Anda di halaman 1dari 25

IMPLEMENTASI KODE ETIK

APOTEKER PADA
PELAYANAN KEFARMASIAN
Pekerjaan apoteker berpedoman kepada sumpah
janji apoteker
Rambu-rambu kode etik Apoteker ( hasil kongres
IAI )
Rekomendasi IAI melaksanakan pekerjaan
kefarmasian
Jadi kalau bukan anggota IAI ????
Implementasi kode etik apoteker

Pasien
Teman sejawat
Teman sejawat petugas kesehatan lain
pasien

mengutamakan kepentingan masyarakat


menghormati hak azasi pasien dan melindungi
makhluk hidup insani
mendorong pasien untuk terlibat dalam keputusan
pengobatan mereka
mengambil langkah-langkah untuk menjaga
kesehatan pasien khususnya janin, bayi, anak-anak
serta orang yang dalam kondisi lemah
• obat yang diserahkan kepada pasien adalah obat yang terjamin
mutu, keamanan, dan khasiat dan cara pakai obat yang tepat
• menjaga kerahasiaan pasien, rahasia kefarmasian, dan rahasia
kedokteran dengan baik
• Seorang apoteker harus menghormati keputusan profesi yang telah
ditetapkan oleh dokter dalam bentuk penulisan resep dan
sebagainya. Dalam hal seorang apoteker akan mengambil
kebijakan yang berbeda dengan permintaan seorang dokter, maka
apoteker harus melakukan komunikasi dengan dokter tersebut,
kecuali peraturan perundangan membolehkan apoteker
mengambil keputusan demi kepentingan pasien.
Teman sejawat
• memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan
• menghargai teman sejawatnya, termasuk rekan kerjanya.
• Bilamana seorang apoteker dihadapkan kepada suatu
situasi yang problematik, baik secara moral atau
peraturan perundangan yang berlaku, tentang
hubungannya dengan sejawatnya, maka komunikasi antar
sejawat harus dilakukan dengan baik dan santun
• Berkoordinasi dengan IAI ataupun majelis Pembina etik apoteker
dalam menyelesaikan permasalahan dengan teman sejawat
• Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling
menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode Etik
• Bilamana seorang apoteker mengetahui sejawatnya melanggar kode
etik, dengan cara yang santun dia harus melakukan komunikasi
dengan sejawatnya tersebut untuk mengingatkan kekeliruan
tersebut. Bilamana ternyata yang bersangkutan sulit menerima
maka dia dapat menyampaikan kepada pengurus cabang dan atau
MPEAD secara berjenjang
• Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik
sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran
martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa
saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya
• membantu teman sejawatnya dalam menjalankan
pengabdian profesinya.
• saling mempercayai teman sejawatnya dalam
menjalin, memelihara kerjasama.
SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN
LAIN

• Membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling


mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat
petugas kesehatan lain
• Menjalin hubungan yang harmonis dengan tenaga profesi
kesehatan lainnya secara seimbang dan bermartabat.
• Menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain
Bilamana seorang apoteker menemui hal-hal
yang kurang tepat dari pelayanan profesi
kesehatan lainnya, maka apoteker tersebut
harus mampu mengkomunikasikannya
dengan baik kepada profesi tersebut, tanpa
yang bersangkutan harus merasa
dipermalukan.
Sanksi

Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja


maupun tak sengaja melanggar atau tidak
mematuhi kode etik Apoteker Indonesia,
maka dia wajib mengakui dan menerima
sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi
profesi farmasi yang menanganinya (IAI) dan
mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Apabila apoteker melakukan
pelanggaran kode etik apoteker, yang
bersangkutan dikenakan sanksi
organisasi. Sanksi dapat berupa
pembinaan, peringatan, pencabutan
keanggotaan sementara, dan pencabutan
keanggotaan tetap.
Kriteria pelanggaran kode etik
diatur dalam peraturan organisasi,
dan ditetapkan setelah melalui
kajian yang mendalam dari
MPEAD. Selanjutnya MPEAD
menyampaikan hasil telaahnya
kepada pengurus cabang, pengurus
daerah, dan MPEA.
APOTEKE PASIEN
R

KODE ETIK
KODE ETIK
APOTEKER

KODE ETIK

PROFES
I LAIN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK

1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat


dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker.
2. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
Resepadalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter
gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk paper
maupun electronic untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
berlaku.
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang
membantu apoteker dalam menjalani Pekerjaan
Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga
Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
Pasal 59
Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memberikan
pertolongan pertama kepada Penerima Pelayanan
Kesehatan dalam keadaan gawat darurat dan/atau
pada bencana untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
Rahasia Kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan

Pasal 73
► Setiap Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan wajib menyimpan rahasia kesehatan Penerima
Pelayanan Kesehatan.
► Rahasia kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan dapat
dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan Penerima
Pelayanan Kesehatan, pemenuhan permintaan aparatur
penegak hukum bagi kepentingan penegakan hukum,
permintaan Penerima Pelayanan Kesehatan sendiri, atau
pemenuhan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 82
Sanksi administratif dapat berupa:
teguran lisan;
peringatan tertulis;
denda adminstratif; dan/atau
pencabutan izin.
KETENTUAN PIDANA

Pasal 83
Setiap orang yang bukan Tenaga
Kesehatan melakukan praktik seolah-
olah sebagai Tenaga Kesehatan yang
telah memiliki izin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 64 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun.
Pasal 84
Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan
kelalaian berat yang mengakibatkan Penerima
Pelayanan Kesehatan luka berat dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun.
Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengakibatkan kematian, setiap
Tenaga Kesehatan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Pasal 85
► Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan sengaja
menjalankan praktik tanpa memiliki STR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1)
dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
► Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing
yang dengan sengaja memberikan pelayanan
kesehatan tanpa memiliki STR Sementara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)
dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 86
Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan
praktik tanpa memiliki izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 ayat (1) dipidana dengan pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus
juta rupiah).
Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing yang
dengan sengaja memberikan pelayanan kesehatan
tanpa memiliki SIP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidana denda
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
UNTUK BAHAN DISKUSI
TUGAS APOTEKER PADA PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTIK :
Pembuatan, pengolahan, peracikan ,
pengubahanbentuk, pencampuran,
penyimpanan, dan penyerahan obat atau
bahan obat
Perencanaan , pengadaan , penyimpanan,
penyaluran, dan penyerahan perbekalan
kesehatan di bidang farmasi lainnya.
Dari peran apoteker diatas akan banyak hal-hal yang
berhubungan dengan kode etik , disiplin apoteker.
Berikan contoh kemungkinan terjadinya pelanggaran
kode etik dari pekerjaan apoteker diatas.
Masing-masing mahasiswa 1 contoh

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai