Anda di halaman 1dari 7

PEMBAGIAN HUKUM

PIDANA

 CHRISFIAN ( 2174201068 )
 JEFRI HEPPY NIASMAN ( 2174201029 )
 NANDA RADIAH HARAHAP ( 2174201020 )
 RINDI ANTIKA ( 2174201088 )
 SHINTA MARSELINA ( 2174201055 )
A. Pembagian Hukum Pidana Secara Umum

1. Hukum Pidana Objektif (Ius Poenale)


hukum pidana yang dilihat dari aspek larangan-larangan berbuat, dimana larangan
tersebut desertai dengan ancaman pidana bagi siapa saja yang melanggar. Hukum Pidana
Objektif sendiri ternbagi atas Hukum Pidana Materiil dan Hukum Pidana Formil.
A.Hukum pidana materiil yang berisi tentang peraturan yang menjelaskan apa yang
dapat dihukum, siapa yang dapat dihukum dan bagaimana orang dapat dihukum, yang
terbagi lagi menjadi dua yatu:
Hukum Pidana Umum yaitu pidana yang berlaku terhadap setiap penduduk (berlaku
untk setiap siapa pun juga di seluruh wilayah Indonesia) kecuali anggota tentara.
Hukum Pidana Khusus yaitu hukum pidana yang berlaku khusus untuk orang-orang
dan perbuatan tertentu.
B. Hukum Pidana Formil adalah hukum yang mengatur cara-cara menghukum seseorang
yang melanggar peraturan pidana, sehingga dapat dikatakan bahwa Hukum pidana Formil
merupakan pelaksanaan Hukum Pidana Material karea memuat tentang peraturan-peraturan
tata cara bagaimana memberlakukan Hukum Pidana Material, karena isi dari Hukum
Pidana Formal ini yaitu berisi tentang cara-cara menghukum seseorang yang melanggar
peraturan pidana, maka hukum ini dinamakan juga dan lebih sering disebut sebagai Hukum
Acara Pidana.
2. Hukum Pidana Subjektif atau Ius Puniendi
hak negara atau alat negara untuk menghukum berdasarkan Hukum Pidana Objektif. Pada
hakekatnya Hukum Pidana Objektif itu membatasi hak negara untuk menhukum. Pidana
Subjektif baru ada setelah ada peraturan-peraturan dari hukum pidana objektif terlebih
dahulu. Karena itu dari hubungan hukum tersebut dapat disimpulkan kekuasaan untuk
dipergunakan oleh negara, yang berarti bahwa tiap orang dilarang untuk mengambil
tindakan sendiri, main hakim sendiri atau eigenrechting dalam menyelesaikan tindak
pidana.
B. Pembagian Hukum Pidana Dalam Arti
Luas
1.Hukum Pidana materiil atau sering disebut Hukum Pidana Substantif,
sering hanya disebut dengan istilah hukum pidana saja adalah perbuatan-
perbuatan yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang dan diancam
dengan pidana bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut. Di
Indonesia sumber Hukum pidana ini ada pada KUHP dan Undang-
undang di luar KUHP yang mengatur tentang tindak pidana khusus,
seperti UU No. 31 tahun 1999 Jo. UU No. 20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No. 15 tahun 2003 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, UU No.8 tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang, UU No.
35 tahun 2009 tentang Narkotika.
2.Hukum Pidana formil/Hukum Acara Pidana, adalah aturan-aturan yang mengatur
tentang bagaimana negara dengan perantara alat- alatnya (polisi, jaksa, hakim)
melaksanakan haknya untuk mengenakan Pidana sebagaimana telah diancamkan.
Sumber hukumnya adalah UU No. 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang- undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP), UU No. 18 tahun 2003 tentang Advokat, UU No.
13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan korban, UU No. 16 tahun 2011
tentang Bantuan Hukum, UU No. 17 tahun 2011 tentang Intelijen Negara, UU
No.11 tahun 2012 tetang Sistem Peradilan Anak, dan dalam peraturan-peraturan
tersebar diberbagai ketentuan Undang-undang tentang tindak pidana khusus.

3.Hukum Pelaksanaan Pidana (Strafvollstreckungrecht) adalah aturan- aturan


tentang pelaksanaan pidana penjara, pidana kurungan, tindakan terhadap anak yang
melakukan tindak pidana, dan sebagainya. Sampai saat ini peraturan tentang hal ini
dapat dilihat dari UU No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan berbagai
peraturan pelaksanaannya.
C. Pembagian Hukum Pidana Dalam Arti Sempit

1. Berdasarkan wilayah keberlakuannya :


• Hukum Pidana umum (berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, KUHP dan Undang-undang tersebar di luar
KUHP)
• Hukum Pidana lokal (Perda untuk daerah-daerah tertentu)

2. Berdasarkan bentuknya :
• Hukum Pidana tertulis, ada dua bentuk yaitu :
-Hukum Pidana dikodifikasikan; Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan
-Hukum Pidana yang tidak dikodifikasikan (tindak pidana khusus yang diatur dalam undang-undang tersendiri
seperti UU Tindak pidana Ekonomi, UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU Tindak Pidana Pencegahan dan
Pemberantasan Pencucian Uang, UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dan sebaginya).
• Hukum Pidana tidak tertulis (Hukum Pidana Adat) adalah hukum yang berlaku hanya untuk masayarakat-
masyarakat tertentu. Dasar hukum keberlakuannya pada jaman Hindia belanda adalah Pasal 131 IS (indische
staatregeling) atau AB (Alegemene Bepalingen van Wetgeving). Jaman UUDS Pasal 32, 43 ayat (4) Pasal 104 ayat
(1), Pasal 14, Pasal, Pasal 13, Pasal 16 ayat (2).UU No. No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dalam
Pasal 5 ayat (1), UU darurat No. 1 tahun 1951 dalam Pasal 5 ayat (3 sub b).
KESIMPULAN

hukum pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan apa yang
dilarang dan termasuk ke dalam tindak pidana, serta menentukan hukuman apa yang dapat
dijatuhkan terhadap yang melakukannya. Hukum pidana juga terbagi atas Hukum pidana materil dan
hukum pidana formil. Hukum pidana materiil adalah aturan hukum yang memuat tindakan pidana ,
faktor pembentukan hukum materiil yang dibentuk atas dasar faktor kemasyarakatan dan faktor idiil.
Pertama di pengaruhi oleh faktor idiil yang berpatokan pada keadilan yang harus ditaati oleh
masyarakat. Sebenarnya tidak hanya masyarakat, tetapi juga pembentuk UU itu sendiri. Kedua, yang
dipengaruhi oleh faktor kemasyarakatan. Sedangkan Hukum pidana formil adalah hukum yang
digunakan sebagai dasar para penegak hukum. sumber hukum formil selain undang-undang, yaitu
kebiasaan, traktat yang biasannya digunakan untuk perjanjian internasional, ada pula doktrin dan
putusan hakim. Jadi kelima sumber hukum formil tersebut yang dapat dijadikan acuan.
pembagian hukum pidana, dibagi menjadi berikut 1. hukum pidana objektif 2. hukum pidana
subjektif 3. Hukum pidana umum 4. Hukum pidana khusus

Anda mungkin juga menyukai