Anda di halaman 1dari 4

Tiara Azzahrah Alfianto 200810301073

Kelas Pendidikan Kewarganegaraan 30

DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, SERTA


KONTEKS KONTEMPORER PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN

1. Konsep dan urgensi penegakan hukum yang berkeadlian


Seperti yang pernah dikatakan oleh Thomas Hobbes (1588-1679 M) yaitu
“Homo homini lupus”, yang berarti manusia merupakan serigala bagi manusia lain.
Hal itu disebabkan karena setiap manusia memiliki nafsu baik dan buruk, dan hal itu
juga yang menyebabkan mengapa hukum diperlukan. Untuk membatasi nafsu setiap
manusia agar tetap sesuai tempatnya dan tidak merugikan orang lain.
Penegakan hukum di suatu negara tidak hanya bertujuan untuk menjaga
ketertiban negara saja, tetapi juga untuk menjamin kesehjateraan dan keamanan
rakyatnya. Begitu pula di Indonesia yang merupakan negara hukum, seluruh persoalan
masyarakat maupun pemerintah harus dilakukan sesuai dengan hukum yang sudah
ditetapkan. Dan dalam pelaksanaan hukumnya, Indonesia memiliki beberapa lembaga
peradilan yang sudah diatur dalam UUD NRI 1945, yaitu Mahkamah Agung,
Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.
2. Alasan mengapa diperlukan penegakan hukum yang berkeadilan
Alasan utama mengapa diperlukan penegakan hukum yang berkeadilan ialah
untuk menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, dengan tertibnya tatanan
masyarakat, maka setiap warga negara pun akan terlindungi dengan baik haknya.
Selain itu, alasan lain ialah untuk mengurangi potensi-potensi terjadinya konflik serta
melincinkan pergaulan sosial.
Seluruh warga negara harus dilihat sama atau selaras di mata hukum. Kalimat
tajam ke bawah dan tumpul ke atas harus dihilangkan. Apabila hal tersebut tidak
dihilangkan, penegakan hukum pun bisa dikatakan gagal dan tidak bermakna. Hukum
harus benar-benar netral dan tidak melihat jabatan. Para lembaga peradilan harus bisa
menegakkan hukum yang adil terlebih dulu agar kehidupan negara bisa lebih baik dan
makmur.
3. Menggali sumber historis, sosiologis, politis tentang penegakan hukum yang
berkeadilan di Indonesia
Negara hukum merupakan negara yang dalam setiap penyelenggaraan
pemerintahannya didasarkan pada hukum yang berlaku. Dalam hukum, terdapat tiga
unsur yang harus diperhatikan dalam penegakannya sebagai berikut :
a. Keadilan, hukum harus dilakukan secara adil agar tidak menimbulkan
keresahan masyarakat dan hilangnya wibawa hukum di hadapan masyarakat.
b. Kemanfaatan, dalam pelaksanaan proses hukum harus dipertimbangkan secara
matang agar dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
c. Kepastian hukum, hal ini sangat penting karena pada hakikatnya merupakan
perlindungan hukum dari tindakan semena-mena.
Di Indonesia sendiri, hukum secara besar dibagi menjadi 2, yaitu hukum privat
yang mengatur hubungan antarindividu seperti jual beli atau sewa, dan hukum public
yang mengatur hubungan negara dengan organ negara atau perseorangan seperti
mencuri, membunuh, dan hal kriminal lain. Untuk tuntutannya, hukum juga dibagi
dua, yaitu hukum material yang memuat peraturan tentang kepentingan dan hubungan
berupa perintah dan larangan seperti hukum pidana di KUHP dan hukum perdata di
KUHPER. Hukum material juga mengandung ketentuan bagi para pelanggar hukum.
Yang kedua adalah hukum formal atau acara yang memuat tentang bagaimana
mempertahankan dan menjalankan peraturan pada hukum material seperti hukum
acara pidana di KUHP. Tanpa hukum acara, hukum material tidak akan berfungsi.
Dalam pelaksanaannya, hukum memiliki lembaga penegak hukum yang
berfungsi untuk menjalankan hukum dengan sebagaimana mestinya. Lembaga
penegak hukum terdiri dari beberapa lembaga sebagai berikut :
a. Kepolisian sebagai lembaga penyidik,
b. Kejaksaan sebagai lembaga penuntut,
c. Kehakiman sebagai lembaga pemutus atau pengadilan, dan
d. Lembaga penasehat yang memberikan bantuan hukum.
Terdapat juga lembaga peradilan yang berfungsi untuk menyelesaikan
perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum dengan lembaga sebagai berikut :
a. Peradilan agama,
b. Peradilan militer,
c. Peradilan tata usaha negara, dan
d. Peradilan umum, yang dibagi menjadi
 Pengadilan negeri,
 Pengadilan tinggi,
 Pengadilan tingkat kasasi, dan
 Penasehat hukum.
4. Dinamika dan tantangan penegakan hukum yang berkeadilan Indonesia
Sampai saat ini, penegakan hukum di Indonesia masih bisa dibilang sangat
lemah. Bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang tetap melanggar hukum yang
berlaku. Tidak hanya masyarakat biasa, para pejabat pun masih banyak yang
melakukan pelanggaran hukum. Ada beberapa penyebab lemahnya penegakan hukum
di Indonesia, yang pertama ialah ketidak tegasan para penegak hukum Indonesia.
Maraknya kasus suap pada penegak hukum lah penyebab utamanya, sehingga para
pelanggar hukum pun bisa dengan mudahnya bebas dan kembali melanggar hukum.
Kesadaran para masyarakat akan hukum juga menjadi salah satu penyebab. Hukum
hanya dilihat sebagai peraturan tertulis saja namun tidak ditaati dan dilaksanankan.
Hukum-hukum yang rancu juga menyebabkan lemahnya penegakan hukum di
Indonesia.
Pemerintah harus berupaya melakukan sosialisasi untuk mendidik masyarakat
serta aparat penegak hukum agar kesadaran akan hukum mereka bisa lebih baik lagi,
sehingga penegakan hukum di Indonesia bisa adil seadil-adilnya.
5. Deskripsi esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan Indonesia
Penegakan hukum haruslah dilakukan. Adanya hukum, namun tidak
ditegakkan, tidak akan ada artinya. Beberapa alasan mengapa hukum perlu ditegakkan
ialah, mengatur hak dan kewajiban agar serasi dengan timbal balik yang baik untuk
seluruh masyarakat, mengatur syarat akan kewenangan setiap individu, dan mengatur
larangan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dari kewenangan yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, penegakan hukum yang adil haruslah diterapkan dan
diharapkan bisa konsisten agar ketertiban negara bisa tercapai dan terwujudnya
kemakmuran dalam kehidupan berbangsa dan benegara sesuai dengan tujuan
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, S. (2020). Kebijakan Sistem Penegakan Hukum Menuju Hukum


Berkeadilan. Pagaruyuang Law Journal, 3(2), 183-196.

Ristekdikti. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:


Ristekdikti

Barda Nawawi Arief, S. H. (2018). Masalah penegakan hukum dan kebijakan hukum pidana
dalam penanggulangan kejahatan. Prenada Media.

Usman, A. H. (2015). Kesadaran Hukum masyarakat dan Pemerintah sebagai Faktor


Tegaknya Negara Hukum di Indonesia. Jurnal Wawasan Yuridika, 30(1), 26-53.

Siallagan, H. (2016). Penerapan Prinsip Negara Hukum di Indonesia. Sosiohumaniora, 18(2),


122-128.

Anda mungkin juga menyukai