Anda di halaman 1dari 147

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, sehingga setiap

kegiatan manusia atau masyarakat yang merupakan aktivitas hidupnya harus

berdasarkan pada peraturan yang ada dan norma - norma yang berlaku dalam

masyarakat. Hukum tidak lepas dari kehidupan manusia karena hukum merupakan

aturan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupannya karena tanpa

adanya hukum kita tidak dapat membayangkan akan seperti apa nantinya negara kita

ini. Pembangunan Nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

yang adil, makmur, sejahtera dan damai berdasarkan pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Untuk mewujudkan keberadaan keadilan di

masyarakat. Hukum tidak berdiri sendiri, maksudnya hukum memiliki keterkaitan

yang erat dan kehidupan masyarakat. Dalam kenyataan, perkembangan hukum yang

berlaku dimasyarakat demikian pula sebaliknya.

Lembaga penuntut umum seperti yang kita kenal sekarang berasal dari

Bahasa Perancis, yang akhirnya oleh negara-negara lain diadopsi dalam perundang-

undangan yang juga oleh Belanda memasukkannya dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP) Tahun 1848, menerapkannya di Indonesia. Dalam

perihal penuntutan ini juga dibahas tentang wewenang penuntut umum, surat

dakwaan, bagaimana teknis penyusunan dakwaan, perubahan surat dakwaan,

penggabungan perkara, penghentian penuntutan, dan penutupan perkara. Menurut

1
Soedjono.“Tujuan hukum adalah untuk melindungi kepentingan itu. Jadi hukum

melindungi kepentingan individu dimasyrakat dan atau bahkan melindungi

masyarakat secara keseluruhan”.1

“Menurut Para ahli dan teori tersebut, tujuan hukum dan atau dalam garis

besarnya, hukum ini mengabdi pada tujuan Negara yang dalam pokoknya ialah

mendatangkan kemakmurandan kebahagian pada rakyatnya, demikian Subekti.

Adapun Von Apeldoorn menegaskan bahwa tujuan hukum ialah: mengatur pergaulan

hidup manusia secara damai. Teorietis, menyebutkan bahwa hukum itu semata-mata

menghendaki keadilan.

Pada dasarnya keberadaan hukum ditengah-tengah masyarakat sangat

penting, oleh sebab itu masyarakat harus memiliki kesadaran hukum. Kesadaran

hukum masyarakat memiliki tingkatan yang hanya dapat dilihat dari indikatornya

yang terdiri dari; pengetahuan hukum, pemahaman kaidah-kaidah hukum, sikap

terhadap norma-norma hukum dan perilaku hukum.

Urutan-urutan indikator tersebut menunjukkan tinggi rendahnya, akan tetapi

kesadaran hukum masyarakat tidak melalui 3 tingkatan - tingkatan kesadaran hukum

yang penting (perilaku hukum) dan melalui tingkatan kesadaran hukum dibawahnya.

Apabila masyarakat ingin damai, tentram, adil dan sejahtera maka syarat

utama adalah memenuhi kaidah - kaidah hukum disamping sikap - sikap lain yang

mendukung, akan tetapi pematuhan terhadap hukum tadi tidak dapat terjadi dengan

sendirinya, tanpa adanya motivasi. Pada dasarnya motivasi tersebut terdiri dari:

1
Sudarsono, Pengantar Tata Hukum Indonesia, 1991, Hal 113

2
Motivasi/ dorongan yang bersifat psikologis/kejiwaan.

1. Motivasi/ dorongan untuk memelihara nilai-nilai moral yang luhurdi

dalam masyarakat.

2. Motivasi/ dorongan untuk memperolehperlindungan hukum.

3. Motivasi/ dorongan untuk menghindari sanksi hukum.

Hukum yang dipatuhi dalam masyarakat datangnya dari berbagai

sumber. Sumber hukum tersebut pada garis besarnya dari berbagai sumber

hukum formal. Pada umumnya, sumber hukum materiil hanya terdiri dari

sumber hukum dalam arti sejarah, sumber hukum dalam arti sosiologis dan

sumber hukum dalam arti filsafat.

Sumber hukum formil sebagaimana tersebut diatas terdiri dari undang-

undang, yurisprudensi, kebiasaan, persetujuan, doktrin dan traktat. Menurut

Kansil, undang-undang ialah suatu peraturan negara yang mempunyai

kekuatan hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa

Negara. Undang - undang dapat dibagi dalam 4 arti materiil dan formil.

Adapun yang disebut dengan yurisprudensi adalah keputusan hakim terdahulu

yang sering diikuti dan dijadikan dasar keputusan oleh hakim kemudian

mengenai masalah yang sama. Sedangkan sumber hukum kebiasaan dapat

menjadi sumber hukum apabila kebiasaan tersebut telah menjadi suatu

perbuatan yang menurut ketentuan tingkah laku yang tidak berubah apabila

masyarakat telah memiliki kesadaran akan adanya ketentuan tingkah laku

tersebut bahkan telah meyakini hal itu sebagai suatu kerugian.

3
Doktrin membedakan hukum pidana materiil dan hukum pidana

formiil, menurut J.M van Bemmelen menjelaskan kedua hal itu sebagai

berikut : “Hukum pidana materiil terdiri atas tindak pidana yang disebut

berturut-turut, peraturan umum yang dapat diterapkan terhadap perbuatan itu,

dan pidana yang diterapkan terhadap perbuatan itu. Hukum pidana formiil

mengatur cara bagaimana acara pidana seharusnya dilakukan dan menentukan

tata tertib yang harusdiperhatikan pada kesempatan itu.” 2

Wirjono Prodjodikoro menjelaskan Hukum pidana materiil dan

hukum pidana formiil sebagai berikut.“Isi hukum pidana yakni:3

1. Penunjukan dan gambaran dari perbuatan-perbuatan yang

diancam dengan hukum pidana.

2. Penunjukkan syarat umum yang harus dipenuhi agar perbuatan itu

merupakan perbuatan yang pembuatnya dapat dihukum pidana.

3. Penunjukan orang atau badan hukum yang pada umumnya dapat

dihukum pidana, dan

4. Penunjukan jenis hukuman pidana yang dapat dijatuhkan. Hukum

acara pidana berhubungan erat dengan hukum pidana, oleh karena

itu, merupakan suatu rangkaian peraturan yang memuat cara

bagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa, yaitu kepolisian,

kejaksaan, dan pengadilan harus bertindak guna mencapai tujuan

Negara dengan mengadakan hukum pidana.

2
Sudarsono, pengantar tata hukum indonesia, 1991,hal 5
3
Sudarsono, Pengantar Tata Hukum Indonesia, 1991, Hal 6

4
Tirtaamidjaja menjelaskan hukum pidana materiil dan hukum pidana

formiil sebagai berikut: “Hukum pidana materiil adalah kumpulan

aturan hukum yang menentukan pelanggaran pidana; menetapkan

syarat-syarat bagi pelanggaran pidana untuk dapat dihukum;

menunjukkan orang yang dapat dihukum dan menetapkan hukuman

atas pelanggaran pidana. Hukum pidana formil adalah kumpulan aturan

hukum yang mengatur cara mempertahankan hukum pidana materiil

terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh orang -orang tertentu, atau

dengan kata lain, mengatur cara bagaimana hukum pidana materiil

diwujudkan sehingga diperoleh keputusan hakim serta mengatur cara

melaksanakan keputusan hakim”.4

Masalah kejahatan bagian dari kenyataan sosial dan bukan hal

yang baru, meskipun tempat dan waktunya berlainan tetapi prinsipnya

dinilai sama peningkatan kejahatan dari waktu kewaktu tidak dapat

dielakkan dengan berbagai bentuk perubahan sebagai pendorongnya.

Kejahatan merupakan atau perilaku seseorang yang

melanggarhukum positif atau hukum yang telah dilegitimasi berlakunya

dalam suatu Negara. Ia hadir di tengah masyarakat berbagai model

prilaku yang sudah dirumuskan secara yuridis sebagai pelanggar,dan

dilarang oleh 6 hukum dan telah ditetapkan oleh pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap. Hukum dalam fungsi mengatur

seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dapat memberikan

4
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum, 1991 Hal 5

5
kontribusinya secara maksimal kepada pelaksanaan pembangunan jika

aparat hukum dan seluruhnya lapisan masyarakat tunduk dan taat

terhadap norma hukum. Akan tetapi, kenyataannya tidak semua unsur

dalam masyarakat siap dan bersiap tunduk kepada aturan yang ada.

Oleh karena itu timbul perbuatan yang melanggar hukum seperti

kejahatan pembunuhan dan penganiayaan. Masalah kejahatan dalam

masyarakat mempunyai gejala yang sangat kompleks dan rawan serta

senantiasa menarik untuk dibicarakan.

Hal ini dapat dipahami karena persoalan kejahatan itu sendiri

dalam tindakan yang merugikan dan bersentuhan langsung dengan

kehidupan manusia, oleh karena itu upaya dan langkah-langkah untuk

memberantas kejahatan perlu senantiasa dilakukan dalam hubungan

tersebut kejahatan pembunuhan akhir-akhir ini menunjukkan

perkembangan yang cukup meningkat. Banyaknya kejahatan yang

terjadi disekitar kita yang sangat mengerikan hal ini dapat diketahui

melalui media massa mengungkap beberapa kasus pembunuhan yang

terjadi dan pelakunya adalah istri, suami, kerabat dekat, dimana faktor

yang menyebabkannya adanya kecemburuan sosial, dendam, dan faktor

psikologis seseorang. Dalam hal penegakan hukum, walaupun aparat

penegakan hukum telah melakukan usaha pencegahan dan

penaggulangannya, namun dalam kenyataan yang masih saja muncul

reaksi sosial bahkan beberapa tahun terakhir ini nampak bahwa laju

perkembangan kejahatan pembunuhan di Indonesia pada umumnya dan

6
kota-kota besar pada khususnya cenderung meningkat baik dari segi

kuantitas maupun segi kualitas dengan modus operandi yang berbeda.

Hukum berfungsi mengatur seluruh aspek kehidupan berbangsa

dan bernegara dapat memberikan konrtibusi yang besar kepada

pelaksanaan pembangunan jika aparat penegak hukum dan seluruh

lapisan masyarakat tunduk dan taat kepada norma-norma hukum,

namun kadangkala gradiasi pidana yang dijatuhkan, mempunyai dua

sisi, disatu sisi merupakan perlindungan masyarakat dan ancaman

kejahatan pada sisi lain pidana yang dijatuhkan dianggap sebagai

pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Meskipun asumsi diatas cukup

beralasan namun tampaknya masalah sanksi pidana sangat strategis

sifat dalam menanggulangi dan mencegah kejahatan sebab jika tidak

ada sanksi pidana tidak ada pula yang menjalankan fungsi secara

optimal.

Terjadinya pembunuhan juga tidak terlepas dari kontrol sosial

masyarakat, baik terhadap pelaku maupun terhadap korban

pembunuhan sehingga tidak memberi peluang untuk berkembangnya

kejahatan ini. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan kehidupan

dalam masyarakat, modus kejahatan pembunuhan semakin meningkat.

Dalam Pasal 338 KUH Pidana mengatur tentang, barang siapa dengan

sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan

dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Dengan

perkembangan teknologi dan kemajuan kehidupan masyarakat dengan

7
diimbangi oleh tingkat pendidikan, moral, dan ahlak agama tidak

berfungsi lagi.

Contoh kasus yang terjadi dan menarik perhatian publik yaitu

kasus Pembunuhan Pembantu Hamil Syamsiah oleh Suwandi (alias)

Wandi di Depok. Dalam pengembangan kasus tersebut menimbulkan

enigma bagi masyarakat akan rasa penasaran siapakah pelaku dibalik

pembunuhan ini. Pihak berwenang pun dalam penyelidikan ini

melakukan suatu metode implikasi terhadap masyarakat sekitar Tempat

Kejadian Perkara (TKP) agar saling kooperatif terhadap petugas

kepolisian. Setelah dilakukan peninjauan yang mendalam dan kredibel,

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Depok Kompol Putu Kholis

Aryana menyebutkan, penyebab Samsiah tewas berdasarkan hasil

visum yang dilakukan oleh Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta

Timur, ditemukan luka tusukan dan jeratan di leher korban, yang

mengakibatkan tulang leher korban patah. Kematian korban disebabkan

adanya kekerasan benda tumpul di leher. "Setelah diselidiki, pelaku

berhasil ditangkap pada Senin (6/11/2017) sekira Pukul 18.15 WIB,

pelaku bernama Suwandi telah ditangkap di Jalan Gotong Royong I RT

01/01, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan," jelas Kapolres. 5

5
https://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/11/08/kronologi-pembunuhan-pembantu-rumah-

tangga-di-depok-dari-berhubungan-badan-hingga-cekcok-mulut diakses pada tanggal, 30 Oktober

2019 pada jam 23:08

8
Atas uraian diatas, maka penulis hendak mengkaji lebih

mendalam tentang Tindak Pidana Pembunuhan Berdasarkan Pasal 338

KUHP Pidana yang merupakan latar belakang sebuah penulisan hukum

yang berjudul “TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DI

DASARIPERSELINGKUHAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN

HAKIM PASAL 338 KUHP (Studi Kasus Putusan Nomor

88/Pid.B/2018/PN.DPK)”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi permasalahan adalah

sebagai berikut:

1. Apakah faktor tindak pidana pembunuhan yang di dasari

perselingkuhan berdasarkan pasal 338 KUHP dalam putusan

Pengadilan Negeri Depok Nomor 88/Pid.B/2018/PN.DPK?

2. Upaya apa yang dilakukan dalam proses persidangan terhadap perkara

tindak pidana pembunuhan yang di dasari perselingkuhan berdasarkan

putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 88/Pid.B/2018/PN.DPK?

3. Bagaimana pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Depok dalam

memutuskan perkara pembunuhan yang di dasari perselingkuhan

dalam putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor

88/Pid.B/2018/PN.DPK?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian yang

dilakukan ini bertujuan:

9
1. Untuk mengetahui pakah faktor tindak pidana pembunuhan yang di

dasari perselingkuhan berdasarkan pasal 338 KUHP dalam putusan

Pengadilan Negeri Depok Nomor 88/Pid.B/2018/PN.DPK?

2. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan dalam proses

persidangan terhadap perkara tindak pidana pembunuhan yang di dasari

perselingkuhan berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor

88/Pid.B/2018/PN.DPK?

3. Untuk mengetahui bagaimana pertimbangan hakim Pengadilan Negeri

Depok dalam memutuskan perkara pembunuhan yang di dasari

perselingkuhan dalam putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor

88/Pid.B/2018/PN.DPK?

D. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian terdapat manfaat yang bisa diambil. Penulis

mengarapkan ada manfaat yang berguna bagi penulis maupun orang yang

membacanya. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara

lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu

hukum pada umumnya dan hukum pidana pada khususnya;

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan literatur dalam

kepustakaan khususnya mengenai tindak pidana pembunuhan yang di dasari

perselingkuhan;

10
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi

pihak lain dalam penelitian sejenis yang akan datang;

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban atas permasalahn yang penulis teliti dan mungkin

juga masyarakat mengenai permasalahan yang penulis angkat dalam

penelitian;

b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan masukan bagi

semua pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti;

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

dan pengalaman kepada penulis mengenai permasalahan yang diteliti yang

dapat berguna bagi penulis maupun orang lain dikemudian hari.

E. Kerangka Pemikiran

Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, sehingga setiap

kegiatan manusia atau masyarakat yang merupakan aktivitas hidupnya harus

berdasarkan pada peraturan yang ada dan norma-norma yang berlaku dalam

masyarakat. Hukum tidak lepas dari kehidupan manusia karena hukum merupakan

aturan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupannya karena tanpa

adanya hukum kita tidak dapat membayangkan akan seperti apa nantinya negara kita

ini. Pembangunan Nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

yang adil, makmur, sejahtera dan damai berdasarkan pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Untuk mewujudkan keberadaan keadilan di

masyarakat. Hukum tidak berdiri sendiri, maksudnya hukum memiliki keterkaitan

11
yang erat dan kehidupan masyarakat. Dalam kenyataan, perkembangan hukum yang

berlaku dimasyarakat demikian pula sebaliknya.

Dalam menjatuhkan putusan terhadap suatu perkara, terlebih putusan

pemidanaan, hakim harus benar – benar menghayati dan meresapi arti amanat dan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya sesuai dengan fungsinya kewenangannya,

masing–masing kearah tegaknya hukum itu sendiri yakni keadilan, kemanfaatan dan

kepastian hukum.

Pertimbangan hakim atau Rato Decidendi adalah argumen atau alasan yang

dipakai oleh hakim sebagai pertimbangan hukum yang menjadi dasar sebelum

memutuskan perkara. Fakta–fakta persidangan yang dihadirkan, berorientasi dari

lokasi kejadian (locus delicti), waktu kejadian (tempus delicti), dan modus oprandi

tentang cara tindak pidana itu dilakukan.

Hakim dalam menjatuhkan putusan pemidaan di dasarkan pada ancaman

yang disebutkan dalam pasal pidana yang didakwa. Penilaian tentang seberapa

beratkah hukuman pidana yang pantas dijatuhkan pada terdakwa sesuai dengan berat

ringannya kesalahan terdakwa dalam perbuatan tindak pidana yang dilakukannya

berada pada hakim.

Pembunuhan biasa (Pasal 338 KUHP) ; “Barang siapa dengan sengaja

merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara

paling lama lima belas tahun”.

12
F. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

normatif dimana metode penelitian hukum jenis ini biasa disebut sebagai hukum doktrin

atau penelitian kepustakaan. Dinamakan penelitian hukum doktrin atau penelitian ini

hanya ditujukan sehingga penelitian ini sangat erat hubungannya pada perpustakaan

karena akan membutuhkan data – data yang bersifat sekunder pada perpustakaan.

2. Spesifikasi Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif analisis karena penelitian ini dimaksudkan

untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang permasalahan yang dibahas dan

menganalisa data yang diperoleh untuk menjawab permasalahan.

G. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Penelitian ini menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder

sebagai bahan data penelitian. “Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang

bersifat autoratif artinya mempunyai otoritas, sedangkan bahan hukum sekunder berupa

bahan hukum yang bukan merupakan dokumen–dokumen resmi”. Bahan hukum yang

digunakan dalam penelitian antara lain:

a. Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan resmi,

risalah dalam pembuatan perundang – undangan, kasus dan putusan hakim. Dalam

penelitian ini bahan hukum primer yang digunakan penulis adalah:

1) Kitab Undang–Undang Hukum Pidana Buku 1 Aturan Umum (Pasal 1 sampai

dengan Pasal 103).

13
2) Undang–Undang Dasar 1945 termuat pasal–pasal yang mengatur tentang Hak

Asasi Manusia. Pasal–pasal tersebut yakni: Pasal 28 D ayat 1.

3) Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 88/Pid.B/2018/PN.DPK tentang

perkara tindak pidana pembunuhan yang didasari perselingkuhan yang terjadi

di wilayah kota Depok dengan terdakwa Suwandi (alias) Wandi.

b. “Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan

merupakan dokumen–dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku –

buku teks, kamus – kamus hukum, jurnal – jurnal hukum, dan komentar –

komentar atas putusan pengadilan”. Bahan hukum sekunder yang digunakan

penulis dalam penelitian ini yaitu :

1) Buku–buku ilmiah dibidang hukum;

2) Makalah–makalah dan hasil–hasil karya ilmiah para sarjana;

3) Jurnal–jurnal hukum;

4) Literatur dan hasil penelitian lainnya.

c. Badan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun

penejelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder.

H. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan penulis adalah studi

kepustakaan, karena jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian hukum normatif. “studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara menginventarisasikan dan mempelajari bahan – bahan yang berupa

peraturan perundang–undangan buku-buku, tulisan–tulisan dan dokumen–dokumen

lainnya yang ada hubungannya dengan obyek penelitian”.

14
I. Teknis Analisa Bahan Hukum

Setelah semua data dikumpulkan maka perlu dilakukan analisa terhadap

data yang sudah dikumpulkan. Tujuan analisa data untuk menghasilkan suatu

penelitian hukum yang baik. Penulis menggunakan logika edukasi yaitu

“berpangkal dari pengajuan premis mayor kemudian diajukan premis minor, dari

kedua premis tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conculision”.

J. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Pengadilan Negeri Depok yang berlokasi

di Jl.Boulevard No. 7, Kalimuya, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat (16413).

15
BAB II

TINJAUAN TEORITIS TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DI

DASARI PERSELINGKUHAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN

HAKIM

A. Pengertian Tindak Pidana

Istilah tindak pidana atau dalam bahasa Belanda strafbaar feit, sedangkan istilah dalam

bahasa asing yaitu delict. “Tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat

dikenakan hukuman pidana, dan pelaku ini dapat dikatakan merupakan subjek tindak

pidana”.6 Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak memberikan

penjelasan secara rinci mengenai istilah strafbaar feit.

Istilah strafbaar feit diterjemahkan oleh para pakar hukum pidana di

Indonesia dengan istilah yang berbeda-beda. Diantaranya ada yang memakai istilah

delik, peristiwa pidana, perbuatan pidana, tindak pidana, pelanggaran pidana,

perbuatan yang melawan hukum atau bertentangan dengan tata hukum dan diancam

pidana apabila perbuatan yang dilarang itu dilakukan oleh orang yang dapat

dipertanggung jawabkan. Berikut merupakan pendapat para ahli hukum mengenai

pengertian tindak pidana, yaitu :

1. Menurut Adami Chazawi

“Tindak Pidana dapat dikatakan berupa istilah resmi dalam perundang-undangan

negara kita. Dalam hampir seluruh perundang-undangan kita menggunakan istilah

6
Wirjono Prodjodikoro. 2002. Asas-Asas Hukum Pidana Indonesia, Bandung: PT Refika Aditama,
Hlm 55

16
tindak pidana untuk merumuskan suatu tindakan yang dapat diancam dengan

suatu pidana tertentu”.7

2. Vos merumuskan bahwa :

“suatu strafbaar feit itu adalah kelakuan manusia yang diancam pidana oleh

peraturan perundang-undangan”.8

3. Menurut Simons mengenai tindak pidana, beliau mengemukakan bahwa :

“strafbaar feit adalah suatu tindakan melawan hukum yang dengan sengaja telah

dilakukan oleh seorang yang dapat dipertanggung jawabkan atas tindakannya,

yang dinyatakan sebagai dapat dihukum”.9

4. Moeljatno berpendapat

”perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum

larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang

siapa melanggar larangan tersebut”.10

5. Arti delict itu sendiri dalam Kamus Hukum diartikan sebagai “delik, tindak

pidana, perbuatan yang diancam dengan hukuman”.11

Dari berbagai pengertian tindak pidana yang diberikan oleh para ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilakukan

oleh seseorang dan orang tersebut bertanggung jawab atas perbuatannya.

Perbuatan yang dilakukan adalah tindakan melawan hukum atau yang

7
Wirjono Prodjodikoro. 2002. Asas-Asas Hukum Pidana Indonesia, Bandung: PT Refika Aditama,
Hlm 67
8
Martiman Prodjodikoro. 1995. Memahami Dasar – Dasar Hukum Pidana Indonesia I. Jakarta :
Pradnya Pramita. Hlm 16
9
Simons. 1992. Kitab Pelajaran Hukum Pidana (Titel Asli : leerboek, van Het Nederlandse
Strafrecht) diterjemahkan oleh PAF Laminating. Bandung Pioner Jaya Hal. 127
10
Moeljatno. 2000. Asas- Asas Hukum Pidana. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal 54
11
R.Subakti Tjitrosoedibio.2005. Kamus Hukum Jakarta: Pradnya Pramita, Hlm 35

17
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga

perbuatan tersebut dapat diancam dengan pidana sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Pemberian pidana tersebut dengan maksud

untuk memberikan efek jera bagi orang yang bersangkutan dan orang yang

mengetahuinya.

B. Unsur –Unsur Tindak Pidana

Ada berbagai pendapat ahli mengenai unsur-unsur tindak pidana, antara lain
sebagai berikut :

1) Unsur-unsur tindak pidana menurut Moeljatno, antara lain :

a. Perbuatan (manusia);

b. Yang memenuhi rumusan dalam undang-undang (syarat formil)

c. Bersifat melawan hukum (syarat meteriil).

Syarat formil harus ada, karena hanya asas legalitas yang tersimpul dalam

Pasal 1 KUHP. Syarat materiil juga harus ada, kerena perbuatan itu harus betul-

betul dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tak boleh atau tak patut

dilakukan; oleh karena bertentangan dengan atau menghambat akan tercapainya

tata dalam pergaulan masyarakat yang dicita-citakan oleh masyarakat itu.

Moeljatno berpendapat, bahwa “kesalahan dan kemampuan bertanggung jawab

dari si pembuat tidak masuk sebagai unsur perbuatan pidana, karena hal-hal

tersebut melekat pada orang yang berbuat”.

2) Menurut Van Hamel, unsur-unsur tindak pidana atau strafbaarfeif antara

lain:12

a. Perbuatan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang

12
Sudarno. 1991. Hukum Pidana Jilid I-A-B.Purwokerto : Fakultas Hukum Unsoed. Hlm 26

18
b. Bersifat melawan hukum;

c. Dilakukan dengan kesalahan;

d. Dapat dipidana.

3) Menurut D.Simons dalam buku Sudarto, unsur-unsur tindak pidana:

a. Perbuatan manusia;

b. Diancam dengan pidana;

c. Melawan hukum;

d. Dilakukan dengan kesalahan;

e. Oleh orang yang mampu bertanggung jawab”.

4) Menurut P.A.F Lamintang yang merumuskan unsur-unsur tindak pidana

sebagai berikut :

a. Unsur Subjektif

Yaitu unsur yang melekat pada diri si pelaku atau yang berhubungan

dengan diri si pelaku dan termasuk kedalamnya yaitu segala sesuatu

yang ada dalam diri dan pikirannya. Unsur ini terdiri dari:

1. Kesengajaan (dolus) atau ketidak sengajaan (culpa);

2. Maksud atau voornemen pada suatu percobaan seperti

yang dimaksud dalam pasal 53 ayat 1 KUHP;

3. Macam-macam maksud atau oogmerk seperti yang

terdapat dalam kejahatan pencurian, penipuan,

pemerasan, pemalsuan dan lain sebagainya;

4. Perasaan takut atau vress;

5. Merencanakan terlebih dahulu atau voorbedachte raad.

19
b. Unsur Objektif

Yaitu unsur yang ada hubungannya dengan keadaan yang terjadi,

dalam keadaan dimana tindakan si pelaku itu harus dilakukan.

Unsur objektif terdiri dari :

1. Melanggar hukum (wedenrechtelijkheid);

2. Kualitas dari si pelaku, misalnya “keadaan sebagai

pegawai negeri” di dalam kejahatan jabatan menurut

Pasal 415 KUHP atau “keadaan sebagai pengurus atau

komisaris dari suatu perseroan terbatas” di dalam

kejahatan menurut Pasal 398 KUHP.

3. Kausalitas, yaitu hubungan antara sesuatu tindakan

sebagai penyebab dengan sesuatu kenyataan sebagai

akibat.13

C. Jenis – Jenis Tindak Pidana Pembunuhan

Dalam KUHPidana, tindak pidana yang berakibat hilangnya nyawa orang lain adalah;14

1. Pembunuhan biasa (Pasal 338KUHPidana)

2. Pembunuhan dengan pemberatan (Pasal 338KUHPidana)

3. Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHPidana)

4. Pembunuhan bayi oleh ibunya (Pasal 341 KUHPidana)

5. Pembunuhan bayi berencana (Pasal 342 KUHPidana)

6. Pembunuhan atas permintaan yang bersangkutan (Pasal 344 KUHPidana)

13
P.A.F Lamintang. 1997. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti. Hlm 191-194
14
Adam Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 2, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Hlm.56

20
7. Membujuk/membantu orang agar bunuh diri (Pasal 345 KUHPidana)

8. Pengguguran kandungan dengan izin ibunya (Pasal 346 KUHPidana)

9. Pengguguran kandungan tanpa izin ibunya (Pasal 347 KUHPidana)

10. Matinya kandungan dengan izin perempuan yang mengandungnya (Pasal

348KUHPidana)

11. Dokter/bidan/tukang obat yang membantu pengguguran/ matinya

kandungan (Pasal 349 KUHPidana) Matinya seseorang dengan kealpaan (Pasal

359 KUHPidana)

Dalam perbuatan menghilangkan nyawa terdapat 3 syarat yang harus

terpenuhi, yaitu:

1. Ada wujud perbuatan

2. Adanya kematian

3. Adanya hubungan sebab akibat perbuatan dan kematia

Berdasarkan unsur tindak pidana pembunuhan dapat dibedakan menjadi:

a) Pembunuhan biasa

Pembunuhan sengaja dalam bentuk pokok diatur dalam Pasal

338KUHPidana yang merumuskan bahwa :15

“Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam,


karena pembunuhan , dengan pidana penjara paling lama lima belas
tahun”.

15
https://core.ac.uh/download/pdf/89565193.pdf&ved=2ahUKEwitgc3CoJfmAhVaSXOKH6Qfa3
Bg diakses pada 29 November 2019 Jam 22.00

21
b) Pembunuhan yang disertai, diikuti atau didahului dengan tindak

pidana lain.

Delik ini diatur dalam Pasal 339 KUHPidana yang merumuskan

bahwa:

Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu tindak pidana,
yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah
pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta
lainnya dari pidana bila tertangkap tangan, atau untuk memastikan
penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu
teretentu paling lama dua puluh tahun.

Pada pembunuhan dalam Pasal 339 KUHPidana merumuskan suatu bentuk

khusus pembunuhan yang diperberat. Dalam pembunuhan yang diperberat ini

terdapat 2 (dua) macam tindak pidana sekaligus, yaitu pembunuahn biasa dan

tindak pidana lain.

c) Pembunuhan berencana

Tindak pidana ini diatur dalam Pasal 340 KUHPidana, yang menyebutkan

sebagai berikut:

Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu


merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan berencana, dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama
waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.

Ancaman pidana pembunuhan berencana ini lebih berat dari pidana

pembunuhan yang ada pada Pasal 338KUHPidana dan Pasal 339 KUHPidana

bahkan merupakan pembunuhan dengan ancaman pidana pling berat, yaitu pidana

22
mati, dimana saksi pidana mati ini tidak tertera pada kejahatan terhadap nyawa

orang lainnya, yang menjadi dasar beratnya hukuman ini adalah adanya

perencanaan terlebih dahulu. Selain diancam dengan pidana mati, pelaku tindak

pembunuhan berencana juga dpat dipidana pejara seumur hidup atau selama

waktu tertentu paling lama dua tahun.

D. Unsur-unsur tindak pidana pembunuhan biasa

Pembunuhan biasa yang terdapat dalam Pasal 388KUHPidana yaitu:

“Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun Dalam
kententuan Pasal 338KUHPidana tersebut, maka unsur-unsur dalam pembunuhan
biasa adalah sebagai berikut:

Unsur Subyektif : perbuatan dengan sengaja,

Unsur Obyektif : perbuatan menghilangkan, nyawa, dan orang lain.

1. Unsur sengaja meliputi tindakan dari objeknya, artinya si pembuat atau

pelaku mengetahui atau mengkehendaki adanya orang mati dari

perbuatannya tersebut. Hilangnya, jiwa seseorang harus dikehendaki dan

harus menjadi tujuan, sehingga karenanya perbuatan yang dilakukan

tersebut dengan suatu maksud atau tujuan yakni adanya niat

menghilangkan nyawa orang lain.

2. Unsur timbulnya akibat hilangnya jiwa orang lain tanpa dengan sengaja

atau bahkan menjadi tujuan atau bukan bermaksud dan tidak pernah

diniatkan tidaklah dapat dikatakan sebagai pembunuhan tidak dapat

dikatakan dikenakan ketentuan tindak pidana pembunuhan tersebut tetapi

23
mungkin dapat dikenakan tindak pidana lain yang mengakibatkan orang

mati tetapi tidak dengan unsur sengaja.

3. Bila timbulnya akibat maupun perbuatan yang menimbulkan harus

dilakukan dengan sengaja, jadi pelaku atau pembunuh harus mengetahui

dan menghendaki bahwa dari perbuatannya itu dapat bahkan pasti

mengakibatkan adanya orang mati.

4. Untuk memenuh tindak pidana pembunuhan dengan unsur sengaja yang

terkandung dalam Pasal 338KUHPidana ini diisyaratkan bahwa perbuatan

pembunuhan tersebut harus dilakukan sesegera mungkin sesudah

timbulnya suatu maksud atau niat untuk membunuh tidak dengan pikir –

pikir atau tidak dengan suatu perencanaan.

5. Unsur sengaja ini dipraktekan sering kali sulit untuk membuktikannya,

terutama jika pemuat atau pelaku tersebut licik ingin menghindar dari

perangkat tindak pidana tersebut. Karena unsur dengan sengaja adalah

unsur subyektif adalah unsur batin si pembuat yang hanya dapat diketahui

dari keterangkan tersangka atau terdakwa didepan pemeriksaan penyidik

atau didepan pemeriksaan persidangan, kecuali mudah membuktikannya

unsur ini apabila tersangka atau terdakwa tersebut memberi keterangan

sebagai “pengakuan” artinya mengakui terus terang pengakuannya bahwa

kematian si korban tersebut memang dikehendaki atau menjadi tujuannya.

6. Pada umunya kasus-kasus tindak pidana pembunuhan si tersangka atau

terdakwa berusaha menghindar dari pengakuan unsur sengaja tetapi selalu

berlindung bahwa kematian si korban tersebut tidak dikehendaki atau

24
bukan menjadi niat tujuannya yakni hanya ingin menganiaya saja atau

melukainya saja.

7. Untuk membuktikan unsur sengaja menurut ketentuan ini haruslah dilihat

dari cara melakukannya dalam mewujudkan perbuatan jahatnya tersebut.

Sehingga memang dikehendaki atau diharapkan supaya korbannya

meninggal dunia.

8. Menghilangkan jiwa orang lain:

a) Unsur ini diisyaratkan adanya orang mati. Dimana yang mati adalah

orang lain dan bukan dirinya sendiri si pembuat tersebut.

b) Pengertian orang lain adalah semua orang yang tidak termasuk

dirinya sendiri si pelaku.

c) Dalam rumusan tindak pidana Pasal 338KUHPidana tidak ditentukan

bagaimana cara melakukan pembunuhan tersebut, tidak ditentukan

alat apa yang digunakan tersebut, tetapi undang – undang hanya

menggariskan bahwa akibat dari perbuatannya itu yakni

menghilangkan jiwa orang lain atau matinya orang lain.

d) Kematian tersebut tidak perlu terjadi seketika itu atau sesegera itu,

tetapi mungkin kematian dapat timbul kemudian.

e) Untuk memenuhi unsur hilangnya jiwa atau matinya orang lain

tersebut hanya sesuatu perbuatan, walaupun perbuatan itu kecil yang

dapat mengakibatkan hilangnya atau matinya orang lain.

25
Dalam perbuatan menghilangkan nyawa orang lain terdapat tiga syarat yang

harus dipenuhi:

1. adanya wujud perbuatan

2. adanya suau kematian (orang lain)

3. adanya hubungan sebab dan akibat antara perbuatan dan akibat

kematian.

Adanya unsur subjek sengaja dengan wujud perbuatan menghilangkan

nyawa tersebut terdapat syarat yang harus juga dibuktikan adalah pelaksanaan

perbuatan menghilangkan nyawa orang lain harus tidak lama sejak timbulnya atau

terbentuknya kehendak membunuh dengan pelaksanaannya, dimana dalam

tenggang waktu yang cukup lama itu petindak dapat memikirkan tentang berbagai

hal, mislaknya memikirkan apakah kehendak itu akan diwujudkan dalam

pelaksaan ataukah tidak, dengan cara apa kehendak itu akan diwujudkan. Maka

pembunuhan itu masuk kedalam pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHPidana),

dan bukan pembunuhan biasa.

Apabila melihat kedalam rumusan ketentuan pidana menurut Pasal

338KUHPidana, segera dapat dilihat bahwa kata dengan sengaja menghilangkan

nyawa orang lain, ini berarti bahwa semua unsur yang dilatar belakangi. Artinya

semua unsur tersebut oleh penuntut umum harus didakwakan terhadap terdakwa

dan dengan sendirinya harus dibuktikan disidang pengadilan, bahwa dari terdakwa

juga telah ditujukan pada unsur-unsur tersebut, atau dengan kata lain penutut umu

harus membuktikan bahwa terdakwa :

26
1. Telah menghendaki melakukan tindakan yang bersangkutan dan telah

mengetahui bahwa tindakannya itu bertujuan untuk menghilangkan

nyawa orang.

2. Telah menghendaki bahwa yang akan dihilangkan itu adalah nyawa

dan

3. Telah mengetahui bahwa yang akan dihilangkan itu ialah nyawa orang

lain.

Unsur dengan sengaja merupakan suatu yang dikehendaki dan diketahui

dalam doktrin, berdasarkan tingkat kesengajaan terdiri dari tiga bentuk yaitu:

1. kesengajaan sebagai maksud

2. kesengajaan sebagai kepastian

3. kesengajaan sebagai kemungkinan

D. Hal–hal yang Dipertimbangkan Hakim Dalam Memutuskan perkara

1. Pertimbangan Yuridis

Dasar–dasar Yang Menyebabkan Diperberatnya Pidana Undang–undang

membedakan antara dasar–dasar pemberatan pidana umum dan dasar–dasar

pemberatan pidana khusus. Dasar pemberatan pidana umum ialah dasar

pemberatan pidana yang berlaku untuk segala macam tindak pidana, baik tindak

pidana yang diatur dalam KUHPidana maupun tindak pidana yang diatur di luar

KUHPidana. Dasar pemberatan pidana khusus adalah dirumuskan dan berlaku

27
pada tindak pidana tertentu saja, dan tidak berlaku pada tindak pidana yang lain

(Adami Chazawi,2002 : 73).16

a. Dasar pemberatan pidana umum:

1) Dasar pemberatan karena jabatan

Pemberatan karena jabatan diatur dalam Pasal 52 KUHPidana

yang rumusan lengkapnya adalah : “Jikalau seorang pegawai

negeri melanggar salah satu kewajiban dalam jabatannya oleh

karena melakukan tindak pidana, atau dalam menjalankan

perbuatan itu ia memakai kekuasaannya atau dalam

kesempatan atau ikhtiar yang diperolehnya dari jabatannya,

maka dapatlah pidana ditambah sepertiganya”.

2) Dasar pemberatan pidana dengan menggunakan sarana

bendera kebangsaan.

Melakukan suatu tindak pidana dengan menggunakan sarana

bendera kebangsaan dirumuskan dalam Pasal 52a KUHPidana

yang berbunyi : “Bilamana pada waktu melakukan kejahatan

digunakan Bendera Kebangsaan Republik Indonesia, pidana

untuk kejahatan tersebut dapat ditambah dengan sepertiga”.

3) Dasar pemberatan pidana karena pengulangan (Recidive)

Menurut Pasal 486, Pasal 487, dan Pasal 488 KUHPidana,

pemberatan pidana adalah dapat ditambah 47sepertiga dari

ancaman maksimun pidana (penjara menurut Pasal 486 dan

16
Adam chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, 2002:73

28
Pasal 487, dan semua jenis pidana menurut Pasal 488

KUHPidana) yang diancamkan pada kejahatan yang

bersangkutan. Sedangkan pada recidiveyang ditentukan

lainnya di luar kelompok tindak pidana yang termasuk dan

disebut dalam ketiga pasal ini adalah juga yang diperberat dan

ditambah dengan sepertiga dari ancaman maksimun, tetapi

banyak yang tidak menyebut “dapat ditambah dengan

sepertiga, melainkan diperberat dengan menambah lamanya

saja, misalnya dari 6 hari kurungan menjadi dua minggu

kurungan (Pasal 492 ayat 2 KUHPidana), atau mengubah

jenis pidananya dari denda diganti dengan kurungan ( Pasal

495 ayat 2 dan Pasal 501 ayat 2 KUHPidana).

Adapun dasar pemberatan pidana pada

pengulanganini terletak pada tiga faktor, yaitu :

a) Lebih dari satu kali melakukan tindak pidana.

b) Telah dijatuhkan pidana terhadap si pembuat

oleh Negara karena tindak pidana yang pertama.

c) Pidana itu telah dijalankannya pada yang

bersangkutan.

b. Dasar Pemberatan Pidana Khusus

Maksud diperberatnya pidana pada dasar pemberatan pidana khusus

ialah pada si pembuat dapat dipidana melampaui atau di atas ancaman

maksimu pada tindak pidana yang bersangkutan, hal sebab

29
diperberatnya dicantumkan di dalam tindak pidana tertentu. Disebut

dasar pemberatan khusus karena hanya berlaku pada tindak pidana

tertentu yang dicantumkannya alasan pemberatan itu saja, dan tidak

berlaku pada tindak pidana lain.

Bentuk – bentuk tindak pidana yang diperberat terdapat dalam

jenis/kualifikasi tindak pidana pembunuhan yang dirumuskan dalam

Pasal 339, dan Pasal 340 KUHPidana.

Kejahatan bentuk pokok ini dapat di perberat oleh atau dengan

berbagai unsur–unsur pemberat khusus, ialah :

1. Yang tunggal : dengan rencana lebih dulu (berencana) dari

Pasal 340 KUHPidana.

2. Pada Pasal 339 KUHPidana, terdapat unsur pemberat khusus

yang bersifat jamak/kumulatif, yaitu:-Diikuti, disertai atau

didahului oleh suatu tindak pidana lain (alternatif ) Dengan

maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah

pelaksanaannya, atau dalam hal tertangkap tangan untuk

melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana,

atau memastikan penguasaan benda yang diperolehnya secara

melawan hukum.

Dasar – dasar menyebabkan yang menyebabkan diperingannya pidana

sama dengan dasar – dasar yang menyebabkan diperberatkannya pidana, dasar –

dasar yang menyebabkan diberatkannya pidana, dasar – dasar yang menyebabkan

diperingannya pidana juga terbagi atas dua, yaitu : dasar – dasar diperingannya

30
pidanan khusus. Dasar umum berlaku pada tindak pidana umumnya, dan dasar

khusus hanya berlaku pada tindak pidana khusus tertentu saja.

1) Dasar – dasar yang menyebabkan diperingannya pidana umum: Perihal

percobaan kejahatan dan pembantuan kejahatan.

Percobaan dan pembantuan diatur dalam pasal 53 ayat (2) dan

pasal 57 ayat (1) KUHPidana. Pidana maksimun terhadap si pembuatnya

dikurangi sepertiga dari ancaman maksimun pada kejahatan yang

bersangkutan. Hal ini disebabkan karena percobaan dan pembantuan

adalah suatu ketentuan/aturan umum (yang dibentuk oleh pembentuk

undang–undang) mengenai penjatuhan pidana terhadap pembuat yang

gagal dan orang yang membantu orang lain melakukan kejahatan, yang

artinya orang yang mencoba itu atau orang yang membantu 50 (pelaku

pembantu) tidak mewujudkan suatu tindak pidana tertentu, hanya

mengambil sebagaian syarat dari sekian syarat suatu tindak pidana

tertentu.

2) Dasar–dasar yang menyebabkan diperingannya pidana khusus:

Disebagian tindak pidana tertentu, ada pula dicantumkan dasar

peringanan tertentu, yang hanya berlaku khusus terhadap tindak pidana

yang disebutkan itu saja, dan tidak berlaku umum untuk segala macam

tindak pidana. Dasar peringanan pidana khusus tersebar di dalam pasal–

pasal KUHPidana, contohnya pada pembunuhan Pasal 341 KUHPidana

ialah pembuatnya adalah seorang ibu, dan objeknya adalah bayinya

sendiri.

31
Hakim yang menangani perkara pidana ini harus bertanggung

jawab dan adil dalam memutuskan suatu perkara. Hakim harus benar–

benar telitidan mengetahui segala latar belakang seorang terdakwa

sebelum sidang dilakukan. Dalam mengambil putusan, hakim harus

dengan rasa tanggung jawab sepenuhnya sebagai seorang hakim yang

jujur, tidak berpihak, ingat pada sumpah jabatan, ingat pula akan

kedudukannya yang bebas dari kekuasaan pelaksanaan, cermat dan teliti

sebagai seorang hakim yang baik.selain itu keputusan hakim itu haruslah

beralasan sehingga dapat dipertanggungjawabkan, bukan saja terhadap

yang berkepentingan langsung, yaitu penuntut-penutut umum dan si

terdakwa, tetapi juga terhadap masyarakat umumnya.

2. Alasan Sosiologis

Pasal 51 ayat (1) Rancangan KUHP Nasional Tahun 2013,

menentukan bahwa dalam pemidanaan, hakimmempertimbangkan:

1. Kesalahan terdakwa

2. Motif dan tujuan melakukan tindak pidana

3. Cara melakukan tindak pidana

4. Sikap batin membuat tindak pidana

5. Riwayat hidup dan keadaan sosial ekonomi pelaku

6. Sikap dan tindakan pembuat sesudah melakukan tindak pidana.

7. Riwayat hidup dan keadaan sosial ekonomi pelaku

8. Sikap dan tindakan pembuat sudah melakukan pidana.

9. Pengaruh tindak pidana terhadap masa depan pelaku

32
10. Pandangan masyarakat terhadap tindak pidana, terhadap korban

atau keluarga korban

11. Tindak pidana dilakukan dengan berencana

Pertimbangan keputusan disesuaikan dengan kaidah–kaidah, asas–asas dan

keyakinan yang kukuh yang berlaku didalam masyarakat, karena itu pengetahuan

tentang sosiologi, psikologi perlu dimiliki oleh hakim.

E. Perselingkuhan

1. Pengertian Perselingkuhan

Perselingkuhan merupakan suatu pelanggaran kepercayaan. Hal ini terjadi

ketika salah satu ataupun kedua pasangan tidak menghormati lagi

perjanjian untuk setia. Perselingkuhan adalah masalah umum yang terjadi

pada pasangan di dalam konseling (Atkins, Baucom, Eldridge, &

Christensen, 2005).17 Perselingkuhan secara etimologi adalah kegiatan

seksual atau emosional dilakukan oleh salah satu atau kedua individu

terkait dalam hubungan komitmen dan dianggap melanggar kepercayaan

atau norma– norma (terlihat maupun tidak terlihat) berhubungan dengan

ekslusivitas emosional atau seksual (Blow and Harnett,).18

Pada prinsipnya setiap orang menghendaki kehidupan normal dan

dapat diterima dalam kehidupan social. Manusia secara kodarti mengikuti

aturan-aturan kehidupan masyarakat, termasuk dalam aturan kehidupan

berkeluarga, namun lingkungan pergaulan, jabatan, status social, dan

pengalaman dapat merubah sikap seseorang. Demikian pula dalam

17Atkins, Baucom, Eldridge, & Christensen, 2005 infidelity and Behavioral Couple Therapy
18
Blow and Harnett

33
kehidupan berpacaran, perkawinan, situasi semula demikian harmonis

dapat berubah menjadi konflik dan pertengkaran ketika salah satu

seseorang melakukan perbuatan perselingkuhan. Perselingkuhan

merupakan peristiwa menyakitkan bagi semua pihak, tidak hanya

perempuan atau lakilaki dan ada beberapa yang harus dikorbankan efek

dari perselingkuhan, namun masyarakat pun mengencam perbautan

perselingkuhan.

F. Teori-Teori Tentang Pidana

Teori hukum pidana menjelaskan bahwa seseorang yang berbuat

dengan sengaja itu, harus dikehendaki apa yang diperbuat dan harus diketahui

pula atas apa yang diperbuat. Tidak termasuk perbuatan dengan sengaja adalah

suatu gerakan yang ditimbulkan oleh reflek, gerakan tangkisan yang tidak

dikendalikan oleh kesadaran.

Kesengajaan itu secara alternatif, dapat ditujukan kepada tiga elemen

perbuatan pidana sehingga terwujud kesengajaan terhadap perbuatan,

kesengajaan terhadap akibat dan kesengajaan terhadap hal ikhwal yang

menyertai perbuatan pidana.

Adapun teori-teori yang berkaitan dengan hal tersebut antara lain:

1. Teori Kehendak

Teori kehandak yang diajarkan oleh Von Hippel dengan

karanganya tentang “Die Grenze von Vorzatz und Fahrlassigkeit”

menerangkan bahwa sengaja adalah kehendak untuk membuat suatu

perbuatan dan kehendak untuk menimbulkan akibat dari perbuatn itu,

34
dengan kata lain apabila seseorang melakukan perbuatan yang tertentu,

tentu saja melakukannya itu kehendak menimbulkan akibat tertentu pula,

karena ia melakukan perbuatan itu justru dapat dikatakan bahwa ia

menghendaki akibatnaya, ataupun hal ikhwal yang menyertai.

2. Teori Pengetahuan/ Dapat Membayangkan/Persangkaan

Teori Pengetahuan/dapat membayangkan/persangkaan yang

diajarkan oleh Frank dengan karanganya tentang “Vorstelung un Wille in

der Moderner Doluslehre” menerangkan bahwa tidaklah mungkin sesuatu

akibat atau hal ikhwal yang menyertai itu tidak dapat dikatakan oleh

pembuatnya tentu dapat dikehendakinya pula, karena manusia hanya dapat

membayangkan/menyangka terhadap akibat atau hal ikhwal yang

menyertai.

Menurut teori kehendak adalah hal baik terhadap perbuatnnya

maupun terhadap akibat atau hal ikhwal yang menyertai, dapat

dikehendaki oleh si pembuat, sehingga kesengajaan si pembuat dapat

ditujukan kepada perbuatan, akibat dan hal ikhwal yang menyertai.

Sebaliknya menurut teori pengetahuan/membayangkan/persangkaan

bahwa aakibat atau hal ikhwal yang menyertai itu tidak dapat dikehendaki

oleh si pembuat, sehingga kesengajaan si pembuat hanya dapat ditujukan

kepada perbuatan saja.

35
Sehubungan dengan hal tersbut, menurut Noodle Frank
19
(Moeljatno, 2009: 55) memberikan pendapat mengenai teori kehendak

(willstheorie) sebagai berikut:

”dalam kehidupan sehari- hari seseorang yang hendak membunuh

orang lain, lalu menembakkan pistol dan pelurunya meletus ke arah

sasaran, maka perbuatan menembak itu dikehendaki oleh si

pembuat, akan tetapi akibatnya belum tentu timbul karena meleset

pelurunya, yang oleh karena itu si pembuat bukannya menghendaki

akibatnya melainkan hanya dapat membayangkan/menyangka

(voorstellen) bahwa akibat perbuatannya itu akan timbul. Akibat

mati seperti itu tidak tergantung pada kehendak manusia, dan

tepatlah alam pikiran dari voorstellingstheorie. De

voorstellingstheorie dari Frank menjadi teori yang banyak

penganutnya, dan untuk teori ini diikuti jalan piikiran bahwa

voorstellingstheorie lebih memuaskan karena dalam kehendak

dengan sendirinya diliputi pengetahuan (gambaran) dimana

seseorang untuk menghendaki sesuatu lebih dahulu sudah harus

mempunyai pengetahuan (gambaran) tentang sesuatu itu, lagi pula

kehendak merupakan arah, maksud atau tujuan, hal mana

berhubungan dengan motif (alsan pendorong untuk berbuat) dan

tujuannya perbuatan”.

19
Moeljatno, asas – asas hukum pidana 2009: 55

36
BAB III

GAMBARAN UMUM PERTIMBANGAN HAKIM TINDAK PIDANA

PEMBUNUHAN YANG DI DASARI PERSELINGKUHAN

BERDASARKAN PERTIMBANGAN HAKIM PASAL 338 KUHP

(STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 88/Pid.B/2018/PN DPK)

A. Kronologis Tindak Pidana Pembunuhan Yang Di Dasari Perselingkuhan

Pada hari Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira pukul 12.30 Wib

atau setidak – tidaknya pada suatu waktu yang masih termasuk dalam bulan

Nopember 2017, bertempat di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB

Nomor 20 Rt. 002 Rw. 031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya

Kota Depok atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Depok yang berwenang memeriksa

dan mengadili perkaranya, telah dengan sengaja merampas nyawa orang lain,

diancam karena pembunuhan, yang dilakukan Terdakwa dengan cara – cara

antara lain sebagai berikut:

Bahwa sejak bulan Juni 2017 antara Terdakwa dengan saksi korban

SYAMSYAH Alias MIA telah saling mengenal dan keduanya menjalin

hubungan sebagai teman dekat (berpacaran), yang mana saksi korban MIA

merupakan pembantu rumah tangga yang bekerja di Perumahan Pesona

Khayangan V Blok AB Nomor 20 Rt. 002 Rw. 031 Kelurahan Mekarjaya

Kecamatan Sukmajaya. Kota Depok, bahwa selama berpacaran tersebut

Terdakwa sering datang ke tempat saksi korban MIA bekerja di Perumahan

Pesona Khayangan yang biasanya Terdakwa datang pada saat hari Sabtu/

35
Minggu ketika rumah dalam keadaan sepi (majikan saksi korban MIA sedang

tidak berada di rumah), kemudian antara Terdakwa dengan saksi korban MIA

dalam bepacaran telah terbiasa berhubungan intim selayaknya suami istri yang

dilakukan di rumah majikan/ tempat saksi korban MIA bekerja hingga

akhirnya saksi korban MIA mengalami hamil dengan usia kandungan kurang

lebih 4 (empat) bulan;

Bahwa kemudian pada hari Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira

pukul 07.00 Wib, Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio

Soul nomor polisi B-3563-NFD menemui saksi korban MIA yang pada saat

itu sedang berbelanja di Pasar Gaget di i depan pintu gerbang Perumahan

Pesona Khayangan Jalan Ir. Juanda Kota Depok, setelah bertemu dengan saksi

korban MIA, kemudian saksi korban MIA mengajak Terdakwa ke rumah

majikan saksi korban MIA karena pada saat itu rumah majikan saksi korban

MIA dalam keadaan sepi (majikan sedang tidak berada di rumah), yang

selanjutnya ajakan tersebut disepakati oleh Terdakwa, lalu Terdakwa

menyuruh saksi korban MIA agar berjalan kaki lebih dahulu menuju rumah

majikan, dan tidak berapa lama kemudian Terdakwa menyusul dari belakang

dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio Soul, lalu sesampainya di

depan rumah majikan saksi korban MIA, Terdakwa dibukakan pintu oleh

saksi korban MIA yang telah sampai rumah terlebih dahulu, sesampainya di

dalam rumah kemudian Terdakwa dibuatkan sarapan oleh saksi MIA, lalu

antara Terdakwa dengak saksi MIA sarapan bersama sambil menonton TV di

lantai dasar tepatnya di dekat ruangan tamu, setelah selesai sarapan, kemudian

38
Terdakwa mengajak saksi MIA untuk naik ke lantai 2 (dua) dan masuk ke

dalam kamar tidur saksi MIA, bahwa sesampainya di dalam kamar tidur saksi

MIA, Terdakwa menganjak saksi MIA untuk berhubungan intim dan ajakan

tersebut disetujui oleh saksi MIA, yang akhirnya keduanya melakukan

hubungan intim selayaknya suami istri;

Bahwa selanjutnya pada sekira pukul 08.30 Wib, antara Terdakwa

dengan saksi MIA selesai berhubungan intim lalu Terdakwa mengajak saksi

MIA untuk turun kembali ke lantai dasar/ ke ruang tamu, kemudian di ruang

tamu tersebut Terdakwa menonton televisi sambil menunggu saksi MIA

mencuci piring dan membereskan rumah. Bahwa selanjutnya sekira pukul

09.00 Wib selesai saksi MIA membereskan rumah, Terdakwa kembali

mengajak saksi MIA untuk naik ke lantai dua untuk beristrirahat di dalam

kamar tidur saksi MIA, selanjutnya antara Terdakwa dengan saksi MIA

istrirahat (tidur) di dalam kamar tidur saksi MIA, kemudian pada sekira pukul

12.00 Wib Terdakwa terbangun terlebih dahulu, sedangkan saksi MIA masih

dalam keadaan tidur, lalu Terdakwa pergi ke kamar mandi untuk mandi; -

Bahwa setelah Terdakwa selesai mandi, pada sekira pukul 12.30 Wib

Terdakwa kembali masuk ke dalam kamar tidur saksi MIA dengan posisi

masih telanjang dada tanpa mengenakan baju dan baju kaos milik Terdakwa

masih terletak di atas kasur lantai dalam kamar tidur saksi MIA, tidak berapa

lama kemudian saksi MIA terbangun lalu antara Terdakwa dengan saksi MIA

ngobrol – ngobrol di dalam kamar tidur saksi MIA, selanjutnya pada saat

mengobrol tersebut saksi MIA menagih hutang kepada Terdakwa, namun oleh

39
karena Terdakwa belum sanggup membayar hutangnya kepada saksi MIA,

kemudian antara Terdakwa dengan saksi MIA terjadi cek cok mulut, hingga

akhirnya Terdakwa emosi kemudian Terdakwa langsung mengambil baju kaos

milik Terdakwa yang terletak tidak jauh dari saksi MIA sedang tiduran

terlentang, selanjutnya dengan menggunakan baju kaos tersebut Terdakwa

membekap mulut saksi korban MIA dengan menggunakan tangan kananya

sedangkan tangan kiri Terdakwa mencekik leher saksi MIA kurang lebih

selama 5 (lima) menit, namun pada saat Terdakwa mencekik leher saksi MIA

tersebut, saksi MIA terus memberontak dan pada saat saksi MIA

memberontak, kaki saksi MIA mengenai lemari plastik pakian saksi MIA,

lalu dari dalam laci lemari plastik pakaian saksi MIA tersebut terjatuh 1 (satu)

buah gunting ke lantai kamar, lalu setelah Terdakwa melihat gunting tersebut,

Terdakwa langsung mengambil gunting tersebut menggunakan tangan kiri

sedangkan tangan kanan Terdakwa masih membekap mulut saksi MIA

menggunakan baju kaos, dan Terdakwa membuka bungkus gunting tersebut

secara cepat dengan menggunakan kedua tangannya, lalu Terdakwa

menggunakan tangan kirinya menusukkan gunting tersebut ke bagian perut

saksi MIA sebanyak 2 (dua) kali sedangkan tangan kanan Terdakwa masih

membekap mulut saksi MIA menggunakan baju kaos, bahwa setelah

Terdakwa menusuk perut saksi MIA, lalu kedua tangan Terdakwa membekap

bagian mulut saksi MIA dengan kuat, selanjutnya setelah saksi MIA sudah

tidak memberontak lalu Terdakwa mencabut gunting dari perut saksi MIA

yang sebelumnya ditusukan ke bagian perut saksi MIA, tidak lama kemudian

40
tubuh saksi korban MIA lemas (sudah tidak memberontak) dan Terdakwa

memegang dada saksi korban MIA untuk mengecek detak saksi korban MIA,

dan saat itu Terdakwa memastikan korban sudah meninggal dunia;

Bahwa setelah Terdakwa merasa yakin bahwa ternyata saksi MIA

meninggal dunia, kemudian oleh karena Terdakwa ketakutandan panik

perbuatannya tersebut diketahui oleh orang lain maka Terdakwa mengambil

pakaian milik saksi korban MIA berupa 1 (satu) buah kaos bergambar pura

yang ada di dalam lemari pakaian milik saksi korban MIA, karena kaos milik

Terdakwa yang dikenakan sebelumnya terkena percikan darah saksi korban

MIA, lalu setelah Terdakwa memakai kaos milik saksi korban MIA, selain itu

Terdakwa juga mengambil 1 (satu) unit hand Phone Merk Samsung Type : J1

Ace Warna Putih dan 1 (satu) unit hand Phone Merk Nokia Type : Asha 200

warna hitam milik saksi korban MIA dengan maksud untuk

menghilangkan jejak agar perbuatannya tidak diketahui oleh orang lain karena

dalam handphone milik saksi korban MIA tersebut terdapat foto – foto dan

pesan singkat (SMS) tentang kedekatan antara Terdakwa dengan saksi korban

MIA, bahwa setelah itu pergi meninggalkan saksi korban MIA yang tergetelak

di dalam kamar tidur, kemudian Terdakwa mengunci pintu kamar tidur saksi

korban MIA dari luar dan juga mengunci pintu utama ruang tamu dari luar

selanjutnya Terdakwa pergi meninggalkan rumah majikan saksi korban MIA

dengan mengendari sepeda motor Yamaha Mio Soul nomor polisi B-3563-

NFD;

41
Bahwa selanjutnya pada hari Minggu tanggal 05 Nopember 2017

sekira pukul 16.30 Wib, ketika saksi DIO TAMA (yang merupakan majikan

dari saksi korban MIA) pulang kerumahnya di Perumahan Pesona Khayangan,

saksi DIO merasa curiga karena beberapa kali telah mengetuk pintu rumah

namun tidak ada jawaban dari saksi MIA, selanjutnya saksi DIO melaporkan

hal tersebut kepada saksi AHMAD RONIH dan saksi DEDY IRAWAN (yang

keduanya merupakan security perumahan Pesona Khayangan), selanjutnya

saksi DIO bersama dengan kedua saksi dari Security tersebut langsung

mengintip kamar tidur saksi MIA dari atap rumah, kemudian ketiga saksi

mendapati saki korban MIA telah dalam keadaan tergeletak/ terlentang dengan

bersimbah darah di bagian tubuhnya di dalam kamar tidurnya tersebut,

sehingga atas kejadian tersebut ketiga saksi langsung melaporkannya ke

Pokresta Depok guna pengusutan lebih lanjut;

Bahwa kemudian pada hari Senin tanggal 06 Nopember 2017,

Terdakwa berhasil ditangkap di rumah kontrakkan Terdakwa yang beralamat

di Jalan Gotong Royong I Rt. 004 Rw. 001 Kelurahan Ragunan Kecamatan

Pasar minggu Jakarta selatan.

42
B. Faktor Yang Mendorong Terjadinya Tindak Pidana Pembunuhan Yang

Di Dasari Perselingkuhan

1. Faktor yang mendorong perselingkuhan

Perselingkuhan (selingkuh) sebagai perbuatan seorang suami (istri)

dalam bentuk menjalin hubungan dengan seseorang di luar ikatan

perkawinan yang kalau diketahui pasangan sah akan dinyatakan sebagai

perbuatan menyakiti, mengkhianati, melanggar kesepakatan, di luar

komitmen. Dengan kata lain selingkuh terkandung makna ketidakjujuran,

ketidakpercayaan, tidak saling menghargai dengan maksud menikmati

hubungan dengan orang lain sehingga terpenuhi kebutuhan afeksi-

seksualitas (meskipun tidak harus terjadi hubungan sebadan).

Penyebab Perselingkuhan menyatakan penyebab perselingkuhan

amat beragam dan biasanya tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja

Ketidakpuasan dalam perkawinan merupakan penyebab utama yang sering

dikeluhkan oleh pasangan, tetapi ada pula faktor-faktor lain di luar

perkawinan yang mempengaruhi masuknya orang ketiga dalam

perkawinan, Tidak bertemunya kebutuhan suami dan istri dalam rumah

tangga. Kebutuhan istri meliputi kebutuhan akan kasih sayang (affection),

percakapan (conversation), ketulusan dan keterbukaan (honesty and

openness), komitmen finansial (financial commitment) dan komitmen

keluarga (family commitment). Sedangkan kebutuhan suami meliputi

kebutuhan seksual (sexual fulfillment), kebersamaan dalam rekreasi

(recreational companionship), memiliki pasangan yang menarik (an

43
attractive spouse), dukungan dalam rumah tangga (domestic support) dan

kekaguman (admiration).

Dalam surat putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor

88/Pid.B/2018/PN Dpk. “Bahwa sejak bulan Juni 2017 antara terdakwa

dengan saksi korban SYAMSIAH Alis MIA (berpacaran), yang mana

saksi korban MIA merupakan pembantu rumah tangga yang bekerja di

Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20 Rt. 002 Rw 031

Keluruhan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, bahwa selama

berpacaran tersebut Terdakwa sering datang ke tempak saksi MIA bekerja

di Perumahan Pesona Khayangan yang biasanya Terdakwa datang pada

saat hari Sabtu/Minggu ketika rumah dalam keadaan sepi (majikan saksi

korban MIA sedang tidak berada di rumah), kemudian antara Terdakwa

dengan saksi korban Mia dalam berpacaran telah terbiasa hubungan intim

selayaknya suami istri yang dilakukan dirumah majikan/ tempat saksi

korban MIA bekerja hingga akhirnya saksi korban MIA mengalami hamil

dengan usia kandungan kurang lebih 4 (empat) bulan”. PUTNOT

PUTUSAN NOMOR 88/Pid/B/2018/PN Dpk hlm 4

2. Upaya apa yang dilakukan dalam proses persidangan terhadap

perkara berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Depok.

Menimbang, bahwa Majelis Hakim akan mempertimbangan

dakwaan pertama primair terlebih dahulu yaitu melanggar Pasal 340

KUHP yang unsur-unsur adalah sebagait berikut: PUTNOT PUTUSAN

NOMOR 88/Pid/B/2018/PN Dpk hlm 38

44
a) Unsur Barang Siapa

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan setiap orang

menunjuk kepada pelau sebagai subyek hukum dalam suatu

perbuatan pidana dimana atas perbuatannya dapat diminta

pertanggung jawabannya;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini yang menjadi subyek

hokum sebagaimana dimaksud dalam dakwaan Penuntut Umum

adalah Terdakwa Suwandi Alias Wandi Bin Suharto yang dimuka

persidangan identitasnya telah dicocokkan antara satu dengan

lainnya sehingga dalam perkara ini tidak terdapat kesalahan orang

(error in persona) yang diajukan ke muka persidangan;

Menimbang, bahwa atas pernyataan Majelis Hakim selama

Persidangan ternyata Terdakwa Suwandi Alias Wandi Bin

Suharto mampu dengan tanggap dan tegas menjawab pernyataan

yang diajukan kepadanya sehingga Majelis berpendapat

Terdakwa Suwandi Alias Wandi Bin Suharto dipandang sebagai

orang atau subyek hokum yang dapat mempertanggung jawabkan

perbuatannya;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas

Majelis berkeyakinan unsur pertama ini telah terpenuhi;

b) Unsur dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu

merampas nyarawa orang lain; PUTNOT PUTUSAN NOMOR

88/Pid/B/2018/PN Dpk hlm 43

45
Menimbang, Majelis Hakim dapat menyimpulkan motif

Terdakwa melakukan pembunuhan terhadap korban

SYAMSIAH Alias MIA adalah karena korban SYAMSIAH

Alias MIA menagih hutang kepada Terdakwa dan pada saat

Terdakwa sedang memiliki uang sehingga Terdakwa kesal dan

marah kepada korban SYAMSIAH Alias MIA yang selanjutnya

Terdakwa langsung membekap korban SYAMSIAH Alias Mia

dengan menggunakan baju kaos milik Terdakwa dan setelah

Terdakwa menemukan ada gunting kecil yang terjatuh dari

dalam lemari pakaian korban SYAMSIAH Alias MIA

selanjutnya Terdakwa langsung mengambil gunting tersebut dan

menusukannya kea rah perut korban SYAMSIAH Alias MIA

sebanyak dua kali sampai akhirnya korban SYAMSIAH Alias

MIA lemas dan meninggal dunia, dengan demikian, Majelis

Hakim tidak melihat adanya tindakan Terdakwa yang

sebelumnya telah merencanankan untuk melakukan pembunuhan

yang mana Terdakwa dalam melakukan tindak pidana tersebut

atas dasar sepontinitas yang kesal terhadap korban SYAMSIAH

Alias MIA yang pada saat itu menagih hutang kepada Terdakwa,

dan Terdakwa tidak memiliki waktu yang untuk

mempertimbangkan segala sesuatu dengan cara bagaimana akan

melakukan perbuatan tersebut, dengan demikin Majelis Hakim

46
berkeyakinan unsur kedua ini tidak terbukti dari perbuatan

Terdakwa;

C. Putusan Perkara Tindak Pidana Pembunuhan Yang Didasari

Perselingkuhan Berdasarkan Pertimbangan Hakim Pasal 338 KUHP

NOMOR 88/Pid.B/2018/PN DEPOK

M E N GA D I L I

Menyatakan Terdakwa Suwandi Alias Wandi Bin Suharto tidak terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana

dakwaan pertama primair Penuntut Umum”; Membebaskan Terdakwa

Suwandi Alias Wandi Bin Suharto oleh karenanya dari dakwaan pertama

primair Penuntut Umum tersebut di atas; Menyatakan Terdakwa Suwandi

Alias Wandi Bin Suharto telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana “Pembunuhan”; Menjatuhkan pidana terhadap

Terdakwa Suwandi Alias Wandi Bin Suharto oleh karena itu dengan pidana

penjara selama 12 ( dua belas ) tahun; Menetapkan masa penangkapan dan

penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan sepenuhnya dari

lamanya pidana yang dijatuhkan; Memerintahkan agar Terdakwa tetap

ditahan Memerintahkan barang bukti berupa: 1 (satu) buah gunting kecil

warna hitam; 1 (satu) potong bra warna krem; 1 (satu) potong celana ¾

warna hitam; - 1 (satu) potong baju kaos warna coklat; - 1 (satu) potong

celana dalam warna merah muda; 1 (satu) buah handphone merk Nokia Type

Asha 200, warna hitam;1 (satu) potong kaos oblong warna biru gambar Pura;

1 (satu) potong kaos berkerah warna hitam abu-abu bergaris putih merk

47
Naface; 1 (satu) potong celana Jeans warna biru merk Cheap Monday;

Dirampas untuk dimusnahkan; 1 (satu) buah Flashdisk berisi rekaman CCTV;

Tetap terlampir dalam berkas perkara; 1 (satu) buah handphone merk

Samsung Taype J1 warna putih; Dikembalikan kepada yang berhak; 1 (satu)

unit sepeda motor Yamaha 14 D (AL 115.C/Mio Soul) No.Pol : B3563-NFD,

tahun 2009, warna merah Nomor Ka : MH314D0039K566094, Nomor Sin :

14D567647, berikut STNK dan Kunci Kontaknya; 1 (satu) buah helm warna

biru merk GAG HELMET Dikembalikan kepada saksi Budiman Simbolon;

Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam perkara ini

sejumlah Rp.5.000.- (lima ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada

hari SENIN, tanggal 9 April 2018 oleh kami Teguh Arifiano, S.H.M.H

sebagai Hakim Ketua, Raijah Muis, S.H.,M.H dan Ramon Wahyudi,

S.H.,M.H masing - masing sebagai Hakim-Hakim anggota dan putusan

tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari

SELASA, tanggal 10 April 2018 oleh Hakim Ketua dengan didampingi oleh

Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Ria Wahyuni, S.H.M.H

selaku Panitera Pengganti Pada Pengadilan Negeri Depok dengan dihadiri

oleh Putri Dwi Astrini,SH.,MH sebagai Jaksa/ Penuntut Umum dari

Kejaksaan Negeri Depok dan Terdakwa didampingi Penasihat Hukumnya.

48
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Penerapan Pasal 338 KUHP Tentang Tindak Pidana Pembunuhan Yang

Di Dasari Perselingkuhan Berdasarkan Pertimbangan Hakim Dalam

Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK

Salah satu kasus yang terjadi di Depok mengenai tindak pidana pembunuhan

yang didasari perselingkuhan yang tertangkapnya Suandi alias Wandi bin

Suharto pada tahun 2018. Suandi alias Wandi bin Suharto telah dengan

sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain,

diancam karena pembunuhan dengan rencana, yang dilakukan Terdakwa

kepada saksi korban Syamsyah alias Mia pada hari minggu tanggal 05

Nopember 2018. Dimana saksi korban Syamsyah alias Mia telah saling

mengenal dan keduanya menjalin hubungan sebagai teman dekat

(berpacaran). Suwandi alias Wandi menghabisi nyawa saksi korban

Syamsyah alias Mia yang bertempat di Perumahan Pesona Khayangan V

Blok AB Nomor 20 Rt. 002 Rw. 031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan

Sukmajaya Kota Depok. Pada hari Minggu tanggal 05 Nopember 2017

sekitar pukul 16.30 Wib, ketika saksi DIO TAMA (yang merupakan majikan

dari saksi korban MIA) pulang kerumahnya di Perumahan Pesona

Khayangan, saksi DIO merasa curiga karena beberapa kali telah mengetuk

pintu rumah namun tidak ada jawaban dari saksi MIA, selanjutnya saksi DIO

melaporkan hal tersebut kepada saksi AHMAD RONIH dan saksi DEDY

IRAWAN (yang keduanya merupakan security perumahan Pesona

51
Khayangan), selanjutnya saksi DIO bersama dengan kedua saksi dari Security

tersebut langsung mengintip kamar tidur saksi MIA dari atap rumah,

kemudian ketiga saksi mendapati saki korban MIA telah dalam keadaan

tergeletak/ terlentang dengan bersimbah darah di bagian tubuhnya di dalam

kamar tidurnya tersebut, sehingga atas kejadian tersebut ketiga saksi langsung

melaporkannya ke Pokresta Depok guna pengusutan lebih lanjut. kemudian

pada hari Senin tanggal 06 Nopember 2017, Terdakwa berhasil ditangkap di

rumah kontrakkan Terdakwa yang beralamat di Jalan Gotong Royong I Rt.

004 Rw. 001 Kelurahan Ragunan Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan,

ketika dilakukan penggeledahan di dalam rumah kontrakkan Terdakwa

tersebut diketemukan barang bukti berupa :

1. 1 (satu) potong kaos oblong warna biru bergambar pura;

2. 1 (satu) unit handphone merk SAMSUNG J1 ACE warna putih;

3. 1 (satu) unit handphone merk NOKIA ASHA 200 warna hitam;

4. 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul nomor polisi B-3563-

NFD tahun 2009 warna merah nomor angka MH314D39K566094

Nomor mesin 14D567647 berikut STNK dan kunci kontaknya;

5. 1 (satu) potong kaos berkerah warna hitam abu – abu bergaris putih

merk NOFASE;

6. 1(satu) potong celana jeans warna biru merk CHEAP MONDAY;

7. 1 (satu) buah helm warna biru merk GAG HELMET. Bahwa

selanjutnya Terdakwa berikut barang bukti tersebut langsung

50
diamankan ke Polresta Depok guna pemeriksaan lebih lanjut.

PUTNOT Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK Hlm 13

Kemudian berdasarkan Visum Et Repertum Nomor :

R/063/Sk.B/XI/2017/Rumkit.Bhay.Tk I tanggal 21 Nopember 2017 atas nama

SAMSIAH yang dibuat dan ditandatangani dr. ARIF WAHYONO, Sp.F dan

dr. SLAMET POERNOMO, Sp.F, DFM (yang keduanya merupakan dokter

spesialis forensic pada rumah sakit bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto

Kramat Jati Jakarta), dengan kesimpulan hasil pemeriksan sebagai berikut :

“telah dilakukan pemeriksaan teradap jenazah perempuan berusia empat puluh

tahun bergolongan darah A, ditemukan luka memar pada kelopak mata kanan

dan kiri dan bibir, luka lecet pada pipi, daerah antara mulut dan hidung,

pangkal hidung, leher, dan dada akibat kekerasan tumpul, selanjutnya

ditemukan luka lecet tekan melingkari leher akibat kekerasan tumpul yang

menurut sifat dan pola uka sesuai dengan kasus jerat. Sebab mati orang ini

adalah kekerasan tumpul pada leher yang menyebabkan patah tulang leher

sehingga mengakibatkan mati lemas”.

Perbuatan yang dilakukan Suandi alias Wandi bin Suharto dikenakan Pasal

338Kuhp. Terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum yaitu melakukan tindak

pidana sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 338Kuhp.

Pasal tersebut dirumuskan sebagai berikut:

“Barang siapa dengan sengaja menhilangkan nyawa orang lain, karena

bersalah telah melakukan “pembunuhan” dipidana dengan pidana penjara

selama-lamanya lima belas tahun”. Dikatakan melakukan tindak pidana

51
pembunuhan dengan kesengajaan, adalah apabila orang tersebut memang

menghendaki perbuatan tersebut, baik atas kelakuan maupun akibat atau

keadaan yang timbul karenanya. Namun juga mungkin tidak dikehendaki

sama sekali oleh pelakunya. Kesengajaan menghilangkan nyawa orang

lain itu oleh Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang berlaku dewasa

ini, telah disebut “pembunuhan”. (Lamintang 1985:10).

Dari rumusan Pasal 338Kuhp dapat ditarik unsur – unsur pidana, penulis

akana menguraikan sebagai berikut:

1. Unsur Setiap Orang

Menimbang, bahwa oleh karena unsur ke-1 dari Pasal 338 KUHP

sama dengan unsur yang terkandung dalam Pasal 340 KUHP pada

dakwaan primair Jaksa/Penuntut Umum;

Menimbang, bahwa oleh karena unsur ke-1 pada dakwaan primair

telah dipertimbangkan dan dinyatakan telah terpenuhi dan terbukti

oleh perbuatan Terdakwa, maka Majelis Hakim dalam pertimbangan

unsur Pasal 338 KUHP akan mengambil alih semua pertimbangan

pada dakwaan primair Jaksa Penuntut Umum;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas maka Majelis

Hakim berpendapat unsur ke-1 dalam Pasal 338 KUHP yang

52
didakwakan dalam dakwaan subsidair Penuntut Umum telah terpenuhi

dan terbukti oleh Perbuatan Terdakwa;

2. Unsur “dengan sengaja merampas nyawa orang lain ”.

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan kesengajaan, KUHP tidak

memberikan definisi, namun Pompe menyatakan bahwa arti atau

maksud dari kesengajaan (opzet) ialah seperti apa yang telah

dijelaskan dalam MvT (Memorie Van Toelichting), yakni

menghendaki atau mengetahui (Willen En Wetens). Sengaja berarti

menghendaki dan mengetahui apa yang dilakukan. Orang yang

melakukan perbuatan dengan sengaja berarti menghendaki perbuatan

itu dan disamping itu mengetahui atau menyadari tentang apa yang

dilakukan beserta akibat yang ditimbulkan. Didalam ilmu hukum

sangat dikenal adanya teori kehendak (wills theorie) dari Van Hippel

dan teori pengetahuan (voorstelling theorie) dari Frank yang pada

prinsipnya kedua teori tersebut menyatakan bahwa sengaja ialah

adanya suatu kehendak dari si pembuat tentang apa yang dilakukan

dan si pembuat mengetahui atau dapat membayangkan mengenai apa

yang ia lakukan beserta akibatnya yang akan timbul dari perbuatan itu

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan

keterangan Terdakwa serta dihubungkan dengan barang bukti yang

diajukan dalam persidangna diperoleh fakat bahwa awalnya antara

Terdakwa dengan korban Syamsyah Alias Mia telah saling mengenal

53
sejak bulan Juli 2017 yang mana antara Terdakwa dengan korban

menjalin hubungan sebagai teman dekat (berpacaran) dimana korban

Syamsyah Alias Mia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di

sebuah rumah yang berlamat di Perumahan Pesona Khayangan V

Blok AB Nomor 20 RT.002/RW.031 Kelurahan Mekarjaya

Kecamatan Sukmajaya Kota Depok;

Menimbang, bahwa selama Terdakwa dan korban Syamsyah Alias

Mia berpacaran Terdakwa sering datang ke tempat korban Syamsyah

Alias Mia bekerja di Perumahan Pesona Khayangan yang biasanya

Terdakwa datang pada saat hari Sabtu/ Minggu ketika rumah dalam

keadaan sepi dimana majikan korban Syamsyah Alias Mia sedang

tidak berada di rumah, selanjutnya antara Terdakwa dengan korban

Syamsyah Alias Mia dalam bepacaran telah terbiasa berhubungan

intim selayaknya suami istri yang dilakukan di rumah majikan/ tempat

korban Syamsyah Alias Mia bekerja hingga akhirnya korban

Syamsyah Alias Mia mengalami hamil dengan usia kandungan kurang

lebih 4 (empat) bulan; Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK hlm 13

Menimbang, bahwa pada hari Minggu tanggal 05 Nopember 2017

sekira pukul 07.00 Wib, Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor

Yamaha Mio Soul Nomor Polisi B-3563-NFD menemui korban

Syamsyah Alias Mia yang pada saat itu sedang berbelanja di Pasar

Gaget di depan pintu gerbang Perumahan Pesona Khayangan Jalan Ir.

Juanda Kota Depok, setelah Terdakwa bertemu dengan korban

54
Syamsyah Alias Mia, kemudian korban Syamsyah Alias Mia

mengajak Terdakwa ke rumah majikan korban Syamsyah Alias Mia

karena pada saat itu rumah majikan korban Syamsyah Alias Mia

dalam keadaan sepi, yang selanjutnya atas ajakan tersebut Terdakwa

menyetujuinya selanjutnya Terdakwa menyuruh korban Syamsyah

Alias Mia agar berjalan kaki lebih dahulu menuju rumah majikan, dan

tidak berapa lama kemudian Terdakwa menyusul dari belakang

dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio Soul; Nomor

88/Pid.B/2018/PN DPK Hlm 34

Menimbang, bahwa setelah Terdakwa dan korban Syamsyah Alias

Mia sampai di depan rumah majikan korban Syamsyah Alias Mia,

selanjutnya Terdakwa dibukakan pintu oleh korban Syamsyah Alias

Mia yang telah sampai rumah terlebih dahulu, sesampainya di dalam

rumah kemudian Terdakwa dibuatkan sarapan oleh korban Syamsyah

Alias Mia, selanjutnya antara Terdakwa dengak korban Syamsyah

Alias Mia sarapan bersama sambil menonton TV di lantai dasar

tepatnya di dekat ruangan tamu, setelah selesai sarapan, selanjutnya

Terdakwa mengajak korban Syamsyah Alias Mia untuk naik ke lantai

2 (dua) dan masuk ke dalam kamar tidur korban Syamsyah Alias Mia

dan setelah berada didalam kamar tidur korban Syamsyah Alias Mia,

Terdakwa menganjak korban Syamsyah Alias Mia untuk berhubungan

intim dan ajakan tersebut disetujui oleh korban Syamsyah Alias Mia,

55
yang akhirnya keduanya melakukan hubungan intim selayaknya suami

istri; Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK hlm 4

Menimbang, bahwa setelah selesai berhubungan intim selanjutnya

Terdakwa mengajak korban Syamsyah Alias Mia untuk turun kembali

ke lantai dasar/ ke ruang tamu, kemudian di ruang tamu tersebut

Terdakwa menonton televisi sambil menunggu korban Syamsyah

Alias Mia mencuci piring dan membereskan rumah dan setelah selesai

korban Syamsyah Alias Mia membereskan rumah, Terdakwa kembali

mengajak korban Syamsyah Alias Mia untuk naik ke lantai dua untuk

beristrirahat di dalam kamar tidur korban Syamsyah Alias Mia,

selanjutnya antara Terdakwa dengan korban Syamsyah Alias Mia

istrirahat (tidur) di dalam kamar tidur korban Syamsyah Alias Mia dan

pada saat itu Terdakwa terbangun terlebih dahulu, sedangkan korban

Syamsyah Alias Mia masih dalam keadaan tidur, selanjutnya

Terdakwa pergi ke kamar mandi untuk mandi;

Menimbang, bahwa setelah Terdakwa selesai mandi, Terdakwa

kembali masuk ke dalam kamar tidur korban Syamsyah Alias Mia

dengan posisi masih telanjang dada tanpa mengenakan baju dan baju

kaos milik Terdakwa masih terletak di atas kasur lantai dalam kamar

tidur korban Syamsyah Alias Mia, tidak berapa lama kemudian korban

Syamsyah Alias Mia terbangun lalu antara Terdakwa dengan korban

Syamsyah Alias Mia ngobrol – ngobrol di dalam kamar tidur korban

Syamsyah Alias Mia, pada saat mengobrol tersebut korban Syamsyah

56
Alias Mia menagih hutang kepada Terdakwa, namun oleh karena

Terdakwa belum sanggup membayar hutangnya kepada korban

Syamsyah Alias Mia, kemudian antara Terdakwa dengan korban

Syamsyah Alias Mia terjadi cek cok mulut, hingga akhirnya Terdakwa

emosi kemudian Terdakwa langsung mengambil baju kaos milik

Terdakwa yang terletak tidak jauh dari korban Syamsyah Alias Mia

sedang tiduran terlentang, selanjutnya dengan menggunakan baju kaos

tersebut Terdakwa membekap mulut korban Syamsyah Alias Mia

dengan menggunakan tangan kananya sedangkan tangan kiri

Terdakwa mencekik leher korban Syamsyah Alias Mia kurang lebih

selama 5 (lima) menit, namun pada saat Terdakwa mencekik leher

korban Syamsyah Alias Mia tersebut, korban Syamsyah Alias Mia

terus memberontak dan pada saat korban Syamsyah Alias Mia

memberontak, kaki korban Syamsyah Alias Mia mengenai lemari

plastik pakian korban Syamsyah Alias Mia, dan dari dalam laci lemari

plastik pakaian korban Syamsyah Alias Mia tersebut terjatuh 1 (satu)

buah gunting ke lantai kamar, setelah Terdakwa melihat gunting

tersebut, Terdakwa langsung mengambil gunting tersebut

menggunakan tangan kiri sedangkan tangan kanan Terdakwa masih

membekap mulut korban Syamsyah Alias Mia menggunakan baju

kaos, dan Terdakwa membuka bungkus gunting tersebut secara cepat

dengan menggunakan kedua tangannya, selanjutnya Terdakwa

menggunakan tangan kirinya menusukkan gunting tersebut ke bagian

57
perut korban Syamsyah Alias Mia sebanyak 2 (dua) kali sedangkan

tangan kanan Terdakwa masih membekap mulut korban Syamsyah

Alias Mia menggunakan baju kaos; Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK

HLM 32

Menimbang, bahwa setelah Terdakwa menusuk perut korban

Syamsyah Alias Mia, selanjutnya kedua tangan Terdakwa membekap

bagian mulut korban Syamsyah Alias Mia dengan kuat, setelah korban

Syamsyah Alias Mia sudah tidak memberontak selanjutnya Terdakwa

mencabut gunting dari perut korban Syamsyah Alias Mia yang

sebelumnya ditusukan ke bagian perut korban Syamsyah Alias Mia,

tidak lama kemudian tubuh korban Syamsyah Alias Mia lemas (sudah

tidak memberontak) dan Terdakwa memegang dada korban Syamsyah

Alias Mia untuk mengecek detak jantung korban Syamsyah Alias Mia

dan saat itu Terdakwa memastikan korban sudah meninggal dunia;

Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK hlm 32

Menimbang, bahwa setelah Terdakwa merasa yakin bahwa korban

Syamsyah Alias Mia meninggal dunia, kemudian oleh karena

Terdakwa ketakutandan panik perbuatannya tersebut diketahui oleh

orang lain maka Terdakwa mengambil pakaian milik korban

Syamsyah Alias Mia berupa 1 (satu) buah kaos bergambar pura yang

ada di dalam lemari pakaian milik korban Syamsyah Alias Mia,

karena kaos milik Terdakwa yang dikenakan sebelumnya terkena

percikan darah korban Syamsyah Alias Mia, lalu setelah Terdakwa

58
memakai kaos milik korban Syamsyah Alias Mia, selain itu Terdakwa

juga mengambil 1 (satu) unit hand Phone Merk Samsung Type : J1

Ace Warna Putih dan 1 (satu) unit hand Phone Merk Nokia Type :

Asha 200 warna hitam milik korban Syamsyah Alias Mia dengan

maksud untuk menghilangkan jejak agar perbuatannya tidak

diketahui oleh orang lain karena dalam handphone milik korban

Syamsyah Alias Mia tersebut terdapat foto – foto dan pesan singkat

(SMS) tentang kedekatan antara Terdakwa dengan korban Syamsyah

Alias Mia dan setelah itu Terdakwa pergi meninggalkan korban

Syamsyah Alias Mia yang tergetelak di dalam kamar tidur, kemudian

Terdakwa mengunci pintu kamar tidur korban Syamsyah Alias Mia

dari luar dan juga mengunci pintu utama ruang tamu dari luar

selanjutnya Terdakwa pergi meninggalkan rumah majikan korban

Syamsyah Alias Mia dengan mengendari sepeda motor Yamaha Mio

Soul nomor polisi B-3563-NFD Menimbang, bahwa akibat perbuatan

Terdakwa tersebut mengakibatkan korban Syamsyah Alias Mia

meninggal dunia ditempat kejadian; Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK

Hlm 33

Menimbang, bahwa berdasarkan hasil Visum Et Repertum Nomor :

R/063/Sk.B/XI/2017/Rumkit.Bhay.Tk I tanggal 21 Nopember 2017

atas nama SAMSIAH yang dibuat dan ditandatangani dr. ARIF

WAHYONO, Sp.F dan dr. SLAMET POERNOMO, Sp.F, DFM (yang

keduanya merupakan dokter spesialis forensic pada rumah sakit

59
bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto Kramat Jati Jakarta), dengan

kesimpulan hasil pemeriksan sebagai berikut : “telah dilakukan

pemeriksaan teradap jenazah perempuan berusia empat puluh tahun

bergolongan darah A, ditemukan luka memar pada kelopak mata

kanan dan kiri dan bibir, luka lecet pada pipi, daerah antara mulut dan

hidung, pangkal hidung, leher, dan dada akibat kekerasan tumpul,

selanjutnya ditemukan luka lecet tekan melingkari leher akibat

kekerasan tumpul yang menurut sifat dan pola uka sesuai dengan

kasus jerat. Sebab mati orang ini adalah kekerasan tumpul pada leher

yang menyebabkan patah tulang leher sehingga mengakibatkan mati

lemas”.Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK Hlm 48

Menimbang, bahwa berdasakran uraian tersebut di atas, dapat di lihat

bahwa memang Terdakwa secara sadar dan dengan sengaja mencekik

leher korban Syamsyah Alias Mia dan membekap mulutnya dengan

menggunakan baju kaos milik Terdakwa dan pada saat itu korban

Syamsyah Alias Mia sempat berontak dan pada saat korban Syamsyah

Alias Mia memberotak kaki kroban menedang lemari pakainya yang

ada didalam kamar tersebut dan terjatuhla sebuah gunting kecil

selanjutnya gunting tersebut Terdakwa ambil dan Terdakwa langsung

menusuk korban Syamsyah Alias Mia dengan menggunakan gunting

tersebut sebanyak dua kali sampai akhirnya korban Syamsyah Alias

Mia lemas dan menigngal dunia, yang mana Terdakwa dalam

mencekek, membekap dan menusuk korban tersebut secara sadar dan

60
mengetahui apa yang akan dialami oleh korban sebagimana tujuan

Terdakwa dalam menusuk korban tersebut dengan tujuan agar korban

meninggal dunia, maka Majelis Hakim berkeyakinan unsur kedua ini

telah terpenuhi; Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK Hlm 48

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

di atas Majelis Hakim berkesimpulan perbuatan Terdakwa telah

memenuhi seluruh unsur dari Pasal 338 KUH Pidana sebagaimana

yang telah didakwakan pada dakwaan Pertama subsidair Penuntut

Umum. Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK Hlm 48

Menimbang, bahwa oleh karena perbuatan sebagaimana diatur dalam

Pasal 338 KUH Pidana telah terpenuhi dari perbuatan Terdakwa,

maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak Pidana dengan Kualifikasi

“Pembunuhan”.Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK Hlm 49

Menimbang, bahwa selama pemeriksaan persidangan Majelis Hakim

tidak menemukan adanya keadaan yang dapat melepaskan dari

pertanggungjawaban pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44

sampai dengan Pasal 51 KUHP sehingga Terdakwa dapat

dipertanggung jawabkan atas kesalahannya dan harus dijatuhi pidana

sebagaimana dalam amar putusan dibawah ini ; PUTNOT Nomor

88/Pid.B/2018/PN DPK Hlm 49

61
Menimbang, bahwa atas Tuntutan Pidana dari Jaksa/Penuntut Umum

tersebut di atas Penasihat Hukum Terdakwa juga telah mengajukan

pembelaan/pledooi tanggal 27 Maret 2018 yang dibacakan dalam

persidangan pada tanggal 27 maret 2018 yang pada pokoknya

Terdakwa dalam persidangan telah mengakui kesalahannya dan

berjanji tidak akan mengulangi kesalahan tersebut lagi dan Terdakwa

mohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan yang

seadil-adilnya; Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK 49

Menimbang, bahwa terhadap Pembelaan yang disampaikan oleh

Terdakwa, Majelis Hakim akan mempertimbangkan dalam keadaan

yang dapat meringankan atas perbuatan Terdakwa tersebut dibawah

ini; Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK Hlm 49

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah terbukti bersalah dan

selama ini Terdakwa telah menjalani penahanan sesuai dengan

Pasal 22 ayat (4) Jo pasal 197 ayat ( 1 ) huruf k KUHAP maka masa

penangkapan dan masa penahanan terhadap Terdakwa dalam perkara

ini akan dikurangkan seluruhnya dari lamanya pidana yang

dijatuhkan kepada Terdakwa; Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK Hlm 49

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah terbukti bersalah dan

dijatuhi pidana sedangkan selama ini Terdakwa telah ditahan

berdasarkan alasan yang cukup (Pasal 21 ayat 2 sub b KUHAP) maka

62
terhadap Terdakwa beralasan untuk tetap ditahan di Rumah Tahanan

Negara (Rutan); Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK Hlm 49

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di

persidangan berupa : 1 (satu) buah gunting kecil warna hitam, 1 (satu)

potong bra warna krem, 1 (satu) potong celana ¾ warna hitam, 1

(satu) potong baju kaos warna coklat, 1 (satu) potong celana dalam

warna merah muda, 1 (satu) buah handphone merk Nokia Type Asha

200, warna hitam, 1 (satu) potong kaos oblong warna biru gambar

Pura, 1 (satu) potong kaos berkerah warna hitam abu-abu bergaris

putih merk Naface, 1 (satu) potong celana Jeans warna biru merk

Cheap Monday, yang mana semua barang bukti tersebut telah

Terdakwa gunakan untuk memeudahkan Terdakwa dalam melakukan

tindak pidana tersebut, maka terhadap barang bukti tersebut haruslah

dirampas untuk dimusnahkan; Menimbang, bahwa terhadap barang

bukti yang diajukan di persidangan berupa : 1 (satu) buah Flashdisk

berisi rekaman CCTV, yang mana barang bukti teresbut merupakans

atu kesatuan dengan berkas perkara, maka terhadap barang bukti

tersebut tetap terlampir dalam berkas perkara; Menimbang, bahwa

terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan berupa : 1 (satu)

buah handphone merk Samsung Taype J1 warna putih, yang mana

barang bukti tersebut merupakan milik korban, maka terhadap barang

bukti tersebut haruslah dikembalikan kepada yang berhak;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di

63
persidangan berupa : 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha 14 D (AL

115.C/Mio Soul) No.Pol : B3563-NFD, tahun 2009, warna merah

Nomor Ka : MH314D0039K566094, Nomor Sin : 14D567647, berikut

STNK dan Kunci Kontaknya dan 1 (satu) buah helm warna biru merk

GAG HELMET, yang mana barang bukti tersebut merupakan milik

saksi Budiman Simbolon, maka barang bukti tersebut haruslah

dikembalikan kepada pemiliknya yaitu saksi Budiman Simbolon.

Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK

Dengan demikian yang dimaksud unsur “dengan sengaja menghilangkan

nyawa orang lain” dalam perkara Nomor 88/Pid.B/2018/PN DPK adalah terdakwa

Suwandi alias Wandi bin Suharto. Bahwa terhadap Suwandi alias Wandi dapat

dimintai pertanggung jawaban atas perbuatan pidana yang dilakukannya.

B. Proses Persidangan Dalam Tindak Tindak Pidana Pembunuhan Yang Di

Dasari Perselingkuhan Berdasarkan Pertimbangan Hakim Pasal 338

Kuhp Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk

Pada dasarnya proses dalam persidangan adalah semua kegiatan

pengungkapan fakta-fakta dari suatu peristiwa yang lalu. Bila fakta-fakta

tersebut dirangkai dapat menggambarkan suatu peristiwa yang sebenarnya

atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil untuk dipastikan atau

tidaknya muatan tindak pidana dalam peristiwa tersebut menurut akal

sebagaimana yang didakwakan oleh jaksa penuntut umum.

Proses pemeriksaan persidangan merupakan proses dimana penegakan

hukum yang dilakukan oleh hakim untuk memeriksa dan mengadili suatu

64
perkara pidana dalam pengadilan umum mengenai Tindak Pidana

Pembunuhan Yang Di Dasari Perselingkuhan Berdasarkan Pertimbangan

Hakim Pasal 338 Kuhp Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk adalah sebagai berikut:

1. Pembacaan Dakwaan

Terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum dengan Primair/tunggal

sebagaimana diatur dalam Pasal 338Kuhp yaitu sebagai berikut:

Bahwa terdakwa Suandi alias Wandi bin Suharto pada hari Minggu tanggal

05 Nopember 2017 sekira pukul 12.30 Wib atau setidak – tidaknya pada

suatu waktu yang masih termasuk dalam bulan Nopember 2017, bertempat di

Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20 Rt. 002 Rw. 031

Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok atau setidak-

tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum

Pengadilan Negeri Depok yang berwenang memeriksa dan mengadili

perkaranya, telah dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu

merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana ,

yang dilakukan Terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :

1. Sejak bulan Juni 2017 antara Terdakwa dengan saksi korban

SYAMSYAH Alias MIA telah saling mengenal dan keduanya

menjalin hubungan sebagai teman dekat (berpacaran), yang mana

saksi korban MIA merupakan pembantu rumah tangga yang bekerja

di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20 Rt. 002

Rw. 031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok,

bahwa selama berpacaran tersebut Terdakwa sering datang ke tempat

65
saksi korban MIA bekerja di Perumahan Pesona Khayangan yang

biasanya Terdakwa datang pada saat hari Sabtu/ Minggu ketika

rumah dalam keadaan sepi (majikan saksi korban MIA sedang tidak

berada di rumah), kemudian antara Terdakwa dengan saksi korban

MIA dalam bepacaran telah terbiasa berhubungan intim selayaknya

suami istri yang dilakukan di rumah majikan/ tempat saksi korban

MIA bekerja hingga akhirnya saksi korban MIA mengalami hamil

dengan usia kandungan kurang lebih 4 (empat) bulan. Kemudian

pada hari Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira pukul 07.00

Wib, Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio

Soul nomor polisi B-3563-NFD menemui saksi korban MIA yang

pada saat itu sedang berbelanja di Pasar Gaget di depan pintu

gerbang Perumahan Pesona Khayangan Jalan Ir. Juanda Kota

Depok, setelah bertemu dengan saksi korban MIA, kemudian saksi

korban MIA mengajak Terdakwa ke rumah majikan saksi korban

MIA karena pada saat itu rumah majikan saksi korban MIA dalam

keadaan sepi (majikan sedang tidak berada di rumah), yang

selanjutnya ajakan tersebut disepakati oleh Terdakwa, lalu Terdakwa

menyuruh saksi korban MIA agar berjalan kaki lebih dahulu menuju

rumah majikan, dan tidak berapa lama kemudian Terdakwa

menyusul dari belakang dengan mengendarai sepeda motor Yamaha

Mio Soul, lalu sesampainya di depan rumah majikan saksi korban

MIA, Terdakwa dibukakan pintu oleh saksi korban MIA yang telah

66
sampai rumah terlebih dahulu, sesampainya di dalam rumah

kemudian Terdakwa dibuatkan sarapan oleh saksi MIA, lalu antara

Terdakwa dengak saksi MIA sarapan bersama sambil menonton TV

di lantai dasar tepatnya di dekat ruangan tamu, setelah selesai

sarapan, kemudian Terdakwa mengajak saksi MIA untuk naik ke

lantai 2 (dua) dan masuk ke dalam kamar tidur saksi MIA, bahwa

sesampainya di dalam kamar tidur saksi MIA, Terdakwa menganjak

saksi MIA untuk berhubungan intim dan ajakan tersebut disetujui

oleh saksi MIA, yang akhirnya keduanya melakukan hubungan intim

selayaknya suami istri.

Selanjutnya pada sekira pukul 08.30 Wib, antara Terdakwa dengan

saksi MIA selesai berhubungan intim lalu Terdakwa mengajak saksi

MIA untuk turun kembali ke lantai dasar/ ke ruang tamu, kemudian

di ruang tamu tersebut Terdakwa menonton televisi sambil

menunggu si MIA mencuci piring dan membereskan rumah. Bahwa

selanjutnya sekira pukul 09.00 Wib selesai saksi MIA membereskan

rumah, Terdakwa kembali mengajak saksi MIA untuk naik ke lantai

dua untuk beristrirahat di dalam kamar tidur saksi MIA, selanjutnya

antara Terdakwa dengan saksi MIA istrirahat (tidur) di dalam kamar

tidur saksi MIA, kemudian pada sekira pukul 12.00 Wib Terdakwa

terbangun terlebih dahulu, sedangkan saksi MIA masih dalam

keadaan tidur, lalu Terdakwa pergi ke kamar mandi untuk mandi.

67
Setelah Terdakwa selesai mandi, pada sekira pukul 12.30 Wib

Terdakwa kembali masuk ke dalam kamar tidur saksi MIA dengan

posisi masih telanjang dada tanpa mengenakan baju dan baju kaos

milik Terdakwa masih terletak di atas kasur lantai dalam kamar tidur

saksi MIA, tidak berapa lama kemudian saksi MIA terbangun lalu

antara Terdakwa dengan saksi MIA ngobrol – ngobrol di dalam

kamar tidur saksi MIA, selanjutnya pada saat mengobrol tersebut

saksi MIA menagih hutang kepada Terdakwa, namun oleh karena

Terdakwa belum sanggup membayar hutangnya kepada saksi MIA,

kemudian antara Terdakwa dengan saksi MIA terjadi cek cok mulut,

hingga akhirnya Terdakwa emosi kemudian Terdakwa langsung

mengambil baju kaos milik Terdakwa yang terletak tidak jauh dari

saksi MIA sedang tiduran terlentang, selanjutnya dengan

menggunakan baju kaos tersebut Terdakwa membekap mulut saksi

korban MIA dengan menggunakan tangan kananya sedangkan

tangan kiri Terdakwa mencekik leher saksi MIA kurang lebih selama

5 (lima) menit, namun pada saat Terdakwa mencekik leher saksi

MIA tersebut, saksi MIA terus memberontak dan pada saat saksi

MIA memberontak, kaki saksi MIA mengenai lemari plastik pakian

saksi MIA, lalu dari dalam laci lemari plastik pakaian saksi MIA

tersebut terjatuh 1 (satu) buah gunting ke lantai kamar, lalu setelah

Terdakwa melihat gunting tersebut, Terdakwa langsung mengambil

gunting tersebut menggunakan tangan kiri sedangkan tangan kanan

68
Terdakwa masih membekap mulut saksi MIA menggunakan baju

kaos, dan Terdakwa membuka bungkus gunting tersebut secara cepat

dengan menggunakan kedua tangannya, lalu Terdakwa

menggunakan tangan kirinya menusukkan gunting tersebut ke bagian

perut saksi MIA sebanyak 2 (dua) kali sedangkan tangan kanan

Terdakwa masih membekap mulut saksi MIA menggunakan baju

kaos, bahwa setelah Terdakwa menusuk perut saksi MIA, lalu kedua

tangan Terdakwa membekap bagian mulut saksi MIA dengan kuat,

selanjutnya setelah saksi MIA sudah tidak memberontak lalu

Terdakwa mencabut gunting dari perut saksi MIA yang sebelumnya

ditusukan ke bagian perut saksi MIA, tidak lama kemudian tubuh

saksi korban MIA lemas (sudah tidak memberontak) dan Terdakwa

memegang dada saksi korban MIA untuk mengecek detak jantung

saksi korban MIA, dan saat itu Terdakwa memastikan korban sudah

meninggal dunia.

Setelah Terdakwa merasa yakin bahwa ternyata saksi MIA

meninggal dunia, kemudian oleh karena Terdakwa ketakutandan

panik perbuatannya tersebut diketahui oleh orang lain maka

Terdakwa mengambil pakaian milik saksi korban MIA berupa 1

(satu) buah kaos bergambar pura yang ada di dalam lemari pakaian

milik saksi korban MIA, karena kaos milik Terdakwa yang

dikenakan sebelumnya terkena percikan darah saksi korban MIA,

lalu setelah Terdakwa memakai kaos milik saksi korban MIA, selain

69
itu Terdakwa juga mengambil 1 (satu) unit hand Phone Merk

Samsung Type : J1 Ace Warna Putih dan 1 (satu) unit hand Phone

Merk Nokia Type : Asha 200 warna hitam milik saksi korban MIA

dengan maksud untuk menghilangkan jejak agar perbuatannya tidak

diketahui oleh orang lain karena dalam handphone milik saksi

korban MIA tersebut terdapat foto – foto dan pesan singkat (SMS)

tentang kedekatan antara Terdakwa dengan saksi korban MIA,

bahwa setelah itu pergi meninggalkan saksi korban MIA yang

tergetelak di dalam kamar tidur, kemudian Terdakwa mengunci

pintu kamar tidur saksi korban MIA dari luar dan juga mengunci

pintu utama ruang tamu dari luar selanjutnya Terdakwa pergi

meninggalkan rumah majikan saksi korban MIA dengan mengendari

sepeda motor Yamaha Mio Soul nomor polisi B-3563-NFD.

Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira

pukul 16.30 Wib, ketika saksi DIO TAMA (yang merupakan

majikan dari saksi korban MIA) pulang kerumahnya di Perumahan

Pesona Khayangan, saksi DIO merasa curiga karena beberapa kali

telah mengetuk pintu rumah namun tidak ada jawaban dari saksi

MIA, selanjutnya saksi DIO melaporkan hal tersebut kepada saksi

AHMAD RONIH dan saksi DEDY IRAWAN (yang keduanya

merupakan security perumahan Pesona Khayangan), selanjutnya

saksi DIO bersama dengan kedua saksi dari Security tersebut

langsung mengintip kamar tidur saksi MIA dari atap rumah,

70
kemudian ketiga saksi mendapati saki korban MIA telah dalam

keadaan tergeletak/ terlentang dengan bersimbah darah di bagian

tubuhnya di dalam kamar tidurnya tersebut, sehingga atas kejadian

tersebut ketiga saksi langsung melaporkannya ke Pokresta Depok

guna pengusutan lebih lanjut.

Kemudian pada hari Senin tanggal 06 Nopember 2017, Terdakwa

berhasil ditangkap di rumah kontrakkan Terdakwa yang beralamat di

Jalan Gotong Royong I Rt. 004 Rw. 001 Kelurahan Ragunan

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan, ketika dilakukan

penggeledahan di dalam rumah kontrakkan Terdakwa tersebut

diketemukan barang bukti berupa :

1. 1 (satu) potong kaos oblong warna biru bergambar

pura;

2. 1 (satu) unit handphone merk SAMSUNG J1 ACE

warna putih;

3. 1 (satu) unit handphone merk NOKIA ASHA 200

warna hitam;

4. 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul nomor

polisi B-3563-NFD tahun 2009 warna merah nomor

angka MH314D39K566094 Nomor mesin 14D567647

berikut STNK dan kunci kontaknya;

5. 1 (satu) potong kaos berkerah warna hitam abu – abu

bergaris putih merk NOFASE;

71
1. 1 (satu) potong celana jeans warna biru merk

CHEAP MONDAY;

2. 1 (satu) buah helm warna biru merk GAG HELMET

Bahwa selanjutnya Terdakwa berikut barang bukti tersebut langsung

diamankan ke Polresta Depok guna pemeriksaan lebih lanjut.

Berdasarkan Visum Et Repertum Nomor :

R/063/Sk.B/XI/2017/Rumkit.Bhay.Tk I tanggal 21 Nopember 2017 atas nama

SAMSIAH yang dibuat dan ditandatangani dr. ARIF WAHYONO, Sp.F dan dr.

SLAMET POERNOMO, Sp.F, DFM (yang keduanya merupakan dokter spesialis

forensic pada rumah sakit bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto Kramat Jati

Jakarta), dengan kesimpulan hasil pemeriksan sebagai berikut : “telah dilakukan

pemeriksaan teradap jenazah perempuan berusia empat puluh tahun bergolongan

darah A, ditemukan luka memar pada kelopak mata kanan dan kiri dan bibir, luka

lecet pada pipi, daerah antara mulut dan hidung, pangkal hi dung, leher, dan dada

akibat kekerasan tumpul, selanjutnya ditemukan luka lecet tekan melingkari leher

akibat kekerasan tumpul yang menurut sifat dan pola sesuai dengan kasus jerat.

Sebab mati orang ini adalah kekerasan tumpul pada leher yang menyebabkan

patah tulang leher sehingga mengakibatkan mati lemas.

b. Akibat kejadian tersebut, terdakwa beserta barang bukti yang ditemukan

dibawa ke Polsekta Depok untuk diproses secara hukum.

72
Perbuatan terdakwa tersebut merupakan tindak pidana sebagaimana

diatur dan diancam dengan hukuman Pasal 338Kuhp.

2. Pemeriksaan Saksi dan Barang Bukti

Bahwa untuk membuktikan Surat Dakwaannya, Penuntut Umum di

depan persidangan mengajukan saksi-saksi dan telah didengar keterangannya

di bawah sumpah. Masing-masing menerangkan pada pokoknya sebagai

berikut:

a. Saksi Ahmad Ronnih, Menerangkan bahwa:

Dibawah ini sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan

sebagai berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini

untuk menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh

Terdakwa.

- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana Terdakwa melakukan

tindak pidana tersebut.

- Bahwa saksi bekerja sebagai security di perumahan Pesona

Khayangan Kelurahan Mekerjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota

Depok.

- Bahwa saksi sendiri yang menemukan mayat korban tersebut.

- Bahwa saksi menemukan mayat korban pada hari Minggu

tanggal 5 November 2017 sekitar jam 15.45 WIB di salah satu

73
rumah yang ada di perumahan Pesona Khayangan V Blok AB

Nomor 20 RT.002/RW.031 Kelurahan Mekerjaya, Kecamatan

Sukmajaya, Kota Depok.

- Bahwa yang saksi tahu rumah tempat ditemukannya mayat

tersebut sepengetahuan saksi milik saudara Gultom.

- Bahwa yang saksi ketahui mayat tersebut bernama Samsih.

- Bahwa kejadiannya berawal pada saat saksi sedang berjaga di

pintu keluar perumahan Pesona Khayangan V dan sekitar jam

15.40 WIB ada telpon masuk di Pos Jaga yang mana pada saat

itu yang menelpon mengaku bernama Nurhasanan dan pada saat

itu saudari Nurhasanan memita saksi untuk mendatangi sebuah

rumah yang ada di perumahan Pesona Khayangan V Blok AB

Nomor 20 RT.002/RW.031 Kelurahan Mekerjaya, Kecamatan

Sukmajaya, Kota Depok, dengan alasan pemilik rumah tersebut

memita security untuk datang kerumah tersebut karena asisten

rumah tangganya tidak dapat dihubungi sedangkan pintu rumah

dalam keadaan terkunci.

- Bahwa setelah saksi menerima telpohne tersebut selanjutnya

saksi langsung mendatangi rumah tersebut dan setelah sampai di

rumah tersebut saksi melihat di balkon rumah tersebut ada

saudara Dio Tama dan pada saat itu saudara Dio Tama memita

saksi untuk naik ketas balkon untuk melihat situasi.

74
- Bahwa pada saat itu saksi langsung naik ke atas balok tersebut

dan setelah sampai di atas balkon saksi melihat saudara Dio

Tama sedang membuka pintu jendela kamar dengan

menggunakan obeng dan pada saat saksi mendekati jendela

tersebut saksi melihat korban sudah terletang didalam kamar dan

tidak lama kemudian datang saudara Dedi Irawan yang

merupakan komadan regu saksi langsung naik ketas balkon

dengan membawa linggis untuk membuka pintu depan rumah

tersebut dan setelah pintu berhasil terbuka selanjutnya saudara

Dio Tama membuka pintu depan rumah tersebut agar orang bisa

masuk kedalam rumah, akan tetapi pada saat itu saksi bersama

dengan saudara Dedi Irawan melarang orang untuk masuk

kedalam rumah sebelum Polisi datang dan 15 (lima belas) menit

kemudian datang Anggota Kepolisian.

- Bahwa setelah Anggota Polisi datang dan langsung melakukan

pemeriksaan saksi kembali ke Pos Jaga untuk melakukan tugas

saksi sebagai security.

- Bahwa setelah saksi pergi meninggalkan rumah tersebut unuk

jaga saksi tidak tahu lagi kejadiannya yang saksi dengan korban

sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

- Bahwa pada saat itu saksi melihat langsung korban sudah

terletang di dalam kamar melalui jendela.

75
- Bahwa jarak saksi didepan jendela dengan korban yang ada

didalam kamar kurang lebih 1 (satu) meter.

- Bahwa yang saksi lhiat kondisi kamar pada saat itu ada lemari

plastik yang sudah dalam keadaan berantakan, banyak kain yang

berserakan di smaping tubuh korban dan pada saat itu juga saksi

melihat di perut korban ada bercak darah.

- Bahwa yang pada saat itu saksi melihat korban dengan

menggunakan baju warna coklat dengan motif belang putih

hitam yang posisinya terbukan sampai diatas perut dan

menggunakan celana warna hitam.

- Bahwa saksi tidak terlalu siring bertemu dengan korban akan

tetapi saksi kenal dan suka berbicara dengan korban.

- Bahwa sebelum korban ditemukan meninggal dunia saksi

terakhir kali melihat korban pagi harinya yang mana pada saat

itu korban mengatkan kepada saksi habis pulang dari pasar kaget.

- Bahwa pada asat itu saksi melihat korban membawa bungkusan

plastik putih transparan.

- Bahwa yang saksi kethaui korban bekerja sebagai asisten rumah

tangga di rumah saudara Gulton tersebut kurang lebih 2 (dua)

tahun.

- Bahwa yang saksi dengan Polisi membawa barang bukti berupa

CCTV yang ada disamping rumah tersebut dan sebuah gunting

kecil warna hitam.

76
- Bahwa saksi baru melihat isi rekaman CCTV tersebut pada saat

dikantor Polisi.

- Bahwa yang saksi lihat dalam rekaman tersebut ada seorang laki-

laki dengan mengedarai sepeda motor masuk kedalam rumah

saudara Gultom untuk menemui korban.

- Bahwa saksi tidak tahu kenapa Terdakwa membunuh korban.

- Bahwa sebelumnya saksi tidak pernah melihat Terdakwa masuk

kedalam rumah tersebut dan menemui korban

- Bahwa setelah kejadian tersebut tidak ada pintu rumah dalam

keadaan rusak yang mana pintu rumah tersebut dalam keadaan

terkunci.

- Bahwa dalam satu tim regu terdiri dalam 8 (delapan) orang;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya.

b. Saksi Dedy Irawan, menerangkan bahwa:

Dibawah ini sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik.

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini

untuk menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa.

- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana Terdakwa melakukan

tindak pidana tersebut.

77
- Bahwa saksi bekerja sebagai security di perumahan Pesona

Khayangan Kelurahan Mekerjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota

Depok.

- Bahwa saksi sendiri yang menemukan mayat korban tersebut.

- Bahwa saksi menemukan mayat korban pada hari Minggu tanggal

5 November 2017 sekitar jam 15.45 WIB di salah satu rumah yang

ada di perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20

RT.002/RW.031 Kelurahan Mekerjaya, Kecamatan Sukmajaya,

Kota Depok.

- Bahwa yang saksi tahu rumah tempat ditemukannya mayat

tersebut sepengetahuan saksi milik saudara Gultom.

- Bahwa yang saksi ketahui mayat tersebut bernama Samsih.

- Bahwa kejadiannya berawal pada saat saksi sedang patroli di

perumahan Pesona Khayangan V selanjutnya HT saksi mendengar

ada kejadian di rumah yang ada di perumahan Pesona Khayangan

V Blok AB Nomor 20 RT.002/RW.031 Kelurahan Mekerjaya,

Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

- Bahwa setelah saksi menerima informasi tersebut selanjutnya

saksi langsung mendatangi rumah tersebut dan setelah sampai di

rumah tersebut saksi melihat di balkon rumah tersebut ada saudara

Dio Tama dan saudara Ahmad Ronnih pada saat itu saudara Dio

Tama dan saudara Ahmad Ronnih memita saksi untuk naik ketas

balkon.

78
- Bahwa pada saat itu saksi langsung naik ke atas balok tersebut dan

setelah sampai di atas balkon saksi mendekati jendela tersebut

saksi melihat korban sudah terletang didalam kamar selanjutnya

saksi langsung membuka pintu depan rumah tersebut dengan

menggunakan linggis yang saksi bawa dan setelah pintu berhasil

terbuka selanjutnya saudara Dio Tama membuka pintu depan

rumah tersebut agar orang bisa masuk kedalam rumah, akan tetapi

pada saat itu saksi bersama dengan saudara Ahmad Ronnih

melarang orang untuk masuk kedalam rumah sebelum Polisi

datang dan 15 (lima belas) menit kemudian datang Anggota

Kepolisian.

- Bahwa setelah saksi pergi meninggalkan rumah tersebut saksi

tidak tahu lagi kejadiannya yang saksi dengan korban sudah

ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

- Bahwa pada saat itu saksi melihat langsung korban sudah terletang

di dalam kamar melalui jendela.

- Bahwa jakar saksi didepan jendela dengan korban yang ada

didalam kamar kurang lebih 1 (satu) meter.

- Bahwa yang saksi lhiat kondisi kamar pada saat itu ada lemari

plastik yang sudah dalam keadaan berantakan, banyak kain yang

berserakan di smaping tubuh korban dan pada saat itu juga saksi

melihat di perut korban ada bercak darah.

79
- Bahwa yang pada saat itu saksi melihat korban dengan

menggunakan baju warna coklat dengan motif belang putih hitam

yang posisinya terbukan sampai diatas perut dan menggunakan

celana warna hitam.

- Bahwa saksi tidak terlalu siring bertemu dengan korban akan

tetapi saksi kenal dan suka berbicara dengan korban.

- Bahwa sebelum korban ditemukan meninggal dunia saksi terakhir

kali melihat korban pagi harinya yang mana pada saat itu korban

mengatkan kepada saksi habis pulang dari pasar kaget.

- Bahwa pada asat itu saksi melihat korban membawa bungkusan

plastik putih transparan.

- Bahwa yang saksi kethaui korban bekerja sebagai asisten rumah

tangga di rumah saudara Gulton tersebut kurang lebih 2 (dua)

tahun.

- Bahwa yang saksi dengan Polisi membawa barang bukti berupa

CCTV yang ada disamping rumah tersebut dan sebuah gunting

kecil warna hitam.

- Bahwa saksi baru melihat isi rekaman CCTV tersebut pada saat

dikantor Polisi.

- Bahwa yang saksi lihat dalam rekaman tersebut ada seorang laki-

laki dengan mengedarai sepeda motor masuk kedalam rumah

saudara Gultom untuk menemui korban.

80
- Bahwa saksi tidak tahu kenapa Terdakwa membunuh korban; -

Bahwa sebelumnya saksi tidak pernah melihat Terdakwa masuk

kedalam rumah tersebut dan menemui korban.

- Bahwa setelah kejadian tersebut tidak ada pintu rumah dalam

keadaan rusak yang mana pintu rumah tersebut dalam keadaan

terkunci.

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan

dan membenarkannya.

c. Saksi Bukhori, menerangkan bahwa;

Dibawah sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini untuk

menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa;

- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana Terdakwa melakukan

tindak pidana tersebut;

- Bahwa yang saksi dengar mayat korban yang merupakan kakak ipar

saksi ditemukan pada hari Minggu tanggal 5 November 2017 sekitar

jam 15.45 WIB di salah satu rumah yang ada di perumahan Pesona

Khayangan V Blok AB Nomor 20 RT.002/RW.031 Kelurahan

Mekerjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok;

81
- Bahwa saksi kenal dengan mayat tersebut karena mayat tersebut

adalah kakak ipar saksi;

- Bahwa kejadiannya berawal pada saat saksi mendatangi rumah

tersebut untuk menemui korban namun tidak ada jawaban selanjutnya

saksi bertanya kepada tetanggan yang ada di tempat tersebut yang

mana ia memberitahukan bahwa telah ada kejadian di rumah tersebut;

- Bahwa setelah itu saksi langsung menuju Pos Security untuk

menanyakan kejadian apa yang terjadi di rumah tersebut;

- - Bahwa saksi bertanya kepada security yang sedang jaga di pos

tersebut yang mana pada saat itu menjelaskan kalau kakak ipar saksi

telah meninggal dunia;

- Bahwa pada saat itu security tidak memberitahu saksi megnenai

penyebab kakak ifar saksi meninggal dunia;

- Bahwa setelah itu saksi langsung ke Kantor Polisi untuk memberikan

keterangan dan setelah saksi sampai di Kantor Polisi baru saksi

mengetahui kalau kakak ipar saksi menajdi korban pembunuhan;

- Bahwa saksi datang kerumah tersebut untuk bertemu dengan akak

ipar saksi yang mana pada saat itu saksi mamu membayar hutang

kepada kakak ipar saksi;

- Bahwa korban bekerja di rumah tersebut kurang lebih 1 (satu) tahun;

- Bahwa selama korban bekerja di rumah tersebut korban tidak pernah

mengeluh kepada saksi;

82
- Bahwa saksi terakhir kali bertemu dengan korban 2 (dua) minggu

yang lalu sebelum kroban ditemukan meninggal dunia;

- Bahwa saksi tidak kenal dengan teman-teman korban;

- Bahwa yang saksi ketahui selama ini korban tidak memiliki musuh;

- Bahwa saksi tidak tahu barang-barang milik korban yang saksi

kethaui korban memiliki handphone merk Samsung;

- Bahwa yang saksi ketahui korban tidak pernah memiliki masalah

dengan orang lain;

- Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membunuh korban;

- Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa;

- Bahwa saksi tinggal di daerah Cibubur;

- Bahwa selama ini korban tindak pernah bercerita ada masalah;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya;

d. Saksi Budiman Simbolon, menerangkan bahwa:

Dibawah sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini untuk

menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa;

83
- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana Terdakwa melakukan tindak

pidana tersebut; - Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa yang mana

Terdakwa bernama Suwandi;

- Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa kurang lebih 6 (enam) bulan;

- Bahwa hubungan saksi dengan Terdakwa yang mana Terdakwa

bekerja di bengkel milik saksi;

- Bahwa Terdakwa bekerja di bengkel milik saksi tersebut sebagai

tukang tambal ban;

- Bahwa sepeda motor yang digunakan oleh Terdakwa untuk menemui

korban adalah milik saksi;

- Bahwa sepeda motor yang digunakan oleh Terdakwa adalah sepeda

motor Yamaha Mio Sul dengan Nomor Polisi B-3563-NFD tahun 2009

warna merah;

- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana Terdakwa melakukan tindak

pidana tersebut yang saksi ketahui Terdakwa sudah membunuh

korban;

- Bahwa saksi tidak kenal dengan korban;

- Bahwa saksi pernah melihat korban datang ke rumah kontrakan saksi

untuk menemui Terdakwa;

- Bahwa yang saksi kethaui hubungan Terdakwa dengan korban

berpacaran;

- Bahwa saksi mengetahui korban meninggal duni setelah berada di

Kantor Polisi;

84
- Bahwa pada saat kejadian yaitu pada hari Minggu tanggal 5 November

2017 saksi sedang berada di bengkel milik saksi sedang bekerja;

- Bahwa saksi diperiksa oleh Polisi karena sepeda motor yang

digunakan oleh Terdakwa adalah sepeda motor milik saksi;

- Bahwa Polisi mendatangi rumah kontrakan saksi;

- Bahwa Polisi mendatangi rumah kotrakan saksi untuk menyita sepeda

motor milik saksi;

- Bahwa sepeda motor milik saksi disita oleh Polisi karena telah

digunakan Terdakwa untuk meneumi korban dan membunuh korban;

- Bahwa Terdakwa tinggal di rumah kontrakan saksi bersama saksi;

- Bahwa Terdakwa pernah membawa korban kebengkel;

- Bahwa Terdakwa pernah bercerita kepada saksi kalau Terdakwa telah

menghamili korban;

- Bahwa sikap Terdakwa sehari-hari baik-baik saja;

- Bahwa Terdakwa membawa korban kebengkel kurang lebih 2 (dua)

kali;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya;

e. Saksi Edy Haryanto, mengemukakan bahwa;

Di bawah sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

85
- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini

untuk menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa melakukan tindak pidana tersebut pada hari

Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira pukul 12.30 Wib,

beralamat di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20

RT.002/RW.031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya

Kota Depok;

- Bahwa saksi yang melakukan penangkapan terhadap Terdakwa;

- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap Terdakwa pada

hari Senin tanggal 6 November 2017 sekitar jam 18.15 Wib di

bengkel Pak Budiman yang beralamat di Gotong Royong I

RT,001/RW.001 Kelruahan ragunan, Kecamatan Pasar Minggu,

Jakarta Selatan;

- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap Terdakwa karena

Terdakwa telah melakukan pembunuhan;

- Bahwa Terdakwa mengaku yang telah dibunuh oleh Terdakwa

adalah pacarnya yang bernama Samsiah;

- Bahwa kejadiannya berawal saksi menerima laproan tetang

penemuan mayat di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB

Nomor 20 Rt. 002 Rw. 031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan

Sukmajaya Kota Depok;

- Bahwa setelah saksi menerima laporan tersebut selanjutnya saksi

berama tim langsung menuju tempat penemuan mayat tersebut dan

86
langsung melakukan olah tempat kejadian dimana dari hasil

penyelidikan saksi bersama tim mengamankan barang bukti

berupa rekapan CCTV yang ada di sampiang rumah tempat

kejadian tersebut;

- Bahwa dari hasil rekaman CCTV tersebut diketahui orang yang

terakhir kali masuk dan keluar dari rumah tersebut adalah

Terdakwa yang selanjutnya saksi berama tim terus melakukan

penyelidikan yang akhirnya kami berhasil mememukan tempat

tinggal Terdakwa;

- Bahwa setelah saksi berhasil menemukan tempat tinggal

Terdakwa selanjtunya saksi berama tim langsung melakukan

penangkapan terhadap Terdakwa yang ada saat itu Terdakwa

sedang berja di sebuah bengkel;

- Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dirinya dalam

membunuh korban dengan cara menutup mulut korban dengan

menggunakan kaos milik Terdakwa sembil Terdakwa mencekik

leher korban, namun pada saat itu korban sempat memberontak

dan kakinya sempat menedang lemari plastik yang ada dikamar

tersebut yang akhirnya Terdakwa melihat ada sebuah gunting

terjatuh dari lemari tersebut selanjutnya Terdakwa mengambil

gunting tersebut dan menusukannya ke perut korban sebanyak 2

(dua) kali;

87
- Bahwa setelah Terdakwa mengetahui korban meinggal dunia

selanjutnya Terdakwa mengambil barang-barang milik korban dan

setelah itu Terdakwa pergi meningaglkan korban;

- Bahwa menurut Terdakwa hubungan Terdakwa dengan korban

adalah pacaran;

- Bahwa menurut Terdakwa majikan korban jarang berada di rumah

tersebut;

- Bahwa Terdakwa mengaku telah menusuk perut korban dengan

menggunakan gunting;

- Bahwa menurut Terdakwa korban tidak berteriak karena pada saat

kejadian mulut korban dibekap oleh Terdakwa yang selanjutnya

Terdakwa menusuk perut korban dengan gunting;

- Bahwa menurut hasil pemeriskaan dokter korban sedang hamil 6

(enam) bulan;

- Bahwa saksi menemukan barang bukti berupa baju tersebut di

rumah kotrakan Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa datang kerumah tersebut dan menemui korban

sendirian;

- Bahwa gunting yang digunakan Terdakwa untuk menusuk korban

tersebut sudah ada di tempat kejadian milik korban;

- Bahwa tidak ada pintu rumah yang rusak;

- Bahwa barang yang hilang di rumah tersebut hanya handhpne

milik korban;

88
- Bahwa menurut dokter korban meninggal dunia akibat ditusuk

perutnya dengan menggunakan senjata tajam;

- Bahwa Terdakwa pada saat ditangkap tidak melakukan

perlawanan;

- Bahwa Terdakwa pada saat ditangkap kopratif;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya;

f. Saksi Adi Kustiadi, mengemukakan bahwa;

Di bawah sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini

untuk menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa melakukan tindak pidana tersebut pada hari

Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira pukul 12.30 Wib,

beralamat di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20

RT.002/RW.031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya Kota

Depok;

- Bahwa saksi yang melakukan penangkapan terhadap Terdakwa;

- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap Terdakwa pada hari

Senin tanggal 6 November 2017 sekitar jam 18.15 Wib di bengkel

89
Pak Budiman yang beralamat di Gotong Royong I RT,001/RW.001

Kelruahan ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan;

- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap Terdakwa karena

Terdakwa telah melakukan pembunuhan;

- Bahwa Terdakwa mengaku yang telah dibunuh oleh Terdakwa

adalah pacarnya yang bernama Samsiah;

- Bahwa kejadiannya berawal saksi menerima laproan tetang

penemuan mayat di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB

Nomor 20 Rt. 002 Rw. 031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan

Sukmajaya Kota Depok;

- Bahwa setelah saksi menerima laporan tersebut selanjutnya saksi

berama tim langsung menuju tempat penemuan mayat tersebut dan

langsung melakukan olah tempat kejadian dimana dari hasil

penyelidikan saksi bersama tim mengamankan barang bukti berupa

rekapan CCTV yang ada di sampiang rumah tempat kejadian

tersebut;

- Bahwa dari hasil rekaman CCTV tersebut diketahui orang yang

terakhir kali masuk dan keluar dari rumah tersebut adalah Terdakwa

yang selanjutnya saksi berama tim terus melakukan penyelidikan

yang akhirnya kami berhasil mememukan tempat tinggal Terdakwa;

- Bahwa setelah saksi berhasil menemukan tempat tinggal Terdakwa

selanjtunya saksi berama tim langsung melakukan penangkapan

90
terhadap Terdakwa yang ada saat itu Terdakwa sedang berja di

sebuah bengkel;

- Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dirinya dalam membunuh

korban dengan cara menutup mulut korban dengan menggunakan

kaos milik Terdakwa sembil Terdakwa mencekik leher korban,

namun pada saat itu korban sempat memberontak dan kakinya

sempat menedang lemari plastik yang ada dikamar tersebut yang

akhirnya Terdakwa melihat ada sebuah gunting terjatuh dari lemari

tersebut selanjutnya Terdakwa mengambil gunting tersebut dan

menusukannya ke perut korban sebanyak 2 (dua) kali;

- Bahwa setelah Terdakwa mengetahui korban meinggal dunia

selanjutnya Terdakwa mengambil barang-barang milik korban dan

setelah itu Terdakwa pergi meningaglkan korban;

- Bahwa menurut Terdakwa hubungan Terdakwa dengan korban

adalah pacaran;

- Bahwa menurut Terdakwa majikan korban jarang berada di rumah

tersebut; - Bahwa Terdakwa mengaku telah menusuk perut korban

dengan menggunakan gunting;

- Bahwa menurut Terdakwa korban tidak berteriak karena pada saat

kejadian mulut korban dibekap oleh Terdakwa yang selanjutnya

Terdakwa menusuk perut korban dengan gunting;

- Bahwa menurut hasil pemeriskaan dokter korban sedang hamil 6

(enam) bulan;

91
- Bahwa saksi menemukan barang bukti berupa baju tersebut di

rumah kotrakan Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa datang kerumah tersebut dan menemui korban

sendirian;

- Bahwa gunting yang digunakan Terdakwa untuk menusuk korban

tersebut sudah ada di tempat kejadian milik korban;

- Bahwa tidak ada pintu rumah yang rusak; - Bahwa barang yang

hilang di rumah tersebut hanya handhpne milik korban;

- Bahwa menurut dokter korban meninggal dunia akibat ditusuk

perutnya dengan menggunakan senjata tajam;

- Bahwa Terdakwa pada saat ditangkap tidak melakukan perlawanan;

- Bahwa Terdakwa pada saat ditangkap kopratif;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya;

g. Saksi Dio Tama Aprizky Gultom, mengemukakan bahwa;

Dibawah sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini

untuk menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa melakukan tindak pidana tersebut pada hari

Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira pukul 12.30 Wib, di

92
rumah saksi yang beralamat di Perumahan Pesona Khayangan V

Blok AB Nomor 20 RT.002/RW.031 Kelurahan Mekarjaya

Kecamatan Sukmajaya Kota Depok;

- Bahwa saksi kenal dengan korban Syamsyah Alias Mia yang mana

korban Syamsyah Alias Mia bekerja sebagai Pembatu rumah tangag

di rumah saksi;

- Bahwa saksi biasa memanggil korban Syamsyah Alias Mia dengan

teteh;

- Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut pada saat saksi pulang

kerumah saksi melihat pintu kamar korban Syamsyah Alias Mia

dalam keadaan terkunci dan pada saat itu saksi melihat korban

Syamsyah Alias Mia sedang tertidur terletang didalam kamar;

- Bahwa pada saat itu saksi meliaht di perut korban Syamsyah Alias

Mia ada bercak darah;

- Bahwa setelah saksi mengetahui hal tersebut selanjutnya saksi

langsung melaprokan kejadian tersebut ke pikah security perumahan

dan tidak lama kemudian pihak security perumahan datang untuk

memeriksa keadaan;

- Bahwa dikarenakan pada saat itu diketahui kalau korban Syamsyah

Alias Mia sudah meninggal dunia sehingga kamid an pihak security

melaporkan kejadian tersebut ke Polisi;

- Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa;

93
- Bahwa saksi mengethaui kalau Terdakwa yang membunuh korban

Syamsyah Alias Mia dari rekaman CCTV yang ada disamping

rumah saksi;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan

dan membenarkannya;

h. Pemeriksaan Alat Bukti

Dalam perkara ini bahwa Penuntut Umum telah mengajukan barang bukti

berupa:

- 1 (satu) buah gunting kecil warna hitam;

- 1 (satu) potong bra warna krem;

- 1 (satu) potong celana ¾ warna hitam;

- 1 (satu) potong baju kaos warna coklat;

- 1 (satu) potong celana dalam warna merah muda;

- 1 (satu) buah handphone merk Nokia Type Asha 200, warna hitam;

- 1 (satu) potong kaos oblong warna biru gambar Pura;

- 1 (satu) potong kaos berkerah warna hitam abu-abu bergaris putih

merk Naface;

- 1 (satu) potong celana Jeans warna biru merk Cheap Monday;

- 1 (satu) buah Flashdisk berisi rekaman CCTV, agar tetap terlampir

dalam berkas perkara;

- 1 (satu) buah handphone merk Samsung Taype J1 warna putih;

- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha 14 D (AL 115.C/Mio Soul)

No.Pol : B-3563NFD, tahun 2009, warna merah Nomor Ka

94
:MH314D0039K566094, Nomor Sin : 14D567647, berikut STNK

dan Kunci Kontaknya;

- 1 (satu) buah helm warna biru merk GAG HELMET

yang mana barang bukti tersebut telah disita sesuai dengna peraturan

perundangundangan yang berlaku, maka terhadap barang bukti tersebut dapat

dijadikan alat bukti yang sah dalam persidangan ini.

3. Pemeriksaan Terdakwa

Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan

keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

- Bahwa Terdakwa sekarang ini dalam keadaan sehat jasmani dan

rohani.

- Bahwa Terdakwa mengerti diperiksa sehubungan dengan perkara

ini.

- Bahwa benar keterangan Terdakwa di Penyidik.

- Bahwa Terdakwa ditangkap oleh Polisi pada hari Senin tanggal 06

Nopember 2017, di rumah kontrakkan Terdakwa yang beralamat di

Jalan Gotong Royong I RT.004/RW.001 Kelurahan Ragunan

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan.

- Bahwa Terdakwa ditangkap oleh Polisi karena Terdakwa telah

membunuh korban Syamsyah Alias Mia.

- Bahwa kejadiannya berawal antara Terdakwa dengan korban

Syamsyah Alias Mia telah saling mengenal sejak bulan Juli 2017

yang mana antara Terdakwa dengan korban menjalin hubungan

95
sebagai teman dekat (berpacaran) dimana korban Syamsyah Alias

Mia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah rumah yang

berlamat di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20

RT.002/RW.031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya

Kota Depok.

- Bahwa selama Terdakwa dan korban Syamsyah Alias Mia

berpacaran Terdakwa sering datang ke tempat korban Syamsyah

Alias Mia bekerja di Perumahan Pesona Khayangan yang biasanya

Terdakwa datang pada saat hari Sabtu/ Minggu ketika rumah dalam

keadaan sepi dimana majikan korban Syamsyah Alias Mia sedang

tidak berada di rumah, selanjutnya antara Terdakwa dengan korban

Syamsyah Alias Mia dalam bepacaran telah terbiasa berhubungan

intim selayaknya suami istri yang dilakukan di rumah majikan/

tempat korban Syamsyah Alias Mia bekerja hingga akhirnya

korban Syamsyah Alias Mia mengalami hamil dengan usia

kandungan kurang lebih 4 (empat) bulan.

- Bahwa pada hari Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira pukul

07.00 Wib, Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Yamaha

Mio Soul Nomor Polisi B-3563-NFD menemui korban Syamsyah

Alias Mia yang pada saat itu sedang berbelanja di Pasar Gaget di

depan pintu gerbang Perumahan Pesona Khayangan Jalan Ir.

Juanda Kota Depok, setelah Terdakwa bertemu dengan korban

Syamsyah Alias Mia, kemudian korban Syamsyah Alias Mia

96
mengajak Terdakwa ke rumah majikan korban Syamsyah Alias

Mia karena pada saat itu rumah majikan korban Syamsyah Alias

Mia dalam keadaan sepi, yang selanjutnya atas ajakan tersebut

Terdakwa menyetujuinya selanjutnya Terdakwa menyuruh korban

Syamsyah Alias Mia agar berjalan kaki lebih dahulu menuju rumah

majikan, dan tidak berapa lama kemudian Terdakwa menyusul dari

belakang dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio Soul.

- Bahwa setelah Terdakwa dan korban Syamsyah Alias Mia sampai

di depan rumah majikan korban Syamsyah Alias Mia, selanjutnya

Terdakwa dibukakan pintu oleh korban Syamsyah Alias Mia yang

telah sampai rumah terlebih dahulu, sesampainya di dalam rumah

kemudian Terdakwa dibuatkan sarapan oleh korban Syamsyah

Alias Mia, selanjutnya antara Terdakwa dengak korban Syamsyah

Alias Mia sarapan bersama sambil menonton TV di lantai dasar

tepatnya di dekat ruangan tamu, setelah selesai sarapan, selanjutnya

Terdakwa mengajak korban Syamsyah Alias Mia untuk naik ke

lantai 2 (dua) dan masuk ke dalam kamar tidur korban Syamsyah

Alias Mia dan setelah berada didalam kamar tidur korban

Syamsyah Alias Mia, Terdakwa menganjak korban Syamsyah

Alias Mia untuk berhubungan intim dan ajakan tersebut disetujui

oleh korban Syamsyah Alias Mia, yang akhirnya keduanya

melakukan hubungan intim selayaknya suami istri;

97
- Bahwa setelah selesai berhubungan intim selanjutnya Terdakwa

mengajak korban Syamsyah Alias Mia untuk turun kembali ke

lantai dasar/ ke ruang tamu, kemudian di ruang tamu tersebut

Terdakwa menonton televisi sambil menunggu korban Syamsyah

Alias Mia mencuci piring dan membereskan rumah dan setelah

selesai korban Syamsyah Alias Mia membereskan rumah,

Terdakwa kembali mengajak korban Syamsyah Alias Mia untuk

naik ke lantai dua untuk beristrirahat di dalam kamar tidur korban

Syamsyah Alias Mia, selanjutnya antara Terdakwa dengan korban

Syamsyah Alias Mia istrirahat (tidur) di dalam kamar tidur korban

Syamsyah Alias Mia dan pada saat itu Terdakwa terbangun terlebih

dahulu, sedangkan korban Syamsyah Alias Mia masih dalam

keadaan tidur, selanjutnya Terdakwa pergi ke kamar mandi untuk

mandi.

- Bahwa setelah Terdakwa selesai mandi, Terdakwa kembali masuk

ke dalam kamar tidur korban Syamsyah Alias Mia dengan posisi

masih telanjang dada tanpa mengenakan baju dan baju kaos milik

Terdakwa masih terletak di atas kasur lantai dalam kamar tidur

korban Syamsyah Alias Mia, tidak berapa lama kemudian korban

Syamsyah Alias Mia terbangun lalu antara Terdakwa dengan

korban Syamsyah Alias Mia ngobrol – ngobrol di dalam kamar

tidur korban Syamsyah Alias Mia, pada saat mengobrol tersebut

korban Syamsyah Alias Mia menagih hutang kepada Terdakwa,

98
namun oleh karena Terdakwa belum sanggup membayar hutangnya

kepada korban Syamsyah Alias Mia, kemudian antara Terdakwa

dengan korban Syamsyah Alias Mia terjadi cek cok mulut, hingga

akhirnya Terdakwa emosi kemudian Terdakwa langsung

mengambil baju kaos milik Terdakwa yang terletak tidak jauh dari

korban Syamsyah Alias Mia sedang tiduran terlentang, selanjutnya

dengan menggunakan baju kaos tersebut Terdakwa membekap

mulut korban Syamsyah Alias Mia dengan menggunakan tangan

kananya sedangkan tangan kiri Terdakwa mencekik leher korban

Syamsyah Alias Mia kurang lebih selama 5 (lima) menit, namun

pada saat Terdakwa mencekik leher korban Syamsyah Alias Mia

tersebut, korban Syamsyah Alias Mia terus memberontak dan pada

saat korban Syamsyah Alias Mia memberontak, kaki korban

Syamsyah Alias Mia mengenai lemari plastik pakian korban

Syamsyah Alias Mia, dan dari dalam laci lemari plastik pakaian

korban Syamsyah Alias Mia tersebut terjatuh 1 (satu) buah gunting

ke lantai kamar, setelah Terdakwa melihat gunting tersebut,

Terdakwa langsung mengambil gunting tersebut menggunakan

tangan kiri sedangkan tangan kanan Terdakwa masih membekap

mulut korban Syamsyah Alias Mia menggunakan baju kaos, dan

Terdakwa membuka bungkus gunting tersebut secara cepat dengan

menggunakan kedua tangannya, selanjutnya Terdakwa

menggunakan tangan kirinya menusukkan gunting tersebut ke

99
bagian perut korban Syamsyah Alias Mia sebanyak 2 (dua) kali

sedangkan tangan kanan Terdakwa masih membekap mulut korban

Syamsyah Alias Mia menggunakan baju kaos; - Bahwa setelah

Terdakwa menusuk perut korban Syamsyah Alias Mia, selanjutnya

kedua tangan Terdakwa membekap bagian mulut korban Syamsyah

Alias Mia dengan kuat, setelah korban Syamsyah Alias Mia sudah

tidak memberontak selanjutnya Terdakwa mencabut gunting dari

perut korban Syamsyah Alias Mia yang sebelumnya ditusukan ke

bagian perut korban Syamsyah Alias Mia, tidak lama kemudian

tubuh korban Syamsyah Alias Mia lemas (sudah tidak

memberontak) dan Terdakwa memegang dada korban Syamsyah

Alias Mia untuk mengecek detak jantung korban Syamsyah Alias

Mia dan saat itu Terdakwa memastikan korban sudah meninggal

dunia.

- Bahwa setelah Terdakwa merasa yakin bahwa korban Syamsyah

Alias Mia meninggal dunia, kemudian oleh karena Terdakwa

ketakutandan panik perbuatannya tersebut diketahui oleh orang lain

maka Terdakwa mengambil pakaian milik korban Syamsyah Alias

Mia berupa 1 (satu) buah kaos bergambar pura yang ada di dalam

lemari pakaian milik korban Syamsyah Alias Mia, karena kaos

milik Terdakwa yang dikenakan sebelumnya terkena percikan

darah korban Syamsyah Alias Mia, lalu setelah Terdakwa memakai

kaos milik korban Syamsyah Alias Mia, selain itu Terdakwa juga

100
mengambil 1 (satu) unit hand Phone Merk Samsung Type : J1 Ace

Warna Putih dan 1 (satu) unit hand Phone Merk Nokia Type : Asha

200 warna hitam milik korban Syamsyah Alias Mia dengan

maksud untuk menghilangkan jejak agar perbuatannya tidak

diketahui oleh orang lain karena dalam handphone milik korban

Syamsyah Alias Mia tersebut terdapat foto – foto dan pesan singkat

(SMS) tentang kedekatan antara Terdakwa dengan korban

Syamsyah Alias Mia dan setelah itu Terdakwa pergi meninggalkan

korban Syamsyah Alias Mia yang tergetelak di dalam kamar tidur,

kemudian Terdakwa mengunci pintu kamar tidur korban Syamsyah

Alias Mia dari luar dan juga mengunci pintu utama ruang tamu dari

luar selanjutnya Terdakwa pergi meninggalkan rumah majikan

korban Syamsyah Alias Mia dengan mengendari sepeda motor

Yamaha Mio Soul nomor polisi B-3563-NFD

- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut membuat korban

Syamsyah Alias Mia meninggal dunia di tempat kejadian.

- Bahwa Terdakwa mengaku bersalah dan berjanji tidak akan

mengulangi perbuatan tersebut lagi;

4. Tuntutan Penuntut Umum

1. Menyatakan Terdakwa Suwandi Alias Wandi Bin Suharto telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

“Pembunuhan” sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 338Kuhp

sebagaimana terdapat dalam Dakwaan.

101
2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa, Suwandi alias Wandi

bin Suharto dengan pidana penjara selama 12 (duabelas) tahun.

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh

Terdakwa dikurangkan sepenuhnya dari lamanya pidana yang dijatuhkan.

4. Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan.

5. Memerintahkan barang bukti berupa:

- 1 (satu) buah gunting kecil warna hitam;

- 1 (satu) potong bra warna krem;

- 1 (satu) potong celana ¾ warna hitam;

- 1 (satu) potong baju kaos warna coklat;

- 1 (satu) potong celana dalam warna merah muda;

- 1 (satu) buah handphone merk Nokia Type Asha 200, warna hitam;

- 1 (satu) potong kaos oblong warna biru gambar Pura;

- 1 (satu) potong kaos berkerah warna hitam abu-abu bergaris putih

merk Naface;

- 1 (satu) potong celana Jeans warna biru merk Cheap Monday;

Dirampas untuk dimusnahkan;

- 1 (satu) buah Flashdisk berisi rekaman CCTV; Tetap terlampir dalam

berkas perkara;

- 1 (satu) buah handphone merk Samsung Taype J1 warna putih;

Dikembalikan kepada yang berhak;

- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha 14 D (AL 115.C/Mio Soul) No.Pol

: B3563-NFD, tahun 2009, warna merah Nomor Ka:

102
MH314D0039K566094, Nomor Sin : 14D567647, berikut STNK dan

Kunci Kontaknya;

- 1 (satu) buah helm warna biru merk GAG HELMET Dikembalikan

kepada saksi Budiman Simbolon;

- Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam

perkara ini sejumlah Rp.5.000.- (lima ribu rupiah);

5. Pledoi/Pembelaan

Terdakwa telah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan

mengulangi perbuatan tersebut lagi dan selain itu Tergugat juga belum pernah

dihukum serta Terdakwa masih muda dan masih mempunyai masa depan, oleh

karena itu mohon hukuman yang seadil - adilnya;

6. Jawaban atas Pembelaan

Bahwa atas pembelaan yang diajukan secara lisan oleh terdakwa

kepada hakim yang pada pokoknya mengenai permohononan keringanan

hukuman. Penuntut Umum menegaskan bahwa pada pokoknya tetap pada

Tuntutan yang diajukan dipersidangan.

C. Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perkara Timdak Pidana

Pembunuhan Yang Di Dasari Perselingkuhan Berdasarkan Pertimbangan

Hakim Pasal 338 Kuhp Putusan Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk

Pertimbangan hakim merupakan salah satu aspek terpenting dalam

menentukan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang mengandung keadilan

(ex aequo et bono) dan mengandung kepastian hukum, di samping itu juga

mengandung manfaat bagi para pihak yang bersangkutan sehingga pertimbangan

103
hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, cermat. Apabila pertimbangan hakim

tidak teliti, baik, dan cermat, maka putusan hakim yang berasal dari pertimbangan

hakim tersebut akan dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi / Mahkamah Agung.

Hakim dalam pemeriksaan suatu perkara juga memerlukan adanya

pembuktian, dimana hasil dari pembuktian tersebut itu akan digunakan sebagai

pertimbangan dalam memutus suatu perkara. Pembuktian merupakan tahap yang

paling penting dalam pemeriksaan di persidangan. Pembuktian bertujuan untuk

memperoleh kepastian bahwa suatu peristiwa/fakta yang diajukan itu benar-benar

terjadi, guna mendapatkan putusan hakim yang benar dan adil. Hakim tidak dapat

menjatuhkan suatu putusan sebelum nyata baginya bahwa peristiwa/fakta tersebut

benar-benar terjadi, yakni dibuktikan kebenarannya sehingga nampak adanya

hubungan hukum antara para pihak.

Seorang hakim dalam hal menjatuhkan pidana kepada terdakwa tidak boleh

menjatuhkan tersebut kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya (2) dua alat bukti

yang sah, sehingga hakim dapat memeroleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana

benar-benar terjadi dan terdakwalah yang bersalah melakukannya (pasal 183

KUHAP). Alat bukti yang sah dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Keterangan Saksi

b. Keterangan Ahli

c. Surat

d. Petunjuk

104
e. Keterangan Terdakwa atau hal yang secara umum sudah diketahui

sehingga tidak perlu dibuktikan.

Pertimbangan hakim dalam perkara tindak pidana pembunuhan yang di

dasari perselingkuhan berdasarkan pertimbangan hakim pasal 338 kuhp putusan

Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk merupakan suatu acuan yang melihat fakta-fakta

hukum serta fakta-fakta persidangan dan perilaku terdakwa dalam persidangan

yang dijadikan oleh hakim pertimbangan untuk menentukan dan memutus perkara

pidana dalam persidangan.

Bahwa penulis disini beranggapan atas dasar teori tersebut sepakat atas

pertimbangan hakim yang dikemukakan oleh hakim berdasarkan Putusan Nomor

88/Pid.B/2018/Pn Dpk karena hakim telah melihat peristiwa/fakta persidangan

yang tidak dielakan atau tidak disangkal oleh pihak terdakwa karena memang

benar adanya.

Bahwa pertimbangan hakim di dalam putusan tersebut telah di analisis oleh

hakim sehingga pertimbangan hakim dalam memutus perkara pembunuhan yang

di dasari perselingkuhan berdasarkan pertimbangan hakim pasal 338 kuhp putusan

Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk tersebut dapat diterima dan dipahami oleh para

pihak dan tidak memihak oleh satu pihak serta sehingga terciptanya kepastian dan

keadilan hukum bagi para pihak.

105
Adapun yang menjadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan

perkara Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Saksi - Saksi

Untuk membuktikan dakwaan yang diajukan oleh Jaksa

Penuntut Umum (JPU), harus diajukan saksi-saksi yang melihat

mendengar dan merasakan di dalam kejadian yang sebenarnya sesuai

apa yang di dakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum di muka

persidangan, berikut ini adalah proses pemeriksaan persidangan dalam

tindak pidana pembunuhan yang di dasari perselingkuhan berdasarkan

pertimbangan hakim pasal 338 kuhp putusan Nomor

88/Pid.B/2018/Pn Dpk.

Menimbang, bahwa untuk membuktikan Surat Dakwaannya

Penuntut Umum di depan persidangan mengajukan saksi-saksi dan

telah didengar keterangannya dibawah sumpah, masing-masing

menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :

1. Saksi Ahmad Ronnih, Menerangkan bahwa:

Dibawah ini sumpah di persidangan pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam

persidangan ini untuk menjadi saksi tindak pidana

yang dilakukan oleh Terdakwa.

106
- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana

Terdakwa melakukan tindak pidana tersebut.

- Bahwa saksi bekerja sebagai security di perumahan

Pesona Khayangan Kelurahan Mekerjaya,

Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

- Bahwa saksi sendiri yang menemukan mayat

korban tersebut.

- Bahwa saksi menemukan mayat korban pada hari

Minggu tanggal 5 November 2017 sekitar jam

15.45 WIB di salah satu rumah yang ada di

perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor

20 RT.002/RW.031 Kelurahan Mekerjaya,

Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

- Bahwa yang saksi tahu rumah tempat

ditemukannya mayat tersebut sepengetahuan saksi

milik saudara Gultom.

- Bahwa yang saksi ketahui mayat tersebut bernama

Samsih.

- Bahwa kejadiannya berawal pada saat saksi sedang

berjaga di pintu keluar perumahan Pesona

Khayangan V dan sekitar jam 15.40 WIB ada

telpon masuk di Pos Jaga yang mana pada saat itu

yang menelpon mengaku bernama Nurhasanan dan

107
pada saat itu saudari Nurhasanan memita saksi

untuk mendatangi sebuah rumah yang ada di

perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor

20 RT.002/RW.031 Kelurahan Mekerjaya,

Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, dengan

alasan pemilik rumah tersebut memita security

untuk datang kerumah tersebut karena asisten

rumah tangganya tidak dapat dihubungi sedangkan

pintu rumah dalam keadaan terkunci.

- Bahwa setelah saksi menerima telphone tersebut

selanjutnya saksi langsung mendatangi rumah

tersebut dan setelah sampai di rumah tersebut saksi

melihat di balkon rumah tersebut ada saudara Dio

Tama dan pada saat itu saudara Dio Tama memita

saksi untuk naik ketas balkon untuk melihat situasi.

- Bahwa pada saat itu saksi langsung naik ke atas

balok tersebut dan setelah sampai di atas balkon

saksi melihat saudara Dio Tama sedang membuka

pintu jendela kamar dengan menggunakan obeng

dan pada saat saksi mendekati jendela tersebut

saksi melihat korban sudah terletang didalam

kamar dan tidak lama kemudian datang saudara

Dedi Irawan yang merupakan komadan regu saksi

108
langsung naik ketas balkon dengan membawa

linggis untuk membuka pintu depan rumah tersebut

dan setelah pintu berhasil terbuka selanjutnya

saudara Dio Tama membuka pintu depan rumah

tersebut agar orang bisa masuk kedalam rumah,

akan tetapi pada saat itu saksi bersama dengan

saudara Dedi Irawan melarang orang untuk masuk

kedalam rumah sebelum Polisi datang dan 15 (lima

belas) menit kemudian datang Anggota Kepolisian.

- Bahwa setelah Anggota Polisi datang dan langsung

melakukan pemeriksaan saksi kembali ke Pos Jaga

untuk melakukan tugas saksi sebagai security.

- Bahwa setelah saksi pergi meninggalkan rumah

tersebut unuk jaga saksi tidak tahu lagi

kejadiannya yang saksi dengan korban sudah

ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

- Bahwa pada saat itu saksi melihat langsung korban

sudah terletang di dalam kamar melalui jendela.

- Bahwa jarak saksi didepan jendela dengan korban

yang ada didalam kamar kurang lebih 1 (satu)

meter.

- Bahwa yang saksi lhiat kondisi kamar pada saat itu

ada lemari plastik yang sudah dalam keadaan

109
berantakan, banyak kain yang berserakan di

smaping tubuh korban dan pada saat itu juga saksi

melihat di perut korban ada bercak darah.

- Bahwa yang pada saat itu saksi melihat korban

dengan menggunakan baju warna coklat dengan

motif belang putih hitam yang posisinya terbukan

sampai diatas perut dan menggunakan celana

warna hitam.

- Bahwa saksi tidak terlalu siring bertemu dengan

korban akan tetapi saksi kenal dan suka berbicara

dengan korban.

- Bahwa sebelum korban ditemukan meninggal

dunia saksi terakhir kali melihat korban pagi

harinya yang mana pada saat itu korban mengatkan

kepada saksi habis pulang dari pasar kaget.

- Bahwa pada asat itu saksi melihat korban

membawa bungkusan plastik putih transparan.

- Bahwa yang saksi kethaui korban bekerja sebagai

asisten rumah tangga di rumah saudara Gulton

tersebut kurang lebih 2 (dua) tahun.

- Bahwa yang saksi dengan Polisi membawa barang

bukti berupa CCTV yang ada disamping rumah

tersebut dan sebuah gunting kecil warna hitam.

110
- Bahwa saksi baru melihat isi rekaman CCTV

tersebut pada saat dikantor Polisi.Bahwa yang

saksi lihat dalam rekaman tersebut ada seorang

laki-laki dengan mengedarai sepeda motor masuk

kedalam rumah saudara Gultom untuk menemui

korban.

- Bahwa saksi tidak tahu kenapa Terdakwa

membunuh korban.

- Bahwa sebelumnya saksi tidak pernah melihat

Terdakwa masuk kedalam rumah tersebut dan

menemui korban

- Bahwa setelah kejadian tersebut tidak ada pintu

rumah dalam keadaan rusak yang mana pintu

rumah tersebut dalam keadaan terkunci.

- Bahwa dalam satu tim regu terdiri dalam 8

(delapan) orang;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya.

2. Saksi Dedy Irawan, menerangkan bahwa:

Dibawah ini sumpah di persidangan pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik.

111
- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam

persidangan ini untuk menjadi saksi tindak pidana

yang dilakukan oleh Terdakwa.

- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana Terdakwa

melakukan tindak pidana tersebut.

- Bahwa saksi bekerja sebagai security di perumahan

Pesona Khayangan Kelurahan Mekerjaya,

Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

- Bahwa saksi sendiri yang menemukan mayat korban

tersebut.

- Bahwa saksi menemukan mayat korban pada hari

Minggu tanggal 5 November 2017 sekitar jam 15.45

WIB di salah satu rumah yang ada di perumahan

Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20

RT.002/RW.031 Kelurahan Mekerjaya, Kecamatan

Sukmajaya, Kota Depok.

- Bahwa yang saksi tahu rumah tempat ditemukannya

mayat tersebut sepengetahuan saksi milik saudara

Gultom.

- Bahwa yang saksi ketahui mayat tersebut bernama

Samsih.

- Bahwa kejadiannya berawal pada saat saksi sedang

patroli di perumahan Pesona Khayangan V

112
selanjutnya HT saksi mendengar ada kejadian di

rumah yang ada di perumahan Pesona Khayangan V

Blok AB Nomor 20 RT.002/RW.031 Kelurahan

Mekerjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

- Bahwa setelah saksi menerima informasi tersebut

selanjutnya saksi langsung mendatangi rumah

tersebut dan setelah sampai di rumah tersebut saksi

melihat di balkon rumah tersebut ada saudara Dio

Tama dan saudara Ahmad Ronnih pada saat itu

saudara Dio Tama dan saudara Ahmad Ronnih

memita saksi untuk naik ketas balkon.

- Bahwa pada saat itu saksi langsung naik ke atas

balok tersebut dan setelah sampai di atas balkon

saksi mendekati jendela tersebut saksi melihat

korban sudah terletang didalam kamar selanjutnya

saksi langsung membuka pintu depan rumah tersebut

dengan menggunakan linggis yang saksi bawa dan

setelah pintu berhasil terbuka selanjutnya saudara

Dio Tama membuka pintu depan rumah tersebut

agar orang bisa masuk kedalam rumah, akan tetapi

pada saat itu saksi bersama dengan saudara Ahmad

Ronnih melarang orang untuk masuk kedalam

113
rumah sebelum Polisi datang dan 15 (lima belas)

menit kemudian datang Anggota Kepolisian.

- Bahwa setelah saksi pergi meninggalkan rumah

tersebut saksi tidak tahu lagi kejadiannya yang saksi

dengan korban sudah ditemukan dalam keadaan

meninggal dunia.

- Bahwa pada saat itu saksi melihat langsung korban

sudah terletang di dalam kamar melalui jendela.

- Bahwa jakar saksi didepan jendela dengan korban

yang ada didalam kamar kurang lebih 1 (satu) meter.

- Bahwa yang saksi lhiat kondisi kamar pada saat itu

ada lemari plastik yang sudah dalam keadaan

berantakan, banyak kain yang berserakan di smaping

tubuh korban dan pada saat itu juga saksi melihat di

perut korban ada bercak darah.

- Bahwa yang pada saat itu saksi melihat korban

dengan menggunakan baju warna coklat dengan

motif belang putih hitam yang posisinya terbukan

sampai diatas perut dan menggunakan celana warna

hitam.

- Bahwa saksi tidak terlalu siring bertemu dengan

korban akan tetapi saksi kenal dan suka berbicara

dengan korban.

114
- Bahwa sebelum korban ditemukan meninggal dunia

saksi terakhir kali melihat korban pagi harinya yang

mana pada saat itu korban mengatkan kepada saksi

habis pulang dari pasar kaget.

- Bahwa pada asat itu saksi melihat korban membawa

bungkusan plastik putih transparan.

- Bahwa yang saksi kethaui korban bekerja sebagai

asisten rumah tangga di rumah saudara Gulton

tersebut kurang lebih 2 (dua) tahun.

- Bahwa yang saksi dengan Polisi membawa barang

bukti berupa CCTV yang ada disamping rumah

tersebut dan sebuah gunting kecil warna hitam.

- Bahwa saksi baru melihat isi rekaman CCTV

tersebut pada saat dikantor Polisi.

- Bahwa yang saksi lihat dalam rekaman tersebut ada

seorang laki-laki dengan mengedarai sepeda motor

masuk kedalam rumah saudara Gultom untuk

menemui korban.

- Bahwa saksi tidak tahu kenapa Terdakwa

membunuh korban; - Bahwa sebelumnya saksi tidak

pernah melihat Terdakwa masuk kedalam rumah

tersebut dan menemui korban.

115
- Bahwa setelah kejadian tersebut tidak ada pintu

rumah dalam keadaan rusak yang mana pintu rumah

tersebut dalam keadaan terkunci.

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya.

3. Saksi Bukhori, menerangkan bahwa;

Dibawah sumpah di persidangan pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam

persidangan ini untuk menjadi saksi tindak pidana

yang dilakukan oleh Terdakwa;

- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana Terdakwa

melakukan tindak pidana tersebut;

- Bahwa yang saksi dengar mayat korban yang

merupakan kakak ipar saksi ditemukan pada hari

Minggu tanggal 5 November 2017 sekitar jam 15.45

WIB di salah satu rumah yang ada di perumahan

Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20

RT.002/RW.031 Kelurahan Mekerjaya, Kecamatan

Sukmajaya, Kota Depok;

116
- Bahwa saksi kenal dengan mayat tersebut karena

mayat tersebut adalah kakak ipar saksi;

- Bahwa kejadiannya berawal pada saat saksi

mendatangi rumah tersebut untuk menemui korban

namun tidak ada jawaban selanjutnya saksi bertanya

kepada tetanggan yang ada di tempat tersebut yang

mana ia memberitahukan bahwa telah ada kejadian

di rumah tersebut;

- Bahwa setelah itu saksi langsung menuju Pos

Security untuk menanyakan kejadian apa yang

terjadi di rumah tersebut; Bahwa saksi bertanya

kepada security yang sedang jaga di pos tersebut

yang mana pada saat itu menjelaskan kalau kakak

ipar saksi telah meninggal dunia;

- Bahwa pada saat itu security tidak memberitahu

saksi megnenai penyebab kakak ifar saksi meninggal

dunia; Bahwa setelah itu saksi langsung ke Kantor

Polisi untuk memberikan keterangan dan setelah

saksi sampai di Kantor Polisi baru saksi mengetahui

kalau kakak ipar saksi menajdi korban pembunuhan;

- Bahwa saksi datang kerumah tersebut untuk bertemu

dengan akak ipar saksi yang mana pada saat itu saksi

mamu membayar hutang kepada kakak ipar saksi;

117
- Bahwa korban bekerja di rumah tersebut kurang

lebih 1 (satu) tahun;

- Bahwa selama korban bekerja di rumah tersebut

korban tidak pernah mengeluh kepada saksi;

- Bahwa saksi terakhir kali bertemu dengan korban 2

(dua) minggu yang lalu sebelum kroban ditemukan

meninggal dunia;

- Bahwa saksi tidak kenal dengan teman-teman

korban;

- Bahwa yang saksi ketahui selama ini korban tidak

memiliki musuh;

- Bahwa saksi tidak tahu barang-barang milik korban

yang saksi kethaui korban memiliki handphone merk

Samsung;

- Bahwa yang saksi ketahui korban tidak pernah

memiliki masalah dengan orang lain;

- Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membunuh

korban;

- Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa;

- Bahwa saksi tinggal di daerah Cibubur;

- Bahwa selama ini korban tindak pernah bercerita ada

masalah;

118
Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya;

4. Saksi Budiman Simbolon, menerangkan bahwa:

Dibawah sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini untuk

menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa;

- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana Terdakwa melakukan tindak

pidana tersebut; - Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa yang mana

Terdakwa bernama Suwandi;

- Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa kurang lebih 6 (enam) bulan;

- Bahwa hubungan saksi dengan Terdakwa yang mana Terdakwa

bekerja diengkel milik saksi;

- Bahwa Terdakwa bekerja di bengkel milik saksi tersebut sebagai

tukang tambal ban;

- Bahwa sepeda motor yang digunakan oleh Terdakwa untuk menemui

korban adalah milik saksi;

- Bahwa sepeda motor yang digunakan oleh Terdakwa adalah sepeda

motor Yamaha Mio Sul dengan Nomor Polisi B-3563-NFD tahun 2009

warna merah;

119
- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana Terdakwa melakukan tindak

pidana tersebut yang saksi ketahui Terdakwa sudah membunuh

korban;

- Bahwa saksi tidak kenal dengan korban;

- Bahwa saksi pernah melihat korban datang ke rumah kontrakan saksi

untuk menemui Terdakwa;

- Bahwa yang saksi kethaui hubungan Terdakwa dengan korban

berpacaran;

- Bahwa saksi mengetahui korban meninggal duni setelah berada di

Kantor Polisi;

- Bahwa pada saat kejadian yaitu pada hari Minggu tanggal 5 November

2017 saksi sedang berada di bengkel milik saksi sedang bekerja;

- Bahwa saksi diperiksa oleh Polisi karena sepeda motor yang

digunakan oleh Terdakwa adalah sepeda motor milik saksi;

- Bahwa Polisi mendatangi rumah kontrakan saksi;

- Bahwa Polisi mendatangi rumah kotrakan saksi untuk menyita sepeda

motor milik saksi;

- Bahwa sepeda motor milik saksi disita oleh Polisi karena telah

digunakan Terdakwa untuk meneumi korban dan membunuh korban;

- Bahwa Terdakwa tinggal di rumah kontrakan saksi bersama saksi;

- Bahwa Terdakwa pernah membawa korban kebengkel;

- Bahwa Terdakwa pernah bercerita kepada saksi kalau Terdakwa telah

menghamili korban;

120
- Bahwa sikap Terdakwa sehari-hari baik-baik saja;

- Bahwa Terdakwa membawa korban kebengkel kurang lebih 2 (dua)

kali;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak

keberatan dan membenarkannya;

5. Saksi Edy Haryanto, mengemukakan bahwa;

Di bawah sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan

sebagai berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini

untuk menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa melakukan tindak pidana tersebut pada hari

Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira pukul 12.30 Wib,

beralamat di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20

RT.002/RW.031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya

Kota Depok;

- Bahwa saksi yang melakukan penangkapan terhadap Terdakwa;

- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap Terdakwa pada

hari Senin tanggal 6 November 2017 sekitar jam 18.15 Wib di

bengkel Pak Budiman yang beralamat di Gotong Royong I

RT,001/RW.001 Kelruahan ragunan, Kecamatan Pasar Minggu,

Jakarta Selatan;

121
- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap Terdakwa karena

Terdakwa telah melakukan pembunuhan;

- Bahwa Terdakwa mengaku yang telah dibunuh oleh Terdakwa

adalah pacarnya yang bernama Samsiah;

- Bahwa kejadiannya berawal saksi menerima laproan tetang

\penemuan mayat di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB

Nomor 20 Rt. 002 Rw. 031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan

Sukmajaya Kota Depok;

- Bahwa setelah saksi menerima laporan tersebut selanjutnya saksi

berama tim langsung menuju tempat penemuan mayat tersebut dan

langsung melakukan olah tempat kejadian dimana dari hasil

penyelidikan saksi bersama tim mengamankan barang bukti

berupa rekapan CCTV yang ada di sampiang rumah tempat

kejadian tersebut;

- Bahwa dari hasil rekaman CCTV tersebut diketahui orang yang

terakhir kali masuk dan keluar dari rumah tersebut adalah

Terdakwa yang selanjutnya saksi berama tim terus melakukan

penyelidikan yang akhirnya kami berhasil mememukan tempat

tinggal Terdakwa;

- Bahwa setelah saksi berhasil menemukan tempat tinggal

Terdakwa selanjtunya saksi berama tim langsung melakukan

penangkapan terhadap Terdakwa yang ada saat itu Terdakwa

sedang berja di sebuah bengkel;

122
- Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dirinya dalam

membunuh korban dengan cara menutup mulut korban dengan

menggunakan kaos milik Terdakwa sembil Terdakwa mencekik

leher korban, namun pada saat itu korban sempat memberontak

dan kakinya sempat menedang lemari plastik yang ada dikamar

tersebut yang akhirnya Terdakwa melihat ada sebuah gunting

terjatuh dari lemari tersebut selanjutnya Terdakwa mengambil

gunting tersebut dan menusukannya ke perut korban sebanyak 2

(dua) kali;

- Bahwa setelah Terdakwa mengetahui korban meinggal dunia

selanjutnya Terdakwa mengambil barang-barang milik korban dan

setelah itu Terdakwa pergi meningaglkan korban;

- Bahwa menurut Terdakwa hubungan Terdakwa dengan korban

adalah pacaran;

- Bahwa menurut Terdakwa majikan korban jarang berada di rumah

tersebut;

- Bahwa Terdakwa mengaku telah menusuk perut korban dengan

menggunakan gunting;

- Bahwa menurut Terdakwa korban tidak berteriak karena pada saat

kejadian mulut korban dibekap oleh Terdakwa yang selanjutnya

Terdakwa menusuk perut korban dengan gunting;

- Bahwa menurut hasil pemeriskaan dokter korban sedang hamil 6

(enam) bulan;

123
- Bahwa saksi menemukan barang bukti berupa baju tersebut di

rumah kotrakan Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa datang kerumah tersebut dan menemui korban

sendirian;

- Bahwa gunting yang digunakan Terdakwa untuk menusuk korban

tersebut sudah ada di tempat kejadian milik korban;

- Bahwa tidak ada pintu rumah yang rusak;

- Bahwa barang yang hilang di rumah tersebut hanya handhpne

milik korban;

- Bahwa menurut dokter korban meninggal dunia akibat ditusuk

perutnya dengan menggunakan senjata tajam;

- Bahwa Terdakwa pada saat ditangkap tidak melakukan

perlawanan;

- Bahwa Terdakwa pada saat ditangkap kopratif;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan

membenarkannya;

6. Saksi Adi Kustiadi, mengemukakan bahwa;

Di bawah sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan

sebagai berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini

untuk menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa;

124
- Bahwa Terdakwa melakukan tindak pidana tersebut pada hari

Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira pukul 12.30 Wib,

beralamat di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20

RT.002/RW.031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya Kota

Depok;

- Bahwa saksi yang melakukan penangkapan terhadap Terdakwa;

- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap Terdakwa pada hari

Senin tanggal 6 November 2017 sekitar jam 18.15 Wib di bengkel

Pak Budiman yang beralamat di Gotong Royong I RT,001/RW.001

Kelruahan ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan;

- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap Terdakwa karena

Terdakwa telah melakukan pembunuhan;

- Bahwa Terdakwa mengaku yang telah dibunuh oleh Terdakwa

adalah pacarnya yang bernama Samsiah;

- Bahwa kejadiannya berawal saksi menerima laproan tetang

penemuan mayat di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB

Nomor 20 Rt. 002 Rw. 031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan

Sukmajaya Kota Depok;

- Bahwa setelah saksi menerima laporan tersebut selanjutnya saksi

berama tim langsung menuju tempat penemuan mayat tersebut dan

langsung melakukan olah tempat kejadian dimana dari hasil

penyelidikan saksi bersama tim mengamankan barang bukti berupa

125
rekapan CCTV yang ada di sampiang rumah tempat kejadian

tersebut;

- Bahwa dari hasil rekaman CCTV tersebut diketahui orang yang

terakhir kali masuk dan keluar dari rumah tersebut adalah Terdakwa

yang selanjutnya saksi berama tim terus melakukan penyelidikan

yang akhirnya kami berhasil mememukan tempat tinggal Terdakwa;

- Bahwa setelah saksi berhasil menemukan tempat tinggal Terdakwa

selanjtunya saksi berama tim langsung melakukan penangkapan

terhadap Terdakwa yang ada saat itu Terdakwa sedang berja di

sebuah bengkel;

- Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dirinya dalam membunuh

korban dengan cara menutup mulut korban dengan menggunakan

kaos milik Terdakwa sembil Terdakwa mencekik leher korban,

namun pada saat itu korban sempat memberontak dan kakinya

sempat menedang lemari plastik yang ada dikamar tersebut yang

akhirnya Terdakwa melihat ada sebuah gunting terjatuh dari lemari

tersebut selanjutnya Terdakwa mengambil gunting tersebut dan

menusukannya ke perut korban sebanyak 2 (dua) kali;

- Bahwa setelah Terdakwa mengetahui korban meinggal dunia

selanjutnya Terdakwa mengambil barang-barang milik korban dan

setelah itu Terdakwa pergi meningaglkan korban;

- Bahwa menurut Terdakwa hubungan Terdakwa dengan korban

adalah pacaran;

126
- Bahwa menurut Terdakwa majikan korban jarang berada di rumah

tersebut; - Bahwa Terdakwa mengaku telah menusuk perut korban

dengan menggunakan gunting;

- Bahwa menurut Terdakwa korban tidak berteriak karena pada saat

kejadian mulut korban dibekap oleh Terdakwa yang selanjutnya

Terdakwa menusuk perut korban dengan gunting;

- Bahwa menurut hasil pemeriskaan dokter korban sedang hamil 6

(enam) bulan;

- Bahwa saksi menemukan barang bukti berupa baju tersebut di

rumah kotrakan Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa datang kerumah tersebut dan menemui korban

sendirian;

- Bahwa gunting yang digunakan Terdakwa untuk menusuk korban

tersebut sudah ada di tempat kejadian milik korban;

- Bahwa tidak ada pintu rumah yang rusak; - Bahwa barang yang

hilang di rumah tersebut hanya handhpne milik korban;

- Bahwa menurut dokter korban meninggal dunia akibat ditusuk

perutnya dengan menggunakan senjata tajam;

- Bahwa Terdakwa pada saat ditangkap tidak melakukan perlawanan;

- Bahwa Terdakwa pada saat ditangkap kopratif;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak

keberatan dan membenarkannya;

127
7. Saksi Dio Tama Aprizky Gultom, mengemukakan bahwa;

Di bawah sumpah di persidangan pada pokoknya menerangkan

sebagai berikut:

- Bahwa benar Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik.

- Bahwa benar keterangan Saksi di Penyidik;

- Bahwa saksi mengerti saksi dihadapkan dalam persidangan ini

untuk menjadi saksi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa melakukan tindak pidana tersebut pada hari

Minggu tanggal 05 Nopember 2017 sekira pukul 12.30 Wib, di

rumah saksi yang beralamat di Perumahan Pesona Khayangan V

Blok AB Nomor 20 RT.002/RW.031 Kelurahan Mekarjaya

Kecamatan Sukmajaya Kota Depok;

- Bahwa saksi kenal dengan korban Syamsyah Alias Mia yang mana

korban Syamsyah Alias Mia bekerja sebagai Pembatu rumah tangag

di rumah saksi;

- Bahwa saksi biasa memanggil korban Syamsyah Alias Mia dengan

teteh;

- Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut pada saat saksi pulang

kerumah saksi melihat pintu kamar korban Syamsyah Alias Mia

dalam keadaan terkunci dan pada saat itu saksi melihat korban

Syamsyah Alias Mia sedang tertidur terletang didalam kamar;

- Bahwa pada saat itu saksi meliaht di perut korban Syamsyah Alias

Mia ada bercak darah;

128
- Bahwa setelah saksi mengetahui hal tersebut selanjutnya saksi

langsung melaprokan kejadian tersebut ke pikah security perumahan

dan tidak lama kemudian pihak security perumahan datang untuk

memeriksa keadaan;

- Bahwa dikarenakan pada saat itu diketahui kalau korban Syamsyah

Alias Mia sudah meninggal dunia sehingga kamid an pihak security

melaporkan kejadian tersebut ke Polisi;

- Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa;

- Bahwa saksi mengethaui kalau Terdakwa yang membunuh korban

Syamsyah Alias Mia dari rekaman CCTV yang ada disamping

rumah saksi;

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan tidak

keberatan dan membenarkannya;

2. Barang Bukti

Dalam perkara ini bahwa Penuntut Umum telah mengajukan barang

bukti berupa:

- 1 (satu) buah gunting kecil warna hitam;

- 1 (satu) potong bra warna krem;

- 1 (satu) potong celana ¾ warna hitam;

- 1 (satu) potong baju kaos warna coklat;

- 1 (satu) potong celana dalam warna merah muda;

- 1 (satu) buah handphone merk Nokia Type Asha 200, warna

hitam;

129
- 1 (satu) potong kaos oblong warna biru gambar Pura;

- 1 (satu) potong kaos berkerah warna hitam abu-abu bergaris putih

merk Naface;

- 1 (satu) potong celana Jeans warna biru merk Cheap Monday;

- 1 (satu) buah Flashdisk berisi rekaman CCTV, agar tetap terlampir

dalam berkas perkara;

- 1 (satu) buah handphone merk Samsung Taype J1 warna putih;

- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha 14 D (AL 115.C/Mio Soul)

No.Pol : B-3563NFD, tahun 2009, warna merah Nomor Ka :

MH314D0039K566094, Nomor Sin : 14D567647, berikut STNK

dan Kunci Kontaknya;

- 1 (satu) buah helm warna biru merk GAG HELMET

Barang bukti tersebut telah disita sesuai dengna peraturan

perundangundangan yang berlaku, maka terhadap barang bukti tersebut dapat

dijadikan alat bukti yang sah dalam persidangan ini.

3. Keterangan Terdakwa

Menimbang, bahwa selanjutnya dipersidangan telah didengar pula keterangan

terdakwa Suwandi alias Wandi bin Suharto yang pada pokoknya menerangkan

sebagai berikut :

Bahwa benar terdakwa Suwandi Alias Wandi Bin Suharto tidak

terbukti bersalah meyakinakan melakukan tindak pidana ”dengan sengaja

dan dengan rencanan terlebaih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam

130
karena pembunuhan dengan rencana” sebagaimana dimaksud dalam pertama

primiar melanggar Pasal 340 KUHP;

Bahwa selama ini terdakwa, bahwa sejak bulan Juni 2017 antara

Terdakwa dengan saksi korban SYAMSYAH Alias MIA telah saling

mengenal dan keduanya menjalin hubungan sebagai teman dekat

(berpacaran), yang mana saksi korban MIA merupakan pembantu rumah

tangga yang bekerja di Perumahan Pesona Khayangan V Blok AB Nomor 20

Rt. 002 Rw. 031 Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok,

bahwa selama berpacaran tersebut Terdakwa sering datang ke tempat saksi

korban MIA bekerja di Perumahan Pesona Khayangan yang biasanya

Terdakwa datang pada saat hari Sabtu/ Minggu ketika rumah dalam keadaan

sepi (majikan saksi korban MIA sedang tidak berada di rumah), kemudian

antara Terdakwa dengan saksi korban MIA dalam bepacaran telah terbiasa

berhubungan intim selayaknya suami istri yang dilakukan di rumah majikan/

tempat saksi korban MIA bekerja hingga akhirnya saksi korban MIA

mengalami hamil dengan usia kandungan kurang lebih 4 (empat) bulan.

4. Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Putusan

Menimbang, bahwa selama pemeriksaan persidangan Majelis Hakim tidak

menemukan adanya keadaan yang dapat melepaskan dari pertanggungjawaban

pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 sampai dengan Pasal 51 KUHP

sehingga Terdakwa dapat dipertanggung jawabkan atas kesalahannya dan harus

dijatuhi pidana sebagaimana dalam amar putusan dibawah ini.

131
Menimbang, bahwa atas Tuntutan Pidana dari Jaksa/Penuntut Umum

tersebut di atas Penasihat Hukum Terdakwa juga telah mengajukan

pembelaan/pledooi tanggal 27 Maret 2018 yang dibacakan dalam persidangan pada

tanggal 27 maret 2018 yang pada pokoknya Terdakwa dalam persidangan telah

mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan tersebut lagi

dan Terdakwa mohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan yang

seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa terhadap Pembelaan yang disampaikan oleh Terdakwa,

Majelis Hakim akan mempertimbangkan dalam keadaan yang dapat meringankan

atas perbuatan Terdakwa tersebut dibawah ini.

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah terbukti bersalah dan selama

ini Terdakwa telah menjalani penahanan sesuai dengan Pasal 22 ayat (4) Jo pasal

197 ayat ( 1 ) huruf k KUHAP maka masa penangkapan dan masa penahanan

terhadap Terdakwa dalam perkara ini akan dikurangkan seluruhnya dari lamanya

pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa.

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah terbukti bersalah dan

dijatuhi pidana sedangkan selama ini Terdakwa telah ditahan berdasarkan alasan

yang cukup (Pasal 21 ayat 2 sub b KUHAP) maka terhadap Terdakwa beralasan

untuk tetap ditahan di Rumah Tahanan Negara (Rutan).

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan

berupa : 1 (satu) buah gunting kecil warna hitam, 1 (satu) potong bra warna krem, 1

(satu) potong celana ¾ warna hitam, 1 (satu) potong baju kaos warna coklat, 1 (satu)

potong celana dalam warna merah muda, 1 (satu) buah handphone merk Nokia Type

132
Asha 200, warna hitam, 1 (satu) potong kaos oblong warna biru gambar Pura, 1

(satu) potong kaos berkerah warna hitam abu-abu bergaris putih merk Naface, 1

(satu) potong celana Jeans warna biru merk Cheap Monday, yang mana semua

barang bukti tersebut telah Terdakwa gunakan untuk memudahkan Terdakwa dalam

melakukan tindak pidana tersebut, maka terhadap barang bukti tersebut haruslah

dirampas untuk dimusnahkan; Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang

diajukan di persidangan berupa : 1 (satu) buah Flashdisk berisi rekaman CCTV, yang

mana barang bukti teresbut merupakans atu kesatuan dengan berkas perkara, maka

terhadap barang bukti tersebut tetap terlampir dalam berkas perkara; Menimbang,

bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan berupa : 1 (satu) buah

handphone merk Samsung Taype J1 warna putih, yang mana barang bukti tersebut

merupakan milik korban, maka terhadap barang bukti tersebut haruslah dikembalikan

kepada yang berhak; Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di

persidangan berupa: 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha 14 D (AL 115.C/Mio Soul)

No.Pol : B3563-NFD, tahun 2009, warna merah Nomor Ka :

MH314D0039K566094, Nomor Sin: 14D567647, berikut STNK dan Kunci

Kontaknya dan 1 (satu) buah helm warna biru merk GAG HELMET, yang mana

barang bukti tersebut merupakan milik saksi Budiman Simbolon, maka barang bukti

tersebut haruslah dikembalikan kepada pemiliknya yaitu saksi Budiman Simbolon.

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana sesuai dengan

Pasal 222 KUHAP maka Terdakwa patut pula dibebani untuk membayar biaya

perkara yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan.

133
Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa

terlebih dahulu akan dipertimbangkan tentang keadaan yang memberatkan

dan keadaan yang meringankan bagi Terdakwa sebagai berikut :

a. Keadaan yang memberatkan:

- Perbuatan Terdakwa membuat korban Syamsyah Alias Mia

meninggal dunia.

- Perbuatan Terdakwa menimbulkan perasaan luka yang

mendalam bagi keluarga korban.

- Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat.

b. Hal yang meringankan :

- Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan tidak tidak

mempersulit jalannya persidangan.

- Terdakwa telah mengakui kesalahannya dan menyesalinya.

- Terdakwa berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.

- Terdakwa belum pernah dihukum.

5. Analis Penulis

Dalam menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa, Majelis

hakim memiliki banyak pertimbangan, mulai dari tuntutan umum,

terpenuhinya unsur-unsur sesuai dengan pasal yang didakwakan dan tidak ada

alasan pembenar sehingga dinyatakan bersalah, serta hal-hal yang

memberatkan dan meringankan sehingga terdakwa harus

mempertanggungjawabkan perbuatanya sesuai dengan putusan yang

dijatuhkan oleh majelis hakim.

134
Pertimbangan putusan Pengadilan Negeri tersebut di atas, penulis

uraikan dengan membaginya ke dalam 2 bagian. Bagian pertama adalah

pertimbangan yang bersifat yuridis dan pertimbangan yang bersifat non

yuridis. Masing-masing akan dibahas pada bagian berikut :

a. Pertimbangan Yuridis

Pertimbangan yang bersifat yuridis adalah pertimbangan

hakim yang didasarkan pada fakta-fakta yuridis yang terungkap

dalam persidangan dan oleh Undang-Undang ditetapkan sebagai hal

yang harus dimuat di dalam putusan. Hal-hal yang dimaksud

tersebut antara lain :

1) Dakwaan jaksa penuntut umum

Dakwaan merupakan dasar penting hukum acara pidana

karena berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itulah

pemeriksaan di persidangan dilakukan.

Pasal 143 ayat (2) KUHAP menentukan syarat surat

dakwaan sebagai berikut : “Penuntut umum membuat surat

dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi” :

a) Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis

kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan

tersangka.

b) Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak

pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan

tempat tindak pidana itu dilakukan”.

135
Dengan demikian, terdakwa hanya dapat dipidana jika terbukti

telah melakukan delik yang disebut dalam dakwaan. Jika terdakwa

terbukti melakukan delik tetapi tidak disebut dalam dakwaan, maka ia

tidak dapat dipidana. Dakwaan yang dijadikan pertimbangan hakim adalah

dakwaan yang telah dibacakan di depan sidang pengadilan.

Dalam perkara ini dakwaan penuntut umum berupa dakwaan

tunggal, dimana dakwaan tunggal adalah dakwaan yang dibuat untuk

menuntut satu orang atau lebih yang dituduh melakukan satu perbuatan

pidana saja. Yaitu hanya berisi satu tuntutan yaitu tindak pidana

pembunuhan yang didasari perselingkuhan berdasarkan pertimbangan

hakim pasal 338 kuhp.

1) Keterangan terdakwa

Keterangan terdakwa adalah apa yang dinyatakan

terdakwa di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang

ia ketahui sendiri atau dialami sendiri. Keterangan terdakwa

sekaligus juga merupakan jawaban atas pertanyaan hakim, jaksa

penuntut umum ataupun dari penasihat hukum.

2) Keterangan saksi

Keterangan saksi dapat dikategorikan sebagai alat bukti

sepanjang keterangan itu mengenai sesuatu peristiwa pidana yang

ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, alami sendiri, dan harus

disampaikan di dalam sidang pengadilan dengan mengangkat

136
sumpah.20 Keterangan saksi menjadi pertimbangan utama dan

selalu dipertimbangkan oleh hakim dalam putusannya.

3) Barang-barang bukti

Pengertian barang bukti disini adalah semua benda yang

dapat dikenakan penyitaan dan diajukan oleh penuntut umum di

depan sidang pengadilan.

Adanya barang bukti yang terungkap pada persidangan akan

menambah keyakinan hakim dalam menilai benar tidaknya

perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa, dan sudah barang

tentu hakim akan lebih yakin apabila barang bukti itu dikenal dan

diakui oleh terdakwa ataupun saksi-saksi.

4) Pasal-pasal dalam peraturan hukum pidana

Dalam praktek persidangan, pasal peraturan hukum pidana

itu selalu dihubungkan dengan perbuatan terdakwa. Dalam hal

ini, penuntut umum dan hakim berusaha untuk membuktikan dan

memeriksa melalui alat-alat bukti tentang apakah perbuatan

terdakwa telah atau tidak memenuhi unsur-unsur yang

dirumuskan dalam pasal peraturan hukum pidana.21

b. Pertimbangan Non Yuridis

Pertimbangan non yuridis adalah pertimbangan hakim yang

didasarkan pada suatu keadaan yang tidak diatur dalam peraturan

perundang-undangan, namun keadaan tersebut baik melekat pada

20
Ibid. Hlm 85.
21
Ibid. Hlm 86.

137
diri pembuat tindak pidana maupun berkaitan dengan masalah-

masalah sosial dan struktur masyarakat.22

Dasar pertimbangan hakim yang bersifat non yuridis pada

putusan nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk, yaitu:

a. Latar belakang terdakwa

b. Akibat perbuatan terdakwa

c. Kondisi diri terdakwa

Di samping itu, hakim mempertimbangkan hal-hal yang

memberatkan dan meringankan sehingga terdakwa harus

mempertanggungjawabkan perbuatanya sesuai dengan putusan yang

dijatuhkan oleh majelis hakim.

Bahwa selain pertimbangan hakim yang dibahas sebagaimana di

atas, penulis juga bermaksud melakukan analisa putusan yang telah

dijatuhkan oleh Hakim Pengadilan Negeri Depok dengan terdakwa

Suwandi alias Wandi bin Suharto dalam perkara tindak pidana

pembunuhan yang di dasari perselingkuhan berdasarkan pertimbangan

dengan menghubungkannya teori tujuan hukum, sebagai berikut :

1. Keadilan

Putusan yang dijatuhkan Hakim Pengadilan Negeri Depok

sudah mencerminkan keadilan karena putusan tersebut diambil

setelah melihat fakta-fakta hukum yang terungkap dalam

persidangan. Hal yang menjadi pertimbangan bagi Hakim dalam

22
Ibid. Hlm 87.

138
menjatuhkan putusan mulai dari surat dakwaan, surat tuntutan, alat

bukti, barang bukti, dll. Hal-hal yang meringankan terdakwa menjadi

alasan bagi Hakim untuk meringankan pidana yang dijatuhkan

kepada terdakwa. Bahwa dalam setiap putusan yang akan dijatuhkan,

Hakim juga akan melihat rasa keadilan agar putusan yang dijatuhkan

nantinya memberikan keadilan bagi terdakwa.

Konsep keadilan telah tercermin dalam putusan Pengadilan

Negeri Depok Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk , yaitu siapa saja yang

melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang

berlaku akan mendapatkan sanksi. Keadilan juga dapat dilihat oleh

masyarakat melalui putusan tersebut, masyarakat akan berpendapat

bahwa keadilan akan ditegakkan bagi setiap orang tanpa memandang

status karena semua orang kedudukannya sama di mata hukum. Hal

tersebut ditunjukkan dengan siapa saja pelakunya yang melakukan

tindak pidana tanpa hak menyimpan senjata api akan tetap diadili dan

dijatuhi pidana seperti terdakwa Suwandi alias Wandi

2. Kegunaan

Kemanfaatan atau kegunan dapat dilihat dari putusan hakim, bahwa

kemanfaatan itu bisa ditujukan kepada masyarakat secara luas yang berarti

adanya putusan hakim dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat

tentang pentingnya eksistensi penegakan hukum melalui putusan hakim.

Dalam artian lain, bahwa efek yang ditimbulkan dari putusan hakim

139
memberikan efek jera terhadap terdakwa atau peringatan kepada masyarakat

untuk tidak berbuat melanggar hukum.

Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk

yang menjatuhkan pidana terhadap Suwandi alias Wandi atas perbuatannya

yaitu tanpa hak menyimpan senjata api mempunyai nilai kegunaan dalam

masyarakat. Putusan ini menunjukkan kepada masyarakat bahwa setiap

tindak pidana akan dijatuhi sanksi, termasuk tindak pidana menyimpan

senjata api tanpa izin dari pihak yang berwenang.

Dengan adanya putusan Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk mempunyai

kegunaan untuk menegakkan hukum dalam masyarakat serta memberikan

contoh atau sebagai peringatan agar masyarakat tidak melakukan tindak

pidana tanpa hak menyimpan senjata api.

3. Kepastian Hukum

Putusan pengadilan adalah penyataan hakim yang diucapkan pada

sidang pengadilan yang terbuka untuk umum untuk menyelesaikan atau

mengakhiri suatu perkara. Putusan dapat dijatuhkan setelah pemeriksaan

perkara selesai dan oleh pihak-pihak yang berperkara sudah tidak ada lagi

yang ingin dikemukakan. Putusan pengadilan merupakan suatu yang sangat

diharapkan oleh pihak-pihak yang berperkara, sebab dengan putusan

pengadilan tersebut pihak-pihak yang berperkara mengharapkan adanya

kepastian hukum dalam perkara yang mereka hadapi.

Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk

telah menunjukkan adanya kepastian hukum. Kepastian hukum dalam

140
putusan tersebut yaitu dengan diberikannya sanksi berupa pidana penjara

terhadap pelaku yang melanggar pasal 338Kuhp. Hal tersebut menunjukkan

bahwa Pasal 338Kuhp merupakan produk perundang-undangan yang jelas

dan pasti, sehingga pelanggaran terhadap undang-undang tersebut akan

ditindak tegas. Nilai kepastian hukum dalam putusan Nomor

88/Pid.B/2018/Pn Dpk menjamin bahwa hukum sebagai peraturan yang

harus ditaati.

Dari uraian analisa penulis diatas dapat disimpulkan bahwa Putusan

Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk yang dijatuhkan oleh hakim Pengadilan

Negeri Depok terhadap terdakwa Suwandi alias Wandi bin Suharto terdapat

nilai keadilan, kegunaan, dan kepastian hukum. Putusan tersebut dijatuhkan

seadil-adilnya bagi terdakwa agar terdakwa mendapatkan keadilan, terdakwa

juga mendapatkan kemanfaatan dari putusan tersebut yaitu dengan

memberikan efek jera selain itu melalui putusan tersebut memberikan

peringatan kepada masyarakat agar tidak melakukan pelanggaran terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Putusan tersebut juga

menegakkan hukum dengan menunjukkan adanya kepastian hukum dalam

menjatuhkan sanksi terhadap setiap pelanggaran peraturan perundang-

undangan.

141
BAB V PENUTUP

KESIMPULAN

salah satu kasus yang terjadi di Depok mengenai tindak pidana

pembunuhan yang didasari perselingkuhan yang tertangkapnya Suandi alias

Wandi bin Suharto pada tahun 2018. Suandi alias Wandi bin Suharto telah dengan

sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam

karena pembunuhan dengan rencana.

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan kesengajaan, KUHP tidak

memberikan definisi, namun Pompe menyatakan bahwa arti atau maksud dari

kesengajaan (opzet) ialah seperti apa yang telah dijelaskan dalam MvT (Memorie

Van Toelichting), yakni menghendaki atau mengetahui (Willen En Wetens).

Sengaja berarti menghendaki dan mengetahui apa yang dilakukan. Orang yang

melakukan perbuatan dengan sengaja berarti menghendaki perbuatan itu dan

disamping itu mengetahui atau menyadari tentang apa yang dilakukan beserta

akibat yang ditimbulkan. Didalam ilmu hukum sangat dikenal adanya teori

kehendak (wills theorie) dari Van Hippel dan teori pengetahuan (voorstelling

theorie) dari Frank yang pada prinsipnya kedua teori tersebut menyatakan bahwa

sengaja ialah adanya suatu kehendak dari si pembuat tentang apa yang dilakukan

dan si pembuat mengetahui atau dapat membayangkan mengenai apa yang ia

lakukan beserta akibatnya yang akan timbul dari perbuatan itu.

Seorang hakim dalam hal menjatuhkan pidana kepada terdakwa tidak boleh

menjatuhkan tersebut kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya (2) dua alat

142
bukti yang sah, sehingga hakim dapat memeroleh keyakinan bahwa suatu tindak

pidana benar-benar terjadi dan terdakwalah yang bersalah melakukannya (pasal

183 KUHAP). Alat bukti yang sah dimaksud adalah sebagai berikut :

f. Keterangan Saksi

g. Keterangan Ahli

h. Surat

i. Petunjuk

j. Keterangan Terdakwa atau hal yang secara umum sudah diketahui

sehingga tidak perlu dibuktikan.

Pertimbangan hakim dalam perkara tindak pidana pembunuhan yang di

dasari perselingkuhan berdasarkan pertimbangan hakim pasal 338 kuhp putusan

Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk merupakan suatu acuan yang melihat fakta-fakta

hukum serta fakta-fakta persidangan dan perilaku terdakwa dalam persidangan

yang dijadikan oleh hakim pertimbangan untuk menentukan dan memutus perkara

pidana dalam persidangan.

143
SARAN

Seharus nya wanita yang sudah menikah sadar akan hukum dan tidak

melakukan tindak pidana perzinahan dikarnakan ketika wanita yang sudah

berstatus menikah sudah mempunyai status hukum yang akui oleh negara maupun

agama dan ada kontrol dari pihak suami maupun keluarga agar perbuatan tersebut

dapat di minimalisir dan ruang lingkup perbuatan tersebut diperkecil dan dapat

dicegah sedini mungkin agar tidak terjadi permasalahan yang lebih besar sehingga

mengakibatkan terjadi nya tindak pidana tersebut.

Hakim dalam pemeriksaan suatu perkara juga memerlukan adanya

pembuktian, dimana hasil dari pembuktian tersebut itu akan digunakan sebagai

pertimbangan dalam memutus suatu perkara. Pembuktian merupakan tahap yang

paling penting dalam pemeriksaan di persidangan. Pembuktian bertujuan untuk

memperoleh kepastian bahwa suatu peristiwa/fakta yang diajukan itu benar-benar

terjadi, guna mendapatkan putusan hakim yang benar dan adil. Hakim tidak dapat

menjatuhkan suatu putusan sebelum nyata baginya bahwa peristiwa/fakta tersebut

benar-benar terjadi, yakni dibuktikan kebenarannya sehingga nampak adanya

hubungan hukum antara para pihak.

Pertimbangan hakim dalam perkara tindak pidana pembunuhan yang di

dasari perselingkuhan berdasarkan pertimbangan hakim pasal 338 kuhp putusan

Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk merupakan suatu acuan yang melihat fakta-fakta

hukum serta fakta-fakta persidangan dan perilaku terdakwa dalam persidangan

yang dijadikan oleh hakim pertimbangan untuk menentukan dan memutus perkara

pidana dalam persidangan.

144
Bahwa penulis disini beranggapan atas dasar teori tersebut sepakat atas

pertimbangan hakim yang dikemukakan oleh hakim berdasarkan Putusan Nomor

88/Pid.B/2018/Pn Dpk karena hakim telah melihat peristiwa/fakta persidangan

yang tidak dielakan atau tidak disangkal oleh pihak terdakwa karena memang

benar adanya.

Bahwa pertimbangan hakim di dalam putusan tersebut telah di analisis oleh

hakim sehingga pertimbangan hakim dalam memutus perkara pembunuhan yang

di dasari perselingkuhan berdasarkan pertimbangan hakim pasal 338 kuhp putusan

Nomor 88/Pid.B/2018/Pn Dpk tersebut dapat diterima dan dipahami oleh para

pihak dan tidak memihak oleh satu pihak serta sehingga terciptanya kepastian dan

keadilan hukum bagi para pihak.

145
Daftar Pustaka

A. Buku

Chazawi, A. (2002). Pelajaran Hukum Pidana (Stelsel pidana, Tindak Pidana,

teori -teori pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana). Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Gifari. (2012). Faktor - Faktor Terjadi Perselingkuhan. Bandung: Mujahid.

Hamzah, A. (2012). Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Edisi Kedua Sinar

Grafika.

Lamintang, P. (1997). Dasar - Dasar Hukum Indonesia. Bandung: Aditya Bakti.

Moeljatno. (2002). Asas - Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta.

Moeljatno. (2009). Pembaruan Hukum Pidana Nasional. Yogyakarta: Bumi

Aksara.

Muhammad, R. (2007). Hukum Acara Pidana Kontemporer. Bandung: Citra

Aditya.

Prodjodikoro, W. (2002). Asas - Asas Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Refika

Aditama.

Prodjodikoro, W. (2002). Asas- Asas hukum Pidana Indonesia. Bandung: Refika

Aditama.

Prodjodikoro, M. (1995). Memahami Dasar - Dasar Hukum Pidana Indonesia 1.

Jakarta: Prad Pramita.

Simon. (1992). Kitab Pelajaran Hukum Pidana (Leerboek, Van Het Nederlande).

Bandung: Pioner Jaya.

146
Soedarto. (1991). Hukum Pidana Jilid 1 - A-B . Purwokerto: Fakultas Hukum

Unsoed. hlm 26.

Sudarsono. (1991). Pengantar Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

(1991). Pengantar Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

(1991). Pengantar Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

(1991). Pokok - Pokok Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

Surya, M. (2009). Bina keluarga. Bandung: Graha Ilmu.

Tjitrosoedibio, R. S. (2005). Kamus Hukum Jakarta. Jakarta: Pradnya Pramita.

Sumber lain:

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f4a3d749dc72/pidana-bagi-pelaku-

perselingkuhan-dan-pengirim-foto-porno-

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-tindak-pidana-dan-unsur.html

147

Anda mungkin juga menyukai