebagai berikut :

Buku I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1-103).

Buku II Tentang Kejahatan (Pasal 104-488).

Buku III Tentang Pelanggaran (Pasal 489-569).

Sumber hukum pidana tertulis yaitu sebagai berikut :

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP);

Undang-undang yang merubah/ menambah KUHP;

Undang-undang Hukum Pidana Khusus;

Aturan-aturan pidana di luar Undang-undang Hukum Pidana.

2. Ultimum remedium merupakan salah satu asas yang terdapat dalam hukum pidana


Indonesia. Ultimum remediummerupakan salah satu asas yangterdapat di dalam hukum pidana
Indonesia yang mengatakan bahwa hukum pidana hendaklah dijadikan upaya terakhir dalam hal
penegakan hukum.

3. Asas Legalitas merupakan Jaminan untuk suatu kebebasa seseorang dengan ada batas aktivitas apa
yang dilarang cecara jelas dan tepat. Asas tersebut juga melindungi dari penympangan atau
penyalahgunaan wewenang tetang perbuatan ilegal serta hukumannya.

Tujuan asas legalitas ialah untuk memperkuat kepastian hukum, serta untuk menciptakan keadilan serta
kejujuran untuk terdakwa, mengefektifkan fungsi penjeraan dalam sangksi pidana, mencegah
penyalahgunaan kekuasaan, serta untuk memperkuat rule of law. 

4. a. Menurut sistem KUHP Indonesia, yang dapat menjadi subjek hukum pidanaialah natuurlijke person
atau manusia. ... Disamping orang dikenal subjek hukumselain manusia yang disebut BadanHukum.
Badan Hukum adalah organisasi atau kelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu yang dapat
menyandang hak dan kewajiban.

b. Karena perbuatan korporasi selalu diwujudkan melalui perbuatan manusia (direksi; manajemen),
maka pelimpahan pertanggungjawaban manajemen (manusia; natural person), menjadi perbuatan
korporasi (badan hukum; legal person) dapat dilakukan apabila perbuatan tersebut dalam lalu lintas
kemasyarakatan berlaku sebagai perbuatan korporasi. Ini yang dikenal sebagai konsep hukum tentang
pelaku fungsional (functionele dader).

5. Di dalam Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2) KUHP telah diatur mengenai berlakunya hukum pidana
Indonesia menurut waktu (kapan dilakukannya suatu tindak pidana), Oleh karena itu selanjutnya yang
perlu diketahui adalah dimana tempat berlakunya hukum pidana Indonesia tersebut, sekaligus juga
terkait dengan bagi siapa hukum pidana tersebut diberlakukan.

6. Asas teritorial ini mengajarkan bahwa hukum pidana suatu negara berlaku di wilayah negara itu
sendiri. Asas tersebut merupakan asas pokok dan telah dianggap  sebagai asas yang paling tua karena
dilandaskan pada kedaulatan negara. Memang menjadi keniscayaan dan logis jika suatu ketentuan
hukum suatu negara berlaku di seluruh wilayah negara itu. Di dalam asas teritorial, dianut oleh
Indonesia dan telah disebutkan di dalam Pasal 2 dan Pasal 3 KUHP.

Menurut Pasal 2, yang menjadi sebuah patokan adalah wilayah dan tidak mempersoalkan siapa yang
melakukan tindak pidana di wilayah itu. Artinya, bahwa siapapun, baik orang Indonesia maupun orang
asing, yang melakukan tindak pidana di dalam wilayah negara Indonesia maka akan diberlakukan hukum
pidana Indonesia

7. Unsur-unsur Tindak Pidana

Menurut S. R. Sianturi, secara ringkas unsur-unsur tindak pidana, yaitu (hal. 208):

adanya subjek;

adanya unsur kesalahan;

perbuatan bersifat melawan hukum;

suatu tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh undang-undang/perundangan dan terhadap yang
melanggarnya diancam pidana;

dalam suatu waktu, tempat dan keadaan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai