Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH PESTISIDA NABATI

PESTISIDA NABATI BAWANG MERAH

Oleh:
Jeffrizal Muhammad Fauzian H0719097

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang

Hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu masalah yang


sering terjadi dalam budidaya tanaman. Munculnya berbagai jenis hama
dan penyakit tanaman yang berdampak terhadap produksi dan nilai
ekonomis tanaman budidaya, sehingga menimbulkan kerugian bagi
petani. Oleh karena itu, hama dan penyakit tanaman perlu diantisipasi
perkembangannya, sehingga munculah pemikiran dan inisiatif untuk
mengendalikan serangan OPT. Berdasarkan pemikiran inilah mulai
muncul konsep perlindungan tanaman, dan hingga kini terus berkembang
sehingga dapat menciptakan suatu solusi pengendalian hama dan penyakit
yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan tidak membahayakan
lingkungan.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman merupakan bagian dari
sistem budidaya tanaman yang bertujuan untuk membatasi kehilangan
hasil akibat serangan OPT menjadi seminimal mungkin, sehingga
diperoleh kualitas dan kuantitas produksi yang baik. Sistem pengendalian
OPT harus memiliki pedoman yaitu efektif dan efisien serta berwawasan
lingkungan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi, pendapatan
petani, dan pelestarian lingkungan. Berdasarkan pedoman tersebut maka
lahirlah konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Salah satu kelebihan pestisida organik adalah mudah dibuat. Bahan-
bahan yang diperlukan dalam pembuatan pestisida organik ini mudah untuk
ditemui karena berasal bagian-bagian tumbuhan. Beberapa bagian tumbuhan
mengandung senyawa-senyawa tertentu yang bersifat meracun bagi hama.
Senyawa-senyawa tersebut antara lain saponin, alkaloid karpain, papain dan
flavonoid. Senyawa-senyawa tersebut berperan sebagai racun kontak dan
racun perut bagi hama penganggu. Jenis pestisida yang mudah dibuat adalah
pestisida dari bahan daun papaya, bawang putih dan bawang merah. Bahan-
bahan tersebut hanya perlu direndam dengan air selama waktu tertentu untuk
kemudian dapat digunakan sebagai pestisida organik.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara membuat pestisida nabati daun sirsak ?
b. Apa itu pestisida organik?
c. Apa keunggulan pestisida organik?
d. Bagaimana keefektifan pestisida nabati Daun sirsak?

B. Pembahasan
Daun sirsak mengandung bahan aktif Annonain dan Resin efektif
mengendalikan hama trip. Cara Pembuatan : Tumbuk halus 50-100 lembar daun
sirsak, rendam dalam 5 liter air+15 grm detergen,aduk rata dan diamkan semalaman,
saring dengan kain halus, dicairkan kembali 1 liter larutan pestisida dengan 10-15
liter air, siap disemprotkan ke tanaman. Pestisida organik merupakan bahan-bahan
organik/nabati yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi
organisme pengganggu. Menurut Kardinan (201), Penggunaan biopestisida,
khususnya pestisida nabati merupakan kearifan lokal bangsa Indonesia.
Pemanfaatan pestisida nabati mendapat perhatian penting seiring dengan munculnya
dampak negatif penggunaan pestisida sintetis terhadap kesehatan dan lingkungan.
Permintaan akan pestisida nabati meningkat seiring dengan berkembangnya pertanian
organik maupun adanya larangan penggunaan pestisida kimia sintetis. Indonesia
merupakan negara kedua terbesar di dunia setelah Brasil yang memiliki kekayaan
keanekaragaman hayati, termasuk tanaman bahan pestisida nabati..
Menurut Wiratno et al. (2013), Kemampuan bahan aktif tanaman dalam
mengendalikan OPT bervariasi, dari yang berspektrum sempit hingga berspektrum
luas. Sebagai contoh senyawa piretrin yang diekstrak dari tanaman pyrethrum,
diketahui bersifat racun yang sangat kuat bagi serangga Perkembangan pertanian
organik yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan organik di
Indonesia dimulai pada awal 1980-an. Era serba organik seperti sekarang ini,
penggunaan pestisida organik cukup mendukung untuk mengatasi masalah gangguan
serangan hama pada tanaman komersial. Menurut Hasiduwito (2007), pestisida
organik pun dapat menjamin keamanan ekosistem karena bahan aktifnya berasal dari
tanaman atau tumbuhan, hewan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat
mengendalikan serangan hama pada tanaman.
Menurut Hasanah et al (2012) Pestisida nabati mempunyai beberapa
keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah Murah dan mudah
dibuat sendiri oleh petani. Relatif aman terhadap lingkungan, tidak menyebabkan
keracunan pada tanaman. Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama. Kompatibel
digabung dengan cara pengendalian yang lain. Menghasilkan produk pertanian yang
sehat karena bebas residu pestisida kimia. Banyaknya keunggulan yang ada pada
pestisida organik tersebut menyebabkan petani beralih dari menggunakan pestisida
kimia ke pestisida organik. Hal ini juga dikarenakan pestisida kimia atau anorganik
memiliki dapat menyebabkan dampak yang berbahaya baik bagi tanaman yang
dibudidaya, lingkungan sekitar pertanaman atau eksosistem serta petani itu sendiri
yang menyebabkan pestisida organik menjadi lebih diminati. Menurut Mpapa dan
Romadhon (2015), penggunaan pestisida organik dari waktu ke waktu terus
berkembang. Hal ini cukup beralasan, dikarenakan penggunaan pupuk dan pestisida
kimia (sintesis) memiliki banyak dampak negatif baik bagi manusia dan lingkungan.
Penggunaan pestisida nabati cukup digemari akhir-akhir ini oleh kalangan
petani modern yang mempunyai maksud selain berproduksi juga menjaga
lingkungan. Menurut Harahap et al (2019) Selain menghasilkan buah, ternyata
tanaman sirsak juga menghasilkan limbah daun sirsak yang mengandung matabolit
sekunder seperti flavonoid, fenolik, saponin,tanin yang bersifat sitotoksit. Daun sirsak
menjadi biopestisida alami dan menguji aktivitasnya terhadap hama tanaman cabai.
Dengan adanya biopestisida alami ini diharapkan pertumbuhan tanaman cabai lebih
sehat dan tidak merusak lingkungan serta lebih ekonomis karena menggunakan bahan
baku limbah tanaman. Menurut Hartini et al (2015) tanaman A. muricata
mengandung isoquanolin yang termasuk golongan alkaloid. Alkaloid merupakan
senyawa yang bersifat basa yang terdapat dalam tanaman tertentu dalam jumlah yang
relative kecil dan mempengaruhi aktivitas biologi. Isoquanolin alkaloid merupakan
senyawa yang menyebabkan serangga tidak makan, dalam hal ini bersifa antifeedant.
Antifeedant merupakan senyawa yang secara substansi tidak memberikan penolakan
aktivitas makan tetapi memberikan rasa ketidaksukaan pada serangga.
C. Kesimpulan
1. Kesimpulan
a. Bahan baku pembuatan pestisida organik berasal dari tumbuhan, hewan
dan mikroorganisme karena terbuat dari bahan yang terdapat di alam,
pestisida ini lebih ramah lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan
manusia.
b. Keunggulan aplikasi pestisida organik antara lain ramah lingkungan,
produk hasil pertanian lebih sehat, harganya murah dan dapat dibuat
sendiri, dan tidak menyebabkan resistensi terhadap hama.
c. daun sirsak yang mengandung matabolit sekunder seperti flavonoid,
fenolik, saponin,tanin yang bersifat sitotoksit
d. Keefektifan pestisida Daun sirsak bias dilihat dari senyawa antifeedant
yang membuat hama tidak nafsu makan
DAFTAR PUSTAKA

Arif, A. (2017). Pengaruh bahan kimia terhadap penggunaan pestisida lingkungan. JF


FIK UINAM. Vol 3(4): 134-143.
Banu, L. S. (2020). Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang Merah dan Ampas Kelapa
sebagai Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Beberapa Tanaman Sayuran.
Jurnal Ilmiah Respati. Vol 11(2): 148-155.
Harahap, F., Bariyah, S., Sofyan, N. A., & Simorangkir, M. (2019). Pemanfaatan
limbah kulit durian dan daun sirsak sebagai biopestisida alami. Jurnal
Biosains, 5(2), 83-91.
Hasanah, M. I. M. T., Tangkas, I. M., & Sakung, J. (2012). Daya Insektisida Alami
Kombinasi Perasan Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) dan Ekstrak
Tembakau (Nicotiana tabacum L). Jurnal Akademika Kimia, 1(4), 224186.
Hasiduwito, Sukamto. (2007). Langka-Langkah Membuat Pestisida Nabati. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Kardinan, A. (2011). Penggunaan pestisida nabati sebagai kearifan lokal dalam
pengendalian hama tanaman menuju sistem pertanian organik.
Pengembangan Inovasi Pertanian, 4(4), 262-278.
Mpapa, B.L. & Romadhon, S. (2015). Pengaruh pemberian pestisida organic dan
interval penyemprotan terhadap serangan hama pada bibit tanaman jabon
merah (anthocephalus macrophyllus). J GALUNG TROPIKA. Vol 4(3): 131-
136.
Sutriadi, M. T., Harsanti, E. S., Wahyuni, S., & Wihardjaka, A. (2019). Pestisida
Nabati: Prospek Pengendali Hama Ramah Lingkungan. Jurnal Sumberdaya
Lahan, 13(2), 89-101.
Tuhuteru, S., Mahanani, A. U., & Rumbiak, R. E. (2019). Pembuatan Pestisida
Nabati Untuk Mengendalikan Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Sayuran
Di Distrik Siepkosi Kabupaten Jayawijaya. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat. Vol 25(3): 135-143.

Anda mungkin juga menyukai