DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, SERTA
KONTEKS KONTEMPORER PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN
1. Konsep dan urgensi penegakan hukum yang berkeadlian
Seperti yang pernah dikatakan oleh Thomas Hobbes (1588-1679 M) yaitu “Homo homini lupus”, yang berarti manusia merupakan serigala bagi manusia lain. Hal itu disebabkan karena setiap manusia memiliki nafsu baik dan buruk, dan hal itu juga yang menyebabkan mengapa hukum diperlukan. Untuk membatasi nafsu setiap manusia agar tetap sesuai tempatnya dan tidak merugikan orang lain. Penegakan hukum di suatu negara tidak hanya bertujuan untuk menjaga ketertiban negara saja, tetapi juga untuk menjamin kesehjateraan dan keamanan rakyatnya. Begitu pula di Indonesia yang merupakan negara hukum, seluruh persoalan masyarakat maupun pemerintah harus dilakukan sesuai dengan hukum yang sudah ditetapkan. Dan dalam pelaksanaan hukumnya, Indonesia memiliki beberapa lembaga peradilan yang sudah diatur dalam UUD NRI 1945, yaitu Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial. 2. Alasan mengapa diperlukan penegakan hukum yang berkeadilan Alasan utama mengapa diperlukan penegakan hukum yang berkeadilan ialah untuk menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, dengan tertibnya tatanan masyarakat, maka setiap warga negara pun akan terlindungi dengan baik haknya. Selain itu, alasan lain ialah untuk mengurangi potensi-potensi terjadinya konflik serta melincinkan pergaulan sosial. Seluruh warga negara harus dilihat sama atau selaras di mata hukum. Kalimat tajam ke bawah dan tumpul ke atas harus dihilangkan. Apabila hal tersebut tidak dihilangkan, penegakan hukum pun bisa dikatakan gagal dan tidak bermakna. Hukum harus benar-benar netral dan tidak melihat jabatan. Para lembaga peradilan harus bisa menegakkan hukum yang adil terlebih dulu agar kehidupan negara bisa lebih baik dan makmur. 3. Menggali sumber historis, sosiologis, politis tentang penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia Negara hukum merupakan negara yang dalam setiap penyelenggaraan pemerintahannya didasarkan pada hukum yang berlaku. Dalam hukum, terdapat tiga unsur yang harus diperhatikan dalam penegakannya sebagai berikut : a. Keadilan, hukum harus dilakukan secara adil agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat dan hilangnya wibawa hukum di hadapan masyarakat. b. Kemanfaatan, dalam pelaksanaan proses hukum harus dipertimbangkan secara matang agar dapat memberi manfaat bagi masyarakat. c. Kepastian hukum, hal ini sangat penting karena pada hakikatnya merupakan perlindungan hukum dari tindakan semena-mena. Di Indonesia sendiri, hukum secara besar dibagi menjadi 2, yaitu hukum privat yang mengatur hubungan antarindividu seperti jual beli atau sewa, dan hukum public yang mengatur hubungan negara dengan organ negara atau perseorangan seperti mencuri, membunuh, dan hal kriminal lain. Untuk tuntutannya, hukum juga dibagi dua, yaitu hukum material yang memuat peraturan tentang kepentingan dan hubungan berupa perintah dan larangan seperti hukum pidana di KUHP dan hukum perdata di KUHPER. Hukum material juga mengandung ketentuan bagi para pelanggar hukum. Yang kedua adalah hukum formal atau acara yang memuat tentang bagaimana mempertahankan dan menjalankan peraturan pada hukum material seperti hukum acara pidana di KUHP. Tanpa hukum acara, hukum material tidak akan berfungsi. Dalam pelaksanaannya, hukum memiliki lembaga penegak hukum yang berfungsi untuk menjalankan hukum dengan sebagaimana mestinya. Lembaga penegak hukum terdiri dari beberapa lembaga sebagai berikut : a. Kepolisian sebagai lembaga penyidik, b. Kejaksaan sebagai lembaga penuntut, c. Kehakiman sebagai lembaga pemutus atau pengadilan, dan d. Lembaga penasehat yang memberikan bantuan hukum. Terdapat juga lembaga peradilan yang berfungsi untuk menyelesaikan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum dengan lembaga sebagai berikut : a. Peradilan agama, b. Peradilan militer, c. Peradilan tata usaha negara, dan d. Peradilan umum, yang dibagi menjadi Pengadilan negeri, Pengadilan tinggi, Pengadilan tingkat kasasi, dan Penasehat hukum. 4. Dinamika dan tantangan penegakan hukum yang berkeadilan Indonesia Sampai saat ini, penegakan hukum di Indonesia masih bisa dibilang sangat lemah. Bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang tetap melanggar hukum yang berlaku. Tidak hanya masyarakat biasa, para pejabat pun masih banyak yang melakukan pelanggaran hukum. Ada beberapa penyebab lemahnya penegakan hukum di Indonesia, yang pertama ialah ketidak tegasan para penegak hukum Indonesia. Maraknya kasus suap pada penegak hukum lah penyebab utamanya, sehingga para pelanggar hukum pun bisa dengan mudahnya bebas dan kembali melanggar hukum. Kesadaran para masyarakat akan hukum juga menjadi salah satu penyebab. Hukum hanya dilihat sebagai peraturan tertulis saja namun tidak ditaati dan dilaksanankan. Hukum-hukum yang rancu juga menyebabkan lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Pemerintah harus berupaya melakukan sosialisasi untuk mendidik masyarakat serta aparat penegak hukum agar kesadaran akan hukum mereka bisa lebih baik lagi, sehingga penegakan hukum di Indonesia bisa adil seadil-adilnya. 5. Deskripsi esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan Indonesia Penegakan hukum haruslah dilakukan. Adanya hukum, namun tidak ditegakkan, tidak akan ada artinya. Beberapa alasan mengapa hukum perlu ditegakkan ialah, mengatur hak dan kewajiban agar serasi dengan timbal balik yang baik untuk seluruh masyarakat, mengatur syarat akan kewenangan setiap individu, dan mengatur larangan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dari kewenangan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penegakan hukum yang adil haruslah diterapkan dan diharapkan bisa konsisten agar ketertiban negara bisa tercapai dan terwujudnya kemakmuran dalam kehidupan berbangsa dan benegara sesuai dengan tujuan Indonesia. DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno, S. (2020). Kebijakan Sistem Penegakan Hukum Menuju Hukum
Berkeadilan. Pagaruyuang Law Journal, 3(2), 183-196.
Ristekdikti. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Ristekdikti
Barda Nawawi Arief, S. H. (2018). Masalah penegakan hukum dan kebijakan hukum pidana dalam penanggulangan kejahatan. Prenada Media.
Usman, A. H. (2015). Kesadaran Hukum masyarakat dan Pemerintah sebagai Faktor
Tegaknya Negara Hukum di Indonesia. Jurnal Wawasan Yuridika, 30(1), 26-53.
Siallagan, H. (2016). Penerapan Prinsip Negara Hukum di Indonesia. Sosiohumaniora, 18(2),