PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pencemaran lingkungan adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi dan
atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia maupun proses alam. Akibatnya, kualitas lingkungan
menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Untuk itu perlu diketahui peranan dan pengaruh serta penggunaan yang
aman dari pestisida dan adanya alternatif lain yang dapat menggantikan peranan
pestisida pada lingkungan pertanian dalam mengendalikan hama, penyakit, dan
gulma.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan
pertimbangan bagi semua pihak atau pembaca
KAJIAN PUSTAKA
A. Pestisida
Pestisida juga bisa mencegah hama-hama air selain hama darat dan
binatang pengganggu seperti ular. Termasuk memberantas binatang yang
menyebabkan penyakit pada manusia. Kemudian untuk jenis pestisida yang dijual
di pasaran resmi memang cukup banyak. Hal ini dikarenakan pestisida memiliki
fungsi mencegah penyakit tanaman yang berbeda-beda. (Lia, 2014)
B. Lingkungan
Sebagai tindakan korektif bagi lahan yang telah tercemar oleh residu
pestisida, saat ini juga banyak dikembangkan metode “Bioremediasi”.
“Bioremediasi” dikenal sebagai usaha perbaikan tanah dan air permukaan dari
residu pestisida atau senyawa rekalsitran lainnya dengan menggunakan jasa
mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan berasal dari tanah namun
karena jumlahnya masih terbatas sehingga masih perlu pengkayaan serta
pengaktifan yang tergantung pada tingkat rekalsitran senyawa yang dirombak.
Selain itu, pengarahan penggunaan pestisida yang lebih tepat kepada para
penggunaan dalam hal pemberian dosis, waktu aplikasi, cara kerja yang aman,
akan mengurangi ketidakefisienan penggunaan pestisida pada lingkungan dan
mengurangi sekecil mungkin pencemaran yang terjadi.Upaya mengembangan
obat pertanian untuk OPT yang efektif dan ramah lingkungan juga perlu
digalakkan, sehingga banyak alternatif bagi pengguna. Di masa kini dan masa
yang akan datang, diharapkan penggunaan pestisida akan berkurang. Untuk
menghindari terjadinya pencemaran udara oleh adanya pestisida maka pada saat
penggunaan pestisida, pengguna harus memperhatikan beberapa hal yang mampu
mempengaruhi pendispersian polutan tersebut di udara. Faktor lingkungan seperti
temperatur, kecepatan dan arah angin, dan kelembaban udara sangat berperan
dalam mempercepat dan atau meringakan proses terjadinya pencemaran. (Dzabili,
2012)
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Ditinjau dari jenis datanya pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalag pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian secara bolistik, dan deskriptif dalam
bentuk kata kata dan Bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. (Moleong, 2007)
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Karena terkait
langsug dengan gejala-gejala yang muncul disekitar lingkungan manusia
terorganisasir dalam satuan pendidikan formal. Penelitian yang menggunakan
pendekatan fenomenalogis berusaha untuk memahami makna peristiwa serta
interaksi pada orang orang dalam situasi tertentu. Pendekatan ini menghendaki
adanya sejumlah asumsi yang berlainan dengan cara yang digunakan untuk
mendekati perilaku orang atau makhluk hidup dengan maksud menemukan
“fakta” atau “penyebab”. (Moleong, 2007)
Penelitian fenomenalogi bermula dari diam. Keadaaan diam merupkan
upaya menangkap apa yang dipelajari dengan menekankan pada aspek-aspek
subjektif dari perilaku manusia. Fenomenalogis berusaha bias masuk ke dalam
dunia konseptual subjenya agar dapat memahami bagaimana dana pa makna yang
disusun subjek tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. (Moleong, 2007)).
2007.
Variabel Independen
Variabel kontrol
E. Prosedur Penelitian
Prasurvei responden
Prasurvei atau observasi awal dilakukan pada tempat penelitian. Lokasi penelitian
adalah daerah pertanian semangka di Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh
Kabupaten Jombang. Data sekunder mengenai luas lahan, jumlah penduduk dan
karakteristik penduduk diperoleh dari kantor Kecamatan setempat dan informasi
dari Dinas Pertanian Kabupaten Jombang. Kemudian dilakukan observasi
terhadap batas wilayah daerah tersebut dan mengenai jam kerja responden di
sawah, jam istirahat dan kapan responden menggunakan pestisida.
Pembuatan kuisioner
Uji validitas
2
Z .P.Q
N=
d2
bila P = Q = 0,5
Penyebaran kuisioner
Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif yang disajikan dalam
bentuk persentase (%) dan digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik untuk
mengetahui distribusi frekuensi pengaruh kesehatan pekerja. (Siska, 2008)
3) Penggunaan pestisida
lebih dari 1 pestisida bahkan beberapa responden mencampur pestisida dengan zat
pengatur tumbuh atau pupuk tanaman. Hal ini menurut responden dikarenakan
hama yang menyerang tanaman semangka lebih dari 1 jenis sehingga untuk sekali
penyemprotan digunakan lebih dari 1 pestisida agar diperoleh hasil yang menurut
mereka memuaskan. Selain itu dengan dicampur dapat mengurangi tenaga dan
waktu penyemprotan. Sedangkan 41% responden menggunakan pestisida secara
tunggal. Jenis pestisida yang digunakan oleh responden di Desa Kedung Rejo di
peroleh dari merek pestisida yang digunakan, kemudian oleh peneliti dilakukan
penelusuran tiap kemasan untuk mengetahui jenis pestisida tersebut. Selain itu
diperoleh juga berdasarkan hasil wawancara mengenai organisme target atau
hama yang dibasmi. Hal ini dikarenakan tidak semua pengguna mengetahui
jenispestisida yang mereka gunakan. (Siska, 2008)