Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia

Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

Peresepan Obat Off-Label pada Pasien Anak di Apotek Kota Bandung


Ami A. Pratiwi1, Miski A. Khairinnisa1, Sofa D. Alfian1, Akhmad Priyadi2, Ivan S. Pradipta1,
Rizky Abdulah1
1
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia
2
Akademi Farmasi Bumi Siliwangi, Bandung, Indonesia

Abstrak
Obat off-label merupakan obat yang diresepkan tetapi tidak sesuai dengan informasi resmi obat seperti
indikasi obat yang tidak sesuai dengan yang dinyatakan oleh izin edar serta dosis, umur pasien,dan rute
pemberian yang tidak sesuai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persentase jumlah resep pasien
dokter spesialis anak yang mengandung obat off-label pada pasien anak usia 0 hingga 2 tahun di Apotek
Kota Bandung serta mengetahui pola penggunaannya melalui studi observasional dengan pengambilan
data secara retrospektif. Identifikasi obat yang diresepkan termasuk kategori off-label atau tidak ber-
dasarkan Pediatric Dosage Handbook 2007, Drug Information Handbook (DIH) 2012, British National
Formulary (BNF) 2009, MIMS USA 2013, MIMS Indonesia 2013, dan ISO 2012–2013. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh 542 lembar resep off-label (19,77%) dari 2741 total lembar resep, serta seba-
nyak 699 (7,89%) item obat off-label dari 8861 obat, dengan persentasi kategori off-label usia 70,53%,
off-label dosis 19,74% dan off-label kontraindikasi 9,73%. Penelitian ini menunjukkan bahwa potensi
peresepan obat off-label di apotek di Kota Bandung pada tahun 2012 tinggi sehingga perlu pemilihan
obat yang tepat serta pengawasan dalam penggunaan obat pada anak.

Kata kunci: Obat off-label, pediatri, peresepan, Bandung

The Prescription of Off-Label Drugs towards Pediatric Patients in Pharmacy


in Bandung
Abstract
Off-label drug is a drug which is not prescribed in accordance with official drug information, including
patient age, drug indications didn’t match with the marketing authorization, dosage and route of admin-
istration are not appropriate. This study was conducted to determine the percentage of patients pediatri-
cian who prescribed with containing drugs off-label in pediatric patients aged 0 to 2 years at pharmacy
in Bandung and determine the pattern of use through an observational study with retrospective data col-
lection. Identification of medications that are prescribed off-label category or not based on the Pediatric
Dosage Handbook 2007, Drug Information Handbook (DIH) in 2012, the British National Formulary
(BNF) in 2009, MIMS USA 2013, MIMS Indonesia in 2013, and ISO 2012–2013. Based on the results
obtained 542 pieces of off-label prescriptions (19.77%) of the 2741 total pieces recipes, as well as 699
(7.89%) of off-label drug items from 8861 drug, the percentage of off-label age category 70.53 %, off-
label doses of 19.74% and off-label contraindication 9.73%. The results of this study indicate that the
uses of off-label drugs for children is high at Pharmacy in Bandung. This study is expected to be basic
consideration in examining the efficacy and safety in off-label drug uses for children aged 0 to 2 years.

Key words: Off-label drug, pediatric, prescription, Bandung

Korespondensi: Ami Amalia Pratiwi S.Farm, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,


Sumedang, Indonesia, email: ami.amalia.pratiwi@gmail.com

41
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

Pendahuluan dengan timbulnya efek samping yang serius,


sebagian besar disebabkan off-label kategori
Penggunaan obat off-label pada anak terjadi dosis dan usia.2
karena tidak lengkapnya data farmakokinetik, Data dari penelitian di NICU (Neonatal In-
farmakodinamik dan efek samping dari suatu tensive Care Units) Bari University Hospital,
obat karena penelitian klinik pada anak cukup Milan, periode 1 Juli hingga 31 Agustus 2004,
sulit dan tidak sesuai dengan etika dan moral pada 176 resep untuk 61 jenis obat yang di-
penelitian.1–4 Kurangnya penelitian terhadap berikan pada newborn infant, terdapat 22,7%
suatu obat akan mempengaruhi hasil yang kasus off-label. Observasi pada 17 NICU di
diharapkan dari obat tersebut, terutama pada Turki dari 1315 resep untuk 464 neonatus ter-
anak. Oleh karena itu, pemberian obat pada dapat 62,3% kasus peresepan obat off-label.9
anak didasarkan data penelitian obat pada Dalam suatu studi terhadap anak yang dirawat
orang dewasa yang sudah ada. Anak-anak me- di Karolinska University Children Hospital-
miliki daya metabolisme yang berbeda dengan Huddinge di Swedia, ditemukan efek samping
orang dewasa sehingga respon terhadap obat yang terjadi sebanyak 112 dari 2881 obat yang
juga kemungkinan berbeda. diresepkan. Adapun 95 dari 1574 obat yang
Sejumlah negara maju telah meningkatkan diresepkan atau sekitar 6% termasuk kategori
keamanan dan efikasi dari penggunaan obat peresepan obat off-label yang berarti jika dili-
pada pasien bayi dan anak. Namun demikian hat dari keseluruhan resep terdapat 35% obat
tetap ditemukan prevalensi penggunaan obat termasuk kategori off-label. Profil efek sam-
off-label pada pediatri di sejumlah negara ping obat pada anak yang dilaporkan didomi-
di Eropa, Asia, Afrika, Amerika Serikat dan nasi oleh obat antiinfeksi, antiasma, dan reaksi
Amerika Selatan baik pada pasien pediatri saluran pencernaan. Obat-obatan tersebut di-
rawat inap maupun pasien rawat jalan.5–9 Ada- gunakan untuk mengobati penyakit yang pada
pun di negara-negara berkembang dengan umumnya banyak terjadi pada anak.11
perbedaan etika, ekonomi, dan hukum upaya Sampai saat ini, penelitian mengenai peng-
untuk memastikan resep obat yang aman dan gunaan off-label di Indonesia, khususnya di
efektif untuk pasien pediatri masih terhambat. Kota Bandung belum banyak dilakukan, se-
Data yang diperoleh dari observasi di Paris, hingga perlu dilakukan evaluasi peresepan
Perancis pada 95 fasilitas pediatrik dengan tar- obat off-label di Apotek Kimia Farma Kota
get usia dibawah 15 tahun dan dilaksanakan Bandung.
pada 1 hari menunjukkan bahwa telah terjadi
29% kasus off-label pada 2522 resep yang Metode
diberikan pada 989 pasien anak dan seba-
nyak 550 pasien anak (56%) menerima resep Penelitian ini merupakan penelitian observa-
off-label.10 Observasi rumah sakit anak di Be- sional dengan pengambilan data secara retro-
landa menunjukkan bahwa dari 2139 resep spektif. Data diambil dari resep yang berasal
untuk 238 pasien dengan rentang usia dari la- dari 14 apotek di Kota Bandung selama tahun
hir sampai 17 tahun, terdapat 390 resep (18%) 2012. Kriteria inklusi subjek penelitian meli-
yang merupakan kasus off-label.8 Suatu studi puti resep lengkap dari dokter spesialis anak
di Swedia, melalui analisis pelaporan spontan, untuk pasien usia 0 hingga 2 tahun periode
menyatakan sebanyak 112 pasien mengalami Januari hingga Desember 2012. Resep dengan
efek samping dan 32% diantaranya merupa- data-data pasien yang tidak dapat ditelusuri
kan kejadian yang serius. Besarnya penggu- dieksklusikan dari penelitian ini.
naan obat off-label yaitu 42,4% dan berkaitan Penggolongan obat dilakukan berdasarkan

42
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

Anatomical Therapeutical Chemical. Obat nesia tahun 2013, dan ISO tahun 2012–2013.
yang digunakan dikelompokkan berdasarkan
Anatomical Therapeutical Chemical (ATC) Hasil
yaitu sistem klasifikasi yang digunakan untuk
mengklasifikasikan obat. Sistem ini dikontrol Populasi Penelitian
oleh WHO Collaborating Centre for Drug Selama periode penelitian, terdapat 10.798
Statistics Methodology (WHOCC). Peng- (3,7%) resep dokter spesialis anak dengan to-
golongan obat berdasarkan ATC dilakukan tal keseluruhan 288.197 resep di 14 Apotek
berdasarkan ATC/DDD Index yang terdapat Kimia Farma Kota Bandung.
di website resmi WHOCC (whocc.no/atc_
ddd_index/). Obat atau vitamin yang hanya Subjek Penelitian
ada di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan Diperoleh lembar resep dokter spesialis anak
MIMS Indonesia 2013 dan ISO 2012–2013. sebanyak 10.798 dengan 2.741 (25,4%) lem-
Identifikasi peresepan obat off-label di- bar resep yang termasuk ke dalam kriteria
lakukan dengan memeriksa obat-obatan yang inklusi, yaitu resep dokter spesialis anak untuk
diresepkan dengan parameter tidak tepat do- usia 0 hingga 2 tahun. Prevalensi resep yang
sis, usia, rute pemberian, dan kontraindikasi,. diberikan kepada pasien usia 0 hingga 2 tahun
Identifikasi ini mengacu pada Drug Infor- dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil perban-
mation Handbook (DIH) tahun 2012, Brit- dingan ini menunjukkan bahwa pasien dengan
ish National Formulary (BNF) Children ta- rentang usia 6,1 hingga 12 bulan lebih banyak
hun 2009, Pediatric Dosage Handbook tahun menerima resep dokter spesialis anak diban-
2007, MIMS USA tahun 2013, MIMS Indo- dingkan rentang usia yang lain.

44.90%

30.90%

24.20%

0 - 6 bulan 6,1 - 12 bulan 12 - 24 bulan


Gambar 1 Pola peresepan pada pasien usia 0–2 tahun

43
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

Pola Penggunaan Obat depresi, golongan antibiotik, antiviral, anti-


Sebanyak 8.861 total peresepan obat dari fungi, golongan saluran pernapasan, golongan
2.741 lembar resep, obat dapat diklasifika- sistem pencernaan, golongan vitamin dan imu-
sikan kedalam 8 golongan, yaitu golongan nomodulator, dan golongan kortikosteroid.
analgesik antipiretik dan NSAIDs, golongan Persentase golongan obat yang diresepkan
antialergi atau antihistamin, golongan anti- dapat dilihat di Gambar 2.

kortikosteroid 1.40%

vitamin 2.60%

antidepresi 8.50%

sistem pencernaan 8.20%

anti alergi/ antihistamin 12.20%

analgesik antipiretik dan NSAIDs 15.86%

saluran pernafasan 23.37%

antibiotik, antiviral, antifungi 28%


Gambar 2 Pola penggunaan obat berdasarkan ATC

Pembahasan terutama kesehatan anak merupakan penyebab


timbulnya resistensi. Studi yang telah dilaku-
Data dari penelitian ini menunjukkan bahwa kan di Indonesia selama 1990–2010 menge-
golongan obat antibiotik memiliki persen- nai resistensi antibiotik diperoleh data bahwa
tase peresepan paling banyak untuk anak resistensi terjadi hampir pada semua bakteri-
usia 0 hingga 2 tahun yaitu 28 % dibanding- bakteri patogen penting. Hal tersebut meru-
kan golongan lain. Dalam penelitian AMRIN pakan dampak negatif dari pemakaian antibio-
study (Antimicrobial Resistence in Indonesia) tik yang irasional, dengan indikasi tidak jelas,
di fasilitas kesehatan di Jawa Tengah pere- dosis atau lama pemakaian tidak sesuai, cara
sepan antibiotik pada anak memiliki prevalen- pemakaian kurang tepat, status obat tidak jelas,
si tinggi yaitu 76%.12 Untuk itu penggunaan serta pemakaian antibiotik secara berlebihan.
antibiotik pada anak memerlukan perhatian Dampak lainnya dapat meningkatkan toksisi-
khusus karena absorpsi, distribusi, metabo- tas dan efek samping dari antibiotik tersebut.13
lisme dan ekskresi obat termasuk antibiotik Oleh karena itu diperlukan penggunaan anti-
pada anak berbeda dengan orang dewasa, serta botik berdasarkan diagnosis yang tepat oleh
tingkat maturasi organ yang berbeda sehingga tenaga medis profesional, monitoring dan reg-
dapat tejadi perbedaan respon terapeutik dan ulasi penggunaan antibiotik untuk meningkat-
efek sampingnya.13 kan penggunaannya secara rasional. Obat yang
Meningkatnya prevalensi penggunaan anti- paling banyak diresepkan untuk anak usia 0
biotik yang tidak rasional di bidang kesehatan hingga 2 tahun dapat dilihat pada Gambar 3.

44
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

pseudoefedrin HCl 4%

amoxicillin 4.30%

dioktahedral smektit 4.40%

pseudoefedrin HCl, tripolidin HCl 5%

sefiksim 10%

fenobarbital 10.80%

klorfeniramin maleat 13.30%

ambroksol 14.30%

sefadroksil 14.65%

parasetamol 19.15%

Gambar 3 Persentase penggunaan obat terbanyak diresepkan pada anak usia 0–2 tahun di
apotek Kota Bandung

Pola penggunaan obat off-label peresepan obat off-label dari 8.861 obat.
Dari 2.741 lembar resep, terdapat 542 lembar Peresepan obat off-label terbanyak dapat dili-
resep off-label (19,77%), dengan 699 (7,89%) hat pada Gambar 5.

542

2199
Lembar resep yang tidak off-label

Lembar resep off-label


Gambar 4 Perbandingan lembar resep tidak off-label dengan lembar resep off-label

45
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

domperidon 26.23%

dioctahedral smectite 14.80%

Triamsinolon 14.80%

Erdostein 10.33%

doksisiklin hiklat 9.54%

vitamin (imunomodulator) 9.54%

Carbocistein 4.61%

asam ursodeoksilat 3.97%

Bromheksin hcl 3.80%

mometason furoate 2.38%

Gambar 5 Persentase penggunaan obat off-label terbanyak

Sebanyak 699 obat off-label dikelom- traindikasi, rute pemberian, dan indikasi.
pokan berdasarkan ATC dan kategori obat Pengelompokan obat off-label berdasar-
off-label yaitu tidak tepat dosis, usia, kon- kan ATC dapat dilihat pada Gambar 6.

sistem pencernaan 44%

saluran pernafasan 18.60%

kortikosteroid 15.45%

vitamin 9.30%

antibiotik, antiviral, antifungi 8.58%

anti alergi/ antihistamin 3.15%

analgesik antipiretik dan nsaids 1.00%

antidepresi 0.30%

Gambar 6 Persentase penggunaan obat off-label berdasarkan ATC

46
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

Kategori obat off-label yang memiliki untuk anak. Hal ini dapat dilihat dari persen-
persentase paling tinggi dalam penelitian ini tase item obat off-label usia dan off-label dosis
yaitu pada golongan obat sistem pencernaan. tertinggi yaitu obat golongan sistem pencer-
Hal tersebut dapat diakibatkan kurangnya se- naan. Selain itu, obat yang dinyatakan off-la-
diaan obat golongan sistem pencernaan yang bel pada penelitian ini dikategorikan menjadi
khusus digunakan untuk anak usia 0 hingga 2 off-label usia, off-label dosis, serta off-label
tahun atau pemberian dosis yang tidak tepat kontraindikasi.

9.73%

off label usia

19.74% off label dosis

off label
kontraindikasi

70.53%

Gambar 7 Perbandingan persentase kategori obat off-label usia, dosis, dan kontraindikasi

Off-label usia tegori off-label dosis dan off-label kontraindi-


Obat dikategorikan sebagai obat off-label usia kasi. Hal tersebut dapat disebabkan kurangnya
jika digunakan diluar rentang usia yang telah perhatian tenaga medis dalam pemilihan obat
disetujui. Beberapa obat tidak direkomenda- untuk anak ataupun belum ada alternatif obat
sikan diberikan pada anak.9,11 Pada penelitian lain yang dapat diresepkan pada anak dengan
ini obat yang termasuk kategori off-label usia indikasi penyakit tertentu sehingga diresepkan
antara lain domperidon, triamsinolon, erdoste- secara off-label.
in, vitamin (immunomodulator), karbosistein, Berikut adalah obat-obat yang banyak di-
bromheksin HCl, mometason furoate, kaolin gunakan sebagai obat off-label usia, yaitu:
dan pektin, siproheptadin HCl, ondansetron, a. Domperidon
vitamin (suplemen makanan), feniramin hi- Domperidon merupakan antiemetik untuk
drogen maleat, sodium metamizol, efedrin, mengobati mual, muntah, dispepsia, dan
pirasetam, dan ketotifen. refluks gastroesofagus.14 Domperidon be-
Kategori off-label usia pada peresepan lum disetujui oleh FDA dalam peresepan-
anak usia 0 hingga 2 tahun memiliki persen- nya pada anak usia dibawah 2 tahun dan
tase lebih banyak dibandingkan dengan ka- anak dengan berat badan dibawah 35 kg.14,15

47
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

domperidon 33.50%

Triamsinolon 18.90%

Erdostein 13.20%

vitamin (imunomodulator) 12.20%

Carbocistein 5.90%

Bromheksin hcl 4.90%

mometason furoate 3.00%

siproheptadin hcl 1.80%

kaolin dan pektin 1.60%

ondansetron 1.40%

vitamin 1.00%

feniramin maleat 0.80%

efedrin 0.60%

sodium metamizol 0.60%

piracetam 0.40%

ketotifen 0.20%

Gambar 8 Persentase penggunaan obat off-label usia

Efek samping domperidon yaitu reaksi untuk gigi. Triamsinolon merupakan obat
ekstrapiramidal, galaktorea, ginekomastia, yang digunakan untuk asma bronchial. Se-
sembelit atau diare, kelelahan, ruam ku- diaan krim triamsinolon berfungsi untuk
lit, dan gatal-gatal.15 Meskipun domperi- mengobati inflamasi pada kulit sedangkan
don memiliki profil frekuensi yang rendah sediaan pasta digunakan untuk mengobati
dalam efek samping, saat ini tidak dianjur- lesi inflamasi pada mulut. Tidak ditemukan
kan untuk anak usia kurang dari 2 tahun dosis yang diperuntukkan bagi anak usia
dengan gejala mual, muntah serta refluks dibawah 2 tahun.17 Pada neonatus, triam-
gastroesofagus. Sampai saat ini belum ada sinolon dalam sediaan krim mengandung
penelitian yang dapat menyatakan den- benzil alkohol yang dapat mengakibatkan
gan tegas antiemetik jenis apa yang paling reaksi alergi, sediaan tablet mengandung
efektif untuk anak terkait dengan infeksi natrium benzoat berpotensi mengakibatkan
gastrointestinal. Pada penelitian ini dom-
16
toksisitas fatal (gasping syndrome).17
peridon diresepkan dalam bentuk sediaan c. Erdostein
tablet, tetes mulut dan sirup. Erdostein digunakan untuk pengobatan
b. Triamsinolon simtomatik bronkhitis kronis.18 Dalam
Triamsinolon yang ditemukan dalam ob- British National Formulary, dosis erdostein
servasi ini berupa tablet, krim dan pasta hanya untuk dewasa dengan usia diatas 18

48
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

tahun.12 Pada penelitian ini, erdostein di- g. Mometason Furoat


resepkan dalam bentuk kapsul dan sirup. Mometason furoat pada penelitian ini di-
Belum ditemukan efek negatif erdostein resepkan dalam bentuk sediaan topikal
pada anak, adapun efek samping erdos- berupa krim dan salep. Mometason furoat
tein meliputi epigastralgia, mual, muntah, dalam sediaan topikal diindikasikan un-
diare, spasmodik kolitis, sakit kepala.18 tuk mengobati inflamasi pruritus terkait
d. Vitamin (Imunomodulator) dermatosis yang responsif terhadap kor-
Vitamin memiliki komposisi ekstrak echi- tikosteroid. Zat aktif ini kurang aman di-
naceae, Zn-pikolinat dan selenium sebagai gunakan untuk anak usia dibawah 2 tahun
suplemen untuk meningkatkan imunitas karena menyebabkan toksisitas sistemik.
(imunomodulator). Dosis untuk vitamin ini Oleh karena itu, obat ini tidak direkomen-
tidak ditemukan bagi anak usia 0 hingga 2 dasikan penggunaannya.17,22
tahun. Selenium sebagai salah satu kompo- h. Kaolin dan Pektin
sisi dalam vitamin ini dosisnya tidak dipe- Kaolin dan pektin merupakan antidiare
runtukkan FDA untuk anak usia dibawah 2 adsorben yang dapat menyerap bakteri,
tahun.17,19 Pemberian imunomodulator ber- berikatan dengan air di dalam usus se-
lebihan akan mengakibatkan alergi dan hi- hingga dapat memperkeras feses.17 Kombi-
persensitifitas meningkat. Meskipun sam- nasi obat ini tidak direkomendasikan untuk
pai saat ini belum ada penelitian pemakaian anak usia dibawah 3 tahun karena dapat
imunomodulator yang berlebihan.20 menyebabkan ketidakseimbangan elektro-
e. Karbosistein lit dengan meningkatkan natrium dan men-
Karbosistein digunakan sebagai mukolitik gurangi kalium dalam feses, terutama pada
yang berfungsi untuk mengurangi viskosi- usia lanjut, anak-anak dan diare berat.17,23
tas sputum (dahak). Obat ini tidak diper- i. Siproheptadin HCl
untukkan bagi anak usia dibawah 2 tahun. Obat ini digunakan untuk mengatasi aler-
Belum ditemukan penelitian tentang ba- gi musiman, alergi karena makanan serta
haya penggunaan karbosistein pada anak, rhinitis vasomotor. Keamanan dan efikasi
adapun efek samping karbosistein meliputi obat ini untuk anak usia dibawah 2 tahun
hipersensitifitas dan pendarahan gastroin- belum diketahui. Efek samping siprohepta-
testinal namun jarang.12 Pada penelitian ini din HCl yaitu sedasi, mengantuk, pusing,
karbosistein banyak diresepkan dalam ben- hipotensi, alergi, anemia, dan lain-lain.24
tuk sediaan sirup. j. Ondansetron
f. Bromheksin HCl Kegunaan obat ini sama dengan siprohep-
Bromheksin HCl termasuk kategori obat tadin HCl, yaitu untuk mengatasi alergi
mukolitik yang berfungsi untuk mengura- musiman, alergi karena makanan serta rhi-
ngi viskositas sputum (dahak). Obat ini ti- nitis vasomotor. Keamanan dan efikasi obat
dak diperuntukkan bagi anak usia dibawah ini untuk anak usia dibawah 2 tahun belum
2 tahun. Hingga saat ini belum ditemukan diketahui.25 Efek samping dari ondansetron
penelitian tentang bahaya bromheksin HCl sama dengan siproheptadin HCl.25
pada anak. Adapun efek samping bromhek- k. Vitamin (Suplemen makanan)
sin HCl meliputi gangguan gastrointestinal, Vitamin memilki peran sebagai suplemen
sakit kepala, pusing, berkeringat dan ruam makanan dengan komposisi kurkuminoid,
kulit.21 Pada penelitian ini bromheksin HCl fructo-oligosaccharide, DHA, arachidonic
lebih banyak diresepkan dalam bentuk se- acid, vitamin B1, B2, B6, B12, β-carotene,
diaan eliksir. dan pantothenol. Vitamin tidak diperuntuk-

49
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

kan bagi anak usia dibawah 4 tahun.22 o. Pirasetam


l. Feniramin Maleat Pirasetam digunakan untuk pengobatan
Feniramin Maleat digunakan untuk reaksi cortical myoclonus. Pirasetam tidak di-
alergi dan alergi konjungtiva. Obat ini tidak peruntukkan bagi anak usia kurang dari
diperuntukkan bagi anak.25 Efek samping 2 tahun. Efek samping dari piracetam ini
dari obat ini meliputi sedasi, reaksi hiper- meliputi hiperkinesia, gugup, depresi, di-
sensitivitas, kelesuan, pusing, tinnitus, keti- are, ruam, sistem saraf pusat terganggu,
dakmampuan untuk konsentrasi, inkoordi- insomnia, serta naiknya berat badan.12,22
nasi, lekas marah, insomnia dan tremor. 36 p. Ketotifen
m. Sodium Metamizol Ketotifen digunakan untuk penatalaksanaan
Sodium metamizol digunakan untuk alergi dan asma profilaksis. Ketotifen tidak
menangani sakit kepala, sakit gigi, pas- untuk diberikan pada anak usia dibawah
cacedera atau nyeri pascaoperasi, akut 3 tahun. Efek samping dari ketotifen yai-
dan kronis akibat kejang otot. Sodium tu sedasi, mengantuk, pusing, sistitis.22
metamizol tidak dianjurkan penggunaan-
nya pada anak dibawah 15 tahun.22 Efek Off-label dosis
samping dari sodium metamizol ini me- Informasi dosis merupakan hal yang penting
liputi reaksi hipersensitivitas. Efek pal- dalam pengobatan karena profil farmakoki-
ing serius adalah shock dan agranulosit- netik dan farmakodinamik setiap rentang usia
osis, leukopenia, serta trombositopenia.22 individu berbeda-beda. Obat yang diberikan
n. Efedrin HCl dengan dosis lain dari yang tercantum pada
Efedrin dapat berperan sebagai agen adre- izin edar atau izin penjualan dikategorikan se-
nergik agonis, antiasma, dan bronkodilator. bagai obat off-label dosis. Pada penelitian ini
Efedrin tidak diperuntukkan bagi anak usia yang termasuk kategori obat off-label dosis
dibawah 2 tahun.17,22 Efek samping dari yaitu dioktahedral smektit, asam ursodeoksi-
efedrin yaitu kecemasan, takikardia, tre- lat, ibuprofen, dextromethorphan pada bentuk
mor, mulut kering, hipertensi, aritmia jan- sediaan sirup, dan dimethikon, dapat dilihat
tung, gugup, insomnia, jantung berdebar.22 pada Gambar 9.

dioktahedral smektit 67.40%

asam ursodeoksilat 18.10%

Dekstrometorfan
6.50%
dalam sediaan sirup

dimetikon 5.10%

ibuprofen 2.90%

Gambar 9 Persentase penggunaan obat off-label dosis

50
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

a. Dioktahedral Smektit dalam penelitiannya menyatakan bahwa


Dioktahedral smektit termasuk golongan dosis berlebih asam ursodeoksilat pada
obat antidiare untuk mengurangi hiperos- anak masih bisa ditoleransi namun tetap
morilitas (peningkatan peristaltik).26 Pada harus diawasi lagi sesuai dosis yang telah
penelitian ini ditemukan bahwa penggu- ditetapkan.27
naan dioktahedral smektit untuk anak usia c. Ibuprofen
kurang dari 1 tahun dosisnya melebihi do- Ibuprofen digunakan untuk mengatasi de-
sis yang tercantum di MIMS Indonesia. mam, inflamasi, dan nyeri.27 Pada peneli-
Dosis sediaan dengan zat aktif dioktahe- tian ini ditemukan bahwa ibuprofen dalam
dral smektit ini 3–6 gram untuk anak usia 1 bentuk sediaan suspensi diresepkan den-
hingga 2 tahun perhari, dan 3 gram perhari gan dosis yang lebih banyak dari dosis
untuk anak usia dibawah 1 tahun.22 Adapun yang telah ditetapkan. Anak dengan usia
dalam beberapa peresepan untuk anak usia dibawah 6 bulan diresepkan ibuprofen 600
dibawah 1 tahun diberikan dosis 3 gram mg sehari padahal dosis seharusnya yaitu
2 kali dalam satu hari. Efek samping dari 35 mg perhari.17 Overdosis dari penggu-
dioktahedral smektit ini yaitu konstipasi. naan ibuprofen ini diantaranya apnea, asi-
b. Asam Ursodeoksilat dosis metabolik, koma, nystagmus, kejang,
Asam ursodeoksilat berperan untuk pence- leukositosis dan gagal ginjal.22 Öker et al.,
gahan batu empedu dengan cara menekan melakukan penelitian mengenai anak yang
sintesis hati dan sekresi kolesterol serta diketahui diberi peresepan ibuprofen se-
menghambat penyerapan kolesterol di cara overdosis. Didapatkan hasil bahwa
usus. Efek samping dari obat ini yaitu di- anak tersebut mengalami toksisitas yang
are, mual muntah Dosis penggunaan obat serius, dan dari hasil cek laboratorium anak
ini yaitu 8–10 mg perkilogram berat badan tersebut mengidap asidosis metabolik.22
perhari dalam 2–3 dosis terbagi.22 Pada d. Dekstromethorphan dalam sediaan sirup
penelitian ini ditemukan pemberian asam Dekstrometorphan, turunan dari levor-
ursodeoksilat dosisnya melebihi dosis phanol adalah agen antitusif.22 Pada pene-
yang telah ditetapkan. Dosis perhari untuk litian ini dekstrometorphan ditemukan
anak hingga 2 tahun dengan berat badan dalam sediaan sirup. Overdosis ringan dari
rata-rata 12 kg yaitu 120 mg, sedangkan dekstrometorphan ini dapat menimbulkan
berdasarkan peresepan obat ini diberikan takikardia, hipertensi, muntah, mydriasis,
sebanyak 2 kali sehari yang berarti anak diaphoresis, nystagmus, euforia, kehilangan
tersebut mengonsumsi 500 mg perhari (1 koordinasi motorik. Overdosis parah dapat
kapsul 250 mg). Jacquemin et al., melaku- mengakibatkan agitasi atau mengantuk.22
kan penelitian mengenai penggunaan asam e. Dimetikon
ursodeoksilat pada anak-anak. Ditemukan Sediaan suspensi dengan dimetikon ini di-
bahwa asam ursodeoksilat menunjukkan gunakan sebagai antasida, antiulcer dan
efek yang baik bagi anak yang mengidap agen anti refluks gastrointestinal. Dosis
penyakit hepatosplenomegali dan pruritus yang digunakan untuk anak yaitu 1 hing-
dengan hasil tes hati normal dan mengura- ga 2 mg perkilogram berat badan. Namun
ngi perlunya dilakukan transplantasi hati ditemukan dalam penelitian ini, dosis yang
pada anak. Ia menganjurkan agar terapi diberikan untuk anak 240 mg perhari, jauh
asam ursodeoksilat ini perlu dipertimbang- diatas dosis maksimal untuk usia 2 tahun
kan oleh tenaga medis dengan dosis yang yaitu 24 mg. Dosis yang tinggi dan peng-
sesuai untuk anak-anak. Robert et al.,
22
gunaan dalam jangka waktu panjang perlu

51
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

diawasi dalam peresepannya karena dapat kan kepada pasien yang usianya tidak sesuai
menyebabkan gangguan fungsi ginjal.22 dengan peruntukan obatnya.9 Ditemukan 2 je-
nis obat yang termasuk off-label kontraindika-
Off-label kontraindikasi si yaitu doksisiklin dan loratadin. Pada MIMS
Obat dikatakan termasuk kategori off-label USA tertulis bahwa kontraindikasi kedua obat
jika menimbulkan kontraindikasi saat diberi- ini tidak diperuntukkan bagi anak.29,30

88.20%

11.80%

Doksisiklin Loratadin
Gambar 10 Persentase penggunaan obat off-label kontraindikasi

a. Doksisiklin meliputi kelelahan, sakit kepala, mual,


Doksisiklin merupakan antibiotik yang di- mengantuk. Di dalam MIMS USA tercan-
gunakan untuk mengobati atau mencegah tum bahwa obat ini tidak boleh diberikan
infeksi yang terbukti atau diduga kuat dise- pada anak dengan usia dibawah 2 tahun.
babkan bakteri yang rentan. Penggunaan
doksisiklin tidak dianjurkan pada anak Simpulan
usia dibawah 8 tahun. Efek samping dari
penggunaan obat ini yaitu perubahan per- Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpul-
manen pada warna gigi, hipoplaksia, iritasi kan dari 2.741 total lembar resep pasien anak
lambung, nausea, mual muntah, hemolitik, 0–2 tahun di 14 apotek di Kota Bandung se-
trombositopenia, sindrom Stevens-John- lama tahun 2012, terdapat 19,77% resep off-
son, ubun-ubun menonjol pada bayi.29 Pada label dan 7,89% permintaan obat off-label dari
anak yang tidak terinfeksi riketsia tidak di- 8.861 permintaan obat yang diresepkan. Pere-
anjurkan meresepkan doksisiklin.30 sepan obat-obat off-label yang teridentifikasi
b. Loratadin terdiri dari kategori off-label usia 70,53%, off-
Loratadin merupakan antihistamin non- label dosis 19,74% dan off-label kontraindi-
sedatif. Efek samping dari loratadin ini kasi 9,73%. Tingginya persentase peresepan

52
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

obat off-label ini membutuhkan pengawasan hospital. New England Journal Medicine,
dan penelitian lebih lanjut mengenai keaman- 2000, 343(15): 1125.
an penggunaan obat-obat ini pada anak usia 9. Oguz SS, Kanmaz HG, Dilmen U. Off-
0–2 tahun. label and unlicensed drug use in neonatal
intensive care units in Turkey: the old-inn
Daftar Pustaka study. International Journal of Clinical
Pharmacy, 2012, 34:(1) 136–141.
1. Brion F, Nunn, AJ, Rieutord A. Extem- 10. Chalumeau M, Treluyer JM, Salanave B.
poraneous (magistral) preparation of oral Off label and unlicensed drug use among
medicines for children in European hospi- French office based paediatricians. Ar-
tals. Acta Pediatric, 2003, 92(4): 86–90. chives Diseases Children, 1999, 83(6):
2. Cuzzolin L, Zaccaron A, and Fanos V. 502–505.
Unlicensed and off-label uses of drugs in 11. Horen B, Montrastuc JL, Mestre ML. Ad-
paediatrics: a review of the literature. Fun- verse drug reaction and off-label drug use
damental Clinical Pharmacology, 2003, in paediatric outpatients. British Journal of
17(1): 125–131. Clinical Pharmacy, 2002, 54(6): 665–670.
3. Jong WT, Vulto AG, DeHoog M, Schim- 12. Hadi U, Duerink DU, Lestari ES, Nagelker-
mel KJ, Tibboel D, Van DAN. Survey of ke NJ, Werter S, Keuter M, Suwandjoyo
the use of off-label and unlicensed drugs E, Rahardjo E, Broek P, Gyssens IC. Sur-
in a dutch children’s hospital. Pharmacy vey of antibiotic use of individuals visiting
World and Science, 2007, 29(4): 361–367. public health care in Indonesia (AMRIN).
4. Gokmen T, Erdeve O, Altug N, Oguz SS, International Journal of Infectious Diseas-
Uras N, Dilmen U. Efficacy and safety of es, 2008, 12(6): 622–629.
oral versus intravenous ibuprofen in very 13. Bueno SC, Stull TL. Antibacterial Agents
low birth weight infants with patent duc- in Pediatrics. Infectious Diseases Clinics
tus arteriosus. Journal of Pediatry, 2011, of North America, 2009, 23(4): 865–880.
158(4): 549–554. 14. Joint Formulary Committe. British Na-
5. Avenel S, Bomkratz A, Dassieu G, Janaud tional Formulary. 47th Edition. RPS Pub-
JC, Danan C. The incidence of prescrip- lishing: London. 2009.
tions without marketing product license 15. Scott B. How effective is domperidone at
in a neonatal intensive care unit. Archives reducing symptoms of gastro-oesophageal
Pediatry, 2000, 7(2): 143–147. reflux in infants. Archives Diseases Chil-
6. Committee on Drugs. Unapproved uses of dren, 2012, 97(8): 752–755.
approved drugs: the physician, the pack- 16. Albano F, Bruzesse E, Spagnuolo MI, De
age insert, and the Food and Drug Admin- Marco G. Antiemetics for children with
istration: subject review. Pediatrics, 1995, gastroenteritis: off-label but still on in
98(1): 143–145. clinical practice. Journal of Pediatric Gas-
7. Gravilov V, Lifskitz M, Levy J, Gorodisch- troenterology and Nutrition, 2009, 43(3):
er R. Unlicensed and “off label” medica- 402–404.
tion use in a general pediatrics ambulatory 17. Taketomo CK, Hodding JH, Kraus DM.
hospital unit in Israel. Israel Medical As- Pediatric Dosage Handbook. 13th Edition.
sociation Journal, 2000, 2(1): 595–597. Lexi-Comp Inc: Ohio. 2007.
8. Jong WT, Vulto AG, DeHoog M, Schim- 18. Cazzola M, Floriani I, Page CP. The thera-
mel KJ, Tibboel D, Van DAN. Unapproved peutic efficacy of erdosteine in the treat-
and off label use of drugs in a children’s ment of chronic obstructive bronchitis: a

53
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

meta-analysis of individual patient data. 66(18): 2309–2319.


Pulmonary Pharmacology Therapy, 2010, 25. Pieścik-Lech M, Shamir R, Guarino A,
23(2): 135–144. Szajewska H. Review article: the manage-
19. Corbo MD, Lam J. Zinc deficiency and its ment of acute gastroenteritis in children.
management in the pediatric population: Aliment Pharmacology Therapy, 2013
a literature review and proposed etiologic 37(3): 289–303.
classification. Journal of American Acad- 26. Jacquemin E, Hermans D, Myara A, Habes
emy Dermatology, 2013, 69(4): 616–624. D, Debray D, Hadchouel M, Sokal EM,
20. Bulkina NV, Glybochko AP. Clinico-im- Bernard O. Ursodeoxycholic acid therapy
munological estimation of application of in pediatric patients with progressive fa-
immunomodulatory medicine in complex milial intrahepatic cholestasis. Hepatol-
therapy of inflammatory periodontium ogy, 1997, 25(3): 519–523.
diseases. Saratov Journal of Medical Sci- 27. Robert G, Jennifer H, Richard C. Over-
entific Research, 2009, 5:(2) 238–242. dose of ursodiol in preterm infant is well
21. Prestridge A, Deterding RR. Diffuse lung tolerated. Pediatric Emergency Care,
disease in children. Journal of Pediatry, 2006, 22(8): 619.
2010, 39(12): 777–783. 28. Öker, EE, Hermann L, Baum CR, Fentz-
22. MIMS USA. Drugs information, inter- ke KM, Pharmd TS, Leikin JB. Serious
action, images, dosage and side effects. toxicity in a young child due to ibuprofen.
http://www.mims.com/usa. Diakses 15 Pediatric Emergency Care, 2000, 7(7):
Januari 2013. 821–823.
23. Lee KS, Kang DS, Yu J, Chang YP, Park 29. Segelnick SL, Weinberg MA. Recognizing
WS. How to do in persistent diarrhea of doxycycline-induced esophageal ulcers in
children?: concepts and treatments of dental practice: a case report and review.
chronic diarrhea. Pediatric Gastroenterol- Journal of American Dentist Associaton,
ogy Hepatology Nutrition, 2012, 15(4): 2008, 139(5): 581–585.
229–236. 30. Smith K, Leyden JJ. Safety of doxycycline
24. Lehman JM, Blaiss MS. Selecting the op- and minocycline: a systematic review.
timal oral antihistamine for patients with Clinical Therapy, 2005, 27(9): 1329–1342.
allergic rhinitis. Journal of Drugs, 2006,

54

Anda mungkin juga menyukai