Anda di halaman 1dari 16

Laporan PSUD Prof. Dr.

Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gudang Logistik Sediaan Farmasi RSUD


Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
1 Struktur Organisasi
Berikut merupakan struktur organisasi yang terdapat di gudang farmasi
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo :

Gambar 1. Struktur organisasi gudang farmasi

2 Tata Letak Gudang Farmasi


Lokasi gudang instalasi farmasi RS Margono dekat dengan jalanan
umum dan ruang pelayanan dirumah sakit sehingga mudah dijangkau oleh
kendaraan angkut barang dan memudahkan dalam proses pengiriman sediaan
farmasi baik dari distributor obat maupun pengiriman ke satelit-satelit farmasi
lainnya. Ruang penyimpanan gudang instalasi farmasi RS Margono terdiri dari
ruang injeksi dan obat luar; ruang sitotoksik; ruang infus; ruang obat oral,
tablet, kapsul, sirup dan lemari narkotik psikotropik; ruang alkes; ruang B3;
dan refrigerator untuk menyimpan obat-obat yang disimpan pada suhu dingin.
Lokasi gudang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa faktor
seperti keamanan dan kemudahan lokasi untuk dijangkau baik untuk
2

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

pengiriman barang ke setiap satelit-satelit farmasi maupun untuk menerima


barang datang dari distributor atau sejenisnya. Kegiatan operasional Gudang
Farmasi atau biasa disebut dengan Gudang Pusat RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo dilakukan pada sebuah gedung tersendiri dan terpisah, namun masih
berada di lingkungan rumah sakit, adapun ruangan-ruangan yang terdapat
dalam gudang tersebut digambarkan pada gambar berikut.

Gambar 2. Denah gudang famasi di RSMS


Keterangan:
- Kulkas untuk menyimpan sediaan yang penyimpanannya pada
suhu dingin (2-8oC)
a. R1 : Ruang dengan suhu (15o-25oC) untuk menyimpan sediaan
injeksi, dan sebagian obat luar
b. R2 : Ruang dengan suhu (15o-25oC) untuk menyimpan sediaan
injeksi sitostatika dan oral
c. R3 : Ruang dengan suhu sejuk penyimpanan infusa
d. R4 : Ruang dengan suhu (15o-25oC) untuk menyimpan sediaan
obat oral, dan injeksi
e. R5 : Ruang penyimpanan obat-obat yang disimpan pada suhu
(15o-25oC)
f. R6 : Ruang penyimpanan alkes (lantai 2)
g. R7 : Ruang penyimpanan B3 ( bahan berbahaya & beracun)
3

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

Gambar 3. Tata letak gudang farmasi R.1

Gambar 4. Tata letak gudang farmasi R. 2

Gambar 5. Tata letak gudang farmasi R.3


4

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

Gambar 6. Tata letak gudang farmasi R.4

Gambar 7. Tata letak gudang farmasi R.5


5

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

Gambar 8. Tata letak gudang farmasi R.6

3 Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia di gudang farmasi berjumlah 13 orang, sumber
daya manusia tersebut terbagi di dua tempat yaitu sumber daya manusia di
gudang farmasi RSMS sebanyak 11 orang dan di gudang farmasi abiyasa 2
orang. Sumber daya manusia di gudang farmasi RSMS yang terdiri dari 3
orang apoteker, 4 orang AA (Asisten Apoteker), 4 orang tenaga administrasi,
sedangkan sumber daya manusia di gudang farmasi abiyasa terdiri dari 1
orang koordinator dan 1 orang staff teknis kefarmasian.
6

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

4 Alur Pelayanan Gudang

Gambar 9. Alur Pelayanan Gudang

Sistem distribusi obat di Rumah Sakit Margono Soekarjo terdapat 2 sistem


yaitu distribusi gudang ke satelit dan satelit ke pasien. Pendistribusian obat dan
alat kesehatan ke satelit-satelit farmasi merupakan salah satu tugas dari gudang
Rumah Sakit Margono Soekarjo. Kegiatan pelayanan permintaan obat dan alat
kesehatan ke gudang dilakukan berdasarkan surat permintaan yang dikirimkan
masing-masing satelit farmasi ke gudang dan dilengkapi oleh tanda tangan
pemesan. Masing-masing satelit farmasi memiliki jadwal hari yang berbeda-beda
untuk mengajukan surat permintaan (SP) ke gudang RSMS. SP dari satelit-satelit
farmasi berisikan kode barang, nama sediaan farmasi (obat/alat kesehatan),
satuan, kelompok barang, jumlah barang yang diminta (diisi oleh satelit farmasi),
jumlah diberi (diisi oleh gudang RSMS) dan sisa stock di gudang (sisa stock di
gudang baik gudang RSMS atau gudang buffer masing-masing satelit).

Tabel 1. Jadwal Permintaan Satelit Farmasi RSMS

No. NAMA APOTEK SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

1 ABIYASA

2 RAWAT JALAN
7

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

3 RAWAT INAP

4 ICU

5 ICCU

6 IGD

7 IBS

8 HCU

9 KEMOTERAPI

10 IMP

Berdasarkan pengamatan sistem distribusi farmasi di gudang Rumah Sakit


Margono Soekarjo sudah sesuai dengan standar prosedur operasional yang mana
setelah surat permintaan yang dikirim dari masing–masing satelit sampai
digudang petugas memeriksa surat permintaan apakah ada persetujuan dari
pejabat/atasan unit yang berwenang. Kemudian memeriksa stok sediaan yang ada
digudang apakah tersedia atau tidak. Permintaan depo farmasi yang terlayani oleh
gudang farmasi terkadang tidak semuanya terpenuhi, dimana seharusnya gudang
farmasi dapat melayani semua permintaan dari setiap satelit farmasi.
Pemberian/pemenuhan permintaan jumlah barang dari satelit farmasi ke gudang
RSMS yang tidak selalu terpenuhi seluruhnya dipengaruhi oleh jumlah stok
barang yang ada di gudang RSMS.

Selanjutnya mengeluarkan sediaan yang diminta secara FEFO dan FIFO yang
mana melihat tanggal kadaluarsanya, tanggal kadaluarsa yang lebih cepat maka
dikeluarkan terlebih dahulu atau obat yang datang lebih dahulu dan dikeluarkan
lebih dulu. Mencatat di kartu stok meliputi: tanggal pengeluaran, jumlah barang
yang diminta, sisa stok, dan unit yang diminta. Setelah itu petugas melakukan
double check terhadap barang yang akan didistribusikan ke masing-masing satelit
farmasi apakah sudah sesuai permintaan atau belum. Petugas yang mengecek
harus berbeda orang dengan yang mengambil barang untuk menghindari
terjadinya kesalahan barang yang diambil. Petugas yang mengecek akhir
8

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

memberikan tanda tangan dan nama pada lembar surat permintaan dan meminta
tanda tangan kepala instalasi farmasi/ penanggung jawab logistik farmasi sebagai
tanda disetujuinya permintaan. Kemudiaan sediaan farmasi diserahkan kepada
petugas dari satelit yang meminta dan petugas yang menerima menuliskan tanggal
penyerahan, nama terang petugas dan tanda tangan sebagai bukti penyerahan.
Mengarsipkan surat permintaan yang asli.

5 Pembahasan
Perencanaan yang dilakukan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
meliputi kegiatan merencanakan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang
akan diadakan di rumah sakit yang telah disesuaikan dengan kebutuhan
pasien/pola konsumsi, pola penyakit, serta anggaran yang tersedia. Perencanaan
mengacu pada formularium rumah sakit yang merupakan hasil seleksi Tim
Farmasi dan Terapi (TFT). Formularium rumah sakit dibuat berdasarkan acuan
seperti : DOEN, Formularium Nasional, Standar Terapi Rumah Sakit (Standard
Treatment Guidelines/STG), data catatan medik/rekam medik, anggaran yang
tersedia, penetapan prioritas dan pola penyakit. Panitia TFT merupakan organisasi
yang mewakili hubungan komunikasi antara para SMF (Staf Medis Fungsional)
yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang
ada di Rumah Sakit dan apoteker wakil IFRS serta tenaga kerja lainnya.
Tahapan proses penyusunan Formularium Rumah Sakit adalah membuat
rekapitulasi usulan obat dari masing-masing SMF berdasarkan standar terapi atau
standar pelayanan medik, mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi,
membahas usulan tersebut dalam rapat komite dan dapat meminta usulan dari
pakar, mengembalikan rancangan hasil pembahasan komite kepada masing-
masing SMF, membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF, menetapkan
daftar obat ke dalam Formularium Rumah Sakit, menyusun kebijakan dan
pedoman untuk implementasi dan melakukan edukasi mengenai Formularium
Rumah Sakit kepada staf dan melakukan monitoring Proses seleksi tersebut
mengacu pada Formularium Nasional dan Pembuatan laporan yang biasa dibuat
9

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

mengenai obat dan alkes yaitu laporan pemusnahan, near ED, penarikan, laporan
narkotik, psikotropik, prekursor dan laporan slow moving.
Perencanaan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo lebih sering
menggunakan metode konsumsi, yaitu dengan menggunakan data konsumsi
periode minimal 3 bulan terakhir dan maksimal periode 1 tahun. Hal ini dilakukan
untuk menghindari data yang terlalu bias. Metode epidemiologi biasanya
digunakan untuk kasus-kasus cancer karena termasuk jenis kasus yang
membutuhkan obat dengan harga yang cukup mahal dan penggunaannya sering
putus siklus, sehingga tidak menggunakan metode konsumsi. Metode kombinasi
(konsumsi dan epidemiologi) terkadang digunakan dalam perencanaan di gudang
farmasi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo ketika terdapat program pengembagan
pelayanan, seperti contohnya saat ini adalah tindakan operasi baru untuk kasus
kanker pada pasien golongan usia geriatri. Namun pengadaan program baru belum
tentu ada tiap bulannya. Peningkatan efektifitas dan efisiensi perencanaan juga
dilakukan oleh gudang farmasi, yaitu dengan menggunakan skala prioritas. Skala
prioritas yang paling sering digunakan yaitu analisis ABC dengan cara disortir
secara manual.
Tahapan pengadaan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo tidak
dilakukan oleh IFRS, namun dilaksanakan oleh ULP (Unit Layanan Pengadaan)
yang bertugas membuat SP (Surat Permintaan) dan pelaksanaannya dilakukan
oleh pejabat pengadaan. Pengadaan obat di RSMS biasanya dilakukan setiap
tanggal 25 tiap bulannya. Kendala perencanaan yang sering terjadi yaitu
perubahan konsumsi dan perubahan epidemiologi seperti saat-saat terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB), untuk mengatasi hal tersebut maka perencanaan yang
dibuat minimal 6-12 bulan terakhir sehingga perencanaan yang dibuat memiliki
data perencanaan yang valid.
Kegiatan pengadaan sediaan farmasi dimulai setelah proses perencanaan.
Satelit farmasi akan membuat kebutuhan sediaan farmasi, selanjutnya pihak
gudang farmasi RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo akan membuat rekapitulasi
usulan sediaan farmasi dari Depo Farmasi tersebut. Instalasi Farmasi
melaksanakan telaah, koreksi dan persetujuan sesuai tupoksi terhadap usulan
10

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

perencanaan untuk kemudian diusulkan ke Bidang Penunjang Medis. Bidang


Penunjang Medis juga melakukan telaah terhadap perencanaan yang diusulkan.
Usulan perencanaan diajukan ke Wakil Direktur Penunjang dan Pendidikan serta
pejabat teknis untuk megertatahui proses pengusulan perencanaan sediaan
farmasi. Selain itu, usulan perencanaan juga diajukan ke Bidang Perencanaan dan
bidang Keuangan untuk mengkaji pelaksanaan program dan penggunaan
anggaran. Setelah itu, usulan perencanaan diajukan ke Pejabat Keuangan untuk
diteruskan ke Direktur RS agar mendapat persetujuan penggunaan anggaran.
Usulan perencanaan yang telah disetujui Direktur, kemudian di
disposisikan ke PPKom/ PPTK (Pejabat Pembuat Komitmen/ Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan). PPKOM dan PPTK merupakan salah satu tahap yang harus
dilewati saat melakukan pengadaan sediaan farmasi, tugas PPKOM dan PPTK
adalah membuat surat perintah pembelian ke Unit Layanan Pengadaan (ULP)/
Pejabat Pengadaan (PP). ULP/ PP adalah unit yang melakukan pengadaan sediaan
farmasi di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo. Didalam ULP tidak ada pihak
farmasi, sehingga yang dilakukan oleh pihak Gudang Farmasi hanya melakukan
monitoring obat dari awal perencanaan sampai obat datang.
Peyimpanan di gudang farmasi RSUD Prof. DR Margono Soekarjo
merupakan sistem penyimpanan sediaan farmasi terpusat sebelum sediaan farmasi
di distribusikan ke satelit farmasi baik di Paviliun Abiyasa ataupun RSMS (RSUD
Prof. DR. Margono Seokarjo). Penyimpanan adalah salah satu kegiatan
pengelolaan sediaan farmasi yang menjadi tolak ukur keberhasilan monitoring di
gudang farmasi. Pengelolaan penyimpanan sediaan farmasi di gudang farmasi
RSMS sudah berjalan dengan baik. berikut kesesuian pengelolaan penyimpanan
sediaan farmasi di gudang RSMS:
Pelaksanaan Penyimpanan di Gudang Farmasi
Standar Penataan Obat (SK Menkes
RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo
Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)
Ya Tidak
Metode FIFO ✓
Metode FEFO ✓
Penggolongan berdasarkan jenis dan ✓
macam sediaan
Penggolongan berdasarkan abjad ✓
11

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

Penggolongan berdasarkan kelas terapi ✓

Pemeriksaan barang datang dilakukan oleh petugas tenaga tekhnik


kefarmasian yang ada digudang RSMS. Namun untuk obat-obatan yang tergolong
narkotika, psikotropika dan prekursor, pemeriksaan harus disertai tandatangan
Apoteker beserta SIPA. Adapun skema alur pemeriksaan barang di gudang
farmasi RSMS dapat dilihat pada Gambar 1 :

Petugas pemeriksaan dihubungi untuk hadir memeriksa

Pemeriksaan kesesuaian faktur barang dengan surat pesanan

Pemeriksaan secara teliti terhadap nama barang, jenis sediaan, kekuatan sediaan, jumlah
barang, keadaan barang, nomor batch, jumlah fisik, kemasan barang, tanggal Expired Date dan
Medical Safety Data Sheet (MSDS)
Barang yang tidak sesuai dengan yang dipesan/ tidak memenuhi standar dilaporkan ke Panitia
penerimaan barang untuk dikembalikan kedistributor untuk diganti dengan yang sesuai
pesanan.
Jika telah sesuai, maka ditanda tangani (mencantumkan tanggal, nama petugas penerima,
nomor SIP) serta distempel

Gambarberita
Pembuatan 1. Alur
acaraPemeriksaan Barang
penerimaan (BAP) datangke
dan diserahkan dibandahara
Gudangbarang
RSMS
Spesifikasi saat pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan
administrasi dan fisik barang yang meliputi jumlah, merek barang, nomor batch,
tanggal kadaluarsa dan keterangan lain yang diperlukan. Untuk sediaan farmasi
yang bersifat toksik dan berbahaya harus menyertakan Medical Safety Data Sheet
(MSDS) dengan setidaknya menyertakan lembar MSDS pada pengiriman pertama
kali. Beberapa kendala yang dapat terjadi pada saat pemeriksaan barang datang
yaitu :
 Jumlah dan bentuk sediaan yang tidak sesuai dengan Surat Permintaan.
 Distributor tidak membawa faktur melainkan Surat Jalan.
 Kurang teliti karena barang datang dalam satu waktu dengan jumlah yang
banyak.
 Barang datang diluar jam kerja, serta administrasi salah. Misalnya
kesalahan pada faktur seperti alamat pengiriman salah, tanggal faktur lebih
cepat dibanding tanggal di SP, nama obat, jumlah dan harga pada faktur.
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak
12

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait
penerimaan barang harus tersimpan dengan baik. Adapun skema alur penerimaan
barang di gudang RSMS dapat dilihat pada Gambar 2.
Penerimaan barang dan faktur barang datang ditandatangani serta
distempel (mencantumkan tanggal, nama petugas penerima, nomor SIP)

Pengarsipan salinan faktur

Entry data ke dalam komputer meliputi nama, no. faktur, tanggal faktur
barang datang, jenis dan jumlah barang, satuan, harga satuan, diskon
dan ppn

Penyimpanan barang datang di tempat yang sesuai kondisi dan


persyaratan
Gambar 2. Alur Penerimaan Barang datang di Gudang RSMS
Pada saat penerimaan barang terdapat tiga komponen penting yaitu
barang, faktur, dan SP. Barang terdiri dari kualitas (spesifikasi barang, expired
date, kesesuaian fisik item) dan kuantitas (jumlah, harga dan diskon). Faktur
berfungsi sebagai tanda jual distributor, arsip dan instrumen untuk memasukkan
item ke dalam komputer. Surat Pesanan atau SP merupakan daftar barang yang
dipesan oleh pihak pengadaan kepada distributor. Proses penerimaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dari distributor
harus menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu waktu penyerahan dan
harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang
baik. Selain itu, harus mencocokan barang pesanan dengan fakturnya terkait jenis,
jumlah, nomor batch dan kadarluarsa (expired date). Semua dokumen penerimaan
barang harus tersimpan dengan baik.
Berdasarkan pengamatan sistem penerimaan yang dilaksanakan di
Gudang Farmasi RSMS sudah cukup baik dan sesuai dengan SOP (Standar
Operasional Prosedur) yang mana saat barang datang sudah ada petugas yang
melakukan pemeriksaan dan penerimaan terhadap barang yang datang.
13

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

Pemusnahan sediaan farmasi di RSUD Prof. DR. Margono tidak


dilakukan secara langsung dirumah sakit, tetapi dilakukan dengan bantuan pihak
ke-3 yang sudah ditunjuk atau memenangkan tender sebagai penyedia jasa
pemusnahan. Contohnya seperti PT. Wastec Cilegon dengan mengundang saksi-
saksi dari dinas terkait baik perwakilan dari RS Margono, Dinas setempat,
perwakilan polisi, BPOM, serta melakukan dokumentasi untuk kegiatan tersebut.
RS Margono Soekarjo melakukan pemusnahan saat sekiranya obat yang harus
dimusnahkan telah terkumpul banyak, hal ini dilakukan agar pemusnahan lebih
efisien karena pihak ketiga pemenang tender pemusnahan obat berada diluar kota
Berikut adalah tahapan pemusnahan menurut Standar Prosedur Operasional
RSMS yaitu:

1. Semua data sediaan farmasi yang ED atau rusak dari semua satelit farmasi
di RSMS dikumpulkan ke gudang dan di keluarkan dalam sistem inventori
(penyimpanan) gudang farmasi RSMS, dan akan masuk dalam data
kerugian Rumah Sakit. Perbekalan farmasi yang kadaluwarsa atau rusak
dari gudang farmasi, dalam suatu wadah khusus dan diberi label
kadaluwarsa / rusak.
2. Sediaan farmasi yang akan dimusnahkan dikumpulkan dan di data setiap 6
bulan sekali untuk dilakukan pelaporan dan perencanaan pemusnahan.
Pelaporan dilakuan kepada direktur melalui Ka Instalasi Farmasi bahwa
akan dilaksanakan pemusnahan sediaan farmasi dan alkes yang ED atau
rusak
3. Petugas yang melaksanakan pemusnahan ada 3 katagori, yaitu:
 Pihak Internal Rumah sakit ( Kepala Instalasi Farmasi dan
Penanggungjawab logistik farmasi)
 Bagian Rumah Tangga atau Umum Rumah Sakit (sediaan farmasi
dan alkes adalah salah satu aset dari Rumah Sakit)
 IPL (Instansi Penyehatan Lingkungan)
 Pihak Eksternal, yaitu penyedia jasa pengelolaan limbah (yang
menentukan penyedia jasa pengelolaan limbah adalah IPL).
4. Melaksanakan pemusnahan bila sudah ada disposisi dari direktur setelah
ada koordinasi dengan BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah) Pemprov Jateng, karena sediaan farmasi RSMS merupakan asset
14

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

daerah dikarenakan RSMS adalah RSUD milik pemerintah serta Dinas


Kesehatan Provinsi dan atau Balai Besar/ Balai Pengawas Obat dan
Makanan setempat.
5. Pemusnahan dilakukan dengan cara, yaitu : dibakar, dilarutkan, limbah
dibuang dengan cara lain sesuai ketentuan penyedia jasa limbah (pihak ke-
3) yang disaksikan oleh petugas penusnahan dan saksi lain yang ditunjuk.
6. Membuat dan menandatangani berita acara pemusnahan bagi petugas dan
saksi yang ditunjuk. Berita acara dibuat dari pihak Rumah Sakit dan pihak
ke-3 penyelenggara pemusnahan untuk saling menandatangi berita acara.
7. Melaporkan kepada Direktur hasil pemusnahan perbekalan farmasi
Pemusnahan sediaan farmasi berupa narkotika yang ED atau rusak,
prosedur dan petugas dan saksi (pejabat yang berwenang) yang bertugas,
yaitu:
A. Mengumpulkan dan mengeluarkan sediaan farmasi kadaluwarsa atau
rusak dari gudang farmasi, dalam suatu wadah khusus dan diberi label
kadaluwarsa atau rusak.
B. Membuat laporan kepada direktur bahwa Instalasi Farmasi akan
melaksankan pemusnahan sediaan farmasi yang kadaluwarsa atau
rusak Rumah Sakit menyampaikan surat pemberitahuan dan
permohonan saksi kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Balai
Besar/ Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat.
C. Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Balai Besar/ Balai Pengawas Obat
dan Makanan setempat mengirimkan petugas sebagai saksi.
D. Pemastian kebenaran secara organoleptis oleh saksi sebelum dilakukan
pemusnahan.
E. Melaksanakan pemusnahan bila sudah ada disposisi dari direktur
setelah ada koordinasi dengan BPKAD (Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah) Pemprov Jateng dan Dinas Kesehatan Provinsi dan
atau Balai Besar/ Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat, dengan
cara dibakar atau dilarutkan, kemudian limbah dibuang dengan
pengolahan atau dengan cara lain yang sesuai pihak ke-3, dengan
disaksikan oleh kepala Instalasi Farmasi, Penanggung Jawab Logistik
15

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

Farmasi, Instasi Penyehatan Lingkungan, Bagian Rumah Tangga


Rumah Sakit, dan saksi lain yang ditunjuk.
F. Membuat berita acara pemusnahan rangkap 3 (tiga) yang memuat :
a. Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan
b. Tempat pemusnahan
c. Nama penanggung jawab farmasi/ kepala instalasi farmasi
d. Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain
badan/sarana tersebut
e. Nama dan jumlah narkotika, psikotropika dan perkursor farmasi
yang dimusnahkan
f. Cara pemusnahan
g. Tanda tangan petugas dan saksi yang ditunjuk.
h. Menandatangi berita acara pemusnahan
i. Melaporkan kepada direktur hasil pemusnahan sediaan farmasi dan
tembusannya disampaikan kepada Direktur Jendral dan Kepala
Badan/Kepala Balai menggunakan formulir yang berlaku.

Kegiatan yang dilakukan pada stase ini tidak sampai melakukan proses
pemusnahan secara langsung hanya sebatas mengetahui bagaimana proses
pemusnahan dan pengembalian dan melakukan evaluasi terhadap sediaan farmasi
dan alkes near ED atau mengalami stok macet di gudang farmasi. Sediaan farmasi
dan alkes tercatat near ED jika masih belum digunakan pada masa mendekati 6
bulan dari waktu kadarluarsa. Obat /alat kesehatan dikatakan mengalami stok
macet atau stok mati (dead stock) apabila dalam waktu 3 bulan obat tersebut tidak
mengalami transaksi atau tidak pernah digunakan.

Untuk pengelolaan sediaan farmasi yang rusak / hampIr kadaluwarsa


pada RS Margono melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memisahkan dan mencatat sediaan farmasi yang rusak untuk kemudiaan
dikembalikan ke gudang farmasi pada formulir yang telah disediakan.
2. Memisahkan dan memberi tanda sediaan farmasi yang hampir kadaluwarsa
(minimal 6 bulan sebelum tanggal kadaluwarsa) untuk digunakan terlebih
dahulu
3. Mencatat sediaan yang hampir kadaluwarsa dalam formulir yang telah
disediakan dan melaporkan ke gudang farmasi
16

Laporan PSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto


Periode 1 Oktober – 30 November 2019

4. Memberitahukan ke dokter, sediaan farmasi yang hampir kadaluwarsa untuk


bisa segera dimanfaatkan
5. Penanggung jawab logistik memberitahukan pihak distributor bahwa ada
sediaan farmasi yang hampir kadaluwarsa dan meminta jadwal tanggal
penukaran apa bila dokter tidak mau menggunakan
6. Menukar sediaan farmasi yang hampir kadaluwarsa ke pihak distributor,
sesuai dengan jadwal penukarannya supaya bisa ditukar dengan yang masih
panjang kadaluwarsanya
7. Mengumpulkan sediaan farmasi yang rusak / hampir kadaluwarsa (yang tidak
bisa dikembalikan ke distributor serta tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh
dokter hingga tiba masa kadaluwarsanya) diruang khusus untuk selanjutnya
dilaksanakan pemusnahan
8. Membuat laporan kepada kepala instalasi farmasi catatan sediaan farmasi
yang sudah kadaluwarsa/rusak untuk diteruskan ke direktur
9. Melaksanakan tindak lanjut apabila ada dasposisi dari direktur

Anda mungkin juga menyukai