Sumber hukum pidana jenis ini adalah bersumber dari Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) baik KUHP tentang ketentuan umum, KUHP kejahatan, serta KUHP
tentang pelanggaran. Sementara hukum pidana khusus merujuk pada aturan-aturan
hukum pidana yang menyimpang dari hukum pidana umum serta berlaku khusus bagi
orang-orang tertentu.
Hal ini dilakukan agar masyarakat patuh dan menaati aturan yang ada sehingga
diharapkan mampu menciptakan masyarakat yang ideal—tertib, damai, adil dan
sejahtera.1
Hukum pidana dapat dibagi atas dasar hukum pidana materiil dan hukum pidana formil;
hukum pidana objektif dan hukum pidana subjektif; hukum pidana umum dan hukum
pidana khusus; hukum pidana nasional, hukum pidana lokal dan hukum pidana
1
https://deepublishstore.com/blog/materi/hukum-pidana/
internasional; serta hukum pidana tertulis dan hukum pidana yang tidak tertulis. Berikut
ini adalah penjelasan mengenai pembagian hukum pidana tersebut :
Dikatakan oleh Simons bahwa Hukum pidana dapat dibedakan menjadi hukum
pidana objektif dan hukum pidana subjektif. Hukum pidana objektif adalah
seluruh larangan atau dilarang sebagai pelanggaran oleh negara atau
kekuasaan umum yang dapat dikenai pidana terhadap pelanggar dan
bagaimana pidana itu diterapkan. Hukum pidana objektif adalah hukum pidana
positif atau jus poenale. Hukum pidana subjektif adalah hak negara memberikan
hukuman terhadap pelanggaran yang dilakukan, disebut juga jus puniendi
(Simons, 1937: 1).
Pembagian hukum pidana yang lain adalah hukum pidana umum dan hukum
pidana khusus. Hukum pidana umum adalah hukum pidana yang ditujukan dan
berlaku untuk semua warga Negara sebagai subjek hukum tanpa membeda-
bedakan kualitas pribadi subjek hukum tertentu. Dilihat dari subjek hukumnya,
hukum pidana khusus adalah hukum pidana yang dibentuk oleh negara hanya
dikhususkan berlaku bagi subjek hukum tertentu saja, misalnya. hukum pidana
militer. Hukum pidana militer merupakan hukum pidana khusus yang tertua di
dunia yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang menjadi anggota militer aktif.
Hukum pidana militer ini dituangkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Militer (KUHPM). Pelanggaran terhadap KUHPM juga tidak diadili di lingkungan
peradilan umum melainkan diadili di lingkungan peradilan militer.
Menurut Sudarto bilamana pendapat Binding ini diterima, maka orang yang
melakukan pencurian tidak boleh dikatakan melanggar Pasal 362 KUHP,
demikian pula orang yang melakukan pembunuhan tidak dapat dikatakan
melanggar Pasal 338 KUHP, karena justru mereka memenuhi unsur-unsur
yang tercantum dalam pasal tersebut yang menyebabkan mereka dapat
dipidana berdasarkan pasal tersebut.
2
E Simons. (1937). Leerboek Van Het Nederlandsche Strafrecht, Eerste Deel. N.V. – Groningen –
Batavia. Zesde Druk. P. Noordhoof.
memberikan sanski yang istimewa yang berbeda dengan sanksi dalam hukum
privat, maupun hukum publik 3 .
3
Romli Atmasasmita. (2003). Pengantar Hukum Pidana Internasional. Bandung. Refika Aditama
4
Sumber : Buku Ajar Hukum Pidana Universita Udayana 2016