Anda di halaman 1dari 20

10/25/2022

Dyah Anggraeni

bagian dari ilmu farmakologi


yang mempelajari tentang
bagaimana suatu obat (bahan
aktif) bekerja sehingga
menghasilkan efek biologis.
PENGERTIAN
Dengan kata lain bahwa
farmakodinamik adalah
cabang dari ilmu farmakologi
yang mempelajari apa yang
dilakukan obat terhadap
tubuh.

1
10/25/2022

▪ Efek suatu obat dapat terjadi jika molekul obat berikatan dengan suatu molekul
spesifiknya, sehingga menyebabkan reaksi biokimiawi dan menghasilkan efek
biologis
▪ Molekul spesifik tersebut merupakan binding site yang biasa disebut target obat.
Interaksi antara molekul obat dan sel mendasari penjelasan molekuler interaksi
obat dengan reseptornya.
▪ Paul Ehrlich menyatakan ‘Corpora non agunt nisi fixata’, yang berarti bahwa suatu
obat tidak akan bekerja sampai dia berikatan
▪ Pemahaman tentang mekanisme kerja obat merupakan dasar penentuan terapi
rasional suatu obat dan desain obat baru serta unggulan dari suatu agen terapi

2
10/25/2022

▪ Obat yang bekerja tidak melalui


target spesifik Contoh : antasida,
anestesi umum, osmotik diuretik.
▪ Obat yang bekerja dengan cara
mengubah sistem transport.
Contoh : kalsium antagonis,
MEKANISME KERJA kardiak glikosida, obat anestesi
OBAT DAPAT local.
DIGOLONGKAN ▪ Mengubah fungsi enzim. Contoh :
MENJADI COX inhibitor, MAO inhibitor,
AChE inhibitor
▪ Obat yang bekerja pada reseptor
Contoh: hormone,
neurotransmiter.

3
10/25/2022

Reseptor

Kanal ion

TARGET OBAT
Enzim

transporter

▪ Reseptor adalah setiap


molekul target yang
harus diikat oleh obat
supaya obat tersebut
dapat menghasilkan
RESEPTOR
efeknya yang spesifik
atau dengan kata lain
reseptor adalah tempat
kerja obat (site of action).

4
10/25/2022

▪ Reseptor adalah komponen


makro molekul dari sel yang
dapat mengenali dan berinteraksi
dengan substansi endogen untuk
menghasilkan respon biologis.
▪ Sedangkan obat atau substansi
eksogen lainnya akan berikatan
dengan ‘drug target’ nya untuk
dapat memberikan respon
biologis. Drug target atau
reseptor ini umumnya berupa
protein

Enzim

MOLEKUL YANG Membran protein


DAPAT BERPERAN
SEBAGAI RESEPTOR Asam nukleat

Komplek polisakarida

5
10/25/2022

Memiliki spesifisitas
▪ Reseptor tertentu hanya akan
berikatan dengan reseptor tertentu
saja atau lebih dikenal dengan
mekanisme ‘Lock and key’.
▪ Obat A memiliki struktur yang kompatibel
terhadap reseptornya sehingga dapat
menimbulkan aksi. sedangkan obat B tidak
dapat berikatan dengan reseptor tersebut
karena memiliki struktur yang berbeda.

Menghasilkan respon yang


selektif
• Oleh karena spesifitasnya, maka
respon yang dihasilkan oleh ikatan
reseptor-substrat (ligan) juga spesifik.

KARAKTERISTIK
RESEPTOR
Memiliki sensitifitas
• Diperlukan sejumlah ligan/obat
tertentu untuk dapat menghasilkan
respon yang diinginkan. Tidak ada
obat yang sepenuhnya spesifik dalam
aksinya, pada beberapa kasus
peningkatan dosis dapat
mempengaruhi target lain sehingga
menimbulkan efek samping

6
10/25/2022

▪ Regulator : memperantarai aksi


endogenous ligan Misalnya :
hormone. Neurotransmiter autokoid
▪ Enzim : dalam mekanismenya
berperan menghambat maupun
TIPE PROTEIN aktivasi Misalnya : dihidrofolase
reductase, reseptor metotreksat
PADA RESEPTOR ▪ Transport : memperantarai transport
ion Misalnya : Na+/K_-ATPase pada
digitalis glikosida
▪ Struktural : terintegrasi dalam
strultur sel Misalnya : tubulin
(reseptor untuk colchicine)

▪Ligand-Gated Ion
Channel Receptor
▪G Protein Couple
Receptor (GPCR)
▪Kinase-Linked
Receptor
▪Nuclear Receptor

7
10/25/2022

Reseptor kanal Ion


• Merupakan suatu reseptor membrane
yang langsung terhubung olah suatu
kanal ion
• Contoh reseptor asetilkolin nikotinik,
RESEPTOR DIBAGI reseptor GABAA dan reseptor glutamate

MENJADI 4 Reseptor yang tergandeng


KELOMPOK dengan protein G
• Reseptor ini merupakan reseptor
membrane yang tergandeng dengan
system efektor yang disebut protein G
• Contoh : reseptor asetilkolin muskarinik,
reseptor adrenergic, reseptor histamin,
reseptor dopaminergic dan reseptor
seretonin

Reseptor yang terkait dengan aktivitas


kinase
▪ Merupakan reseptor yang memiliki
aktivitas kinase dalam transduksi
sinyalnya dan berada di memebra
▪ Contoh : reseptor sitokin, reseptro
growth factor dan reseptor insulin
Reseptor Inti
▪ Berbeda dengan 3 kelompok reseptor
diatas yang berlokasi dimembran sel,
reseptor ini berada di dalam sitoplasmik
atau nucleus. Aksi langsungnya
mengatur transkrip gen yang
menentukan sistesis protein tertentu
▪ Contoh: reseptro steroid, reseptor
estrogen

8
10/25/2022

▪ Reseptor sangat menentukan hubungan kuantitatif antara


dosis atau konsentrasi obat dengan efek farmakologis.
Afinitas reseptor untuk berikatan dengan obat ditentukan
konsentrasi obat untuk membentuk kompleks
liganreseptor yang sesuai. Jumlah total reseptor membatasi
efek maksimal yang dihasilkan.

▪ Reseptor berperan pada sensitifitas obat. Ukuran, bentuk


dan muatan molekul menentukan apakan obat tersebut
akan berikatan dengan reseptor spesifiknya. Perubahan
struktur kimia obat secara drastis dapat meningkatkan atau
menurunkan afinitas obat baru untuk jenis reseptor yang
berbeda sehingga akan menyebabkan perubahan efek
terapi maupun efek toksik.
▪ Reseptor memediasi peran agonis maupun antagonis.
Agonis maupun antagonis bekerja pada respon tertentu
baik pada reseptor yang sama (kompetitif agonis) maupun
bekerja pada reseptor yang berbeda (agonis non
kompetitif)

9
10/25/2022

Addictive effect : jika respon dari


obat obat tersebut mengikuti rumus
penjumlahan.

JIKA 2 ATAU LEBIH


OBAT YANG Synergystic effect : jika respon dari
obat-obat tersebut lebih besar dari
DIBERIKAN DALAM efek tunggalnya, tetapi lebih kecil
WAKTU BERSAMAAN dari efek penambahannya.
MAKA
Antagonistic effect : jika respon
obat saling menghambat atau
berlawanan.

▪ Ikatan obat dengan


reseptor dapat
melalui beberapa
cara (kiri) terkait
dengan efek yang
dihasilkan
digambarkan
dalam diagram
kanan

10
10/25/2022

INTERAKSI ANTARA
LIGAN DENGAN
Agonis
RESEPTORNYA
DAPAT
DIKATEGORIKAN
Antagonis

▪ Suatu obat atau endogenous ligan yang


berikatan dengan resptornya. Ikatan
yang terjadi antara agonis dengan
reseptornya yang menghasilkan suatu
efek biologis.
▪ Obat yang mengaktifkan reseptor
dengan berikatan dengan reseptor

11
10/25/2022

▪ Sebagian besar agonis berikatan melalui ikatan ion,


hidrogen, dan van der Waals (jumlah gaya tarik dan
dorong antara molekul).
▪ Ikatan-ikatan ini bersifat reversibel. Sedangkan
sebagian kecil agonis berikatan dengan reseptor secara
kovalen, dan ikatan ini bersifat ireversibel.
▪ Reseptor sering digambarkan sebagai protein yang bisa
berikatan ataupun tidak berikatan dengan ligan agonis.
▪ Ketika reseptor berikatan dengan ligan agonis, maka
akan menghasilkan efek obat.
▪ Ketika tidak berikatan, maka efek obat tidak akan
muncul.

▪Keadaan reseptor dibagi menjadi berikatan


dan tidak berikatan, yang masing-masing
menghasilkan bentuk yang berbeda.
▪Agonis secara sederhana sering digambarkan
sebagai pengaktif reseptor
▪Dalam hal ini, besarnya efek obat tergantung
dari total jumlah reseptor yang terikat.
Sehingga efek obat paling maksimal terjadi
ketika semua reseptor terikat

12
10/25/2022

▪ Dua obat atau ligan yang mempunyai


reseptor yang sama, sehingga akan
menduduki (meng-akupansi) reseptor
yang sama. Misalnya, atropine
menduduki reseptor asetilkolin sehingg
amenghalangi asetilkolin berikatan
dengan reseptornya. Kondisi ini
mengakibatkan respon asetilkolin
terhambat atau berkurang.
▪ Obat yang berikatan dengan reseptor
tanpa mengaktifkan reseptor tersebut

13
10/25/2022

▪ Antagonis biasanya berikatan melalui ikatan


ion, hidrogen, atau van der Waals sehingga
bersifat reversibel. Antagonis menghalangi
kerja agonis dengan mencegah agonis
berikatan dengan reseptor sehingga efek obat
tidak bisa dihasilkan.

▪ Antagonis kompetitif terjadi saat konsentrasi antagonis meningkat


dan menghambat respon agonis secara progresif. Hal ini
menyebabkan perpindahan kekanan hubungan dosis-respon dari
agonis.
▪ Antagonis non kompetitif terjadi bila setelah pemberian antagonis,
konsentrasi agonis yang tinggi sekalipun tetap tidak mampu
melampaui antagonis. Hal ini bisa dikarenakan agonis berikatan
secara ireversibel dengan reseptor, atau agonis tersebut berikatan di
lokasi yang berbeda pada molekul dan interaksinya bersifat
alosterik (berdasarkan perubahan pada bentuk dan aktivitas
reseptor). Antagonis non kompetitif menyebabkan pergeseran ke
kanan dari hubungan dosis-respon dan juga menurunkan efikasi
maksimun dari konsentrasi berbanding respon

14
10/25/2022

▪ ikatan antagonis bisa bersifat reversible (dapat


dipengaruhi konsentrasi agonisnya) ataupun dapat
bersifat irreversible atau pseudoirreversible
dengan ikatan yang sangat kuat.

▪ Obat yang berikatan dengan reseptor yang sama


dengan agonis tetapi tidak mempengaruhi atau
menghambat ikatan agonis bekerja secara
allosteric yang akan meningkatkan atau
menghambat aksi agonis. Sedangkan obat yang
menghambat ikatan agonis dengan reseptrnya
disebut inhibitor

15
10/25/2022

▪ Afinitas : kemampuan mengikat reseptor


▪ Aktivitas instrinsik (Efikasi) : kemampuan suatu obat untuk menimbulkan suatu
efek

AGONIS PENUH
ANTAGONIS
AGONIS PARSIAL

Agonis Penuh : Bila obat tersebut dapat menimbulkan respon maksimal


walaupun tidak semua reseptor diduduki, karena agonis penuh memiliki
efikasi yang tinggi

Antagonis : bila obat tidak menimbulkan efek apa-apa karena efikasi


antagonis adalah NOL dan hanya mempunyai afinitas kepad resptor saja

Agonis Parsial : bila obat memiliki efikasi yang rendah dan memiliki
sifat-sifat yang terletak diantara agonis penuh dan antagonis → obat-
obat yang memiliki efikasi rendah dapat menghasilkan suatu reapon
yang kurang dari maksimal walaupun hamper semua reseptor diikatnya

16
10/25/2022

▪ Partial agonist adalah obat yang berikatan dengan reseptor dan


mengaktifkannya tetapi tidak sebesar full agonist. Walaupun pada
dosis supramaksimal, partial agonist tidak bisa menimbulkan efek
obat yang optimal.
▪ Partial agonist juga memiliki aktivitas antagonis yang disebut agonis-
antagonis. Ketika partial agonist diberikkan bersama full agonist, hal
ini akan mengurangi efek dari full agonist.
▪ Sebagai contoh, butorphanol adalah partial agonist pada reseptor μ
opioid. Ketika diberikan tunggal, butorphanol memberikan efek
analgesik yang sedang. Ketika diberikan dengan fentanyl, maka akan
membalikan separuh efek analgesik dari fentanyl, dan pada pasien
yang menggunakan opioid kronik maka akan menimbulkan
withdrawal. Inverse agonist berikatan pada lokasi yang sama dengan
agonis (dan biasanya berkompetisi), tetapi menghasilkan efek yang
berlawanan dengan agonis. Inverse agonist mematikan kerja
konstitutif dari reseptor

▪ Suatu bahan dapat berfungsi sebagai


obat sekaligus sebagai racun tergantung
dosis yang diterima. Batas dosis terkecil
yang mulai menimbulkan efek (efikasi)
sampai dosis terbesar yang tidak
menimbulkan efek toksis disebut
JENDELA TERAPI therapeutic window (jendela terapi).
▪ Setiap obat memiliki rentang dosis yang
berbeda dalam menimbulkan efek
farmakologis. ada obat yang memiliki
jendela terapi sempit dan yang memiliki
jendela terapi yang luas.

17
10/25/2022

▪ Hubungan antara dosis respon


dengan efek terapi, efek toksis,
serta efek samping indeks terapi
(TI) didefinisikan sebagai rasio
TDSO/EDS

18
10/25/2022

Potensi adalah jumlah obat


(misalnya dalam mg) yang
dibutuhkan untuk menghasilkan
Sedangkan efikasi didefinisikan
efek tertentu yang diinginkan.
sebagai efek yang dihasilkan oleh
Suatu obat dikatakan memiliki
suatu obat yang tergantung
potensi yang lebih jika jumlah
besarnya dosis.
obat yang dibutuhkan sedikit
untuk menghasil suatu respon
tertentu.

▪ Suatu obat dapat mengalami


perubahan respon dari respon yang
seharusnya dengan dosis yang sama.
Respon obat yang mengalamai
penurunan disebut toleransi,
sedangkan respon obat yang
mengalami peningkatan disebut
sensitisasi.
▪ Gambar disamping menunjukkan
terjadinya sensitisasi suatu obat,
sehingga menggeser kurva ke arah
kiri. hal ini menunjukkan bahwa
dengan inisiasi dosis yang kecil dapat
menimbulkan efek yang lebih besar.
Sedangkan toleransi terjadi karena
respon obat yang semakin menurun
dengan dosis sama.

19
10/25/2022

▪ Innate tolerance merupakan


toleransi bawaan yang
didapatkan secara genetis dan
sudah ditemukan sejak pertama
kali obat diberikan. TOLERANSI DIBAGI
MENJADI 2
▪ acquired tolerance dibagi lagi
menjadi 3, yaitu : farmakokinetik,
farmakodinamik dan learn
tolerance.

▪ Toleransi farmakokinetik. Terjadi karena


perubahan distribusi dan metabolisme
suatu obat setelah pemberian berulang.
Mekanisme umum yang sering terjadi
adalah peningkatan kecepatan
metabolisme suatu obat.
▪ Toleransi farmakodinamik. Meupakan
respon adaptif yang terjadi pada sistem
sehingga menyebabkan menurunnya
respon obat. Misalnya perubahan respon
suatu obat akibat perubahan densitas
atau efisiensi coupling reseptor
terhadap ialur signal transduksi

20

Anda mungkin juga menyukai