Anda di halaman 1dari 10

Makalah

MACAM DAN APLIKASI BIOFERTISAINS /BIOPESTISIDA

Oleh:

NAMA : AFIFAH ARDIYANI BAHARI


NIM : D1B120062
KELAS :A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Dalam usaha budidaya tanaman, salah satu masalah utama yang sering
muncul adalah adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Tidak
sedikit kerugian yang harus ditanggung oleh petani. Bila tidak ditekan, serangan
OPT akan terus meningkat. Meningkatnya serangan akan berakibat pada makin
rusaknya tanaman yang dibudidayakan. Oleh kerena itu, perlu upaya untuk
mengendalikannya. Hingga saat ini, untuk mengendalikan serangan OPT
tanaman petani lebih memilih menggunakan pestisida kimia.

Bila dirunut dari sejarah penggunaan pestisida kimia, pada mulamnya


pestisida kimia telah mampu mengatasi sebagian besar permasalahan gangguan
OPT. Namun, setelah mengalami ketergantungan pada bahan pestisida kimia dan
penggunaan yang tanpa batas, tenyata pestisida menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan, kesehatan petani, terjadi resistensi, resurgensi, dan yang paling
mengkhawatirkan adalah terbunuhnya musuh alami. Hal ini tentu sangat
berbahaya bagi keseimbangan ekosistem pertanian. Selain itu, penggunaan
pestisida kimia juga menyebabkan penurunan kualitas lingkungan karena tidak
lagi aman bagai kesehatan manusia.

Gupta dan Dikshit (2010) melaporkan bahwa degradasi tanah dan


pencemaran air tanah ternyata mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi dan
lahan menjadi tidak produktif. Residu pestisida yang merusak juga turut pula
meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan pangan di beberapa kalangan
konsumen domestik dan menimbulkan hambatan terhadap ekspor perdagangan
hasil tanaman pertanian. Sementara itu, Hernayanti (2016) menambahkan, sekitar
40% kematian di dunia disebabkan oleh pencemaran lingkungan termasuk
tanaman-tanaman yang dikonsumsi manusia sementara dari 80 ribu jenis pestisida

1
dan bahan kimia lain yang digunakan saat ini, hampir 10% bersifat karsinogenik
atau dapat menyebabkan kanker. Sebuah penelitian tentang kanker juga pernah
menyatakan bahwa sekitar 1,4 juta kanker di dunia disebabkan oleh pestisida.

Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata


tidak semua pestisida mengenai sasaran. Lebih kurang hanya 20% pestisida
mengenai sasaran, sedangkan 80% lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu
pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke
dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai
penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired
Deficiency Syndrom) dan sebagainya. Pestisida kimia yang paling banyak
menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia adalah
golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa
organoklorin lebih tinggi jika dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini
peka terhadap sinar matahari dan tidak mudah terurai.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud Biofertisains/Biopestisida


2. Bagaimana macam-macam Biofertisains/Biopestisida
3. Bagaimana aplikasi Biofertisains/Biopestisida

I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui Biofertisains/Biopestisida


2. Unutk mengetahui macam-macam Biofertisains/Biopestisida
3. Untuk mengetahui Biofertisains/Biopestisida

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Biofertisains/Biopestisida


Terdapat banyak definisi bipestisida yang dapat ditemukan dalam berbagai
literatur. Didefinisikan bahwa biopestisida sebagai pestisida biokimia yang
tersusun dari senyawa-senyawa alami dan bersifat tidak meracuni yang digunakan
untuk mengendalikan OPT. Selain bersifat tak-racun, biopestisida adalah pestisida
alami yang juga bersifat ramah atau aman terhadap lingkungan. Menurut Mishra
dkk. (2015) definisi biopestisida yang umum digunakan adalah yang berasal dari
US Environmental Protection Agency (USEPA). Biopestisida didefinisikan
sebagai pestisida berasal dari alam yang tersusun dari hewan, tumbuhan, bakteri,
dan mineral. Biopestisida juga mencakup organisme hidup yang dapat
mengendalikan OPT pertanian.

II.2 Macam-macam Biofertisains/Biopestisida


Adapun macam-macam pestisida diantaranya :

a) Pestisida Nabati
Ekstrasi bagian tanaman yang mengandung senyawa bersifat racun
terhadap hama dan penyakit tertentu
b) Pestisida Hayati
Mengandung mokroba menghasilkan senyawa bersifat racun bagi hama
maupun penyakit tanaman

Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan
dasarnya adalah tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan
dan teknologi yang sederhana. Bahan bakunya yang alami/nabati membuat
pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari
lingkungan. Pestisida ini juga relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan
karena residunya mudah hilang.

3
Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” (hit and run), saat diaplikasikan, 
akan membunuh hama saat itu juga dan setelah hamanya mati, residunya akan
hilang di alam. Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisda  sehingga
aman dikonsumsi manusia. Pestisida nabati menjadi alternatif pengendalian hama
yang aman dibanding pestisida sintetis. Penggunaan pestisida nabati memberikan
keuntungan ganda, selain menghasilkan produk yang aman, lingkungan juga tidak
tercemar.

Pestisida organik ini mampu mengatasi dan mengusir hama perusak


tanaman pertanian dan perkebunan umumnya seperti kutu, ulat, belalang dan
sebagainya.

II.2.1 Manfaat dan keunggulan

Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain:

1. Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan


lingkungan (ramah lingkungan).
2. Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
3. Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya,
tembakau, biji mahoni, dsb.
4. Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-
orok, kotoran ayam.
5. Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari
sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri.
6. Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan
pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi.
7. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko
dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam
dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati.
8. Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga.

4
II.2.2 Bahan-bahan Pestisida Nabati
Bahan-bahan atau ramuan yang dapat digunakan untuk pembuatan
pestisida nabati sangat banyak disekitar kita, diantaranya : bawang putih, pandan,
kemangi, cabe rawit, tembakau, kunyit, kenikir, daun nimba, serai, lengkuas, daun
sirsak, rimpang jariangau,

Contoh-contoh ramuan pestisida nabati berikut digunakan untuk


mengendalikan hama belalang, wereng coklat, walang sangit, kutu, ulat, aplhid,
dan trips pada sayuran dan tanaman lainnya. Ramuan untuk mengendalikan hama
secara umum:

 Daun nimba                          8 kg
 Lengkuas                              6 kg
 Serai                                    6 kg
 Deterjen atau sabun colek       20 g
 Air                                       20 L
Cara membuat:
Daun nimba, lengkuas, dan serai di tumbuk atau dihaluskan. Seluruh
bahan diaduk merata dalam 20 L air lalu direndam sehari semalam (24 jam).
Keesokan harinya ramuan disaring menggunakan kain halus. Larutan hasil
penyaringan diencerkan kembali dengan 60 L air. Larutan sebanyak itu dapat
digunakan untuk lahan seluas 1 ha.

Pestisida hayati merupakan salah satu cara dalam mengendalikan


hama terpadu (PHT). Pengendalian hama terpadu menggunakan prinsip yang
ramah lingkungan dengan melakukan analisis secara khusus organisme
penyerang tanaman (OPT) serta dengan melakukan pencegahan terhadap hama
yang menyerang tanaman tersebut. Tujuan umum dalam penerapan PHT yaitu
untuk menekan penggunaan pestisida kimia atau sintetis, mencegah resurgensi
serta kekebalan OPT.
Pestisida hayati merupakan suatu pestisida yang terbuat dan diambil dari
bahan alam. Pestisida tersebut banyak dicari sebagai pengganti dari pestisida

5
sintetis atau kimia yang dapat menimbulkan efek samping toksik baik pada
lingkungan, dan makhluk hidup serta dapat menyebabkan resistensi terhadap
hama. Pestisida nabati termasuk dalam pestisida yang ramah lingkungan
dikarenakan memberikan dampak pada tanaman dalam jangka waktu tertentu
serta mudah untuk terdegradasi, residu cepat hilang, tidak mencemari
lingkungan dan aman terhadap makhluk hidup (Setiadi, 2012).

II.3 Aplikasi Biofertisains/Biopestisida


Begitu banyak pengertian tentang pestisida namun secara sederhana
Pestisida dapat diartikan sebagai senyawa kimia yang dipakai untuk
mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pestisida memiliki banyak jenis
seperti insektisida (untuk mengendalikan serangga), fungisida (untuk
jamur/cendawan), bakterisida(untuk bakteri), herbisida (untuk gulma), dll.
Namun dewasa ini penggunaan pestisida kimia telah banyak menimbulkan
dampak negatif baik itu bagi penggunanya, konsumen, maupun lingkungan. Maka
dari itu dalam melakukan teknik aplikasi pestisida haruslah memperhatikan
prinsip-prinsip dalam penggunaan pestisida yang diantaranya sebagai berikut :

1. Pestisida yang digunakan harus legal atau sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
2. Penggunaan pestisida harus sesuai dengan metode aplikasinya.
3. Penggunaan pestisida harus bijaksana (tidak mencemari lingkungan,
sejalan dengan pengendalian hama terpadu, memperhitungkan prinsip
ekonomis).

Dalam melakukan teknik aplikasi pestisida ada beberapa metode aplikasi


yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut :

1. Penyemprotan (spraying) ”formulasi pestisida yang mudah larut dalam


air”.
2. Penaburan (broad casting) “granula”
3. Penghembusan (dusting) “debu”

6
4. Pencelupan (diping) “bibit, cangkok, stek”
5. Penyiraman disekitar akar tanaman

7
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Biopestisida didefinisikan sebagai pestisida berasal dari alam yang tersusun
dari hewan, tumbuhan, bakteri, dan mineral. Biopestisida juga mencakup
organisme hidup yang dapat mengendalikan OPT pertanian. Secara umum
pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya adalah
tumbuhan. Pestisida hayati merupakan salah satu cara dalam mengendalikan
hama terpadu (PHT). Pengendalian hama terpadu menggunakan prinsip yang
ramah lingkungan dengan melakukan analisis secara khusus organisme penyerang
tanaman (OPT) serta dengan melakukan pencegahan terhadap hama yang
menyerang tanaman tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA
BPTP Kalteng (2019). Pestisida Nabati, Pembuatan dan Manfaat.
Bbp2tp.litbang.pertanian.go.id, diakses di
http://bbp2tp.litbang.pertanian.go.id tanggal 10 November 2022.
Cybex (2019). Pestisida Hayati. cybex.pertanian.go.id, diakses di
http://cybex.pertanian.go.id/ tanggal 10 November 2022.
Nur Zaman, Arsi Arsi, Muhammad Asril, Refa Firgiyanto, Resti Fajarfika,
Cheppy Wati, Nurtania Sudarmi, Vivi Zulfiyana. (2021). Inovasi Produk
Pertanian. Yayasan Kita Menulis
Rokhlani (2018). BIOPESTISIDA: PILHAN TEPAT PENGENDALIAN
ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN. Distankp Tegalkab.
Sutarman. (2017). Dasar-dasar Ilmu Penyakit Tanaman. UMSIDA Press.

Anda mungkin juga menyukai