Anda di halaman 1dari 16

BIODATA

Nama : M. Nurhadi Salim Pardede, SH.MH


TTL : Medan 31 Juli 1991
Alamat : Sudirman No 34 Stabat Langkat
No Hp : 081262028993
Pendidikan : SD: MIN Sei Agul Medan , SMP : MTSN 2
Medan , SMA : MAN 2 Medan
S1 : HUKUM UMSU, S2: Pascasarjana
UMSU
Pekerjaan : Pengacara dan Dosen
MK : HUKUM PENITENSIER
LATAR BELAKANG
 Negara mempunyai hak untuk menjatuhkan pidana melalui
aparat penegak hukum apabila telah terjadi pelanggaran
terhadap hukum yang berlaku, misalnya melakukan perbuatan
yang dilarang oleh Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP). Di dalam KUHP tersebut tercakup 3 (tiga) Buku,
yakni Buku I yakni mengenai Ketentuan Umum, Buku II
mengenai Kejahatan dan Buku III mengenai Pelanggaran, di
dalam KUHP tersebut tidak hanya bersifat melarang melakukan
perbuatan tertentu seperti mencuri, membunuh, menganiaya
yang pada umumnya diatur di dalam Buku II tentang Kejahatan
namun juga memerintahkan untuk melakukan perbuatan
tertentu, misalnya memberikan pertolongan terhadap orang lain
yang membutuhkan pertolongan yang apabila tidak dilakukan
maka justru melanggar ketentuan KUHP misalnya dalam Buku
III tentang pelanggaran pasal 531, 525 dan lain-lain.
 Selain mengatur mengenai kejahatan dan Pelanggaran,
KUHP juga mengatur mengenai ketentuan umum di dalam
Buku I yang di dalamnya terdapat salah satu pasal yang
penting untuk diperhatikan yakni pasal 10 yang
menjelaskan mengenai jenis pidana yakni terdiri atas
pidana pokok dan pidana tambahan yang urutannya
disesuaikan dengan berat ringannya jenis pidana tersebut,
dan tentunya masih banyak lagi pasal-pasal lain yang
tercakup dalam KUHP yang tidak kalah pentingnya.
 Namun seiring dengan perkembangan sistem pemidanaan
beberapa kententuan dalam KUHP yang ada sekarang ini
dianggap sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan
hukum meskipun telah diadakan “tambal sulam” sehingga
terdapat keinginan yang kuat untuk melakukan pembaruan
hukum pidana dengan membentuk KUHP baru dalam
suatu sistem hukum pidana nasional (KUHP Nasional).
JENIS-JENIS HUKUM
 HUKUM PIDANA yaitu jenis hukum publik yang mengatur
terkait pelanggaran dan kejahatan, serta memuat larangan dan
sanksi.
 HUKUM PERDATA yaitu jenis hukum privat yang mengatur
hubungan antar individu secara umum, misalnya yaitu hukum
keluarga, hukum perjanjian, hukum kekayaan, hukum waris,
hukum perkawinan, dan sebagainya.
 HUKUM TATA NEGARA, yaitu jenis hukum publik yang
mengatur terkait hubungan antara negara dengan bagian-
bagiannya.
 Hukum TATA USAHA NEGARA, yaitu jenis hukum publik
yang mengatur tentang tugas dan kewajiban para pejabat
negara secara administratif.
HUKUM DAGANG yaitu jenis hukum privat
yang mengatur hubungan antar individu di dalam
kegiatan perdagangan, misalnya yaitu hukum
jual beli, hutang utang piutang, hukum
mendirikan perusahaan dagang, dan sebagainya.
HUKUM INTERNASIONAL yaitu jenis hukum
publik yang mengatur terkait hubungan antar
negara, seperti hukum perjanjian internasional,
hukum perang internasional, dan sejenisnya.
HUKUM MILITER
SUMBER-SUMBER HUKUM
 1. Undang-undang
Undang-undang/Perundang-undangan adalah Peraturan Perundang-
undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan
persetujuan Presiden. Undang-undang memiliki kedudukan sebagai
aturan bagi rakyat untuk konsolidasi dalam politik dan hukum dan
mengatur kehidupan bersama dalam mewujudkan tujuan negara.

2. Kebiasaan
Kebiasaan dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dilakukan
secara berulang-ulang berdasarkan tingkah laku yang tetap, lazim, dan
normal. Kebiasaan dapat menjadi sumber hukum menurut sistem
hukum di Indonesia.
 3. Traktat

Traktat adalah perjanjian yang dibuat antar negara yang dituangkan dalam bentuk
tertentu. Sebagaimana disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 11, yang berbunyi,
"Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain.

 4. Yurisprudensi

Yurisprudensi adalah keputusan-keputusan dari hakim terdahulu untuk
menghadapi suatu perkara yang tidak diatur dalam undang-undang. Keputusan ini
dijadikan sebagai pedoman bagi para hakim yang lain untuk menyelesaikan suatu
perkara yang sama
 5. Doktrin

Doktrin hukum adalah suatu pernyataan yang dituangkan ke dalam bahasa oleh
semua ahli hukum. Hasil pernyataan tersebut disepakati oleh seluruh pihak.
Umumnya, penyelesaian perkara didasari oleh undang-undang, perjanjian
internasional, dan yurisprudens
HUKUM PENITENSIER
penitensier berasal dari penitentiere recht
dan juga berasal dari penitentiary yang
terdiri dari dua kata yaitu penitience dan
refentience yang bermakna kantor
pendetaan atau yang mengurus masalah
dosa. Beberapa pendapat yang dikemukakan
oleh pakar mengenai pengertian dari Hukum
Penitensier, menurut Utrecht yang dimaksud
dengan hukum
penitensiera dalah segala peraturan- peraturan positif
mengenai sistem hukuman (strafstelsel) dan sistem
tindakan (maatregelstelsel) (Utrecht, 2000). Hukum
penitensier ini merupakan sebagian dari
hukum positif, yaitu bagian yang
menentukan jenis sanksi atas pelanggaran, beratnya
sanksi, lamanya sanksi itu dirasakan oleh pelanggar
dan cara serta tempat sanksi dilaksanakan. Selain
Utrecht, Van Bemmelen juga memberikan pengertin
terhadap hukum penitensier, menurutnya, hukum
penitensier adalah hukum yang berkenaan dengan
tujuan, daya kerja, dan organisasi dari lembaga-
lembaga pemidanaan .
Hubungan hukum pidana dengan hukum penitensier
adalah bahwa segala pidana ataupun tindakan yang
diberikan KUHP bagi si pelanggarnya itu diatur
bagaimana pelaksanaannya oleh hukum penitensier.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hukum penitensier
mulai bekerja disaat hukum pidana berhenti bekerja
dan hakim telah menjatuhkan putusan pidana terhadap
seseorang yang melakukan perbuatan melawan hukum.
TUJUAN DAN KEGUNAANNYA
Tujuan hukum penitensier adalah agar yang
berhubungan dengan hukuman seseorang
dapat dilaksanakan dengan baik. Hukuman
penitensier baru dapat dilaksanakan apabila
sudah ada putusan dari hakim.
Hukum pidana memiliki tiga konsep yang tidak
hanya dianggap sebagai konsep-konsep dasar
dalam penyusunan konsep Rancangan KUHP,
tetapi juga dianggap sebagai masalah pokok
dalam hukum pidana, antara lain adalah Tindak
pidana/pererbuatan pidana (criminaloffense),
Pertanggung jawaban pidana atau kesalahan
(criminal respon sibility), Pemidanaan
(punishment).
Untuk mengetahui bahwa dari tahun ke tahun
pemidanaan terhadap pelaku kejahatan semakin
diperhalus (lebih manusiawi);
Bahwa pada hakikatnya pidana merupakan
suatu kesengajaan untuk memberikan suatu
penderitaan kepada pelaku tindak pidana,
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
kejahatan dan memberikan ketertiban kepada
masyarakat;
• Pada hakikatnya tindakan merupakan suatu
kesengajaan yang diberikan kepada pelaku tindak
pidana yang tidak mengandung unsur penderitaan.
Adapun tujuan dari tindakan adalah untuk
memperbaiki sikap pelaku tindak pidana tersebut
agar tidak melakukan tindak pidana lagi;

• Untuk memberikan pengetahuan yang lebih konkret


dan komprehensif kepada para mahasiswa hukum
sehingga mereka dapat memahami masalah pidana
dan pemidanaan tidak saja dalam konteks ius
constitutum, melainkan juga dalam konteks ius
constituendum.
Sumber hukum penitensier( pasal 10
KUHP )
Pidana pokok (pidana mati, penjara,
kurungan, denda, tutupan)
Pidana tambahan (pencabutan hak-hak
tertentu, perampasan barang-barang
tertentu, pengumuman putusan hakim
TERIMA KASIH
NB: Bagi bapak-ibu yang mengalami kendala masalah hukum dan kendala
diakhir perkuliahan bisa searing komunikasikan ke saya

Anda mungkin juga menyukai