2019
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13930
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
DALAM BIDANG PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI,
ALAT KESEHATAN, DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DI
APOTEK DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
OLEH:
RESKI RUMONDA HASIBUAN
NIM 141501022
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi pada Fakultas FarmasiUniversitas Sumatera Utara
OLEH:
RESKI RUMONDA HASIBUAN
NIM 141501022
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan berkah rahmat, dan
Sedian Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Apotek di Kota
Medan". Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk
Utara.
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
terimaksih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku
Dekan Fakultas Farmasi dan ibu Dr. Poppy Anjelisa Z. Hsb, M.Si., Apt., selaku
Bapak Hari Ronaldo Tanjung, S.Si., M.Sc., Apt., yang telah membimbing penulis
dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab, memberikan petunjuk dan saran-
saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada Ibu Khairunnisa, M.Pharm., Ph.D., Apt., selaku ketua
selama masa perkuliahan hingga selesai, kepada Bapak Dadang Irfan Husori,
iv
Universitas Sumatera Utara
S.Si., M.Sc., Apt., selaku anggota penguji yang telah memberikan saran untuk
kepada Ayahanda Alm. H. Dharman Gontina Hasibuan dan Ibunda Hj. Nurhayati
cinta dan kasih sayang yang tiada ternilai dengan apapun, baik materi maupun
motivasi beserta doa yang tulus yang tiada henti. Kepada Adik Reski Nurilda
Hasibuan, dan Rizky Aulia Nurman Hasibuan serta seluruh keluarga yang selalu
Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk sahabat Ketty, Ainil, Azlya,
semua pihak yang memberikan bantuan dan semangat kepada penulis dalam
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga
v
Universitas Sumatera Utara
vi
Universitas Sumatera Utara
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM
BIDANG PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN,
DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DI APOTEK DI KOTA MEDAN
ABSTRAK
Latar Belakang: Apotek adalah sarana kefarmasian dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kefarmasian di apotek ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No.73 Tahun 2016 sebagai pedoman
bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat implementasi dan
menganalisa pengaruh karakteristik apoteker terhadap standar pelayanan
kefarmasiaan dalam bidang pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai di apotek di Kota Medan.
Metode: Jenis penelitian adalah non-eksperimental dan deskiptif dengan metode
survei cross sectional. Dimana populasi dalam penelitian ini adalah 617 apotek di
Kota Medan dan sampel sebanyak 99 apotek yang besedia ikut dan memenuhi
kriteria inklusi. Data diperoleh dari hasil kuesioner, lalu dianalisis dengan statistik
chi-square dengan tingkat signifikansi 0,1.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 99 apotek tingkat implementasi
standar pelayanan kefarmasian dalam bidang pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai di apotek Kota Medan sebanyak 71
apotek (71,7%) kategori baik, 27 apotek (27,3%) kategori cukup, dan 1 apotek
(1,0%) kategori kurang. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara karakteristik pengalaman apoteker penanggungjawab
apotek, tidak ada pengaruh yang signifikan antara umur, jenis kelamin, tahun
lulus, dan penghasilan.
Kesimpulan: Tingkat implementasi standar pelayanan kefarmasian dalam bidang
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan PMK No 73 Tahun 2016 termasuk kategori baik. Karakteristik tenaga
kefarmasian, yaitu pengalaman apoteker penanggungjawab apotek, berpengaruh
terhadap implementasi standar pelayanan kefarmasian dalam bidang pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di apotek di Kota
Medan.
vii
Universitas Sumatera Utara
IMPLEMENTATION OF PHARMACEUTICAL SERVICE STANDARDS
IN THE FIELD OF MANAGEMENT PHARMACEUTICAL
PREPARATIONS, MEDICAL-INSTRUMENTS, AND MEDICAL
CONSUMABLES AT PHARMACIES IN MEDAN
ABSTRACT
Background: Pharmacy is a means of pharmaceutical in improving quality of
health services. Pharmaceutical services at pharmacies are stipulated by the
Minister of Health Regulation (PMK) Number 73 of 2016, as a guidance for
pharmacy personnel in organizing pharmaceutical services.
Objective: This research aimed to determine the level of implementation and
analyze the influence of pharmacist characteristics on pharmaceutical service
standards in the field of management pharmaceutical preparations, medical-
instruments, and medical consumables at pharmacies in Medan.
Method: This type of research is non-experimental and descriptive with a cross-
sectional survey method. The population in this study was 617 pharmacies in
Medan and sample of 99 pharmacies participated and met the inclusion criteria.
Data obtained from the results of the questionnaire, then were analyzed by chi-
square statistics with sighnificance level of 0.1.
Results: The results showed that 99 pharmacies level of implementation of
pharmaceutical service standards in the field of management pharmaceutical
preparations, medical-instrument, and medical consumables at pharmacies in
Medan, there were of 71 pharmacies (71.7%) good categories, 27 pharmacies
(27.3 %) sufficient category, and 1 pharmacies (1.0%) less category. The results
of the Chi-Square test showed that there was a significant influence between
characteristics of the experience of pharmacist responsible in pharmacies, there
was no significant influence between characteristics of age, gender, year of
graduation, and income.
Conclusion: The level implementation of pharmaceutical service standards in the
field of management pharmaceutical preparations, medical-instrument, and
medical consumables at pharmacies in Medan in accordance with PMK Number
73 of 2016 were included good categories. The characteristics of pharmacist, that
were the experience of pharmacist responsible in pharmacies influence, the
implementation of pharmaceutical service standards in the field of managing
pharmaceutical preparations, medical-instrument, and medical consumables at
pharmacies in Medan.
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ix
Universitas Sumatera Utara
4.4 Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian dalam Bidang Pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ..................28
4.4.1 Perencanaan ..................................................................................................29
4.4.2 Pengadaan .....................................................................................................30
4.4.3 Penerimaan ....................................................................................................32
4.4.4 Penyimpanan .................................................................................................33
4.4.5 Pemusnahan dan Penarikan ...........................................................................36
4.4.6 Pengendalian .................................................................................................38
4.4.7 Pencatatan dan Pelaporan ..............................................................................40
4.5 Pengaruh Karakteristik Apoteker terhadap Penerapan Standar Pelayanan
Kefarmasian dalam Bidang Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
Dan Bahan Medis Habis Pakai di Apotek Kota Medan ..................................46
4.5.1 Pengaruh Umur terhadap Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian ....47
4.5.2 Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Implementasi Standar Pelayanan
Kefarmasian .................................................................................................47
4.5.3 Pengaruh Tahun Lulus terhadap Implementasi Standar Pelayanan
Kefarmasian .................................................................................................48
4.5.4 Pengaruh Penghasilan terhadap Implementasi Standar Pelayanan
Kefarmasian..................................................................................................48
4.5.5 Pengaruh Pengalaman Apoteker Penanggungjawab Apotek terhadap
Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian .............................................49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................50
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................50
5.2 Saran .................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................51
LAMPIRAN ...........................................................................................................53
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
yang berorientasi langsung dalam proses penggunaan obat pada pasien. Selain
secara baik dan tepat, sehingga dapat tercapai peningkatan kesehatan masyarakat
(Kepmenkes, 2002).
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Menkes
RI, 2016).
mengetahui PMK No 73 Tahun 2016, akan tetapi belum tahu apakah sudah
diterapkan dengan baik, dan diduga karakteristik apoteker umur dan pengalaman
1
Universitas Sumatera Utara
kerja mempengaruhi PMK No 73 Tahun 2016. Dari hasil penelitian di wilayah
rata-rata aspek pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai diperoleh persentase sebesar 86,79% masuk dalam kategori baik (Situ,
2017).
Obat serta pengembangan Obat, bahan Obat dan Obat tradisional harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
Demikian juga hasil penelitian di Apotek DKI Jakarta tahun 2003 bahwa
pengelolaan obat 87,84 (baik) Terdapat 96% apotek yang disurvei mempunyai
kartu stok 91,2%, apotek melakukan verifikasi mutu dan jumlah secara berkala
FIFO. Terdapat 85,3% apotek dengan apoteker wanita dengan 14,7% apoteker
dikatakan baik, bila struktur dan fungsi pelayanan kesehatan dapat menghasilkan
2
Universitas Sumatera Utara
adil dan merata, tercapai, terjangkau, dapat diterima, wajar, efektif, efisien,
1996).
Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
tubuh. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Apotek di kota
Medan.
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
3
Universitas Sumatera Utara
b. Apakah Karakteristik Apoteker mempengaruhi penerapan standar
1.3 Hipotesis
ini adalah:
bahan medis habis pakai di apotek di kota Medan sudah diterapkan dengan
baik.
dalam bidang sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di apotek di kota
Medan.
4
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
b. Bagi Apoteker:
apotek.
dalam bidang pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai di apotek di kota Medan dapat dibagi atas variabel terikat dan variabel
Variabel bebas untuk penelitian ini adalah karakteristik responden yang meliputi
jenis kelamin, umur, tahun lulus apoteker, lama pengalaman sebagai Apoteker
5
Universitas Sumatera Utara
Penanggungjawab Apotek, dan Penghasilan. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dari penelitian ini adalah tingkat
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di apotek di Kota Medan.
6
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Apotek
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan (b) pelayanan farmasi klinik,
termasuk di komunitas.
kefarmasian pada apotek meliputi 2 kegiatan utama, yaitu yang bersifat manajerial
seperti pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dan pelayanan farmasi klinik. Dua kegiatan besar di apotek ini harus didukung
oleh sarana dan prasarana dan sumber daya manusia. Menurut Permenkes RI No.
9 Tahun 2017, apotek harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan
prasarana apotek harus dapat menjamin mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
penerimaan resep, satu set meja dan kursi, serta satu set komputer. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh
pasien.
7
Universitas Sumatera Utara
b. Ruang pelayanan resep dan peracikan
terbatas meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat,
lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label obat.
Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup, dapat
d. Ruang konseling
konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu konseling,
e. Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai
psikotropika, lemari penyimpanan obat khusus, pengukur suhu dan kartu suhu.
f. Ruang arsip
dengan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
8
Universitas Sumatera Utara
serta pelayanan kefarmasian dalam jangka waktu tertentu.
apotek harus dilakukan oleh seorang apoteker yang profesional. Apoteker harus
memiliki Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA). Apoteker dapat mendirikan apotek
dengan modal sendiri dan/atau modal dari pemilik modal baik perorangan maupun
perusahaan. Dalam hal Apoteker yang mendirikan apotek bekerja sama dengan
2.2. Apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
pendidikan yang diperolehnya, sehingga terkait erat dengan hak dan kewajiban
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien. Sebagai perubahan orientasi dari obat kepada pasien yang
Peran apoteker menurut WHO memiliki tujuh peran penting yang dikenal
sebagai nine star of pharmacist pada publikasi WHO tentang The Role of
9
Universitas Sumatera Utara
Pharmacist in The Health Care System di Kanada 27-29 Agustus 1997. Sembilan
manajer (mampu mengelola SDM secara efektif), life-long learner (selalu belajar
a. Pemberi layanan
secara berkesinambungan.
b. Pengambil keputusan
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Komunikator
kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus
d. Pemimpin
keputusan.
10
Universitas Sumatera Utara
e. Pengelola
informasi dan bersedia berbagi informasi tentang obat dan hal-hal lain yang
Development)
g. Guru
kefarmasiaan.
h. Peneliti
pengembangan obat-obatan yang lebih baik. Disamping itu farmasi juga dapat
11
Universitas Sumatera Utara
fasilitas pelayanan kefarmasian melalui praktik di apotek, instalasi farmasi rumah
sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek bersama (Presiden RI., 2009).
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Apoteker. Tugas dari tenaga medis kefarmasian adalah membantu apoteker dalam
Dalam PMK No 9 tahun 2017 Pasal 19 berisi bahwa Setiap Tenaga Teknis
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
klinik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. RI No. 73 Tahun
12
Universitas Sumatera Utara
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai,
meliputi :
1. Perencanaan
dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
Menurut Quick dkk. (1997) ada dua macam metode perencanan yang
perencanaan, yaitu:
a. Metode Morbiditas
Metode Morbiditas didasarkan pada dua data yaitu: jumlah episode tiap
pola penyakit dan kebutuhan yang mudah diperkirakan, dengan rata-rata standar
Morbiditas yaitu dengan mengalikan antara jumlah obat yang dibutuhkan untuk
13
Universitas Sumatera Utara
b. Metode Konsumsi
perbekalan farmasi (obat) pada periode sebelumnya. Untuk memilih metode yang
akan dipakai, sangat tergantung kepada situasi dan kondisi dari unit pelayanan
kombinasi keduanya.
dalam pengadaan perlu dilakukan pemilihan barang yang didasarkan pada rasio
manfaat risiko, rasio manfaat biaya dan kriteria yang ditetapkan (Ikatan Apoteker
Indonesia, 2013).
2. Pengadaan
Obat dan perbekalan farmasi di apotek harus bersumber dari pabrik farmasi,
Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau dari apotek lainnya. Surat pesanan obat dan
Apoteker Pengelola Apotek dengan mencantumkan nama dan nomor SIK (Anief,
2001).
menyimpan obat dalam jumlah besar untuk dijual. PBF tidak boleh melayani obat
enceran, tidak boleh melayani resep dokter, tidak boleh menjual secara langsung
ke dokter umum, dokter hewan dan dokter gigi. Pedagang enceran obat adalah
orang atau badan hukum Indonesia yang mempunyai izin menyimpan obat bebas
dan obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran di tempat tertentu sesuai ijin
14
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan barang atau pembelian sangat penting dalam menjamin
juga tergantung pada kebijaksanaan pengadaan barang. Menurut Seto tahun 2001
3. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
Barang yang datang diterima oleh tenaga kefarmasian dari PBF disertai
dengan faktur pembeliaan serta surat pesanan dari apotek, kemudiaan dilakukan
batch serta kondisi fisik barang dengan surat pesanan. Bila barang sesuai, maka
disertai nama lengkap, tanggal dan waktu penerimaan, serta stempel apotek
(Ghofur, 2011).
prekursor seperti yang tercantum dalam Permenkes RI No. 73 Tahun 2016 terkait
15
Universitas Sumatera Utara
4. Penyimpanan
a. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama obat, nomor
b. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
d. Pengeluaran obat memakai sistem First Expire First Out (FEFO) dan First
5. Pemusnahan
a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat
b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu lima tahun dapat
16
Universitas Sumatera Utara
dan selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
6. Pengendalian
menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok
kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau receipt penjualan) dan
dan/ atau dokumen penyerahan termasuk surat pesanan obat yang mengandung
17
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Sediaan Farmasi
Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
Obat merupakan bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
2016).
Bahan medis habis pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
18
Universitas Sumatera Utara
bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.
2.4. Karakteristik
manajemen sumber daya manusia, karakteristik individu ini merupakan salah satu
2008).
Karakteristik manusia sebagai individu yang utuh tidak dapat dibagi (undivided),
tidak dapat dipisahkan yang memiliki ciri-ciri yang khas. Karena adanya ciri-ciri
yang khas itulah yang menyebabkan manusia satu dengan yang lainnya dikatakan
adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek.
biografis (usia, jenis kelamin, status kawin, banyaknya tanggungan, masa kerja),
yang ada dalam dirinya. Individu akan berperilaku berdasarkan karakteristik yang
19
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan.
semakin tua usia pegawai, makin tinggi komitmennya terhadap organisasi, hal ini
jenis kelamin, yaitu pria dan wanita. Robbins (2008) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan
kemampuan belajar.
2.4.4 Pendidikan/Pelatihan
20
Universitas Sumatera Utara
Menurut Chen dan Silverthorne (2008), karyawan dengan pendidikan
2.4.5 Penghasilan
pengaruh signifikan pada personel yang bekerja di fasilitas publik karena personel
yang bekerja pada fasilitas publik memiliki kesesuaian dengan latar belakang
tinggi. Hal ini merupakan hal yang baik karena seluruh karyawan memberikan
kontribusi yang sama baiknya bagi organisasi, meskipun memiliki faktor yang
berbeda-beda.
21
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai terhadap
Kefarmasian di Apotek.
Agustus 2018 bertempat di wilayah Kota Medan Provinsi Sumatera Utara dan
3.3.1 Populasi
22
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
penelitian.
Cabang Kota Medan Secara Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
kriteria sesuai dengan yang telah penulis tentukan. Oleh karena itu, Sampel yang
23
Universitas Sumatera Utara
Dimana: n = besar sampel
N = jumlah populasi
= 86 apotek
Dari penggunaan rumus diatas dapat dilihat bahwa jumlah populasi apotek
yang ada di Kota Medan sebanyak 617 apotek. Dengan batas toleransi 0,1 maka
jumlah sampel minimum yang diambil dari keseluruhan jumlah populasi adalah
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dalam implementasi
24
Universitas Sumatera Utara
e. Mengolah data kuisioner dengan menggunakan program Microsoft excel
b. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
d. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
apoteker penanggung jawab apotek di apotek di kota Medan. Dalam hal ini,
peneliti dibantu oleh anggota IAI cabang kota Medan. Kuesioner terdiri dari 2
bagian yaitu:
a. Data demografi berupa biodata apoteker yang terdiri dari 5 poin, yaitu
sebagai APA.
25
Universitas Sumatera Utara
b. Data penilaian standar pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
langsung isi dari daftar tilik pelayanan kefarmasian yang terdiri dari 7 poin
dari 3 pertanyaan.
Bahan Medis Habis Pakai di Apotek di Kota Medan untuk setiap pertanyaan
bobot 2
bobot 1
dalam bidang pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
26
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur dari propinsi
Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di bawah permukaan laut.
Kota Medan memiliki wilayah seluas 265,10 Km2 terdiri dari 21 kecamatan dan
151 kelurahan. Secara geografis, Kota Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan
Menurut Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2018, jumlah seluruh Apotek
responden berumur terendah adalah 23 tahun dan tertinggi 65 tahun dengan umur
27
Universitas Sumatera Utara
(31,3%) dan pada kelompok penghasilan >Rp.4.000.000, yaitu sebanyak 8 orang
(8,1%). Berdasarkan pengalaman APA lebih banyak >5 tahun, yaitu sebanyak 62
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai diukur mengacu
28
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan Kefarmasian dalam Bidang Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai secara rinci sebagai berikut.
4.4.1 Perencanaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 47 orang (47,5%)
kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan memperhatikan pola penyakit,
Tabel 4.2.
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dalam
banyak tidak terdokumentasi dengan baik, yaitu sebanyak 47,5%. Hal ini
Menurut Quick, dkk. (1997) ada dua macam metode perencanan yang
29
Universitas Sumatera Utara
perencanaan, yaitu Metode Morbiditas dan Metode Konsumsi. Metode Morbiditas
didasarkan pada dua data yaitu: jumlah episode tiap pola penyakit dan kebutuhan
sebelumnya. Untuk memilih metode yang akan dipakai, sangat tergantung kepada
situasi dan kondisi dari unit pelayanan kesehatan, meskipun demikian juga
4.4.2 Pengadaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 84 orang (84,8%) responden
30
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas secara umum dapat dilihat bahwa pengadaan
undangan lebih banyak sudah dilakukan dan terdokumentasi dengan baik, yaitu
pembelian untuk setiap obat yang mereka beli dan selalu dicatat dalam buku
penerimaan.
menyimpan obat dalam jumlah besar untuk dijual. PBF tidak boleh melayani obat
eceran, tidak boleh melayani resep dokter, tidak boleh menjual secara langsung ke
dokter umum, dokter hewan dan dokter gigi. (Kemenkes RI, 2014).
fungsi pengelolaan obat yang penting yang terdiri dari perhitungan kebutuhan dan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai harus melalui jalur
4.4.3 Penerimaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 79 orang (79,8%)
31
Universitas Sumatera Utara
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima dan terdokumentasi dengan baik.
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima lebih banyak sudah melakukan dan terdokumentasi dengan baik, yaitu
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima. Demikian juga dengan pendapat Ghofur (2011), barang yang datang
32
Universitas Sumatera Utara
diterima oleh tenaga kefarmasian dari PBF disertai dengan faktur pembeliaan
terhadap jumlah, jenis bentuk, tanggal kadaluarsa, no. batch serta kondisi fisik
barang dengan surat pesanan. Bila barang sesuai, maka faktur pembeliaan
4.4.4 Penyimpanan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 73 orang (73,8%)
keamanan dan stabilitas obat/bahan obat dan terdokumentasi dengan baik dan
sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis dan terdokumentasi
pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First
33
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penyimpanan
Dilakukan dan Dilakukan
Terdokumen namun Tidak Tidak
No Penyimpanan tasi dengan Baik terdokumen dilakukan
Tasi
n (%) n (%) n (%)
1 Penyimpanan obat/bahan
obat dalam wadah asli 73 (73,8%) 23 (23,2%) 3 (3,0%)
dari pabrik
2 Kondisi penyimpanan
sesuai sehingga terjamin
71 (71,7%) 25 (25,3%) 3 (3,0%)
keamanan dan stabilitas
obat/bahan obat
3 Tempat penyimpanan
tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lain 55 (55,6%) 40 (40,4%) 4 (4,0%)
yang menyebabkan
kontaminasi
4 Memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi
69 (69,7%) 25 (25,3%) 5 (5,0%)
Obat serta disusun secara
alfabetis
5 Pengeluaran Obat
memakai sistem FEFO
(First Expire First Out) 66 (66,7%) 31 (31,3%) 2 (2,0%)
dan FIFO (First In First
Out)
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas secara umum dapat dilihat bahwa pada tahap
dalam wadah asli dari pabrik sebesar 73,8%, disusul kondisi penyimpanan sesuai,
kemudian memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun
secara alfabetis obat sebesar 69,7%, dan pengeluaran obat memakai sistem FEFO
(First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out) sebesar 66,7% serta paling
seluruh kegiatan ini terdokumentasi dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa
34
Universitas Sumatera Utara
belum sepenuhnya apotek menerapkan Permenkes 73 Tahun 2016 tentang standar
memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis
(a) obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat, isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah
terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru.
kadaluwarsa, (b) semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara
alfabetis, (d) pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam rangkaian tahap distribusi
pengawasan.
35
Universitas Sumatera Utara
4.4.5 Pemusnahan dan Penarikan
resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
36
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas secara umum dapat dilihat bahwa pada tahap
kontaminasi sebesar 56,6%, disusul penarikan sediaan farmasi, Alkes dan BMHP
kemudian obat kadaluwarsa atau rusak dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan sebesar 50,5%, dan paling sedikit dilakukan adalah resep yang
telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan sebesar
48,5%, seluruh kegiatan ini terdokumentasi dengan baik. Hal ini menunjukkan
Kota Ketapang menyimpulkan bahwa dari 6 apotek yang diteliti, hanya 1 apotek
yang pernah melakukan pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak dan hanya 1
apotek yang pernah melakukan pemusnahan resep dan itu merupakan pemusnahan
arsip meskipun resep tersebut melebihi jangka waktu 5 tahun. Namun hasil
penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Somi (2016) menyimpulkan bahwa
Flores Timur.
a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
37
Universitas Sumatera Utara
narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
c. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
e. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap
4.4.6 Pengendalian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 66 orang (66,7%)
38
Universitas Sumatera Utara
dengan cara manual atau elektronik, dan kegiatan ini terdokumentasi dengan baik.
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas secara umum dapat dilihat bahwa pada tahap
dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa belum sepenuhnya apotek menerapkan
pengendalian.
Kota Ketapang menyimpulkan bahwa dari 6 apotek yang diteliti, hanya 1 apotek
yang memiliki kartu stok secara elektronik, yaitu secara terkomputerisasi, dan 5
apotek lainnya memiliki kartu stok secara manual. Namun hasil penelitian ini
39
Universitas Sumatera Utara
Kemenkes RI (2016) menyatakan pengendalian dilakukan untuk
dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang- kurangnya memuat
nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa
persediaan.
pasiennya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu ditetapkan kebijakan-
dan (b) untuk penyimpanan, perlu ditentukan berapa besar persediaan pengaman
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
40
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan
bahwa pada tahap pencatatan dan pelaporan paling tinggi dilakukan adalah
41
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan, dan BMHP meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan
(kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan sebesar 75,8%, dan paling rendah dilakukan, yaitu
(kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya
dengan baik.
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat
lainnya.
dalam bidang pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai yang dilakukan dan terdokumentasi dengan baik sebesr 64,8%, dilakukan
namun tidak terdokumentasi sebesar 29,3%, dan yang tidak dilakukan sebesar
42
Universitas Sumatera Utara
5,9%. Distribusi responden berdasarkan tingkat Implementasi Standar Pelayanan
43
Universitas Sumatera Utara
Penilaian Standar Pelayanan Dilakukan dan Dilakukan
Kefarmasian Dalam Bidang Terdokumen namun Tidak Tidak
Pengelolaan Sediaan Farmasi, tasi dengan terdokumen dilakukan
No
Alat Kesehatan, dan Bahan Baik Tasi
Medis Habis Pakai di Apotek
di Kota Medan
n (%) n (%) n (%)
Pengendalian
a. Pengaturan sistem pesanan
6 atau pengadaan, 66 (66,7%) 28 (28,3%) 5 (5,0%)
penyimpanan dan
pengeluaran
b. Pengendalian persediaan
dilakukan menggunakan
53 (53,5%) 31 (31,3%) 15 (15,2%)
kartu stok 2 dengan cara
manual atau elektronik
7 Pencatatan dan Pelaporan
a. Pencatatan dilakukan setiap 70 (70,7%) 25 (25,3%) 4 (4,0%)
proses meliputi pengadaan
b. Pelaporan internal
merupakan pelaporan yang
digunakan untuk kebutuhan
75 (75,8%) 20 (20,2%) 4 (4,0%)
manajemen apotek meliputi
keuangan, barang dan
laporan lainnya
c. Pelaporan eksternal
merupakan pelaporan yang
dibuat untuk memenuhi 79 (79,8%) 11 (11,1%) 9 (9,1%)
kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang yang dilakukan dan terdokumentasi
29,3%, dan yang tidak dilakukan sebesar 5,9%. Dari data perolehan skor terlihat
bahwa perolehan skor yang paling tinggi yang tidak melakukan adalah dalam
dengan cara manual atau elektronik yang tidak melakukan terdapat 15 responden
44
Universitas Sumatera Utara
(15,02%). Dikarenakan masih cukup banyak yang hanya melakukan pengendalian
seminar atau bentuk lain yang sangat jarang dilakukan sehingga peluang
lemahnya fungsi kontrol oleh instansi yang berwenang, sehingga perlu dilakukan
dalam bidang pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai dengan nilai 0-11 sebanyak 1 apotek (1,0%), 12-23 sebanyak 27 apotek
(27,3%), dan nilai 24-34 sebanyak 71 apotek (71,7%) maka didapat nilai rata rata
27 ± 5,51.
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai pada kategori baik (24-34) sebanyak 71
apotek (71,7%), Kategori Cukup (12-23) sebanyak 27 Apotek, kategori kurang (0-
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas secara umum dapat dilihat bahwa Tingkat
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sebesar 71,7%,
45
Universitas Sumatera Utara
selebihnya cukup dan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa apotek telah
dengan baik.
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai oleh
seluruh apoteker di apotek tergolong baik. Demikian juga hasil penelitian Somi
jenis kelamin, tahun lulus, penghasilan, dan pengalaman APA terhadap tingkat
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di apotek Kota Medan
menggunakan uji statistik chi-square. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.11.
46
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas karakteristik apoteker yaitu pengalaman
sebagai Apoteker Penanggungjawab Apoteker dengan nilai p-value <0,1, hal ini
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p-value >0,1, hal ini
pelayanan kefarmasian. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Satibi
dkk. (2017) yang menyimpulkan bahwa faktor usia tidak mempengaruhi kinerja
apoteker di Puskesmas.
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p-value >0,1, hal ini
47
Universitas Sumatera Utara
standar pelayanan kefarmasian. Hasil penelitian berbeda dengan hasil penelitian
Satibi dkk. (2017) yang menyimpulkan bahwa faktor jenis kelamin mempengaruhi
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p-value >0,1, hal ini
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p-value >0,1, hal ini
standar pelayanan kefarmasian. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
48
Universitas Sumatera Utara
4.5.5 Pengaruh Pengalaman Apoteker Penanggungjawab Apotek terhadap
Tingkat Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian
hasil uji chi square diperoleh nilai p-value <0,1, hal ini menunjukkan ada
49
Universitas Sumatera Utara
BAB V
5.1 Kesimpulan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di apotek Kota
sebesar 27,3 % termasuk dalam kategori cukup, dan sebesar 1,0 % dalam
kategori kurang.
dalam bidang pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai di apotek kota Medan. Sementara jenis kelamin, umur, tahun lulus
5.2 Saran
50
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
51
Universitas Sumatera Utara
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta. Halaman 164-165, 124-125.
Notoatmodjo, S. 2012. Pengantar Pendidikan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan,
Edisi Revisi 2012. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 35 dan 164.
PP RI. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Purwanti, A., Harianto, dan Supardi, S. 2004. Gambaran Pelaksanaan Standar
Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 1(2): 102-115.
Quick, J. D., Hume, M. L., Rankin, J. R., O’Connor, R. W. 1997. Managing Drug
Supply. Second Edition. Revised Expended. West Hartford: Kumarin
Press. Halaman 270.
Robbins, S.P. 2008. Perilaku Organisasi. Jilid I. Edisi ke-12 terjemahan. Jakarta:
Salemba Empat. Halaman 50, 65-67.
Satibi, E. H. D., Gusti, A. O., Karina, E., Achmad, F., Dyah A. P. 2017. Analisis
Kinerja Apoteker dan Faktor Yang Mempengaruhi Pada Era Jaminan
Kesehatan Nasional di Puskesmas. Jurnal Manajemen dan Pelayanan
Farmasi. 8(1), 2018.
Seto, S. 2001. Manajemen Apoteker untuk Pengelola Apotek, Farmasi Rumah
Sakit, Pedagang Besar Farmasi, Industri Farmasi. Surabaya: Airlangga
University Press. Halaman 93, 122-123.
Sevilla. 1993. Pengantar metode penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Halaman 70.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. cetakan
keempat. Bandung: Penerbit Alfabeta. Halaman 96.
Situ, I. P. 2017. Studi Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian Menurut
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Di
Apotek Jaringan Surabaya Selatan. Skripsi. Surabaya: Fakultas Farmasi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Halaman 116.
Somi, Y. E. I. 2016. Gambaran Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Aspek
Pengelolaan Obat Dan Bahan Medis Habis Pakai Di Apotek Kabupaten
Flores Timur. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada. Halaman 86.
WHO. 1997. The role of pharmacist in the health care system. Report of a third
WHO consultative group on the role of the pharmacist Vancouver.
Canada: World Health Organization.
Wiryanto, D. 2004. Evaluasi Sistem Pengelolaan Obat di Apotek Universitas
Gadjah Mada Jogjakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada. Halaman 95.
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Surat Judul Penelitian
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Surat Izin Melakukan Survei
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Surat Izin Survei Penelitian IAI cabang Kota Medan
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Surat Izin Telah Menyelesaikan Penelitian IAI Kota Medan
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian
Nama Apotek :
Alamat :
Karakteristik Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Penghasilan :
Pendidikan terakhir :
Lama pengalaman kerja :
dilakukan dilakukan
PENGELOLAAN SEDIAAN
dan namun Tidak
FARMASI, ALAT
No. terdokumenta tidak dilakuk
KESEHATAN, DAN BAHAN
sikan dengan terdokume an
MEDIS HABIS PAKAI
baik ntasi
1 Perencanaan:
Membuat perencanaan pengadaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan memperhatikan pola
penyakit, pola konsumsi, budaya
dan kemampuan masyarakat
2 Pengadaan:
Pengadaan Sediaan Farmasi
melalui jalur resmi sesuai
ketentuan peraturan perundang-
undangan
3 Penerimaan:
Penerimaan menjamin kesesuaian
jenis spesifikasi, jumlah, mutu,
waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam surat pesanan dengan
kondisi fisik yang diterima
4 Penyimpanan:
a. Penyimpanan Obat/bahan Obat
dalam wadah asli dari pabrik
b. kondisi penyimpanan sesuai
sehingga terjamin keamanan
dan stabilitas obat/bahan obat
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. (Lanjutan)
dilakukan dilakukan
PENGELOLAAN SEDIAAN
dan namun Tidak
FARMASI, ALAT
No. terdokumenta tidak dilakuk
KESEHATAN, DAN BAHAN
sikan dengan terdokume an
MEDIS HABIS PAKAI
baik ntasi
c. tempat penyimpanan tidak
dipergunakan untuk
penyimpanan barang lain yang
menyebabkan kontaminasi
d. memperhatikan bentuk sediaan
dan kelas terapi Obat serta
disusun secara alfabetis
e. Pengeluaran Obat memakai
sistem FEFO (First Expire
First Out) dan FIFO (First In
First Out)
5 Pemusnahan Dan Penarikan:
a. Obat kadaluwarsa atau rusak
dimusnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan
b. Resep yang telah disimpan
melebihi jangka waktu 5
(lima) tahun dapat
dimusnahkan
c. tempat penyimpanan tidak
dipergunakan untuk
penyimpanan barang lain yang
menyebabkan kontaminasi
d. penarikan sediaan farmasi,
Alkes dan BMHP yang tidak
memenuhi standard/ketentuan
perundang-undangan
6 Pengendalian:
a. Pengaturan sistem pesanan
atau pengadaan, penyimpanan
dan pengeluaran
b. Pengendalian persediaan
dilakukan menggunakan kartu
stok 2 dengan cara manual atau
elektronik
7 Pencatatan dan Pelaporan:
a. Pencatatan dilakukan pada
setiap proses pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. (Lanjutan)
dilakukan dilakukan
PENGELOLAAN SEDIAAN
dan namun Tidak
FARMASI, ALAT
No. terdokumenta tidak dilakuk
KESEHATAN, DAN BAHAN
sikan dengan terdokume an
MEDIS HABIS PAKAI
baik ntasi
Habis Pakai meliputi pengadaan
(surat pesanan, faktur),
penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk
penjualan) dan pencatatan
lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan.
b. Pelaporan terdiri dari pelaporan
internal dan eksternal. Pelaporan
internal merupakan pelaporan
yang digunakan untuk
kebutuhan manajemen Apotek,
meliputi keuangan, barang dan
laporan lainnya.
c. Pelaporan eksternal merupakan
pelaporan yang dibuat untuk
memenuhi kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, meliputi
pelaporan narkotika,
psikotropika dan pelaporan
lainnya.
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Distribusi Hasil Score
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Distribusi Daftar Apotek di Kota Medan
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Distribusi Daftar Nama Apotek
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Uji Univariat
Umur
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 23-37 tahun 61 61,6 61,6 61,6
38-52 tahun 31 31,3 31,3 92,9
53-65 tahun 7 7,1 7,1 100,0
Total 99 100,0 100,0
Jenis Kelami n
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 7 7,1 7,1 7,1
Perempuan 92 92,9 92,9 100,0
Total 99 100,0 100,0
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1983-1994 4 4,0 4,0 4,0
1995-2006 27 27,3 27,3 31,3
2007-2017 68 68,7 68,7 100,0
Total 99 100,0 100,0
Penghasilan Perbulan
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rp.<=2000.000 60 60,6 60,6 60,6
Rp.2000.000-Rp.4.000.000 31 31,3 31,3 91,9
Rp.> 4.000.000 8 8,1 8,1 100,0
Total 99 100,0 100,0
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 5 Tahun 37 37,4 37,4 37,4
>= 5 Tahun 62 62,6 62,6 100,0
Total 99 100,0 100,0
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Membuat perencanaan pengadaan Sedi aan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dengan memperhati kan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan
kemampuan masyarakat
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 9 9,1 9,1 9,1
Dilakukan namun
47 47,5 47,5 56,6
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 43 43,4 43,4 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 1 1,0 1,0 1,0
Dilakukan namun
14 14,1 14,1 15,2
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 84 84,8 84,8 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 2 2,0 2,0 2,0
Dilakukan namun
18 18,2 18,2 20,2
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 79 79,8 79,8 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 3 3,0 3,0 3,0
Dilakukan namun
23 23,2 23,2 26,3
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 73 73,7 73,7 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Kondisi penyimpanan sesuai sehingga terj amin keamanan dan stabilitas obat/ bahan
obat
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 3 3,0 3,0 3,0
Dilakukan namun
25 25,3 25,3 28,3
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 71 71,7 71,7 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 4 4,0 4,0 4,0
Dilakukan namun
40 40,4 40,4 44,4
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 55 55,6 55,6 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 5 5,1 5,1 5,1
Dilakukan namun
25 25,3 25,3 30,3
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 69 69,7 69,7 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First
Out)
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 2 2,0 2,0 2,0
Dilakukan namun
31 31,3 31,3 33,3
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 66 66,7 66,7 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Obat kadal uwarsa atau rusak dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 7 7,1 7,1 7,1
Dilakukan namun
42 42,4 42,4 49,5
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 50 50,5 50,5 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 13 13,1 13,1 13,1
Dilakukan namun
38 38,4 38,4 51,5
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 48 48,5 48,5 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Tempat penyimpanan tidak di pergunakan untuk penyi mpanan barang lain yang
menyebabkan kontaminasi
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 4 4,0 4,0 4,0
Dilakukan namun
39 39,4 39,4 43,4
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 56 56,6 56,6 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Penarikan sediaan farmasi, Al kes dan BMHP yang tidak memenuhi standard/ketentuan
perundang-undangan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 9 9,1 9,1 9,1
Dilakukan namun
36 36,4 36,4 45,5
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 54 54,5 54,5 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 5 5,1 5,1 5,1
Dilakukan namun
28 28,3 28,3 33,3
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 66 66,7 66,7 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Pengendal ian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok 2 dengan cara manual
atau el ektronik
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 15 15,2 15,2 15,2
Dilakukan namun
31 31,3 31,3 46,5
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 53 53,5 53,5 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 4 4,0 4,0 4,0
Dilakukan namun
25 25,3 25,3 29,3
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 70 70,7 70,7 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Pelaporan terdiri dari pel aporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, mel iputi keuangan,
barang dan laporan lainnya.
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 4 4,0 4,0 4,0
Dilakukan namun
20 20,2 20,2 24,2
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 75 75,8 75,8 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Pelaporan terdiri dari pel aporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, mel iputi keuangan,
barang dan laporan lainnya.
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak dilakukan 9 9,1 9,1 9,1
Dilakukan namun
11 11,1 11,1 20,2
tidak terdokumentasi
Dilakukan dan
terdokumentasi 79 79,8 79,8 100,0
dengan baik
Total 99 100,0 100,0
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 1 1,0 1,0 1,0
Cukup 27 27,3 27,3 28,3
Baik 71 71,7 71,7 100,0
Total 99 100,0 100,0
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Uji Bivariat
Crosstab
Chi-Square Tests
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Crosstab
Chi-Square Tests
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Crosstab
Chi-Square Tests
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Crosstab
Chi-Square Tests
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Crosstab
Chi-Square Tests
76
Universitas Sumatera Utara