Anda di halaman 1dari 22

INTERAKSI OBAT DENGAN BIOPOLIMER

SRI SUDEWI, S.Si.,M.Sc


• Perubahan kondisi yang menyebabkan efek (respon)
• Respon (efek) obat: perub. Struktur, fungsi dan proses
sbg akibat kerja obat
• Respon/efek: utama(diinginkan) dan samping (tidak
diinginkan)
Tingkat aksi obat

Interaction of
molekuler subseluler sel Organ/tissue Whole organism
organism

sederhan
kompleks
a
• Semua molekul organik asing yang masuk ketubuh,
kemungkinan besar berikatan dengan konstituen jaringan atau
biopolimer seperti protein, lemak, asam nukleat,
muskopolisakarida, enzim biotransformasi dan reseptor.
• Pengikatan obat-biopolomer tergantung pada sifat kimia fisika
molekul obat dan karakteristik biopolimer. Molekul obat
berinteraksi dengan lebih dari satu biopolimer yang berada
dalam cairan luar sel, membran sel dan cairan dalam sel.
• Interaksi obat-biopolimer mempengaruhi awal kerja dan masa
kerja obat serta besar efek biologis yang ditimbulkannya.
• Berdasarkan sifatnya, interaksi obat-biopolimer dikelompokan
menjadi dua, yaitu interaksi tidak khas dan interaksi yang khas.
INTERAKSI NON SPESIFIK
• interaksi obat dengan biopolimer, yang hasilnya tidak
memberikan efek yang berlangsung lama dan tidak
menyebabkan perubahan struktur molekul obat maupun
biopolimer
• Interaksi ini bersifat terpulihkan, ikatan kimia yang terlibat
pada umumnya mempunyai kekuatan yang relatif lemah.
• Interaksi tidak khas tidak menghasilkan respons biologis.
1. Interaksi dengan protein
• Interaksi obat-protein bersift terpulihkan dan ikatan kimia
yang terlibat dalam interaksi ini adalah ikatan-ikatan ion
hidrogen, hidofob, dan ikatan vanderwals. Pengikatan
obat bio-polimer sebagian besar terjadi dalaml cairan
darah dan kadar obat bebas dalam darah selalu barkatian
dengan kadar obat yang terikat oleh protein plasma.
2. Interaksi obat dengan jaringan

Selain dengan protein plasma,obat dapat pula berinteraksi


dengan jaringan membentuk depo obat diluar plasma
darah
3. Interaksi obat dengan asam nukleat

Beberapa obat tertentu dapat


berinteraksi dengan asam
nukleat dan terikat secara
terpulihkan pada asam
ribonukleat (RNA) , Asam
Deoksiribonukleat (DNA) atau
nukleotida inti sel.
4. Interaksi obat dengan mukopolisakarida

Mukopolisakarida merupakan makromolekul yang


mempunyai gugus – gugus polar dan sebagian besar
bermuatan negatif.Daya hidrasinya sangat kuat,dan
makromolekul ini dapat mengikat secara tidak khas obat
yang bermuatan positif.
5. Interaksi obat dengan jaringan lemak

Tubuh mengandung lemak netral cukup besar, sekitar 20-


50 %berat badan, yang berfungsi sebagai depo obat-obat
yang mudah larut dalam lemak.Dalam depo lemak, obat
terikat pada gliserida netral asam lemak,fosfolipid yang
bersifat polar, seperti lesitin dan safalein, sterol seperti
kolesterol, dan glikolipid, seperti serebrosida. Ikatan obat –
jaringan lemak bersifat terpulihkan dan tidak begitu kuat.
Sifat kelarutan dalam lemak dapat berpengaruh terhadap
aktivitas biologis obat.
6. Pengaruh Lain- lain dari interaksi tidak khas

• Pada interaksi tidak khas, jumlah obat yang terikat pada


tempat pengikatan merupakan fungsi dari kadar obat,
afinitas obat terhadap tempat pengikatan dan kapasitas
tempat pengikatan. Tempat pengikatan obat jumlahnya
terbatas sehingga kemungkinan dapat terjadi kejenuhan,
walaupun pada dosis normal keadaan tersebut jarang
terjadi.
• Afinitas terhadap tempat pengikatan dari tiap obat
berbeda-beda, sehingga kemungkinan terjadi persaingan
antar molekul obat atau antara molekul obat dengan
bahan normal tubuh dalam memperebutkan tempat
pengikatan. Hal ini dapat memberikan pengaruh yang
menguntungkan ataupun merugikan.
Interaksi spesifik
• adalah interaksi yang menyebabkan perubahan struktur
makromolekul reseptor sehingga timbul rangsangan
perubahan fungsi fisiologis normal, yang diamati sebagai
respons biologis
13

Aksi spesifik

Molekul
enzim reseptor Kanal ion
pembawa
ENZIM
• Obat bekerja pada enzim dibagi menjadi 2 berdasarkan
mekanisme aksinya :

1. Inhibitor kompetitif
Menghambat secara kompetitif kerja enzim sebagai substrat
analog
co: Neostigmin, organofosfat menghambat enzim
kolinesterase
Aspirin dan NSAID menghambat enzim siklooksigenase

2. Substrat palsu
Fluorourasil mengganti urasil sebagai intermediet pada
biosintesis purin  menghambat sintesis DNA  pembelahan
sel terhenti
KANAL ION
• Suatu saluran yang menjadi tempat masuk keluarnya ion melalui
membran
Bersifat selektif terhadap ion tertentu
Obat yang bekerja pada kanal dibagi 2:

Chanel Bloker Modulator

• Mengeblok • Memacu
Efek anti secara fisik pembukaan kanal Efek
anti
kejang • Contoh : Fenitoin • Contoh :
kejang,
mengeblok Benzodiazepin
sedatif
• Kanal Na dan barbiturat
Penurunan • Memodulasi
eksitabilitas sel terbukanya kanal
Cl Penurunan
eksitabilitas sel
• Transport molekul organik kecil dan ion
menembus membran sel – terlalu polar
 membutuhkan protein pembawa
• Protein pembawa mempunyai sisi aktif
spesifik
Contoh : hemikolinium beraksi sebagai
penghambat pada transporter kolin
ujung syaraf autonom
Reseptor
• Suatu makromolekul seluler yang secara spesifik dan
langsung berikatan dengan agonis/ligan untuk memicu
signaling kimia antara dan dalam sel  menimbulkan
efek

Anda mungkin juga menyukai