Anda di halaman 1dari 3

Cheacilia Veronica No.

urut 25 PIH Seksi B (UTS PIH) (Kode matkul : FHK 101)

1. Hubungan antara PIH dan PHI. PHI berobjek pada hukum yang sedang berlaku di
Indonesia sekarang ini atau objeknya khusus mengarah kepada hukum positif, sedangkan
PIH adalah aturan mengenai hukum pada umumnya dan tidak terbatas pada aturan hukum
yang berlaku pada suatu tempat dan waktu tertentu (ius constitutum).PIH menjadi dasar
PHI, maka untuk memepelajari PHI, harus belajar PIH terlebih dahulu/ Hal ini
dikarenakan pengertian dasar yangb berhubungan dengan hukum diberikan di dalam PIH.
Dan pokok bahasan yang dibahas dalam PHI adalah contoh konkrit mengenai apa yang
dibahas di dalam PIH.
2. Metode yang digunakan dala mempelajari ilmu hukum. Metode idealis, yaitu
perwujudan dari nilai-nilai tertentu. Mempertanyakan dan menguji keberadaan hukum
dalam mewujudkan nilai-nilai dari tujuan hukum. Metode normative analitis, yaitu
metode yang memandang hukum sebagai sistem aturan yang abstrak. Hukum dilihat
sebagai institusi yang benar-benar otonom. Metode sosiologis, yaitu metode yang
berasumsi sebagai alat untuk mengatur masyarakat. Metode historis, yaitu metode yang
mempelajari hukum berdasarkan sejarah hukum itu sendiri. Baik secara masa lampau,
sekarang, dan masa yang akan mendatang. Metode sistematis, yaitu metode yang
mempelajari hukum dengan memandangnya sebagai suatu sistem yang membawahi
subsistem seperti hukum pidana dan hukum perdata yang saling terkait. Metode
komparatif yaitu metode yang mempelajari hukum dengan membandingkan tat hukum
yang berlaku di suatu negara dengan negara lainnya.
3. Pengertian kaidah sosial. Kaidah sosial atau norma sosial adalah ketentuan tentang baik
atau buruknya perilaku manusia di tengah pergaulan hidupnya dan peraturan hidup yang
mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat. Hal ini dilakukan dengan
menentukan perangkat atau aturan yang bersifat mengikat. Orang yang hidup didunia
sebagai masyarakat, berbeda-beda cara hidupnya. Namun dengan demikian, setiap orang
perlu suatu panduan atau norma untuk bisa mengatur dan memberi arahan atas hidupnya.
Maka dengan ini terbentuklah kaidah. Contoh kaidah sosial yaitu, kaidah hukum. Kaidah
hukum adalah unsur pokok yang digunakan dalam mentertibkan dan menegakkan
keadilan dalam masyarakat. Contoh kaidah hukum adalah pancasila sebagai ideology
yang menjadi salah satu sumber hukum Kaidah asusila, berhubungan erat dengan bentuk
perilaku dalam keseharian yang dilakukan oleh manusia. Contoh kaidah asusial adalah
dengan berbuat jujur pada setiap perbuatan. Kaidah kesopanan, yaitu aturan hidup
manusia yang berlaku di masyarakat dan tidak tertulis dan nonformal. Jika dilanggar
akan mendapatkan sanksi sosial dari masyarakat. Kaidah agama, berkaitan dengan tingkat
kepercayaan terhadap suatu agama oleh masyarakat. Kepercayaan berhubungan dengan
rohani. Kaidah sosial yang berubah menjadi kaidah hukum adalah kaidah agama dan
kaidah kesusilaan.
4. Perbedaan antara kaidah kesusilaan dan kaidah hukum. Kaidah kesusilaan bertujuan
untuk penyempurnaan umat manusia dan mencegah manusia menjadi jahat, sedangkan
kaidah hukum bertujuan untuk menghindari adanya korban, menetapkan perlikaku yang
konkrit dan menertibkan masyarakat. Kaidah sosial memiliki sasaran yaitu aturan yang
ditujukan kepada sikap batin, sedangkan kaidah hukum memiliki sasaran yaitu aturan
yang ditujukan kepada perbuatan konkrit atau lahiriah. Kaidah kesusialan memiliki asal
dari Tuhan dan dari diri sendiri, sedangkan kaidha hukum beraal dari kekuasaan luar
yang memaksa. Kaidah kesusilaan memiliki sanksi dari Tuhan dan dari diri sendiri,
sedangkan kaidah hukum memiliki sansi dari masyarakat secara resmi dan tak resmi.
Kaidah kesusilaan berisi mengenai memberikan kewajiban, sedangkan kaidah hukum
berisi memberikan kewajiban dan hak. Contoh kaidah kesusilaan misalnya berbuat jujur,
saling menghormati sesama, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan membunuh, dll.
Contoh kaidah hukum adalah, barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain tanpa
hak, diancam karena pembunuhan, demgan pidana penjara paling lama limabelas tahun
(Pasal 338 KUHP). Contoh lain kaidah hukum, yaitu peraturan yang diatur pada Pasal 2
ayat (1) UU No.1 tahun 1974, Pasal 101 BW, Pasal 362 KUHP, dll.
5. Hukum pidana objektif dan subjektif. Hukum pidana subjektif atau ius puniendi adalah
hak negara atau akat-alat untuk menghukum berdasarkan hukum pidana objektif. Hukum
pidana objektif membatasi hak negara untuk menghukum, dan hukum pidana subjektif ini
baru ada setelah adanya peraturan dari hukum pidana objektif terlebih dahulu. Hukum
pidana objektif atau ius punale adalah semua peraturan yang mengandung keharusan atau
larangan konkrit terhadap semua golongan masyarakat. Jika ada pelanggaran, sanksi atau
ancaman hukum yang diberikan bersifat siksaan. Hukum pidana objektif dibagi menjadi
hukum pidana formil dan hukum pidana materil. Hukum pidana materil mengatur
mengenai perbuatan yang tidak boleh dilakukan. Hukum ini mengatur perumusan dari
kejahatan dan pelanggaran serta syarat bila seseorang dapat dihukum. Hukum pidana
materil dibedakan menjadi hukum pidana umum dan hukum pidana khusus. Hukum
pidana khusus, misalnya hukum pidana mengenai pajak yang diatur dalam Undang-
Undang pidana pajak. Hukum pidana materil merujuk kepada Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP). KUHP terdiri dari 3 buku dan terdapat 569 pasal. Contohnya
ada pada buku I mengenai ketentua umum yang mengatur mengenai batas berlakunya
aturan pidana dalam perundang-undangan, pidana, kejahatan terhadap nyawa, sumpah
dan keterangan palsu, dll.

Sedangkan hukum pidana formil adalah hukum yang mengatur cara-cara menghukum
seseorang yang melanggar peraturan pidana (pelaksanaan dari hukum pidana materil).
Hukum pidana formil memuat peraturan tentang bagaimana cara memilhara,
melaksanakan, dan menegakkan hukum pidana materil. Hukum pidana formil juga sering
disebut sebagai hukum acara pidana. Hukum pidana formil mengacu kepada Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau KUHAP. KUHAP diundangkan dengan
Undang-Undang No.8 Tahun 1981 tentang hukum acara pidana yang terdiri dari 22 Bab
dan 286 Pasal. Contohnya adalah ketentuam yang mengatur mengenai ketentuan umum,
berita acara, penyidikan, penutup, pemeriksaan siding pengadilan, dll.

Cheacilia Veronica
NIM : 202005000006
Stud ID :12020000280
No.urut : 25

Anda mungkin juga menyukai