PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagian atas yang banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian
Helicobacter Pylory.
1
sekitar 10% dan biaya yang tidak sedikit. Bagi stress ini bukan tidak mungkin
justru menambah berat Gastritis penderita yang sudah ada (Budiana, 2006).
dunia dan bahkan diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara
yang sedang berkembang infeksi diperoleh pada usia dini dan pada negara
(Herlan, 2001).
antara pria dan wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat
menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris 6-20%
menderita Gastritis pada usia 55 tahun dengan prevelensi 22% insiden total
untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus/1000 pada kelompok
umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk Gastritis adalah 10% (Harun
Riyanto, 2008).
2
Berdasarkan hasil survey awal dilokasi penelitian yaitu di RSU. Dr. F.L.
Gastritis yang berobat selama tahun 2008 masih cukup banyak yaitu setiap
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
3
b. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan klien tentang gastritis
pendidikan.
informasi.
D. Manfaat Penelitian
penyakit Gastritis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan (Knowledge)
A.1. Defenisi
a. Tahu (Know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
5
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Aplication)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya), aplikasi di
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
fisiologi.
e. Sintesis (Syntesis)
6
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
f. Evaluasi (Evaluation)
3. Berdasarkan pengalaman
7
4. Melalui jalan pikiran
memperoleh pengetahuannya.
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
2002).
1. Umur
8
2. Pendidikan
3. Sumber Informasi
9
perantara dalam menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan
B. Gastritis
B.2. Defenisi
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis adalah salah satu
penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya
(Herlan, 2001)
merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah satu bentuk
Gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat
10
Disebut Gastritis hemoragik karena pada penyakit ini dijumpai
perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang
sembrono. Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan
asam atau alkali kuat, yang menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau
obstruksi piloris. Gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik
alkohol dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim. (Silvia A. Price
pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel
11
radang kronik, yaitu limfosit dan neutrofil pada daerah tersebut menandakan
kehilangan sel parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan
menjadi dua kategori yaitu Gastritis Tipe A (Atropik atau Fundal) dan Gastritis
ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter
luas operasi besar, gagal ginjal, gagal nafas, penyakit hati yang berat,
sengatan luka bakar yang luas, trauma kepala, dan septikemia. Kira-kira 80-
90% pasien yang dirawat di ruang intensif menderita Gastritis akut erosif ini.
12
Penyebab lain adalah obat-obatan. Obat-obatan yang sering
dihubungkan dengan Gastritis erosif adalah aspirin dan sebagian besar obat
Makan terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau
Gastritis akut adalah mencakup alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi
mukosa pelindung, meninggalkan daerah epital yang gundul. Obat lain juga
2006).
lambung (intrinsik faktor antibodi) dan sel parietal (Parietal Cell Antibody)
13
pada pasien dengan anemia pernisiosa. Antibody terhadap sel parietal lebih
merupakan Gastritis tipe ini. Atropi mukosa lambung dapat terjadi pada
Atropi terbatas pada atrium, pada korpus atau mengenai keduanya dalam
pada dekade ke-6 hampir 80% menderita Gastritis kronik dan menjadi 100%
pada saat usia mencapai dekade ke-7. Selain mikroba dan proses
14
adalah refluks kronik cairan penereatotilien, empedu dan lisolesitin (Herlan,
2002).
diakibatkan dari perubahan dari sel parietal, yang menimbulkan atropi dan
infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit auto imun seperti
anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B
Helicobacter Pylory (H. Pylory). faktor lain seperti diet minum pedas atau
panas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refleks isi usus
1. Gastritis Akut
lesi, mukosa akut di mukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal
tunggal sukar untuk melihat lesi permukaan yang superfisial karena itu
saluran cerna bagian atas lebih sensitif dan spesifik untuk diagnosis kelainan
15
Gastritis akut harus selalu diwaspadai pada saat pasien pada keadaan
kronis yang berat atau penggunaan aspirin dan anti inflamasi nonsteroid.
(Herlan, 2001).
2. Gastritis kronis
2002).
Helicobacter Pylory apalagi jika ditemukan ulkus baik pada lambung ataupun
pada dedenum. Mengingat angka kejadian yang cukup tinggi yaitu hampir
16
mencapai 100%. Dilakukan pula Rapid Ureum Test (CLO). Kriteria minimal
yang ditegakkan diagnosis Helicobacter Pylory jika hasil Ureum Test (CLO)
lambung.
1. Gastritis akut
dan muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan
17
Ulserasi superfisial yang dapat terjadi dan dapat menimbulkan
anoreksia) dan dapat terjadi muntah, serta cegukan beberapa pasien adalah
asimtomatik, kolik dan diare dapat terjadi jika makanan pengiritasi tidak
dalam sehari meskipun nafsu makan kurang atau menurun selama 2 sampai
2. Gastritis kronis
12 dan pada Gastritis Tipe B pasien mengeluh anoreksia, sakit ulu hati
setelah makan, bersendawa, rasa pahit atau mual dan muntah (Monica Ester,
2002).
mengeluh nyeri hati, anoreksia, nusea dan pada pemeriksaan fisik tidak
1. Gastritis akut
18
sekresi asam lambung berupa antagonis reseptor H2 Inhibition pompa
proton, antikolinergik dan antasid juga ditujukan sebagai sifo protektor berupa
dan menghentikan obat yang dapat menjadi kuasa dan pengobatan suportif.
keadaan klinis yang berat. Untuk pengguna aspirin atau anti inflamasi
menghentikan perdarahan saluran cerna bagian atas, karena tidak ada bukti
membaik dan lesi mukosa akan segera normal kembali, pada sebagian
19
endoskopi skleroterapi, embolisasi arteri gastrika kiri atau gastrektomi.
2. Gastritis kronis
Faktor utama adalah ditandai oleh progesif epitel kelenjar disertai sel
parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa
penyakit auto imun yang disebabkan oleh adanya auto antibodi terhadap sel.
Parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik dan berkaitan dengan tidak
adanya sel parietal dan Chief Cell, yang menurunkan sekresi asam dan
20
Jadi penyebab utama Gastritis Tipe B adalah infeksi kronis oleh
dengan Gastritis kronis alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung
harus dihindari. Bila terjadi anemia defisiensi besi (yang disebabkan oleh
perdarahan kronis), maka penyakit ini harus diobati, pada anemia pernisiosa
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Bagan 3.1
B. Defenisi Operasional
B.1. Pengetahuan
22
Pengetahuan adalah segala hal yang diketahui oleh responden
b. Cukup : Bila skor yang diperoleh 55-75%, bila jumlah soal dijawab
1-10 soal.
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Ordinal
B.2. Umur
Adalah lamanya hidup responden yang dihitung sejak lahir hingga saat
a. 18-28 tahun
b. 29-39 tahun
c. 40-50 tahun
B.3. Pendidikan
23
c. Perguruan Tinggi : D.III, S.1
buku
kesehatan / pamflet
C. Jenis Penelitian
24
Penelitian ini dilakukan di RSU. dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2009.
Bulan
Kegiatan April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Penyusunan proposal
Pengajuan proposal
Seminar proposal
Persiapan penelitian
Pengumpulan data
Pengolahan data
Penyusunan KTI
Penyerahan KTI
Ujian KTI
Perbaikan
Penggandaan KTI
E.1. Populasi
penderita Gastritis yang dirawat di ruang inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
25
E.2. Sampel
kuesioner,cara pengisian dan ditanyakan pada responden bila ada hal yang
tidak dimengerti.
1. Editing
tidak lengkap memberi dua tanda silang pada jawaban dan soal
yang belum dijawab dengan tujuan agar data yang masuk dapat
26
yang menggambarkan hasil yang diteliti, kemudian data
2. Coding
3. Tabulating
distribusi frekuensi
H. Analisa Data
data yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
analisa data ini dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan teori
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
tentang gastritis di RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2009” didapat hasil
sebagai berikut :
28
Dari tabel A.1. diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden
Umur
No. Jumlah Persentase
(Tahun)
1 18-28 tahun 13 32,5%
2 29-39 tahun 20 50%
3 40-50 tahun 7 17,5%
JUMLAH 40 100%
Tingkat Pengetahuan
Umur Jumlah
No. Baik Cukup Kurang
(Tahun)
f % f % f % f %
1 18-28 3 23,1 6 46,1 4 30,8 13 100
2 29-39 1 5 11 55 8 40 20 100
3 40-50 - - 7 100 - - 7 100
29
berpengetahuan cukup sebanyak 11 orang (55%) pada umur 29-39 tahun,
Umur
No. Jumlah Persentase
(Tahun)
1 SD, SMP 8 20%
2 SMU 21 52,5%
3 D-III, S1 11 27,5%
JUMLAH 40 100%
Tingkat Pengetahuan
Umur Jumlah
No. Baik Cukup Kurang
(Tahun)
f % f % f % f %
1 SD, SMP - - - - 8 100 8 100
2 SMU 3 14,3 14 66,7 4 19 21 100
3 D-III, S1 1 9,1 10 90,9 - - 11 100
30
berdasarkan pendidikan D III dan SI, dan berpengetahuan cukup sebanyak
Umur
No. Jumlah Persentase
(Tahun)
1 Media elektronik 4 10%
2 Media cetak 25 62,5%
3 Tenaga kesehatan 11 27,5%
JUMLAH 40 100%
Tingkat Pengetahuan
Jumlah
No. Umur (Tahun) Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 Media elektronik - - 3 75 1 25 4 100
2 Media cetak 1 4 21 84 3 12 2 100
5
3 Tenaga kesehatan 3 27,3 - - 8 72,7 1 100
1
31
Dari tabel A.7. diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
B. Pembahasan
merupakan hasil dari tahu dan itu terjadi setelah seseorang melakukan
banyak responden berumur 18-28 tahun dan 29-39 tahun daripada umur 40-
32
50 tahun. Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2003) berpendapat bahwa
D-III, S1.
tahun.
33
berpengetahuan baik dan responden yang berumur 18-28 tahun ada 3 orang
usia 40-50 tahun beranggapan bahwa dirinya tidak perlu lagi mengikuti
umur ini dianggap waktu persiapan untuk menghadapi pensiun dan tidak
perduli dengan keadaan yang dialaminya Tetapi umur yang masih dalam
tahap perkembangan yaitu umur 18-28 tahun ada yang baik. Hal ini mungkin
dialami.
34
(1999) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan hidup manusia semakin
berkualitas.
seseorang yang berpendidikan SD, SMP dan SMA sulit menerima ide-ide,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru, serta keinginan dan minat untuk
hidup sehat sangat kecil dibandingkan dengan pendidikan DIII, SI yang lebih
untuk meningkatkan taraf hidup yang sehat. Dan Jika orang yang
35
Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
kesehatan.
2001).
cukup dari media cetak. Menurut asumsi penulis hal ini mungkin disebabkan
karena sumber informasi dari media elektronik dan tenaga kesehatan hanya
dapat dilihat dan didengar lewat radio, TV, internet dan tenaga kesehatan,
tetapi tidak dapat dimiliki sepenuhnya dan tentang Gastritis lebih banyak
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
gastritis di RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2009” dapat diambil
adalah cukup.
umur adalah cukup sebanyak 7 orang (100%) pada umur 40-50 tahun.
37
B. Saran.
B.1. Diharapkan bagi responden untuk aktif dalam mencari informasi tentang
kesehatan.
38