ASISTEN :
Bunga Yuliana
Widya Sari
ASHRI MAULANA
1706122744
AGROTEKNOLOGI-A
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
I PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Bahan aktif pestisida nabati adalah produk alam yang berasal dari tanaman
yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu
senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik, dan zat – zat kimia sekunder
lainnya. Senyawa bioaktif tersebut apabila diaplikasikan ke tanaman yang
terinfeksi OPT, tidak berpengaruh terhadap fotosintesis pertumbuhan ataupun
aspek fisiologis tanaman lainnya, namun berpengaruh terhadap sistem saraf otot,
keseimbangan hormone, reproduksi, perilaku berupa penarik, anti makan dan
sistem pernafasan OPT.
Keunggulan pestisida nabati antara lain yaitu :
a. Mengalami degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari
b. Memiliki efek/pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu makan
serangga walapun jarang menyebabkan kematian.
c. Toksitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relatif lebih aman pada
manusia (lethal dosage (LD) >50 Oral)
d. Memiliki spektrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf)
e. Bersifat selektif dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal
pada pestisida sintetis
f. Fitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
g. Murah dan mudah dibuat oleh petani.
Sedangkan kelemahan pengggunaan pestisida nabati antara lain :
Cepat terurai dan aplikasinya harus lebih sering
Cara racunnya rendah, tidak langsung mematikan serangga atau memiliki
efek lambat
Kapasitas produksinya masih rendah dan belum dapat dilakukan dalam
jumlah massal (bahan tanaman untuk pestisida nabati belum banyak
dibudidayakan secara khusus)
Ketersediaannya di toko-toko pertanian masih terbatas
Kurang praktis dan tidak tahan disimpan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun srikaya, daun
sirsk, daum babadotan, daun sirih hutan, daun mimba, deterjen dan air..
Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas, gunting,
blender, wadah plastik, saringan ukuran 0.5 mess ,gelas ukur 25 mL, batang
pengaduk dan hand sprayer.
1. Daun mimba yang diambil dari lapangan dibersihkan dengan air dan
dikeringkan selama 7 hari.
2. Daun yang telah kering angin digunting menjadi ukuran yang lebih
kecil agar mudah diblender.
3. Daun yang telah diblender diayak dengan aykan 0.5 mess.
4. Tepung daun sirih hutan hasil ayakan disimpan dalam kotak wadah
plastik dan dimasukkan kedalam kulkas.
5. Tepung daun mimba siap digunakan untuk pengendalian OPT.
6. Dimasukkan hasil ayakan kedalam spayer dan ditambahkan air sebanyak
1L.
7. Dimasukkan deterjen sebanyak 1 tetes kedalam larutan pestisida tersebut
sebagai bahan tambahan.
8. Dihomogenkan larutan tersebut hingga benar-benar menyetu.
9. Pertisida nabati siap digunakan.
10. Mahasiswa membuat laporan mingguan.
11. Laporan praktikum dikumpulkan satu minggu setelah kegiatan
praktikum selesai dilaksanakan.
IV ISI DAN PEMBAHASAN
Pestisida yang sudah jadi tadi selanjutnya diberi tambahan berupa deterjen
sebanyak yang dibutuhkan, dalam praktikum ini digunakan hanya beberapa tetes
aja. Penambahan deterjen ini berfungsi untuk meningkatkan kemapuan pestisida
dalam melakukan pengendalian serta sebagi bahan campuran untuk perekat
pestisida agar tidak mudah tercuci dan dapat lengket pada bagian tanaman yang
disemprotkan.
Gambar 8. Penghimgenan larutan.
Penghomogenan pestisida dengan cara mengocoknya sampai didapatkan
larutan pestisida yang benar – benar homogen dan siap untuk diaplikasikan pada
tanman. Pada saat pengaplikasian sesekali larutan di kocok agar tetap terjaga
kehomogenannya karna bahan yang digunakan adalah berupa tepung maka akan
sangat mudah mengalami pengendapan,sehingga apabila ngak dikocok maka di
khawatirkan bahan aktif pestisida tersebut mengendap bersamaan dengan bagian
daun yang berbentuk tepung tersebut.
V KESIMPULAN
Adnyana, dkk. 2012. Efikasi Pestisida Nabati Minyak Atsiri Tanaman Tropis
terhadap Mortalitas Ulat Bulu Gempinis. Jurnal Agroekologi Tropika 1(1):
1-11.
Asaad. Wilis. 2012. Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama
Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan.
Suara Perlindungan Tanaman 2(2):24-34.
Hartati, Z. 2002. Pengujian Ekstrak Biji Daun Sirsak Untuk Mengendalikan Hama
Helicoverpa armigera.
Roja, Atman. 2009. Pengendalian Hama Dan Penyakit Secara Terpadu (PHT)
Pada Padi Sawah. BPTP: Solok.
Scott IM, Jensen HR, Philogene BJR, Arnason JT. 2008. A review of Piper spp.
(Piperaceae) phytochemistry, insecticidal activity and mode of action.
Phytochemical Review 7:65-75. http:// dx.doi.org/10.1007/s11101-006-
9058-5. Diakses: November 2019.
Sudarmo, S. 2005. Pestisida nabati dan Pemanfaatannya. Kanisius. Yogyakarta
Tohir, Mohamad. 2010. Teknik Ekstraksi Dan Aplikasi Beberapa Pestisida Nabati
Untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera Litura Fabr.) Di
Laboratorium. Teknik Pertanian 15(1):37-40.
Thamrin dkk,2008. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai Pestisida Nabati.
balai pertanian lahan rawa: Jakarta