Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

BAHAYA PESTISIDA TERHADAP KESEHATAN PETANI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK II POKJA REMAJA :

1. DEVEN FALLO
2. ERNAWATI
3. NINO GEFFI DIANA
4. KURUN NGAINI
5. LUHUNG TANTYOKO
6. DICKY DAMARA
7. ERIK PURWANTO
8. ARFIAN HARI B.
9. DWI AYU RATNASARI
10. GALIH SETO R.

PROGAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN POKJA REMAJA
BAHAYA PESTISIDA TERHADAP KESEHATAN PETANI
DESA MOJOREMBUN KECAMATAN REJOSO KABUPATEN NGANJUK

Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Trisnanto.,S.Kep.Ns.SH.M.Kes.MH) (Kholis HM Dahlan.,S.Kep.,Ns)


PROPOSAL
BAHAYA PESTISIDA TERHADAP KESEHATAN

A. Latar belakang
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya
untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia),
Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk
mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia,
permasalahan dalam kesehatan lingkungan antara lain : pencemaran udara,
pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran suara, dan lain-lain.
Indonesia adalah salah satu Negara berkembang dan Negara Agraris yang
sebagian penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Untuk
meningkatkan hasil pertanian yang ingin dicapai maka diperlukan berbagai sarana
yang mendukung agar dapat mencapai hasil yang memuaskan dan terutama dalam
hal mencukupi kebutuhan nasional dalam bidang pangan / sandang dan
meningkatkan perekonomian nasional dengan mengekspor hasilnya ke luar negeri.
Sarana-sarana yang mendukung peningkatan hasil di bidang pertanian tersebut
adalah alat-alat pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang termasuk di dalamnya
adalah pestisida.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-
hama tanaman. Penggunaannya yang sesuai aturan dan dengan cara yang tepat
adalah hal mutlak yang harus dilakukan mengingat bahwa pestisida adalah bahan
yang beracun. Penggunaan bahan-bahan kimia pertanian seperti pestisida tersebut
dapat membahayakan kehidupan manusia dan hewan dimana residu pestisida
terakumulasi pada produk-produk pertanian dan perairan. Untuk meningkatkan
produksi pertanian disamping juga menjaga keseimbangan lingkungan agar tidak
terjadi pencemaran akibat penggunaan pestisida perlu diketahui peranan dan
pengaruh serta penggunaan yang aman dari pestisida dan adanya alternatif lain yang
dapat menggantikan peranan pestisida pada lingkungan pertanian dalam
mengendalikan hama, penyakit dan gulma.
Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan akan mengakibatkan
banyak dampak, diantaranya dampak kesehatan bagi manusia yaitu timbulnya
keracunan pada petani. Hal-hal tersebutlah yang masih banyak diabaikan oleh para
petani Indonesia terutama didaerah pedesaan. Mereka tidak memperhatikan dampak
yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan yang mereka lakukan setiap harinya dengan
berbagai alasan klasik. Oleh karena itu, kami membahas tentang Penyakit yang dapat
ditimbulkan dari pekerjaan khususnya sebagai petani agar dapat menambah
pengetahuan dan kesadaran tentang berbagai penyakit yang dapat ditimbulkan dari
pekerjaannya sehingga dapat membantu mencegah dan meminimalisir masalah baik
penyakit maupun keracunan akibat pestisida pada petani tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pestisida ?
2. Apa Jenis-Jenis Pestisida?
3. Apa Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Petani?
4. Bagaimana Cara Pencegahan agar tidak Keracunan Pestisida?
5. Bagaimana Cara Penanganan Keracunan Pestisida ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pestisida
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Pestisida
3. Untuk mengetahui Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Petani
4. Untuk Mengetahui Cara Pencegahan agar tidak keracunan Pestisida
5. Untuk Mengetahui Cara Penanganan Keracunan Pestisida
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Untuk menambah Pengetahuan masyarakat desa Mojorembun tentang bahaya
pestisida terhadap kesehatan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Untuk menambah wawasan petugas kesehatan tentang pestisida dan
penanganan kasus keracunan pestisida.
3. Bagi Institusi Kesehatan
Untuk menambah refrensi pengetahuan mahasiswa khususnya tentang pestisida.
E. Rencana Jenis Kegiatan
1. Penyuluhan Bahaya Pestisida Terhadap Kesehatan Petani.
2. Mendemonstrasikan Cuci Tangan.
F. Anggaran Dana
1. Sarung tangan 40 X 3000 = 120.000
2. Masker 2 pack = 46.000
@1 pack 23.000
3. Snack 40 X 6000 = 240.000
4. Aqua 2 dus = 30.000
@ 1 dus 15.000
5. Foto Copy Leaflet 80 L = 20.000
@ 1 lembar 250
Total Rp. 456.000
SAP
BAHAYA PESTISIDA TERHADAP KESEHATAN PETANI
A. Materi
1. Pengertian Pestisida
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu.
Nama ini berasal dari pest (hama) yang diberi akhiran cide (pembasmi).
Sasarannya bermacam-macam, seperti
serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan ataumikrobia yang dianggap
mengganggu. Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai
racun.
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di
sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit
tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian
nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus,
burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya
untuk mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida tidak saja
membawa dampak yang positif terhadap peningkatan produk pertanian, tapi juga
membawa dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya, (Diana, 2000).
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang
mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan
pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih
dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah
batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
2. Jenis-Jenis Pestisida
Pestisida adalah bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama,
baik yang berupa tumbuhan, serangga, maupun hewan lain di lingkungan kita.
Berdasarkan jenis hama yang akan diberantas, pestisida digolongkan menjadi
insektisida, herbisida, nematisida, fungisida, dan rodentisida
Jenis-jenis Pestisida diantaranya :
a. Insektisida
Insektisida merupakan pestisida untuk memberantas serangga, seperti nyamuk,
kecoak, kutu busuk, rayap, semut, belalang, wereng, ulat, dan sebagainya.
Contoh insektisida antara lain diazinon, tiodan, basmion, basudin, propoksur,
diklorovinil dimetil fosfat, timbel arsenat, dan magnesium fluorosilikat.
b. Herbisida
Herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan mematikan gulma atau
tumbuhan pengganggu, seperti eceng gondok, rumput teki, dan alang-alang.
Alang-alang dapat dikatakan sebagai hama tanaman karena alang-alang
menyerap semua zat makanan yang ada dalam tanah. Contoh herbisida antara
lain gramoxone, totacol, pentakloro fenol, dan amonium sulfonat.
c. Nematisida
Nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama cacing. Hama ini sering
merusak akar atau umbi tanaman. Contoh nematisida adalah oksamil dan
natrium metam.
d. Fungisida
Fungisida adalah pestisida untuk memberantas jamur (fungi). Contoh fungisida
adalah timbel (I) oksida, carbendazim, tembaga oksiklorida, dan natrium
dikromat.
e. Rodentisida
Rodentisida adalah pestisida untuk memberantas binatang pengerat, misalnya
tikus. Contoh rodentisida adalah warangan (senyawa arsen) dan thalium sulfat.
3. Dampak Negatif Pestisida terhadap Kesehatan.
a. Paru-paru dan sistem pernafasan

Efek jangka panjang terutama disebabkan iritasi (menyebabkan


bronkhitis atau pneumonitis). Pada kejadian luka bakar, bahan kimia dalam
paru-paru yang dapat menyebabkan udema pulmoner (paru-paru berisi air), dan
dapat berakibat fatal. Sebagian bahan kimia dapat mensensitisasi atau
menimbulkan reaksi alergik dalam saluran nafas yang selanjutnya dapat
menimbulkan bunyi sewaktu menarik nafas, dan nafas pendek. Kondisi jangka
panjang (kronis) akan terjadi penimbunan debu bahan kimia pada jaringan
paru-paru sehingga akan terjadi fibrosis atau pneumokoniosis.
b. Hati

Bahan kimia yang dapat mempengaruhi hati disebut hipotoksik.


Kebanyakan bahan kimia menggalami metabolisme dalam hati dan oleh
karenanya maka banyak bahan kimia yang berpotensi merusak sel-sel hati.
Efek bahan kimia jangka pendek terhadap hati dapat menyebabkan inflamasi
sel-sel (hepatitis kimia), nekrosis (kematian sel), dan penyakit kuning.
Sedangkan efek jangka panjang berupa sirosis hati dari kanker hati.

c. Ginjal dan saluran kencing

Bahan kimia yang dapat merusak ginjal disebut nefrotoksin. Efek bahan
kimia terhadap ginjal meliputi gagal ginjal sekonyong-konyong (gagal ginjal
akut), gagal ginjal kronik dan kanker ginjal atau kanker kandung kemih.

d. Sistem syaraf

Bahan kimia yang dapat menyerang syaraf disebut neurotoksin.


Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu dapat memperlambat fungsi otak.
Gejala-gejala yang diperoleh adalah mengantuk dari hilangnya kewaspadaan
yang akhirnya diikuti oleh hilangnya kesadaran karena bahan kimia tersebut
menekan sistem syaraf pusat. Bahan kimia yang dapat meracuni sistem enzim
yang menuju ke syaraf adalah pestisida. Akibat dari efek toksik pestisida ini
dapat menimbulkan kejang otot dan paralisis (lurnpuh). Di samping itu ada
bahan kimia lain yang dapat secara perlahan meracuni syaraf yang menuju
tangan dan kaki serta mengakibatkan mati rasa dan kelelahan.

e. Darah dan sumsum tulang

Sejumlah bahan kimia seperti arsin, benzen dapat merusak sel-sel darah
merah yang menyebabkan anemia hemolitik. Bahan kimia lain dapat merusak
sumsum tulang dan organ lain tempat pembuatan sel-sel darah atau dapat
menimbulkan kanker darah.

f. Jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)

Sejumlah pelarut seperti trikloroetilena dan gas yang dapat menyebabkan


gangguan fatal terhadap ritme jantung. Bahan kimia lain seperti karbon
disulfida dapat menyebabkan peningkatan penyakit pembuluh darah yang dapat
menimbulkan serangan jantung.
g. Kulit

Banyak bahan kimia bersifat iritan yang dapat menyebabkan dermatitis


atau dapat menyebabkan sensitisasi kulit dan alergi. Bahan kimia lain dapat
menimbulkan jerawat, hilangnya pigmen (vitiligo), mengakibatkan kepekaan
terhadap sinar matahari atau kanker kulit.

h. Kanker Payudara

Penelitian dari Boada dkk (2012) di Spanyol, mendapatkan kandungan


organoklorin pada wanita sehat dibandingkan dengan pasien kanker payudara
menunjukan hasil yang sangat berbeda. Ini menunjukkan bahwa campuran
pestisida organoklorin dapat memainkan peran yang penting terhadap risiko
kanker payudara.18

i. Sistem reproduksi

Banyak bahan kimia bersifat teratogenik dan mutagenik terhadap sel


kuman dalam percobaan. Disamping itu ada beberapa bahan kimia yang secara
langsung dapat mempengaruhi ovarium dan testis yang mengakibatkan
gangguan menstruasi dan fungsi seksual. Hasil penelitan Yucra dkk (2009) di
Peru, mendapatkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan terhadap kualitas
air mani pada pria dengan metabolit Organophospat.19

j. Sistem yang lain

Bahan kimia dapat pula menyerang sistem kekebalan, tulang, otot dan
kelenjar tertentu seperti kelenjar tiroid. Petani yang terpapar pestisida akan
mengakibatkan peningkatan fungsi hati sebagai salah satu tanda toksisitas,
terjadinya kelainan hematologik, meningkatkan kadar SGOT dan SGPT dalam
darah juga dapat meningkatkan kadar ureum dalam darah.

4. Pencegahan Keracunan Pestisida

Djojosumarto (2004) ada beberapa langkah-langkah untuk menjamin keselamatan


dalam penggunaan pestisida adalah sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan penyemprotan
1) Jangan melakukan pekerjaan penyemprotan pestisida bila merasa
tidak sehat.
2) Jangan mengijinkan anak-anak berada di sekitar tempat pestisida yang
akan digunakan atau mengijinkan anak-anak melakukan pekerjaan
penyemprotan pestisida.
3) Catat nama pestisida yang digunakan dan jika dapat catat juga nama
bahan aktifnya. Catatan ini penting bagi dokter bila terjadi sesuatu.
4) Pakaian dan peralatan perlindungan sudah harus dipakai sejak
persiapan penyemprotan, misalnya ketika menakar dan mencampur
pestisida.
5) Jangan masukkan rokok, makanan, dan sebagainya ke dalam kantung
pekerjaan.
6) Periksa alat-alat aplikasi sebelum digunakan. Jangan menggunakan
alat semprot yang bocor. Kencangkan sambungan-sambungan yang
sering terjadi bocor.
7) Siapkan air bersih dan sabun di dekat tempat kerja untuk mencuci
tangan dan keperluan lain.
8) Siapkan handuk kecil yang bersih dalam kantung plastik tertutup dan
dibawa ke tempat kerja.
b. Ketika melakukan aplikasi
1) Perhatikan arah angin. Jangan melakukan penyemprotan yang
menentang arah angin keran drift pestisida dapat membalik dan
mengenai diri sendiri.
2) Jangan membawa makanan, minuman, dan rokok dalam kantung
pakaian kerja.
3) Jangan makan, minum, atau merokok selama menyemprot atau
mengaplikasikan pestisida.
4) Jangan menyeka keringat di wajah dengan tangan, sarung tangan, atau
lengan baju yang terkontaminasi petisida untuk menghindari pestisida
masuk ke mata atau mulut. Untuk keperluan itu gunakan handuk
bersih untuk menyeka keringat atau kotoran diwajah.
5) Bila nozzle tersumbat, jangan meniup nozzle yang terkontaminasi
langsung dengan mulut.
c. Sesudah aplikasi
1) Cuci tangan dengan sabun hingga bersih segera sesudah pekerjaan
selesai.
2) Segera mandi setelah sampai dirumah dan ganti pakaian kerja dengan
pakaian sehari-hari.
3) Jika tempat kerja jauh dari rumah dan harus mandi dekat tempat kerja,
sediakan pakaian bersih dalam kantung plastik tertutup. Sesudah ganti
pakaian, bawalah pakaian kerja dalam kantung tersendiri.
4) Cuci pakaian kerja terpisah dari cucian lainnya.
5) Makan, minum, atau merokok hanya dilakukan sesudah mandi atau
seketika sesudah mencuci tangan dengan sabun.
5. Cara Penanganan Keracunan Pestisida

Penanganan Pestisida sangat berbahaya bagi manusia, bahkan bisa


menyebabkan kamatian. Padahal bagi petani, pestisida hampir menjadi santapan
keseharian, terutama saat budidaya tanaman yang membutuhkan perawatan
intensif. Pestisida bisa masuk melalui kulit, saluran pernapasan bahkan tertelan
melalui mulut. Kecerobohan pada saat penyemprotan menyebabkan tubuh kita
mengalami keracunan pestisida. Keracunan pestisida pada manusia menunjukkan
gejala yang berbeda-beda, tergantung pada jenis bahan aktif pestisida yang
meracuni. Gejala keracunan biasanya tertera pada kemasan, sehingga disarankan
jangan memindahkan pestisida pada tempat lain apalagi wadah kosong yang orang
lain tidak bisa mengetahuinya dengan pasti. Usahakan pestisida selalu pada
kemasannya. Hal ini sangat penting untuk menentukan penanganan lebih lanjut
saat mengalami keracunan pestisida.
Pada saat kita mengetahui seseorang mengalami keracunan pestisida, kita
dapat memberikan pertolonganpertama pada penderita, sebelum dibawa ke
puskesmas atau rumah sakit terdekat. Lakukan langkah-langkah berikut :
a. Saat memberikan pertolongan, kita tidak boleh terlihat panik. Harus tenang
agar dapat berpikir untuk melakukan tindakan yang paling tepat dan cepat.
b. Jika kulit korban terkena pestisida, buka pakaian dan segeralah cuci sampai
bersih dengan air dan sabun.
c. Jika mata korban terkena pestisida, cuci dengan air yang banyak selama 15
menit, jika ada air pancuran lebih diutamakan.
d. Jika tertelan dan korban masih sadar, buatlah korban muntah dengan
memberikan larutan air hangat yang telah dicampur dengan garam dapur
sebanyak 1 sendok makan penuh. Jika pestisida tertelan, jangan berikan
pernapasan buatan dari mulut ke mulut.
e. Jika tertelan dan korban tidak sadar, jangan dirangsang muntah, sangat
berbahaya. Jika pestisida tertelan, jangan berikan pernapasan buatan dari
mulut ke mulut.
f. Jika tertelan, dan fungisida dari senyawa tembaga, jangan dirangsang
muntah, rangsanglah untuk buang air besar (bilas lambung).
g. Jika berhenti bernapas, segera bikin pernapasan buatan. Pastikan mulut
bersih dari air liur, lendir, atau makanan yang menyumbat pernapasan.
h. Jangan memberikan susu atau makanan berminyak pada korban keracunan
organoklorin, karena akan menambah penyerapan organoklorin oleh organ
pencernaan.
i. Jika korban tidak sadar, usahakan jalan pernapasan tidak terganggu.
Bersihkan mulut dari air liur, lendir, atau makanan. Jika korban memakai
gigi palsu, lepaskan gigi palsu. Letakkan korban pada posisi tengkurap,
kepala menghadap ke samping dan bertumpu pada kedua tangannya yang
ditekuk.
j. Jika kejang, usahakan tidak ada yang membuatnya cidera. Taruh bantal di
bawah kepala, longgarkan pakaian di sekitar leher. Ganjal mulut agar
korban tidak menggigit bibir dan lidahnya.
k. Bawalah segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Tunjukkan
kemasan pestisida yang telah meracuninya kepada para medis agar dapat
ditentukan dengan cepat penanganan yang paling tepat.

6. Waktu, Tempat, Sasaran


Waktu : Minggu, 24 September 2017
Tempat : Di Balaidesa Mojorembun
Sasaran : Warga Desa Mojorembun.
Topik : Bahaya Pestisida Terhadap Kesehatan Petani.
7. Susunan Panitia
Penanggung Jawab : Deven Fallo
Penyuluh : Ns. Agus Khoirul Fuadi dan Orang Pertanian
Sie Acara : Ernawati, Ratna, Galih Setyo R.
Sie Perlengkapan : Arfian, Erik
Humas : Luhung Tantyoko, Dicky
Sie Konsumsi : Kurun Ngaini, Nino Geffi Diana
8. Susunan Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Durasi Waktu Penanggung Jawab
1. Penyuluhan Tentang Bahaya 30 menit Deven Fallo
Pestisida Terhadap Kesehatan
Petani serta mendemonstrasikan
tinddakan yang harus dilakukan
saat terjadi keracunan Pestisida.
2. Demonstrasi Cuci Tangan 30 menit Ernawati

9. Evaluasi
Pre Penyuluhan
a. Memberi Pertanyaan pengertian Pestisida
b. Memberi Pertanyaan Bahaya Pestisida
c. Memberi Pertanyaan Mencegah agar tidak Keracunan Pestisida
d. Memberi Pertanyaan Menangani keracunan Pestisida.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN
A. Materi
1. Pengertian Mencuci Tangan
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama
ke seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas
dibawah aliran air (Larsan, 1995).
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris
dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air (DEPKES, 2007).
Mencuci tangan adalah membasuh kedua telapak tangan dengan sabun dan
air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan tujuan untuk
menghilangkan kuman. Membiasakan mencuci tangan sejak dini merupakan
langkah awal untuk mencegah masuknya kuman dan resiko tertularnya penyakit.

2. Tujuan Mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk


menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan
dengan tujuan yaitu :

a. Supaya tangan bersih.

b. Membebaskan tangan dari kuman dan bakteri.

c. Terhindar dari sakit perut dan diare.

3. Alasan Mencuci Tangan dengan Air yang Mengalir

Dengan mencuci tangan di air mengalir maka kotoran dan kuman


akanikut terbawa air. Jadi mulai sekarang bila kita makan di rumah makan atau di
warung makan yang ada keran cuci tangan, sebaiknya cuci tangan di keran
sajawalaupun di sediakan mangkuk tempat mencuci tangan di meja adik-adik

4. Waktu Tepat Mencuci Tangan

Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar. Nah
sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan ?
a. Sebelum dan sesudah makan. Untuk menghindari masuknya kuman kedalam
tubuh saat kita makan.

b. Setelah dari WC dan buang air. Besar kemungkinan tinja masih tertempel di
tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan.

c. Setelah bermain. Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang kotor.
Contohnya seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman
didalam tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari
tanah hilang dan tidak menempel ditangan.

d. Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Bagi adik-adik mencuci tangan ini
juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah bangun
tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.

e. Tangan terlihat kotor.

5. Langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar

a. Langkah 1

Berikut ini adalah langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO 2005 yakni 6
langkah yaitu :

1) Ratakan sabun di telapak tangan

2) Gosokan tangan di punggung tangan

3) Gosokan tangan di selah selah jari

4) Kunci tangan di antara telapak tangan

5) Putar ibu jari

6) Putar jari tangan di telapak tangan dengan searah jarum jam


b. Langkah 2

Jangan lupa menutup kran dengan tangan di alasi tissue atau lap tangan.Nah
sekarang tangan anda sudah bersih dan aman.

Catatan !

Bila tidak ada wastafel atau kran air, kita bisa menggunakan air yang di
tuangkan dengan gayung. Idealnya memang menggunakan sabun cair, tetapi
bisa digunakan sabun batangan.

6. Tujuan

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah di lakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit di


harapkan peserta mampu cuci tangan dengan benar.

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan 1x pertemuan, diharapkan


Remaja :

1) Menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan

2) Menjelaskan tentang tujuan mencuci tangan

3) Menjelaskan tentang alasan mencuci tangan harus di air yang mengalir

4) Menjelaskan tentang 5 waktu yang tepat mencuci tangan

5) Menjelaskan tentang langkah mencuci tangan yang baik dan benar

B. Waktu, Tempat, dan Sasaran

1. Topik : Cuci Tangan

2. Sub Topik : 6 Langkah Cara Mencuci Tangan

3. Sasaran : Remaja

4. Hari/Tanggal : 24 September 2017


5. Waktu/Jam : 30 menit/ 19.00 19.30 WIB

6. Tempat : Balai Desa Mojorembun

C. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

D. Media

1. Speaker

2. LCD

3. Leaflet
E. Kegiatan

Kegiatan Pendidikan
No. Waktu Respon Sasaran
Kesehatan
1. 5 menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan yang 3. Memperhatikan
telah disepakati pada saat
pengkajian
4. Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan materi Memperhatikan penjelasan
penyuluhan secara teratur materi yang akan diberikan
dan berurutan
2. Pengertian mencuci
tangan
3. Tujuan mencuci tangan
4. Alasan mencuci tangan
harus di air yang mengalir
5. Langkah mencuci tangan
yang baik dan benar

3. 5 menit Evaluasi :
1. Memberikan pertanyaan 1. Merespon
berkaitan dengan materi 2. Menjawab pertanyaan
yang sudah dijelaskan yang akan diberikan
2. Memberikan kesempatan
kepada Remaja untuk
bertanya
4. 5 menit Penutup :
1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. Membagikan leaflet 2. Menerima leaflet
3. Mengakhiri dengan 3. Menjawab salam
salam

F. Evaluasi
1. Diharapkan Remaja dapat menyebutkan pengertian mencuci tangan
2. Diharapkan Remaja dapat menyebutkan tujuan mencuci tangan
3. Diharapkan Remaja dapat menyebutkan alasan mencuci tangan harus di air yang
mengalir
4. Diharapkan Remaja dapat menyebutkan 6 cara mencuci tangan
5. Diharapkan Remaja dapat menyebutkan langkah mencuci tangan yang baik dan
benar
a. Prosedur : pre test
b. Jenis test : lisan
c. Butir soal : 5 soal
d. Pertanyaan :
1) Jelaskan pengertian mencuci tangan ?
2) Sebutkan tujuan mencuci tangan ?
3) Mengapa mencuci tangan harus di air yang mengalir ?
4) Sebutkan 5 waktu tepat mencuci tangan ?
5) Bagaimana langkah mencuci tangan yang baik dan benar ?
G. Daftar Pustaka
A. Poter, Patricia, Pery. (2002). Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Mosby : Elsevier
Science.
Media Sehat Edisi 4 terbitan Januari 2010
Penuntun Umum Untuk Petugas Puskesmas. (1995). Jakarta : Departemen Kesehatan.
Pedoman Pelatihan. Modul dan Materi Dokter Kecil. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai