Anda di halaman 1dari 7

 Menurut Van Apeldorn

Hukum adalah himpunan peraturan ( perintah – larangan), yang


mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh
masyarakat itu sendiri.
 Menurut Soedjono Dirdjosisworo
Hukum dalam arti ketentuan penguasa , hukum dalam arti para
petugas, hukum dalam arti sikap tindak, hukum dalam arti system
kaedah/ norma ( yang meliputi kaedah agama (sebagai sumber
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa), norma kesusilaan / budi
sebagai sumber moral, norma kesopanan / fatsoen sebagai sumber
keyakinan masyarakat yang bersangkutan dan norma hukum, hukum
dalam arti jalinan nilai, hukum dalam arti tata hukum dan hukum dalam
arti ilmu hukum.

 Unsur- Unsur Hukum


 Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat;
 Peraturan itu diadakan oleh badan – badan resmi yang berwajib;
 Peraturan itu bersifat memaksa;
 Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

 Hukum dan Kaidah Sosial

Dalam hidup bermasyarakat, perlu suatu aturan yang dapat mengatur


kehidupannya. Aturan yang ada di masyarakat, dapat berupa norma / kaidah
social atau dalam bentuk aturan hukum. Kaidah social yang ada di
masyarakat, dibedakan ke dalam norma agama, norma kesusilaan dan norma
kesopanan. Berlakunya kaidah / norma sosial di dalam masyarakat terjadi
apabila telah menjadi suatu kewajiban yang harus ditaati. Dalam hal ini
disebut telah menjadi moral positif.

 Macam-Macam Norma
 Norma Agama
Merupakan ajaran-ajaran agama yang dijalankan oleh pemeluknya.
Berlakunya norma agama di masyarakat tergantuk pada keyakinan orang
yang menjalankannya. Kuat lemahnya pelaksanaan norma agama di suatu
masyarakat dapat dipengaruhi pula oleh pengaruh pemegang
kewenangan. Misalnya di hukum Islam ada ajaran habblumminallah dan
hablumminannas. Dilaksanakannya ajaran itu tergantung keimanan
pemeluknya. Mengikatnya bila ada keyakinan.

 Norma kesusilaan
Norma budi ,juga norma etik atau adat kebiasaan . Norma ini lahir
secara fitrah pada manusia sebagai makhluk yang bermoral. Rasa
kemanusiaan yang mendasari adanya norma ini. Contohnya, kita tidak
akan membiarkan apabila ada tetangga yang jatuh dari loteng. Kebiasaan
adalah pola tindak yang berulang mengenai peritiwa yang sama
berkenaan dengan hal yang bersamaan pula. Baru mengikat bila orang
tersebut merasa bahwa kebiasaan itu patut untuk ditaati / dipatuhi.

 Norma kesopanan
Disebut juga norma fatsoen. Norma kesopanan ini sering tidak
mengikat karena kriteria kesopanan antar daerah adalah berbeda. Hal ini
tergantung pada lingkungannya. Daya mengikatnya berdasarkan ukuran
suatu masyarakat itu. Mengikat tidaknya norma itu dalam masyarakat
terletak pada keyakinan apakah norma itu dapat ditegakkan apabila ada
yang melanggarnya. Kemampuan untuk membedakan antara yang baik
dan yang buruk atau etika ini merupakan sumber dari kesadaran
berkaidah (normbewustein). Kemampuan membedakan hal baik atau
buruk ini disebut moral. Moral pribadi atau perorangan bersifat otonom,
sedangkan moral positif terjadi apabila criteria itu sudah menjadi
keyakinan umum.

 Norma hukum
Adalah norma yang dibuat oleh pemegang kekuasaan yang berwenang.
Sifatnya memaksa dan melindungi. Sifat memaksa tampak pada sanksi
yang diterapkan apabila terjadi pelanggaran dan berlaku untuk umum.
Sanksi norma hukum bersifat tegas, diatur dalam peraturan perundang-
undangan.

 Hubungan antara norma hukum dan norma sosial


 Norma social tidak diatur oleh undang-undang.
 Pengaturan norma hukum harus terperinci berdasarkan asas legalitas.
 Norma hukum mengikat karena ada sanksi yang tegas dari penguasa.
 Norma social mengikat karena dipatuhi oleh anggota masyarakat.
Berlakunya apabila masyarakat menerima kaidah social itu sebagai
sesuatu yang harus ditaati.
 Hubungan antara norma social dan norma hukum adalah saling mengisi,
saling memperkuat.

 Hukum dan Kekuasaan

Pada umumnya masyarakat menyamakan pengertian kekuasaan


(power) dengan kekuatan ( force). Orang yang mempunyai kekuatan fisik
seringkali dikuasai oleh orang yang mempunyai kekuasaan. Kekuasaan
sering bersumber dari wewenang formal (formal authority). Kewenangan
formal memberikan seseorang untuk berkuasa melakukan sesuatu yang
bertujuan untuk menegakkan hukum. Tanpa kekuasaan, maka penegakan
hukum sulit terlaksana.

 Hubungan Kekuasaan dan hukum


 Hukum memerlukan kekuasaan bagi pelaksanaannya, sebaliknya
kekuasaan itu ditentukan batas-batasnya oleh hukum.
 Dikatakan oleh Blaise Pascal “justice whitout might is helpless might
without justice is tyrannical” artinya hukum tanpa kekuasaan adalah
angan-angan, dan kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman.
 Kekuasaan memberikan kewenangan pada seseorang. pada dasarnya
adalah kemampuan seseorang untuk memaksakan kehendaknya atas
pihak lain.
 Sumber Hukum
 Sumber hukum materil adalah faktor-faktor masyarakat yang
mempengaruhi pembentukan hukum. Atau faktor-faktor yang ikut
mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum. Atau tempat dari
mana matri hukum itun diambil.
 Sumber hukum formil adalah berbagai bentuk aturan hukum yang ada ,
sumber hukum formal diartikan juga sebagai tempat atau sumber dari
mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Ini berkaitan dengan
bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu formal berlaku.

Sebelumnya, dalam Tap MPR Nomor III/MPR/2000 Tahun 2000


disebutkan sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk
penyusunan peraturan perundang-undangan. Sumber hukum terdiri dari
sumber hukum tertulis dan tidak tertulis. Adapun sumber hukum dasar
nasional adalah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu:

 Ketuhanan yang Maha Esa;


 Kemanusiaan yang adil dan beradab;
 Persatuan Indonesia;
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan;
 Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; dan
 Batang tubuh UUD 1945.

Dalam Pasal 2 UU 12/2011 beserta perubahannya juga disebutkan bahwa


sumber segala sumber hukum negara adalah Pancasila.

Peter dalam buku yang sama menerangkan dalam alam pikir Anglo-
American dibedakan antara sumber hukum dalam arti formal dan sumber
hukum dalam arti materiil. Sumber hukum formal adalah bersifat
operasional yang berhubungan langsung dengan penerapan hukum.
Sementara itu, sumber hukum materiil adalah sumber berasal dari substansi
hukum.

Senada dengan penjelasan di paragraf sebelumnya, Jimly membedakan


sumber hukum formal dan sumber hukum materiil. Menurutnya, kebanyakan
sarjana hukum biasanya lebih mengutamakan sumber hukum formal, baru
setelah itu sumber hukum materiil apabila dipandang perlu. Adapun bentuk
sumber hukum formal :

 bentuk produk legislasi atai produk regulasi tertentu;


 bentuk perjanjian atau perikatan tertentu yang mengikat para pihak
(contract, treaty);
 bentuk putusan hakim tertentu (vonnis); atau
 bentuk-bentuk keputusan administratif (beschikking) tertentu dari
pemegang kewenangan administrasi negara.

Mengutip Sudikno Mertokusumo dalam Mengenal Hukum, Fais Yonas


Bo’a dalam jurnalnya Pancasila Sebagai Sumber Hukum dalam Sistem
Hukum Nasional menyebutkan bahwa sumber hukum materiil merupakan
tempat dari mana materi hukum itu diambil. Misalnya situasi sosial
ekonomi, tradisi (pandangan keagamaan, kesusilaan), perkembangan
internasional, keadaan geografis.

Diantara hukum-hukum yang ada dalam hukum administrasi Negara


meliputi:

 Hukum Tata Negara


 Hukum tata pemerintah
 Hukum tata usaha pemerintah,
 Hukum tata usaha Negara,
 Hukum tata usaha pemerintah Indonesia, dan lain sebagainya.

Tujuan dari Negara hukum adalah agar terciptanya keamanan, yang


dapat memberikan ketentraman bagi setiap warga Negaranya. (Hukum
administrasi Negara merupakan bagian-bagian dari hukum publik, hukum
administrasi Negara dapat dijelaskan sebagai peraturan-peraturan dari
hukum publik), yang berkenaan dengan pemerintahan umum untuk
menemukan definisi yang baik mengenai istilah hukum administrasi
Negara, agar dapat terlaksananya hukum harus mengatur tindakan
pemerintah dan mengatur hubungan antara pemerintah dengan warga
Negara atau hubungan antar organ pemerintah.

Ilmu hukum merupakan batasan yang diberikan terhadap kajian ilmu


hukum. Definisi ilmu hukum kemudian menjadi persoalan yang terlebih
dahulu harus dijawab oleh para sarjana hukum sebelum mendefinisikan
hukum itu sendiri. Oleh karena hukum telah berkembang menjadi ilmu
pengetahuan yang sangat maju dan tak pernah putus sebagai bahan kajian.
Ilmu hukum telah berkembang begitu cepat dan para sarjana hukum telah
membagi ilmu hukum sebagai bagian atau salah satu ilmu sosial. Definisi
ilmu hukum menjadi penting oleh karena dengan adanya definisi ilmu
hukum kita dapat dengan mudah mempelajari dan pada gilirannya
memahami ilmu hukum itu sendiri.
Maka dari itub ilmu hukum akan mempelajari semua seluk beluk
mengenai hukum, misalnya mengenai asal mula, wujud, asas-asas, sistem,
macam pembagian, sumber-sumber, perkembangan, fungsi dan kedudukan
hukum di dalam masyarakat. Ilmu hukum sebagai ilmu yang mempunyai
objek hukum menelaah hukum sebagai suatu gejala atau fenomena
kehidupan manusia dimanapun didunia ini dari masa kapanpun. Seorang
yang berkeinginan mengetahui hukum secara mendalam sangat perlu
mempelajari hukum itu dari lahir, tumbuh dan berkembangnya dari masa ke
masa sehingga sejarah hukum besar perannya dalam hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai