PERBEDAAN
HUKUM PERDATA HUKUM PIDANA
ISI
MENGATUR HUB. AN- MENGATUR HUB. HK
TARA ORANG YG SATU ANT.SEORANG ANGGO-
DGN ORANG LAIN TA MASY. (WN) DGN
NEGARA YG MENGUA-
SAI TATA TERTIB MAS-
KEPENTINGAN PER- YARAKAT
ORANGAN
PELAKSANAAN
DIAMBIL TINDAKAN DIAMBIL TINDAKAN
OLEH PENGADILAN SE- TANPA ADA PENGA-
TELAH PENGADUAN DUAN DARI PIHAK YG
PIHAK YG BERKEPEN- DIRUGIKAN
TINGAN/DIRUGIKAN
PENUNTUT UMUM
Istilah “Hukum Pidana” menurut Prof. Satochid
mengandung beberapa arti atau dapat dipandang dari
beberapa sudut, antara lain bahwa Hukum Pidana, disebut
juga “Ius Poenale” yaitu “sejumlah peraturan yang
mengandung larangan-larangan atau keharusan-keharusan
dimana terhadap pelanggarnya diancam dengan hukuman”.
Ius Poenalle
1. Delik formil.
Tekanan perumusan delik ini ialah sikap tindak atau
perikelakuan yang dilarang tanpa merumuskan akibatnya.
Misalnya pasal 297 KUHP: “Perdagangan wanita dan
perdagangan anak laki-laki yang belum dewasa,
diancam dengan pidana penjara paling lama enam
tahun”.
2. Delik materiil.
Tekanan perumusan delik ini adalah akibat dari suatu sikap
tindak atau perikelakuan.
Misalnya pasal 359 KUHP : “Barang siapa karena
kelalaiannya, menyebabkan matinya seseorang...”
Unsur-unsur perumusan delik, dibedakan
dalam:
Delik dasar yang merumuskan suatu sikap tindak atau perilaku
yang dilarang, misalnya pasal 338 KUHP yang menyatakan
“Barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam
karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas
tahun”;
Delik yang meringankan, yakni merumuskan sikap tindak yang
karena suatu keadaan mendapat keringanan hukuman, misalnya
pasal 341 KUHP, “Seorang ibu yang karena takut ketahuan
melahirkan anak, membunuh anaknya tersebut”,
Delik yang memberatkan, yaitu merumuskan sikap tindak karena
suatu keadaan diancam hukuman yang lebih berat, misalnya pasal
340 KUHP, ”Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana
terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan berencana dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu paling lama dua puluh tahun”.
Sumber Hukum Pidana di
Indonesia
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
2. Peraturan – Peraturan Tindak Pidana di luar KUHP, misalnya
:
UU TIPIKOR, UU Anti Money Laundering, UU Lingkungan
Hidup, UU Anti Trafficking, UU Perlindungan Anak, UU
KDRT, UU Perbankan, UU Anti Terorisme, dll.
Sejarah Pembentukan KUHP
Asas Konkordansi
Koninklijk Besluit (Titah Raja) No. 33,
Wetboek van Strafrecht Nederlansch 15 Oktober 1915
Indie (WvSNI) berlaku : 1 Januari 1918
Buku I
Aturan Umum
Pasal 1-103, Bab I - IX