VISI
RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA
INDONESIA MENJADI RUMAH SAKIT
RUJUKAN DAN PENDIDIKAN DENGAN
STANDAR JOINT COMMITTEE
INTERNATIONAL (JCI) TAHUN 2020.
URAIAN JABATAN
1.
KETENAGAAN
Pada dasarnya kegiatan farmasi kesehatan harus
dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi
pendidikan dan pengalaman yang memadai
serta memperoleh/memiliki kewenangan untuk
melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi
tugas atau tanggung jawabnya. Setiap farmasi
harus menetapkan seorang atau sekelompok
orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
pemantapan mutu dan keamanan kerja.
2.
KUALIFIKASI
Kualifikasi tenaga farmasi minimal SMF s/d D3
farmasi, sebagai tenaga pelaksana
Kualifikasi kepala farmasi apoteker minimal
mempunyai pengalaman kerja selama 2 tahun
Kualifikasi petugas administrasi minimal D3
farmasi bertanggung jawab untuk
Kepala
mengkoordinir
semua
kegiatan
yang
diselenggarakan oleh instalasi farmasi
Jumlah tenaga pelaksana dan administrasi
disesuaikan dengan kebutuhan dan standart yang
berlaku.
1.
PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI FARMASI
A.
Latar Belakang
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu
kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan
kesehatan yang bermutu.
Akreditasi farmasi kesehatan akan mendorong farmasi
kesehatan untuk memenuhi standar yang telah
ditetapkan, sehingga mutu pelayanannya dapat
dipertanggung jawabkan dan memberikan jaminan
serta kepuasan kepada masyarakat/pasien yang
mengunakan jasa farmasi bahwa pelayanan farmasi
yang diberikan sudah sesuai dan memenuhi standar
pelayanan farmasi rumah sakit yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan Nomor:1333/Menkes/SK/XII/1999.
B.
Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Tersedianya pedoman pengelolaan perbekalan
farmasi di Rumah Sakit
Tujuan Khusus :
Terwujudnya
sistem
informasi
pengelolaan
perbekalan
farmasi
kesehatan
yang
dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan kebutuhan
perbekalan farmasi
C.
D.
Batasan Operasional
Batasan Operasional Farmasi adalah
sebagai
sarana
kesehatan
yang
melaksanakan pelayanan farmasi yang
optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan gawat darurat,
melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi
dan Edukasi) mengenai obat, melakukan
dan memberikan pelayanan bermutu
melalui analisa telaah dan evaluasi
pelayanan.
E.
Landasan Hukum
UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan
Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai daerah otonom
Keputusan Presiden Nomor 177 tahun 2000 tentang
Cusunan Organisasi dan Tugas Departemen, sebagai
mana telah diubah terakhir dengan Keputusan
Presiden Nomor 82 tahun 2001
Keputusan Presiden Nomor 102 tahun 2001 tentang
kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang
Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
B.
Distribusi ketenagaan
No
Nama Pegawai
Kompetensi
1.
Dr.Tonny, Sp.pk
Lama
Bekerja
2 Tahun
2.
Elida Afni, ST
S1 Teknik Kimia
6 Tahun
3.
Marlina
SMAK
8 Tahun
4.
Maya Zulfinayus
SMAK
3 Tahun
5.
Juwita Devisari
SMAK
2 Tahun
6.
Deswita Sari
SMAK
1 Tahun
Nurtri wahyuni
SMAK
1 Tahun
8.
Yestina Bago
SMAK
10 Bulan
c.
Pengaturan Jaga
Pengaturan Jaga di laboratoriu RSU IPI
terdiri dari 3 Shif :
A.
Denah Ruangan
RUANG
PEMESANAN
RUANG RACIKAN
TOILET / WC
GUDANG
KASIR
RUANG
PENERIMAA
N RESEP &
PEMBERIAN
OBAT
B.
1.
2.
3.
4.
5.
Standar Fasilitas
Instalasi farmasi harus memiliki fasilitas dan
peralatan
yang
diperlukan
untuk
penyelenggaraaan kegiatan:
Tersedianya fasilitas penyimpanan barang farmasi
yang menjamin semua barang farmasi tetap
dalam kondisi yang baik.
Obat yang bersifat adiksi disimpan sedemikian
rupa demi menjamin keamanan setiap staf
Tersedianya fasilitas untuk pendistribusiaan obat
Tersedianya fasilitas pemberian informasi dan
edukasi
Tersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip
resep.
1.
2.
Hematom
Mengatasi Hematom (Pembengkakan):
Lepaskan jarum lalu tekan kuat sehingga darah menyebar.
Kompres pakai air hangat, biasanya lebam hilang setelah
beberapa hari
Beri salep
Untuk pemeriksaan selanjutnya cara pumbuluh ditempat lain.
Mengatasi Sinkop Saat Pungsi Vena
Lepaskan torniquet,tarik jarum segera
Bicara kepada pasien supaya terjaga dan mengalihkan
perhatiannya.
Turunkan bagian kepala pasien dan di minta untuk bernafas
yang dalam
Lepaskan Aksesoris
Kompres dengan air dingin dibagian dahi dan belakang leher.
Gunakan Inhalan Amonia (bila perlu)
Laporkan kepada dokter bila tidak berespons.
Kejadian yang tidak diharapkan pada saat pengambilan darah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.