Anda di halaman 1dari 28

USULAN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA


SANTRI TERHADAP SWAMEDIKASI GASTRITIS
DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
TAHUN 2022

Diusulkan Oleh :
AZIZAH SALMA ARTAMEVIA
34190284

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gatritis yaitu penyakit yang diakibatkan dari meningkatnya produksi asam

lambung sehingga menyebabkan lambung teriritasi. Gatritis menimbulkan gejala

seperti mual, muntah, kembung, cepat kenyang, sendawa, dan rasa panas di dada

(Dharmika, 2014). Gastritis merupakan salah satu penyakit yang umum terjadi di

kalangan masyarakat. Hal tersebut diakibatkan dari berbagai faktor seperti pola

makan dan gaya hidup. Di Indonesia sendiri gatritis merupakan penyakit terbanyak

dari 10 penyakit, dengan persentase 40,8% dengan prevalasi 274,396 kasus dari

238.452.952. Gatritis termasuk kedalam penyakit ringan yang dapat disembuhkan

dengan pengobatan sendiri (WHO, 2013 dalam Wahyuni 2017).

Pada kalangan mahasiswa tidak sedikit orang yang mengalami gastritis, hal

tersebut disebabkan karena berbagai faktor, seperti gaya hidup yang salah dan pola

makan yang tidak teratur. Selain itu tekanan yang berkepanjangan dapat memicu

terjadinya gastritis. Menurut Rikesda pada tahun 3013 gastritis bayak menyerang

mahasiswa dan siswa di Jawa Tengah sebanyak 79,6% (Novianti, 2020).

Dalam meningkatkan status kesehatan berbagai macam upaya untuk

dilakukan, diantaranya dengan pengobatan ke dokter, pengobatan diri sendiri atau

swamedikasi, dan pengobatan tenaga medis lainya seperti mantri (Tjay, 1993).

Swamedikasi merupakan diagnosa gejala sendiri tanpa berkonsultasi dengan


dokter, disertai penggunaan obat dan pengobatan diri sendiri atau pengobatan yang

dilakukan tanpa resep dari dokter (Albusalih et al. 2017). Pada tahun 2018 terdapat

71,46% warga Indonesia yang melakukan swamedikasi, angka tersebut terus naik

dari tiga tahun terakhir, pada tahun 2017 terdapat 69,43% dan pada tahun 2018

terdapat 70,74 persen, lebih tepatnya warga tidak datang ke rumah sakit maupun

puskesmas (Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 dalam Perkasa 2020 ).

Swamedikasi juga sangat umum dilakukan di kalangan mahasiswa.

Swamedikasi di kalangan mahasiswa lebih sering dilakukan dibandingkan dengan

swamedikasi di kalangan masyarakat, karena tingkat pengetahuan mahasiswa

dalam swamedikasi lebih tinggi dibandingkan pengetahuan swamedikasi

masyarakat (Rikomah dalam Nuho 2018). Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan Rohmawati, 2016 terdapat mahasiswa kesehatan yang telah melakukan

swamedikasi sebesar 61,1% (Nuho 2018).

Pengetahuan termasuk ke dalam hal penting yang harus dipahami mahasiswa

dalam melakukan swamedikasi, pengetahuan yang sebaiknya diketahui seperti

mengenali gejala penyakit, memilih obat yang sesuai dengan indikasi dari

penyakit, mengikuti petunjuk pemakaian yang terdapat di dalam etiket dan

kemasan, dan memantau hasil dari terapi yang dilakukan untuk memungkinkan

timbulnya efek samping yang terjadi lalu dibuktikan dengan tindakan prilaku yang

akan membuktikan seseorang memiliki perilaku yang baik dalam melaksanakan

swamedikasi gastritis (Pujiasti, 2016).


Berdasarkan dari uraian yang telah dipaparkan maka peneliti tertarik untuk

meneliti Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Mahasiswa Santri Terhadap

Swamedikasi Gastritis Di STIkes Surya Global Yogyakarta tahun 2022.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pengetahuan dan perilaku mahasiswa santri terhadap

swamedikasi gastritis di STIkes Surya Global Yogyakarta tahun 2022 ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya gambaran pengetahuan dan perilaku mahasiswa

santri terhadap swamedikasi gastritis di STIkes Surya Global Yogyakarta tahun

2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa STIkes Surya Global

Dapat memberikan informasi kepada mahasiswa tentang swamedikasi

gastritis.

2. Bagi STIkes Surya Global

Dapat dijadikan bahan bacaan dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa

kesehatan khususnya mahasiswa farmasi terhadap swamedikasi gastritis

gastritis.

3. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengalaman selama masa penelitian..

4. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan acuan, referensi dan bahan pembanding atau dasar penelitian

selanjutnya untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

E. Keaslian Peneliti

a. Muhammad Hafidz, 2020. “Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat

Terhadap Tindakan Swamedikasi Penyakit Gastritis Di Desa Parapat

Kecamatan Soka Kabupaten Padang Lawas.” Persamaan dari penelitian ini

desain penelitian yaitu deskriptif dengan pendekatan potong silang (cross

sectional). Sedangkan perbedaannya terdapat pada tempat penelitian, dan

sampel penelitian.

b. Yudhaputra Perkasa, 2020. “Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap

Perilaku Swamedikasi Gastritis Pada Mahasiswa Di Universitas Islam Negri

Malik Ibrahim Malang Di Ma’had Tahun Ajaran 2019.” Persamaan dari

penelitian ini yaitu metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Sedangkan perbedaannya terdapat pada tempat penelitian, dan sampel

penelitian.

c. Bahiyah teh, 2020. “Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Swamedikasi Gastritis

Pada Mahasiswa Thailand Di Malang.” Persamaan dari penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sedangkan perbedaanya

terdapat pada tempat penelitian, dan sampel penelitian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari sebuah pemikiran yang diperoleh dari

sebuah ajaran atau pembelajaran yang diperoleh dari seseorang. Pengetahuan

merupakan sebuah domain yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku

terbuka (oven behavior). Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai hasil

penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang

dimilikinya seperti mata, hidung dan sebagainya, sehingga menghasilkan

pengetahuan. Hal tersebut sangat mempengaruhi intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek (Notoatmojo dalam Perkasa 2020). Dalam pengertian lain,

pengetahuan merupakan sebuah sensor atau hal yang dapat kita ketahui secara

langsung karena disampaikan oleh seseorang yang menjelaskan suatu hal kepada

kita (Mubarak dalam Perkasa 2020). Pengetahuan juga merupakan hasil dari

mengigat sesuatu yang pernah diketahui atau yang telah diajarkan baik secara

sengaja maupun tidak sengaja (Mubarak dalam Perkasa 2020).

Tingkat pengetahuan seseorang dapat dilakukan dengan wawancara atau

mengisi angket dengan menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden. Seberapa dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat tersebut. (Arikunto dalam Devianti

2011).

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut,

Notoatmojo 2003, diantaranya

1. Pengalaman

Pengalaman bisa diperoleh dari penglaman pribadi maupun pengalaman orang

lain. Pengalaman teraebut merupakan salah satu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan.

2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat menambag wawasan atau pengetahuan seseorang secara

umum. Seseorang yang lebih tinggi pendidikanya maka pengetahuannya akan

lebih luas.

3. Usia

Usia yang bertambah akan membuat seseorang menjadi lebih bijaksana dan

mempunyai banyak pengalaman untuk memiliki pengetahuan.

4. Sumber Informasi

Majunya terknologi akan mempengaruhi masyarakat dengan inovasi baru.

Sebagai sarana informasi, komunikasi, dari berbagai macam media massa

seperti televisi, radio, majalah, surat kabar, dan lain-lain mempunyai pengaruh

yang besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.


Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai beberapa tingkatan,

diantaranya :

1. Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah disimpan

sebelumnya setelah mengamati sesuatu (Notoatmodjo, 2010). Kata kerja

untuk mengukur seberapa besar pengetahuan seseorang tentang apa yang telah

dipelajarinya yaitu menyebutkan, mendefinisikan, dan menguraikan

(Notoatmodjo, 2007).

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan hanya memahami objek tersebut, tidak hanya

menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar terhadap

objek yang diketahui ( Notoatmodjo, 2010).

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi mempunyai arti apabila seseorang telah memahami objek tersebut

dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui pada

situasi lain (Notoatmodjo, 2010).

4. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010).


B. Perilaku

Perilaku merupakan segala aktivitas yang dilakukan seseorang secara

nampak dan dapat diobservasi oleh orang lain secara langsung (Lahey, 2009).

Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009

merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan seseorang untuk hidup lebih produktif secara sosial maupun

ekonomis.

Menurut Backer (1979) terdapat tiga klasifikasi perilaku kesehatan yang

membedakannya, diantaranya : (Notoatmojo, 2005)

1. Perilaku sehat

Perilaku sehat merupakan suatu perilaku yang berkaitan dengan cara

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, seperti :

a. Makan dengan menu yang seimbang

b. Kegiatan yang berhubungan dengan fisik secara teratur dan cukup

c. Tidak minum minuman keras, merokok dan narkoba

d. Istirahat cukup

e. Mengendalikan stres

f. Melakukan gaya hidup yang positif

2. Perilaku sakit

Perilaku sakit merupakan perilaku seseorang yang sakit atau terdapat masalah

kesehatan pada dirinya maupun keluarganya, pada saat seseorang merasakan

sakit terdapat beberapa perilaku yang dilakukan, seperti :


a. Diam saja (no action), yaitu mengabaikan rasa sakit tersebut, lalu tetap

menjalankan kegiatan sehari-hari.

b. Melakukan pengobatan sendiri (self medication).

c. Mencari pengobatan atau penyembuhan.

3. Perilaku orang sakit

Seseorang yang sakit harus mengambil peran dengan menjalankan perilaku

orang sakit, seperti :

a. Tindakan dalam memperoleh kesehatan.

b. Tindakan dalam mengenal dan mengetahui fasilitas kesehatan yang

tepat agar memperoleh kesembuhan.

c. Selama proses penyembuhan tidak melakukan hal yang merugikan.

d. Harus melakukan kewajiban adar penyakit tidak kambuh.

Perilaku kesehatan mempunyai berbagai macam tingkatan berdasarkan

intensitas, diantaranya :

1. Menerima (receiving)

Menerima mempunyai arti individu atau subjek mau menerima objek yang

diberikan.

2. Menanggapi (responding)

Menanggapi mempunyai arti subjek memberi jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan yang dihadapi.

3. Menghargai (valuing)
Menghargai mempunyai arti subjek dapat memberi nilai atau respon positif

terhadap objek.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab mempunyai arti subjek berani mengambil resiko terhadap

sesuatu yang diyakini.

5. Tindakan (practice)

Tindakan dapat diartikan mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang

nyata terhadap suatu kondisi yang memungkinkan.

6. Praktik terpimpin (guided response)

Melakukan sesuatu sesuai dengan contoh dan sesuai dengan urutan yang

benar.

7. Adopsi (adoption)

Adopsi mempunyai arti tindakan yang sudah berkembang dengan baik atau

tindakan yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut.

C. Swamedikasi

1. Pengertian Swamedikasi

Swamedikasi yaitu proses pengobatan yang dilakukan oleh diri sendiri

mulai dari pengenalan gejala sampai pemilihan penggunaan obat. Gejala

penyakit yang dapat diketahui oleh orang awam yaitu gejala penyakit ringan
sedangkan obat yang digunakan dalam swamedikasi yaitu obat yang dapat

dibeli tanpa menggunakan resep dokter ataupun obat herbal dan tradisional

(Rikomah, 2018).

Swamedikasi merupakan pengobatan yang dilakukan masyarakat yang

mempunyai keluhan penyakit ringan dan tidak harus datang ke dokter serta

tidak harus membeli obat menggunakan resep. Obat-obatan yang digunakan

dalam swamedikasi hanya obat golongan bebas dan golongan obat bebas

terbatas saja (Rikomah, 2018).

2. Faktor-farktor Melakukan Swamedikasi

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan swamedikasi mengalami

peningkatan berdasarhan hasil penelitian WHO, diantaranya (Djunarko dkk

dalam Martika 2018) :

a. Kondisi ekonomi dan tidak pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau oleh

rumah sakit, klinik dokter dan dokter gigi yang menjadi sebab masyarakat

lebih memilih swamedikasi karena biaya relatif murah dan penyakit ringan.

b. Meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan bagi masyarakat

karena perkembanganya sistem informasi, pendidikan, dan kehidupan

sosial sehingga banyaknya pengetahuan untuk swamedikasi.


c. Promosi produsen yang gencar menyebabkan obat bebas dan obat bebas

terbatas dapat dikenal, karena dilakukan di berbagai media cetak maupun

media elektronik bahkan sampai beredar ke pelosok desa.

d. Banyaknya distribusi obat melalui warung obat desa yang berperan

meningkatkan pengetahuan penggunaan obat terutama obat tanpa resep

dalam sistem swamedikasi.

e. Kampanye swamedikasi yang rasional di masyarakat menyebabkan adanya

dukungan perkembangan farmasi komunitas.

3. Keuntungan Swamedikasi

Terdapat beberapa macam keungtungan melakukan swamedikasi dengan

penggunaan obat golongan terbatas dan bebas terbatas, diantaranya (Rikomah,

2018) :

a. Aman digunakan sesuai aturan pemakaian

b. Efektif untuk menghilangkan keluhan

c. Efisien biaya

d. Efisien waktu

e. Dalam pemilihan obat atau keputusan pemilihan terapi dapat telibat

langsung

f. Dalam keterbatasan jumlah tenaga kesehatan dapat meringankan beban

pemerintah dan sarana kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.


D. Gastritis

1. Pengertian Gastritis

Gastritis merupakan gejala penyakit yang menyerang pada lambung

disebabkan oleh luka atau peradangan lambung. Luka tersebut menyebabkan

mulas, perih, dan sakit pada bagian perit. Penyebabnya yaitu perusak mukosa

lambung lebih besar dari pada pertahanan mukosa lambung (Hasibun, 2020).

Penyakit gastritis merupakan penyakit yang dapat menggangu aktivitas

dan dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditangani dengan baik. Orang

yang memiliki pola makan tidak teratur dan yang sering mengonsumsi makanan

yang merangsang produksi asam lambung biasanya dapat terkena penyakit

gastritis. Infeksi mikroorganisme juga dapat menjadi salah satu penyebab

gastritis, salah satu gejalannya berupa sakit pada ulu hati, mual, muntah, nafsu

makan menurun, lemas, wajah pucat, sering sendawa, keluar keringat dingin,

dan bila kondisi sudah parah bisa terjadi muntah darah (Wijoyo, 2009).

2. Gejala Gastritis

a. Nyeri pada ulu hati

Ulu hati terdapat pada bagian dada dan perut yang berbentuk cekung.

Termpat tersebut adalah pertemuan antara esofagus dan lambung. Tempat

tersebut sering nyeri saat lapar maupun sedang dimasuki makanan.


b. Mual

Mual sering menghampiri penderita gastritis. Bahkan hingga terjadi

muntah pada saat keadaan yang berat, muntah tersebut dapat berupa cairan

berwarna kuning yang rasanya pahit.

c. Mudah masuk angin

Seseorang yang mempunyai penyakit gastritis biasanya sangat mudah

masuk angin karena dinding lambung yang tipis. Untuk menghindari

biasanya penderita tidak berada diruangan yang ber-AC atau lingkungan

yang bersuhu dingin.

d. Kepala pusing

Seseorang yang mempunyai penyakit gastritis biasanya sering mengalami

pusing akibat terlambat makan.. Kemungkinan disebabkan karena luka

yang ada di dalam perut sehingga darah dialirkan ke tempat sakit akibatnya

pasokan darah yang menuju ke otak sebagai nutrisi dan oksigen berkurang.

Kurangnya nutrisi dan oksigen di dalam otak menyebabkan pusing

(Martika, 2018)

3. Penyebab Gastritis

Penyebab penyakit gastritis terjadi akibat peningkatan produksi asam

lambung dan disebabkan oleh (Depkes RI, 2006):


a. Makanan atau minuman yang dapat merangsang lambung seperti makan

pedas atau asam, contohnya kopi dan alkohol.

b. Faktor dari sress baik stress fisik maupun stres mental.

c. Obat-obatan yang tertentu dan digunakan dalam jangka waktu lama, seperti

obat rematik, dan anti inflamasi.

d. Makan dengan jadwal yang tidak teratur.

4. Pengobatan dan Pencegahan Gastritis

Penderita gastritis dan gangguan pencernaan memerlukan diet khusus untuk

mempercepat penyembuhan. Dengan mengonsumsi makanan yang berstektur

lembut atau lunak, tidak merangsang asam lambung, dan porsinya harus kecil.

Makanan tersebut harus memenuhi gizi yang cukup, baik karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, mineral, dan air. Pengelolaan pun harus dengan metode rebus

dan kukus. Serta harus memperbanyak olahraga. Bahan pangan yang

mengandung gas seperti minuman bersoda, kopi, durian, dll harus dihindari.

Lalu hindari juga memasak dengan cara menggoreng dan memanggang, karena

hal tersebut akan memicu rangsangang rasa mual (Martika, 2018).

Pengobatan gastritis terdapat beberapa jenis yang sesuai dengan gejala dan

penyebab yang dialami, diantaranya beberapa jenis obat yaitu antasida,

antagonis histamin H2, pelindung mukosa, dan penghambat pompa proton

(Gunawan, 2016). Berikut penggolonganya :


a. Golongan Antasida

Antasida merupakan obat yang berperan untuk menetralkan asam

lambung sehingga dapat menghilangkan nyeri yang terlalu banyak pada

asam lambung (Gunawan, 2016). Antasida mempunyai mekanisme

kerja yaitu basa lemah dengan asam hidroklorida untuk menetralkan

lambung/ membentuk garam dan air (Katzung, 2011). Golongan

antasida diantaranya alumunium hidroksida, natrium bikarbonat,

magnesium hidroksida, kalsium karbonat dan magnesium trisilikat

(Gunawan, 2016)

b. Golongan antagonis reseptor H2

Antagonis reseptor H2 merupakan obat yang berfungsi untuk

meningkatkan penyembuhan ulser gastric atau mencegah terjadinya

stress ulser. Antagonis reseptor H2 mempunyai mekanisme kerja yaitu

menghambat produksi asam lambung untuk dirangsang oleh histamin

melalui kompetisi reversible dengan histamine yang berikatan dengan

reseptor H2 terdapat pada membran basolateral di sel-sel pariental,

contoh obatnya yaitu cimetidine dan ranitidine (Bruton et al, 2011).

c. Golongan penghambat pompa proton

Penghambat pompa proton merupakan merupakan penyembuhan ulser

gastric dan duodenum dan mengobati refluks gastroesofagus yang tidak

akan bereaksi dengan pengobatan antagonis reseptor H2. Contoh

obatnya yaitu omeprazol dan pantoprazol (Gunawan, 2016).


B. Kerangka Teori

Gastritis adalah peningkatan produksi asam lambung, yang mengakibatkan

iritasi lambung (Permenkes, 2006 dalam Perkasa 2020). Selanjutnya, orang yang

menderita gastritis akan mencari pengobatan yang nyaman bagi mereka. Ada 3

cara untuk mengobati gastritis, antara lain pengobatan sendiri untuk gastritis

(pengobatan sendiri), pergi ke dokter, dan pergi ke tenaga medis lain seperti bidan

atau paramedis (Tjay, 1993). Pengetahuan adalah hasil dari pemikiran seseorang

untuk menciptakan perilaku yang terbuka (Notoatmojo dalam Perkasa 2020).

Perilaku merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang secara nyata dan dapat

diobservasi oleh orang lain secara langsung (Lahey, 2009). Dalam penelitian ini

yang akan diteliti adalah pengobatan gastritis dengan cara swamedikasi.

Swamedikasi disini dipengaruhi oleh pengetahuan orang tersebut dimana

pengetahuan dan perilaku yang akan dilakukan dari orang tersebut. Apabila

pengetahuan seseorang baik maka perilaku yang akan dilakukan akan tepat.

Sehingga kedua hal tersebut dapat menimbulkan akibat bahwa kualitas hidup

seseorang akan menjadi lebih baik dan sehat.

C. Kerangka konsep

Mahasiswa STIkes
Surya Global Gastritis
Yogyakarta tahun 2022
Kuesioner pengetahuan
dan perilaku

Gambar 1

D. Hipotesis

Ho : Adanya hubungan antara gambaran pengetahuan dan perilaku mahasiswa

santri terhadap swamedikasi gastritis di stikes surya global yogyakarta tahun 2022.

Hi : Tidak adanya hubungan antara gambaran pengetahuan dan perilaku

mahasiswa santri terhadap swamedikasi gastritis di stikes surya global yogyakarta

tahun 2022.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk desain penelitian deskriptif yang bertujuan

untuk menggambarkan atau mendeskripsikan fakta tentang populasi secara

sistematis dan akurat. Dengan pendekatan potong silang (cross sectional) yaitu

data yang diambil dilakukan secara acak dalam waktu yang sama.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa stikes

surya global yogyakarta tahun 2022.

2. Sampel

Sampel yang digunakan yaitu mahasiswa stikes surya global

yogyakarta tahun 2022 yang ingin mengisi kuisioner, pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik probabilitas sampling dan menggunakan metode

simple random sample. Pada metode setiap responden memiliki kesempatan

untuk mengisi kuesioner, dengan diterapkannya kriteria inklusi yaitu

mahasiswa yang masih aktif tahun 2022 dan mahasiswa yang mau mengisi
kuesioner. Sampel pada penelitian yang akan diambil menggunakan rumus

Slovin (Sugiyono,2010). Rumus yang digunakan dalam perhitungan yaitu :

N
n=
1+ Ne 2

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu

gambaran pengetahuan dan perilaku mahaswa santri terhadap swamedikasi

gastritis di STIkes Surya Global yogyakarta tahun 2022.

D. Definisi Operasional

a. Gastritis merupakan penyakit yang disebabkan oleh luka atau peradangan

pada lambung. Terdapat beberapa faktor penyebab dari gastritis, diantaranya

makan dan minum yang dapat merangsang lambung, lalu stres, jadwal makan

yang tidak teratur, dan faktor dari obat-obatan. Dengan gejala yang ditandai

dengan nyeri ulu hati, mual bahkan muntah, dan kepala pusing.

b. Swamedikasi merupakan pengobatan yang dilakukan sendiri dengan

mengenali gejala danpenyebab dari penyakit yang diderita. Bagi seseorang

yang melakukan sewamedikasi maka harus dilakukan pemilihan dalam obat,

obat yang digunakan yaitu obat tanpa resep dokter hanya obat bebas dan obat

bebas terbatas.

c. Pengetahuan merupakan sebuah pemikiran seseorang dari sebuah

pembelajaran yang diperoleh dari seseorang. Terdapat beberapa farktor yang


dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu pengalaman, tingkat pendidikan, usia,

dan sumber informasi.

d. Perilaku merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang secara langsung

dan dapat diobservasi oleh orang lain yang memperhatikan nya secara

lansung. Terdapat tiga klasifikasi dalam prilaku sehat yaitu prilaku sehat,

prilaku sakit, dan prilaku orang sakit.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di STIkes Surya Global Yogyakarta. Periode

yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2022

F. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

Instrumen dari penelitian ini yaitu pertanyaan kuesioner/angket yaitu

pertanyaan mengenai pengetahuan swamedikasi gastritis dan perilaku

swamedikasi gastritis dengan menggunakan pilihan berupa checklist. Responden

menandai jawaban yang benar dan tepat.

Metode pengumpulan data dari penelitian ini yaitu dilakukan dengan

memberikan kuisioner. Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawab

dengan tepat (Sugiono, 2011).

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pengolahan data dengan beberapa

langkah, yaitu menyunting data (editing), memberi kode (coding), memasukkan


data (data entry), dan tabulasi data (tabulating). dengan menggunakan program

pengelolaan data statistik yaitu dengan perangkat lunak SPSS 22. Data yang sudah

dimasukkan lalu diolah menggunakan uji statistik independent sample T Tes (T

test tidak berpasangan) yang merupakan salah satu uji untuk mengetahui

perbedaan antara dua sample yang berbeda.

H. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan
Nov Des Jan Feb Mar
Penyusunan usulan
1 KTI
2 Perizinan penelitian
3 Penelitian
4 Analisis data
5 Penyusunan KTI
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, H.M. 2020. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap

Tindakan Swamedikasi Penyakit Gastritis Di Desa Parapat Kecamatan Sosa

Kabupaten Padang Lawas. Karya Tulis Ilmiah. Medan : Politeknik Kesehatan

Kemenkes Medan.

Mohammed, M.B. 2021. Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Swamedikasi Penyakit

Maag Musyrifah Ma’had Uin Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2021.

Skripsi. Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Nenusiu

Novitayanti, E. 2020. Identifikasi Kejadian Gastritis Pada Siswa Smu Muhammadyah

3 Masaran. INFOKES. Vol. 10 No. 1.

Nuho, Y. 2018. Gambaran Swamedikasi Di Kalangan Mahasiswa Program Studi

Farmasi Keperawatan Gigi Dan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes

Kupang. Karya Tulis Ilmiah. Kupang : Poltekkes Kemenkes Kupang.

Perkasa, Y.G. 2020. Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Swamedikasi

Maag Pada Mahasiswa Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim

Malang Di Ma’had Tahun Ajaran 2019/2020. Skripsi. Malang : Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.


Sani, K.F. 2017. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas Dan Eksperimental.

Ed.1, Cet. 2. Yogyakarta : Deepublish.

Teh, B. 2020. Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Swamedikasi Maag Pada

Mahasiswa Thailand Di Malang. Skripsi. Malang : Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim.

Anda mungkin juga menyukai